Anda di halaman 1dari 29

PEMASANGAN INFUS

&
TRANSFUSI DARAH
PADA ANAK

Ns. Ni Kadek Sriasih,M.Kep.,Sp.Kep.An.


PEMASANGAN INFUS
Pemasangan Infus adalah tindakan invasif untuk
memasukan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam
waktu yang lama dengan menggunakan infus set.

TUJUAN
Tindakan pengobatan dan untuk mencukupi kebutuhan
tubuh akan cairan dan elektrolit
Secara umum, keadaan-keadaan yang memerlukan
pemberian cairan infus adalah:
• Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan
tubuh dan komponen darah)
• Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh
dan komponen darah)
• Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan
femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah)
• Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi
• Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
• Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
• Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung
(kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Jenis cairan infus
Berdasarkan osmolaritas serum

• Cairan • Cairan isotonik • Cairan hipertonik


hipotonik • Osmolaritas • Osmolaritas lebih
• Osmolaritas mendekati serum, tinggi dari serum
lebih rendah shg terus berada • Menarik cairan &
daripada serum dlm pembuluh darah elektrolit dr jaringan
• Pada sel yg • Fu/: mengembalikan & sel ke pembuluh
dehidrasi  u/ TD pada ps Syok darah
menarik cairan hipovolemik • Fu/: Menstabilkan
dari pembuluh • Komplikasi: resiko TD, meningkatkan
darah keluar ke overload ps gagal produksi urine,
jaringan ginjal & hipertensi mengurangi edema
• Ex: NaCl 45%, • Ex: Ringer laktak, • Ex: Dekstrose 5%,
Dekstrosa 2,2% NaCl 0,9%, asering NaCl 45%
hipertonik,
Dekstrosa 5%+ RL
Jenis cairan infus
Berdasarkan konsentrasi

Cairan
Kristaloid Cairan Koloid

Asering 1. Albumin
KA-EN 1B 2. Gelofusin
KA-EN 3A & 3B
KA-EN MG 3
KA-EN 4A
infusion sites

Pic (A) Ventral and dorsal aspects of arm and


hand.

Pic (B) Scalp veins (usually only used for


infants.
Vena viewer
Penghitungan cairan infus

Faktor tetes Infus makro: 20 tetes/ menit =


1cc=1ml  untuk Dewasa

Faktor tetes Infus mikro: 60 tetes/ menit=


1cc=1ml  untuk anak-anak

Faktor tetes blood set : 15

Jumlah tetesan per menit = Jumlah cairan (kolf) x Faktor tetes


Lamanya waktu x 60
Contoh
1. Seorang pasien anak usia 10 tahun membutuhkan 500
cc IVFD RL dalam 8 jam.
Berapakah jumlah tetesan infus per menitnya?
Jawab soal 1
• Jumlah tetesan/ menit pada pasien anak:

Jumlah tetesan per menit = Jumlah cairan (kolf) x Faktor tetes


Lamanya waktu x 60
= ( 500 x 60)
( 8 x 60 )
= 30.000 : 480 = 62,5 tetes/ menit = 62 tetes/menit
Bahaya pemasangan infus

• Emboli
• Flebitis
• Infeksi
• Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah kondisi berupa kemerahan dan
bengkak yang biasanya terjadi pada daerah penusukan
infus oleh karena adanya kebocoran larutan yang tidak
disengaja seperti cairan, obat atau nutrisi parenteral ke
dalam jaringan subkutan
(Fonzo-Christe, Parron, Combescure, Rimensberger,
Pfister, & Bonnabry, 2018).
TRANSFUSI DARAH
DEFINISI
• Transfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap
atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah
atau trombosit melalui intravena (IV) untuk tujuan terapi.
• Suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke
dalam darah resipien.
Nilai normal Hb untuk anak dan remaja
Usia Nilai normal Hb ( g/dL)
Saat lahir 13,5 - 18,5
2-6 bulan 9,5 - 13, 5
6 bulan-6 tahun 11,0 - 14,0
6-12 tahun 11, 5 - 15, 5
> 12 tahun (laki-laki) 13,0 - 17, 0
> 12 tahun (perempuan) 12,0 - 15,0
Transfusi darah diberikan pada:
• Perawatan neonatus prematur
• Anak dengan keganasan
• Anak dengan kelainan defisiensi atau kelainan komponen
darah
• Transplantasi organ

 Transfusi darah  reaksi transfusi & komplikasi lain


indikasi transfusi darah harus tepat
 Transfusi darah hanya untuk komponen darah yg
dibutuhkan saja
 Sistem imunologi bayi & anak dapat terganggu dg
pemberian antigen yg tidak diperlukan
Beberapa jenis transfusi darah berdasarkan komponen
darah
• Darah lengkap/ Whole blood (WB) indikasi: perdarahan
akut/ masif disertai hipovolemia. Klien dengan perdarahan
masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume
darah total, syok hemoragi, trauma atau luka bakar

• Sel Darah Merah Pekat/ Packed Red Cells (PRC)


indikasi pada, kadar Hb < 7,0 g/dL atau sesuai kondisi
khusus, ps anemia karena kehilangan darah saat
pembedahan

• Transfusi trombosit konsentrat/ thrombocyte


concentrate (TC) indikasi: perdarahan akibat
trombositopenia (cth: ps dg kanker)
Transfusi PRC

• Dosis transfusi PRC pada anak


 Bila Hb > 6,0 g/dL  10-15 ml/kgBB/hari
 Bila Hb < 5,0 g/dL 5 ml/kgBB dalam 1 jam
pertama, sisanya dihabiskan dalam 2-3 jam
selanjutnya asalkan total darah yg diberikan tidak
lebih dari 10-15 ml/kgBB/hari.

• Dosis transfusi PRC pada neonatus: 20ml/kgBB


gunakan kantong pediatrik yg isinya + 50 ml/ kantong
Transfusi PRC

• Pada Anak: Pemberian PRC 4 ml/KgBB dapat


meningkatkan kadar Hb sekitar 1 g/dL.

• Rumus menghitung kebutuhan PRC:


Kebutuhan PRC=
[ΔHb (target Hb – Hb saat ini) x berat badan x 4 ]

Contoh : anak laki-laki usia 6 th dg thalasemia, Hb saat


ini: 7,5 g/dL dan BB: 18 kg. Hb target 11 g/dL. Maka, dosis
pemberian PRC: ( 11-7,5)X 18 X 4 = 252 ml.
Pemberian transfusi darah
• Cek kembali kantong darah yg diterima dari UPTD (unit
pelayanan transfusi darah)/ PMI. Cek label kantong darah 
kesesuaian nama pasien, nomor rekam medis, tanggal
kadaluarsa, golongan darah, rhesus, volume darah dalam
kantong.

• Kantong darah harus mulai di transfusikan maksimal 30 menit


setelah dikeluarkan dari UPTD

• Gunakan blood set baru dg filter

• Sebelum mulai transfusi darah, ps diberikan larutan garam


fisiologis (NaCl 0,9%) 50-100 mL.
Blood administration set is
Unit of blood connected to
primed with normal saline.
Y-tubing.
Fluid & Blood warmer
Observasi saat transfusi darah
oleh perawat
Pantau reaksi transfusi
Alergi
 Penyebab : Alergen di dalam darah yang didonorkan
 Darah hipersensitif terhadap obat tertentu
• Gejala:
Anaphilaksis (dingin, bengkak pada wajah, edema laring, pruritus,
urtikaria, wheezing), demam, nausea dan vomit, dyspnea, nyeri
dada, cardiac arrest, kolaps sirkulasi
• Intervensi:
• Lambatkan atau hentikan tranfusi
• Berikkan normal saline
• Monitor vital sign dan lakukan RJP jika diperlukan
• Berikan oksigenasi jika diperlukan
• Monitor reaksi anafilaksis dan jika diindikasikan berikan epineprin dan
kortikosteroid
Sepsis

• Penyebab:
Komponen darah yang terkontaminasi oleh bakteri atau endotoksin
Gejala:
Menggigil, demam, muntah, diare, penurunan tekanan darah yang
mencolok, syok
Intervensi:
• Hentikan tranfusi
• Ambil kultur darah pasien
• Pantau tanda vital setiap 15 menit
• Berikan antibiotik, cairan IV, vasoreseptor dan steroid sesuai
program
Pencegahan:
Jaga darah sejak dari donasi sampai pemberian
Urtikaria

Penyebab:
Alergi terhadap produk yang dapat larut dalam plasma donor
Gejala:
Eritema lokal, gatal dan berbintik-bintik, biasanya tanpa demam
Intervensi:
• Hentikan transfusi
• Ukur vital sign tiap 15 menit
• Berikan antihistamin sesuai program
• Transfusi bisa dimulai lagi jika demam dan gejala pulmonal tidak ada
lagi
Pencegahan:
Berikan antihistamin sebelum dan selama pemberian tranfusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Kondisi pasien sebelum ditransfusi, saat


transfusi dan setelah transfusi
Kecocokan darah yang akan dimasukkan
Label darah yang akan dimasukkan
Golongan darah klien
Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau
tidak)
Homogenitas (darah bercampur semua atau
tidak)
Segera hentikan transfusi jika terjadi reaksi
transfusi

Anda mungkin juga menyukai