Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ni Nyoman Ayu Intan Pratiwi

Nim/No : 17C10163/29
Kelas : Ilmu Keperawatan C
TK/SMT : II/III

TUGAS KOMUNIKASI KEPERAWATAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003).

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling


memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in
adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke
dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima
bantuan (Indrawati, 2003).

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut (Indrawati, 2003), tujuan komunikasi terapeutik :

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dan diri sendiri.

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh
kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan
perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang
mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

C. Helping Relationship

Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua (atau lebih) individu maupun
kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan.
Pada konteks keperawatan hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan
klien. Ketika hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong (helper)
membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.

 Karakteristik Helping Reletionship

Menurut Roger dalam Stuart G.W (1998), ada beberapa karakteristik seorang helper


(perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik,yaitu:

1) Kejujuran

Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran mustahil bisa terbina hubungan
saling percaya. Seseorang akan menaruh rasa percaya pada lawan bicara yang terbuka dan
mempunyai respons yang tidak dibuat-buat, sebaliknya ia akan berhati-hati pada lawan bicara
yang terlalu halus sehingga sering menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan
kata-kata atau sikapnya yang tidak jujur (Rahmat, J.,1996 dalam Suryani,2005).

2) Tidak membingungkan dan cukup ekspresif

Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang


mudah dipahami oleh klien dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit. Komunikasi
nonverbal perawat harus cukup ekspresif dan sesuai dengan verbalnya karena
ketidaksesuaian akan menimbulkan kebingungan bagi klien.

3) Bersikap positif

Bersikap positif terhadap apa saja yang dikatakan dan disampaikan lewat komunikasi
nonverbal sangat penting baik dalam membina hubungan saling percaya maupun dalam
membuat rencana tindakan bersama klien. Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap
hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.

Untuk mencapai kehangatan dan ketulusan dalam hubungan yang terapeutik tidak
memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan tertentu diantara perawat dan klien akan tetapi
penciptaan suasana yang dapat membuat klien merasa aman dan diterima dalam
mengungkapkan perasaan dan pikirannya (Burnard,P dan Morrison P,1991 dalam
Suryani,2005).
4) Empati bukan simpati

Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini
perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan
dan dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam Suryani,2005).

Dengan bersikap empati perawat dapat memberikan alternative pemecahan masalah


karena perawat tidak hanya merasakan permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut
dalam perasaaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian masalah secara objektif.

5) Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien

Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor,
Lilis dan Le Mone, 1993), oleh karenaya perawat harus mampu untuk melihat permasalahan
yang sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk mampu melakukan hal ini
perawat harus memahami dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan aktif dan penuh
perhatian.

Mendengarkan dengan penuh perhatian berarti mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-
kata dan perasaan) tanpa melakukan seleksi. Pendengar (perawat) tidak sekedar
mendengarkan dan menyampaikan respon yang di inginkan oleh pembicara (klien), tetapi
berfokus pada kebutuhan pembicara. Mendengarkan dengan penuh perhatian menunjukkan
sikap caring sehingga memotivasi klien untuk berbicara atau menyampaikan perasaannya.

6) Menerima klien apa adanya

Seorang helper yang efektif memiliki kemampuan untuk menerima klien apa adanya. Jika
seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan
interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai Ontong, 1995 dalam Suryani, 2005). Nilai yang
diyakini atau diterapkan oleh perawat terhadap dirinya tidak dapat diterapkan pada klien,
apabila hal ini terjadi maka perawat tidak menunjukkan sikap menerima klien apa adanya.

7) Sensitif terhadap perasaan klien

Seorang perawat harus mampu mengenali perasaan klien untuk dapat menciptakan
hubungan terapeutik yang baik dan efektif dengan klien. Dengan bersikap sensitive terhadap
perasaan klien perawat dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang
menyinggung privasi ataupun perasaan klien.

8) Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri

Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien sebagai individu yang ada pada
saat ini, bukan atas masa lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.

D. Fungsi Komunikasi Terapeutik.


            Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan
dalam perawatan (Purwanto, 1994).
            Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal
ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik
yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
Didalam sumber yang lain dikatakan bahwa manfaat atau fungsi komunikasi terapeutik
adalah:

a) Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien.


b) Mengidentivikasi,atau mengungkap perasan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yg di lakukan perawat.
c) Memberikan pengertian tingkalaku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang
di hadapi.
d) Mencegah tindakan yang negative terhadap pertahanan diri pasien.

E. Prinsip Komunikasi Terapeutik Dari Berbagai Teori/Pendapat.


Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan
yang  konstruktif  diantara perawat-klien. Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik
mempunyai  tujuan  untuk membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan.
Oleh karenanya sangat penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi
terapeutik berikut ini;
 Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan, 
didasarkan pada prinsip ‘humanity of nurses and clients’. Hubungan ini tidak hanya
sekedar  hubungan seorang penolong (helper/perawat) dengan kliennya, tetapi hubungan
antara manusia yang  bermartabat (Dult-Battey,2004).
 Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter, memahami 
perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya,
dan  keunikan setiap individu.
 Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun
penerima  pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga
diri klien.
 Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus dicapai 
terlebih dahulu sebelum menggali  permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan 
masalah (Stuart,1998). Hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci
dari komunikasi terapeutik.
Beberapa prinsip komunikasi terapeutik menurut Boyd & Nihart (1998) adalah :
 Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
 Tingkah laku professional mengatur hubungna terapeutik.
 .Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
 Kerahasiaan klien harus dijaga.
 Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
 Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah
laku klien dan memberi nasehat.
 Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya secar rasional.
 Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan
subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
 Implementasi intervensi berdasarkan teori.
 Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan
terapeutik.
F. Teknik Komunikasi Terapeutik
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), teknik komunikasi terapeutik dalam keperawatan yaitu: 
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian 

Perawat berusaha mendengarkan klien dan menyampaikan pesan verbal dan non-verbal,
untuk menunjukkan bahwa perawat perhatian akan kebutuhan dan masalah klien.

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan
verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. 

2. Menunjukkan penerimaan 

Menerima disini bukan berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan
orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Perawat tidak harus selalu menerima
semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindari ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak
percaya. 

3. Menanyakan pertanyaan berkaitan 

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapat informasi yang spesifik mengenai klien.
Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang sedang dibicarakan dan dengan
menggunakan kata-kata dalam konteks budaya klien. Hal yang harus diperhatikan, pertanyaan
diajukan secara berurutan. 

4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri 

Teknik komunikasi terapeutik yang keempat ini dapat dijelaskan bahwa dengan mengulang
kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik, sehingga klien mengetahui bahwa
pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. 

5. Klarifikasi 

Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat dapat menghentikan percakapan untuk


mengklarifikasi dengan menyamakan persepsi. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat
perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien. 

6. Memfokuskan 
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi pembicaraan, sehingga lebih spesifik dan
dimengerti. Perawat tidak seharusnya menghentikan pembicaraan ketika klien menyampaikan
masalahnya, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi baru.

7. Menyampaikan hasil observasi 

Menyampaikan apa yang telah diamati perawat dari pesan verbal dan non-verbal klien, dapat
dijadikan sebagai umpan balik terhadap apa yang telahdikemukakan oleh klien. Hal ini sering
membuat klien dapat berkomunikasi dengan jelas, tanpa harus bertambah dengan memfokuskan
dan mengklarifikasi pesan yang telah disampaikan. 

8. Menawarkan informasi 

Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih mendalam bagi klien
terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi berarti memberikan pendidikan kesehatan
bagi klien. Selain itu, akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat.

Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika menawarkan informasi, tetapi
memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan terkait keadaanya. 

9. Diam 

Diam memberikan perawat dan klien waktu untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan
metoda diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan
perasaan kurang nyaman. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya
sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam terutama berguna bagi klien
ketika harus mengambil keputusan. 

10. Meringkas 

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat dalam mengulang aspek penting dalam
interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembcaran dengan topik yang berkaitan. 

11. Memberikan penghargaan 


Penghargaan yang diberikan jangan sampai membuat klien terbebani, dalam artian klien
kemudian akan berusaha keras untuk mendapatkan penghargaan tersebut dan melakukan segala
cara dalammendapatkannya. 

12. Menawarkan diri 

Teknik ini harus dilakukan tanpa pamrih, karena mungkin klien belum siap untuk
berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu membuat dirinya
dimengerti. 

13. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan 

Biarkan klien merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya, perawat dapat
menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka
pembicaraan. 

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan 

Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan hampir selalu pembicaraan, yang mengindikasikan
bahwa klien sedang mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik untuk melanjutkan
pembicaraan. Perawat harus berusaha untuk menafsirkan daripada mengarahkan diskusi/
pembicaraan. 

15. Menempatkan kejadian secara teratur 

Akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif Kelanjutan dari
suatu kejadian akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.
Kelanjutan dari suatu kejadian dapat membantu perawat-klien untuk melihat kejadian berikutnya
sebagai akibat dari kejadian sebelumnya. Perawat akan dapat menentukan pola kesukaran
interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien
guna memenuhi kebutuhannya. 

16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya 


Klien harus bebas menguraikan persepsinya kepada perawat. Waspadai timbulnya gejala
ansietas ketika klien menceritakan pengalamannya. 

17. Refleksi 

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya
sebagai bagian dari dirinya. 

G. Perbedaan Komunikasi Terapeutik Dengan Komunikasi Sosial.

Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial (Purwanto,1994)yaitu:

 Komunikasi Terapeutik:
a) Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
b) Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan,berfokus kepada
pasien yang membutuhkan bantuan.
c) Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan
cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat
mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya.Selain itu
membantu pasien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadari
sebelumnya.
 Komunikasi Sosial:
a. Terjadi setiap hari antar-orang per orang baik dalam pergaulan maupun
lingkungan kerja.
b. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan.
c. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan,aktivitas sosial,dan lain-lain.
d. Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan
dan rasa senang.
e. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.
H. Faktor Yang Menunjang Dan Menghambat Dalam Komunikasi Terapeutik.
 Kurang pengetahuan. Seorang perawat yang kurang pengetahuan , terkadang akan
mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan pasien.
 Kurang memahami budaya pasien, dapat menyebabkan perawat susah berkounikasi
dengan pasien.
 Jarak fisik. Komunikasi akan tidak lancar apabila jarak komunikan dengan
komunikater terlalu jauh atau terlalu dekat.
 Berbicara yang berlebihan. Seringkali akan mengakibatkan penyimpangan dari pokok
pembicaraan.
 Pengiriman pesan. Salah satu hambatan pada saat komunikasi berlangsung. Biasanya,
pengirim pesan tidak mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan yang
akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan.
 Kemampuan pemahaman yang berbeda.
 Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Perawat yang kurang cakap dalam
berbicara, berbicara tersendat-sendat, dapat menyebabkan pasien menjadi kesal.
 Sikap yang kurang tepat. Seorang perawat yang sedang berbicara atau melayani
pasien harus memberikan sikap yang baik dan sopan agar pasien merasa nyaman dan
tenang.
I. Hambatan-Hambatan Komunikasi Terapeutik
Hambatan-hambatan komunikasi terapeutik dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien
terdiri dari tiga jenis utama : resisten, tranferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998).
a) Resisten 
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang
dialaminya. Resisten merupakan kerengganan alamiah atau penghindaran verbalisasi yang
dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan masalah aspek diri seseorang. Resisten
sering merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk
berubah telah dirasakan. Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja,
karena fase ini banyak berisi penyelesaian masalah. 
b) Transferens 
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap
perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya dimasa lalu. Sifat yang
paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan mekainsme
pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Dua jenis reaksi utamanya adalah
bermusuhan dan tergantung. 
c) Kontertranferens 
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Kontertranferens
merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi
maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini
biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan
atau membenci dan reaksi sangat cemas seringkali digunakan sebagai respon terhadap resisten
klien. 

Anda mungkin juga menyukai