Anda di halaman 1dari 41

Pertemuan ke -11

RESUSITASI CAIRAN
& ELEKTROLIT
Keperawatan Gawat Darurat (KGD)

Ns. Naziyah S.Kep.M.Kep


Definisi

Tindakan yang dilakukan dengan


pemberian cairan untuk mengatasi
syok dan menggantikan volume
cairan yang hilang akibat
perdarahan atau dehidrasi
TUJUAN

 Untuk
menggantikan
volume cairan
tubuh yang hilang
sebelumnya,
menggantikan
cairan hilang yang
sedang berlangsung
dan mencukupi
kebutuhan cairan
sehari
Penilaian klinis kebutuhan
cairan :
 Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi
adekuat
 Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary
Refil Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat
 Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi
hipervolumia
Cont…..

Takikardi saat istirahat, tekanan darah


menurun bisa jadi sirkulasi abnormal

Turgor kulit menurun, mukosa mulut


kering dan kulit tampak keriput : defisit
cairan berat

Produksi urin yang rendah bisa jadi karena


hipovolumia
Jalur masuk Cairan :

Enteral : oral atau lewat pipa


nasogastric

Parenteral : lewat jalur


pembuluh darah vena

Intraoseous : pada pasien


balita
Jenis-jenis cairan :

Enteral : oralit
(oral rehidration Parenteral :
solution), larutan kristaloid, koloid
gula garam, larutan dan transfusi
air tajin dll.
PENDEKATAN RESUSITASI

Langkah :
 Definisikan masalah
 penyebab
 berat ringannya masalah
 jenis kehilangan cairan
 kejadian & kehilangan cairan
 termsk yg sedang terjadi
 Mulailah pemberian scr
tepat
 Hitung cairan ygdiberikan
 Pilih jenis cairan yg dibthkan
 Resusitasi cairan dgn urutan , isi:
Intravaskuler 🡆Interstisiil
🡆Intrasel
 Pertama beri volume
 kemudian produk darah
 terakhir beri Nutrisi
 Terapi penyakit yang mendasari
 Kaji ulang pasien sesering mungkin
K R I S TA L I O D >< K O L O I D
Kristaloid :
 Bersifat isotonik, maka efektif dalam
mengisi sejumlah volume cairan
(volume expanders) ke dalam
pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera.
 - berisi elektrolit (RL N aCl, dll.)
 - 30-60 mnt di IV.
 Kelompok
cairan non
ionik yang
kebanyakan
bersifat iso-
osmolar
 Tidak mengandung
partikel onkotik sehingga
tidak menetap di
intravascular
 Cairan ini baik untuk
tujuan mengganti
kehilangan volume
terutama kehilangan
cairan interstisial.
⚫Harganya murah, tidak
menyebabkan reaksi anafilaksis
⚫Pemberian berlebih akan
menyebabkan edema paru dan
edema perifer.
⚫Untuk resusitasi digunakan Ringer
Laktat (RL), Ringer Asetat (RA) dan
NaCl 0,9%
Koloid :
⚫ sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh
darah.
⚫ molekul besar , tidak mudah
keluar dari
intravaskular
⚫ Dilengkapi dgn elektrolit
⚫ Albumin,Haes,
⚫ Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis
⚫Koloid :
⚫Sebagian besar menetap di intravaskuler
⚫Koloid yang bersifat plasma
ekspander akan menarik cairan
ekstravaskuler ke intravaskuler
⚫Pemberian berlebih dapat
menyebabkan edema paru tetapi
tidak akan menyebabkan edema
perifer.
⚫Untuk resusitasi digunakan Dekstran,
HES, gelatin
Keuntungan
koloid :
 Cairan tetap berada di intravaskuler
 Albumin bersifat fisiologis
 Sedikit mybk Edema -sedikit ke
interstisiil

Kerugian koloid
 harganya mahal
 Terkadang reaksi alergik.
Mana yang tepat untuk
melakukan Resusitasi ??

Prinsip
Koloid 🢂 intravaskule
Kristaloid 🢂 r interstisiil
Cairan yg harus diganti
:
 cairan yg baru saja hilang
 cairan hilang yg sedang tjd,
ukur output, drain, demam/keringat
banyak, kehilangn cairan pd ruang
ketiga
( cairan pleura, cairan peritoneal ).
 Kebutuhan Normal pasien

PENG GANTIA N CAIRAN


Resusitasi
pada shock Hipovolemik

Pasang infus pada vena besar


◦ Vena cubiti, basalika
◦ Vena jugularis externa posisi kepala
leher tetap in-line)
◦ Vena subclavia
Cairan pengganti mana yang
terbaik ?

Pada
Perdarahan:
⚫ RL ----- SAMA BAIKNYA - (no.1)
⚫NaCl - (no.2)
⚫0,9%
Dextrose/ringer dex/potacol - TIDAK
BOLEH
⚫Koloid/ Plasma Expander - setelah Rl
⚫Hipertonik saline - ya, jk ada
Perdaraha
nPosisi shosk
IV besar 2 bh (no.16 /
18)
Sampel darah (PMI)

Infus RL 1000 (+1000 )


Perfusi membaik perfusi, nadi,
Nadi < 100sistolik > sistolik masih
msh shock
100 buruk,
(+) RL lagi s/d 2-4X vol hilang
Lambatkan infus Jika ada transfusi
End point fluid resus

 Perfusi kembali hangat, pink


 BP sikitar 90 – 100mmHg
 u/o ½ - 1 ml/jam/kgbb

 Bukan B P normal ---- resiko rebliding


TERAPI C A I R A N PADA S Y O C K

Syock
t=idak adekuatnya pengiriman oksigen ke jaringan.
Syock dapat terjadi secara global ataupun
regional. diklasifikasikan :
 Hipovolemik
 Cardiogenik
 Distributif ( sepsis, anafilaktik,
spinal )
 Obstruktif ( atau mekanik )
⚫Diagnosa syock dapat dilihat dari gambaran
klinis dan hemodinamik.
Pengkajian status cairan di masing-masing ruang tubuh
:
 Volume intravaskuler:
Heart rate,TD,Tekanan JVP, U/O, Postural.
 Volume interstisiil:
Turgor kulit dan membran mukosa
 Volume intra
sel: Osmolalitas

 Untuk pengkajian tingkat berat-ringannya


dehidrassi harus dengan memperhatikan susunan
cairan tubuh
P E N G H I T U N G A N PE N G G A N T I A N
C A I R A N PADA S H O C K

Penghitungan cairan yang hilang


 Jumlah kekurangan cairan yang ada
 Jumlah kehilangan yg sedang
berlangsung
 J umlah kehilangan cairan yang
terlihat/ tidak .
Patokan
kecepatan
 4 jam 1: :
50% ke(-) dan 100% kehilangan saat
 Pada 12 jam ini
pertama 75% kehilangan saat
ke(-) dan 100% ini
 Pada
100% 24 jam 100% kehilangan
ke(-)dan
saat ini pertama

24 jam kemudian
100% dari kehilangan yang terjadi digantikan
PRINSIP
⚫ Resusitasi syock secepat mungkin
⚫ Koloid digunakan jika memungkinkan & rasional.
⚫ Tujuan Resusitassi
◦ Mean Atrial Pressure( MAP )  dari 65 mmHg,
◦ urin output 0.5 ml/kgBB/jam.
⚫ Selama resusitasi cek :
◦ heart rate ( HR ) , tekanan darah , u/o harus
terus menerus dipantau
Transfusi
Darah :
 Dipertimbangkan
pemberiannya bila
hemodinamika tidak
stabil meskipun cairan
sudah cukup banyak dan
hemoglobin < 7 g/dl serta
pasien masih berdarah
kecuali pada penderita
jantung, hemoglobin <
10 g/dl harus ditranfusi
 Penyediaannya
membutuhkan
golongan darah
donor dan
resipien serta
cross check
darah
Cont…

 Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yang lengkap


seperti malaria, hepatitis, HIV dan lain-lain
 Dapat menyebabkan reaksi tranfusi
 Untuk resusitasi biasanya dalam bentuk Whole Blood
Concentrate (WBC).
 Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat RED
( Rare Expensive Dangers). Rare = penyediaannya
terbatas, Expensive = harganya mahal, Dangers =
berbahaya karena bisa menyebabkan reaksi transfusi dan
penyebaran penyakit
Kalium
Sangat penting untuk
mempertahankan Potensial
membran listrik. Gangguan kalium
berefek pada kardiovaskuler,
neuromuskuler dan
gastrointestinal
Hipokalemi ( < 3.5 mEq/L )

Terapi medis hipokalemia antara lain :


 Menghentikan pemberian obat yang berpengaruh
 Koreksi hipomagnesia dan gangguan elektrolit
lainnya
 Koreksi alkalosis
 Pemberian suplemen kalium :
jika kadar kalium > 3 mEq dan asimtomatik maka
pemberian k+ dpt diberikan secara oral ( garam
kalium)
 Jika terjadi asidemia maka koreksi kalium
Penatalaksanaan Keperawatan :
Pada koreksi kalium secara intravena
maka pemberiannya
- harus dilakukan secara drip / titrasi
- kecepatan konstan
- maksimal pemberianya 20 mEq/ jam
(dianjurkan 10 mEq/j)
- dainjurkan dlm 1 plabot max 40 mEq/ jam
- gunakan vena besar. Hentikan jk terjadi
gjl plebitis
Hiperkalemia (kadar kalium > 5.5 mEq/L )
Terapi medis pada hiperkalemia adalah :
- Kenali dan terapi penyakit yang mendasari
- Menghentikan obat yang berpengaruh
- Batasi pemasukan kalium
- Koreksi abnormalitas elektrolit lain dan
koreksi asidemia
- Jiikaterjadi perubahan EKG
menandakan perlunya dilakukan terapi segera
yaitu :
- Pemberian KCL 10% 5 – 10 ml IV
secara lambat jika terjadi gambaran abnormal EKG
yang kemuadian diikuti dengan pemberian terapi
lain
Lanjutan…..

 Untuk distribusi kalium dapat diberikan Natrium


bikarbonat 1 mEq/kg BB intravena dengan pemberian
sangat lambat atau dengan pemberian 50 grD5%
ditambah Reguler Insulin 10 UI intravena secara drip.
 Untuk mengeluarkan kalium dari tubuh dapat
dengan pemberian antidiuretik ( Furosemide ) dialisa
atau terapi lain.
Magnesium
Penting dalam transfer
energi dan stabilitas
kelistrikan tubuh.

Hipomagnesemia(Mg < 1.6


mg/dL)
Manifestasi klinis:
aritmia, vasospasme, iskemik
otot jantung, kelemahan, tremor,
kejang, tetani, koma dan
abnormalitas elektrolit lain
(hipokalemia & hipokalsemia).
Terapi medis meliputi :

- terapi penyakit yang mendasari


- koreksi abnormalitas elektrolit lain
- Penggantian magnesium.

Untuk terapi emergensi


(adanya aritmia )beri 1-2 gram MgSO4
I.V dalam 5 – 10 menit.
SOAL
Segera 1. Laki-laki 20 tahun 60 Kg, datang
dengan fraktur femur, berdarah
Jawab banyak, kesadaran somnolen,
TD 70/Palpasi, nadi 155
dengan kali/menit, perfusi dingin.
tepat & Bagaimana resusitasi cairan ?

Benar!!
A. Cairan Resusitasi :
Grade IV (>40 % EBV), EBV = 70 x BB
70 x 60 = 4200
50% dari 4200 = 2100 cc/hari

Kristaloid : 2100 x 3 = 6300 cc/hari


8 Jam Pertama : 3150 x 20 = 63000 tts/480 = 131.25
tts/mnt
16 Jam berikut : 3150 x 20 = 63000 tts/960 = 65.6 tts/mnt
2. Seorang Laki-laki 20 tahun dengan Luka Bakar pada ekstremitas
kiri, separuh dada separuh punggung. Tentukan cairan resusitasi
berdasarkan formula Baxter ?

A. Formula Baxter : 4 cc x BB x %LB/24Jam


: 4 x 60 x 45% /24jam
: 240 x 45% = 108cc/hari
8 Jam pertama : 54 x 20 = 1080 tts/480 = 2.25 tts/mnt
16 Jam berikut : 54 x 20 = 1080 tts/960 = 1.125 tts/mnt
Terimakasih
Ada Pertanyaan???

Anda mungkin juga menyukai