Duddy Gumilar
RESUSITASI CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
Total Body Water
TERAPI CAIRAN
Resusitasi Rumatan
2. Persiapan alat
3. Posisi
4. Prosedur
5. Follow-up.
Persiapan pasien
“Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik sebelum resusitasi
cairan ----- > keparahan syok yang dialami”.
1. Anamnesis
a. Tanda Syok
✓ Akral dingin
✓ Edema paru
✓ Edema perifer
✓ JVP meningkat
Persiapan Alat
Komposisi Normal Saline : 154 mEq/L Na+ dan Cl-, dengan pH 5,7 dan
osmolalitas 308 mOm/L.
KETERANGAN
Kristaloid Ringer Laktat Lebih murah
Dewasa
Pemasangan rute vena perifer dan vena femoralis ----- > supinasi
Anak
Secara umum, posisi pasien anak tidak jauh berbeda dengan pasien
dewasa.
Prosedur
Prosedur resusitasi cairan terbagi berdasarkan jenis kondisi pasien :
1. Syok hemoragik
bolus 1 liter kristaloid
dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali jumlah perdarahan.
2. Syok kardiogenik
Pemberian fluid challenge, 100 – 250 ml normal saline.
3. Syok neurogenik
Cairan 1 – 2 liter kristaloid (2 jalur vena)
Resusitasi cairan diberikan hanya sebagai terapi suportif
Resusitasi diikuti dengan pemberian vasopresor
PROSEDUR
4. Syok Septik
Resusitasi cairan dalam jumlah banyak : 6 – 10 L kristaloid dan
2 – 4 L koloid pada 6 jam pertama untuk mencapai target
CVP 8 – 12 mmHg.
5. Syok Hipovolemik
Resusitasi cairan dengan 3:1 rule (3 mL kritaloid untuk tiap 1 mL
estimasi kehilangan darah)
2. OLIGO-URIA
BERHUBUNGAN DENGAN SYSTEMIK VASKULAR RESISTANCE DAN
REDUKSI CARDIAC OUTPUT)
4. BLOOD PRESSURE
5. HEART RATE
1. Kriteria klinik, seperti tekanan darah, nadi, volume urin, dan CVP
Ringer Laktat
4 ml/Kg BB/ % Luas Luka Bakar/ 24 Jam
✓ 2000 ml glukosa.
HIPERKALEMIA
Bila kadar K > 7 mEq/L : Ca Glukonas 10%, dosis 0,1-0,5 mL/kgbb i.v.
dengan kecepatan 2 mL/menit
Dosis dewasa 15-30 g oral, daily, dilarutkan dalam 30-50 mL air, dosis
terbagi 2 - 3 kali sehari.
HIPOKALEMIA
Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 75
mg/kg/hari p.o. dibagi 3 dosis
Renapar ® mengandung K-L aspartat 300 mg, Mg L-aspartat 100 mg, untuk
suplementasi K dan Mg pada penyakit jantung dan hati, untuk hipokalemia dan
hipomagnesemia akibat penggunaan diuretik jangka panjang
KOREKSI ELEKTROLIT
HIPOKALSEMIA
Definisi : kadar Ca di bawah 8,0 mg/dL atau ion Ca kurang dari 4,6
mg/dL
Penatalaksanaan akut :
Calsium chloride 10-20 mg/kg i.v.
Ca glukonate 50-100 mg/kg/dosis
1. Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang terdiri atas CES dan
CIS dengan komposisi dengan komposisi elektrolit yang
berbeda.elektrolit yang berbeda.
1. Preload
• Beban awal dimana otot jantung direnggangkan sebelum
ventrikel kiri berkontraksi
2. Afterload
3. Kontraktilitas
✓ No direct measure
Cardiac Output (curah jantung)
CO = HR X SV
X SVR
Heart pressures
PRESSURE IN HEART
Normal
Vessel
ALIRAN
TEKANAN
ALIRAN =
TAHANAN
VASOCONSTRICTION:
→ Angiotensin II, ADH, Adrenaline,
NorEphinephrine, Metaraminol
ALIRAN
TEKANAN
ALIRAN =
TAHANAN
ALIRAN
OBSTRUCTION: →
Trombus, sclerotic
TEKANAN VASODILATATION:
→Nitroglyserine,
ALIRAN = Nitroppruside,
TAHANAN milrinone, dobutamine
Cardiogenic Distributive
Shock Shock
Inotropes
Vasopressor
Volume =
Blood
Hypovolemic
Fluids Shock
Tujuan monitoring hemodinamik
invasif
1. Syok
3. Edema paru
7. Temponade jantung
9. Hipertensi pulmonal
✓ Transducer
Merubah peristiwa2 fisiologis kedalam sinyal2 elektrik (ekg,
tekanan, temperatur, cahaya)
✓ Amplifier
Menangkap sinyal elektrik dan mentransmisikan kelayar
monitor
✓ Monitor Display
Layar monitor (gambaran gelombang, nilai pressure)
KOMPONEN MONITORING
HEMODINAMIK
Perawatan kateter
Heparinized solution (sesuai protokol)
Pressure bag
HEMODINAMIK
MONITORING
Arteri line
INVASIF CVP
JVP
Arteri line
Monitoring tekanan arteri pulmonalis
RAP; CVP
ARTERI LINE
Dapat mengukur :
* Cardiac output
* Hemodynamic Profile
SWANZ GANZ (PA KATETER)
Dapat mengukur :
* Cardiac output
* Hemodynamic Profile
KOMPLIKASI
* Tertusuk myocard
* Valvular damage
* Pulmonary infark
Indikasi :
2) Henti jantung
Dosis : 0,5 mg IV diulang 3 – 5 mnt , tidak melebihi dosis total
0,04 mg/dl (total 3 mg)
AMIODARON
Indikasi :
2. Defibrilasi
3. Kardioversi
1. Defibrilator Monofasik
✓ Defibrilasi dilakukan pada kondisi henti jantung yang disebabkan VT, VF,
atau VT polimorfik (Torsades de pointes).
✓ VF (Ventrikel Fibrilasi)
ENERGI KEJUT DEFIBRILASI
Dewasa
✓ Asistol
1. Defibrilator
2. Jeli
3. Electrode pads
4. Troli emergensi.
Prosedur Defibrilasi
1. Hidupkan defibrilasi
3. Pilih paddles (atau lead I, II, III) melalui tombol lead select
.
PROSEDUR DEFIBRILASI
6. Nilai kembali irama pada monitor apakah masih VF/VT tanpa nadi
7. Tekan tombol pengisi energi (charge) pada paddle apeks atau pada unit
defibrilator
10. Nilai kembali irama pada monitor, apabila tetap VF/VT tanpa nadi
tekan tombol discharge pada kedua padlle
KARDIOVERSI
2. Atrial Fluter
INDIKASI KARDIOVERSI
3. Atrial Fibrilasi
VT nadi teraba
2. Jeli,
3. Elektroda EKG
4. Obat-obat sedasi/analgesi
5. Troli emergensi
PROSEDUR KARDIOVERSI
Prosedur tindakan kardioversi sama dengan prosedur
tindakan defibrilasi, hanya yang membedakannya
dalam hal :
1. Posisi Anterior-Posterior
2. Posisi Apex-Sternum
Permanent Pace Maker (PPM)
Prosedur TCP
1. Elektroda atau adhesive pads ditempel pada dinding dada pada posisi
standaratau postero anterior.
2. Tentukan modul pacu jantung yang akan dipakai : demand atau fixed
rate
5. Berikan analgesi/sedasi