Te r a p i d a n P e r h i t u n g a n C a i r a n
.
Cairan Kristaloid
o Cairan untuk resusitasi awal pada pasien: syok hemoragik,
syok septic seperti luka bakar, pasien dengan trauma kepala
dll.
o Normal saline dan ringer laktat → paling banyak digunakan
o Memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular dan
menyebar/mengisi ruang interstisial dan intravaskular.
o Diberikan 2-3x lebih banyak dari jumlah cairan yang hilang.
(1/4 cairan kristaloid yang bertahan di intravaskular)
o Pada perdarahan masif → cairan koloid/produk darah.
Komposisi Cairan Kristaloid
lanjutan
Jenis Cairan Kristaloid
1. Isotonis (konsentrasi partikel dalam larutan = plasma tubuh)
• Bertahan dalam intravaskuler dan berpindah ke interstisial
secara seimbang
• Contoh: RL, NS (NaCl 0.9%), dan D5 ¼ NS
2. Hipertonis (konsentrasi partikel dalam larutan > plasma tubuh)
• Cairan dari intrasel/interstisial tertarik ke dalam kompartemen
intravaskuler.
• Contoh: D5 NS, NaCl 3% dan D5 RL
3. Hipotonis (konsentrasi partikel dalam larutan < plasma tubuh)
• Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstisial dan
intrasel
• Contoh: D5, RA
lanjutan
Cairan Koloid
o Sebagai pengganti plasma atau “plasma expander”
o Mempunyai berat molekul besar dengan aktivitas osmotik
→ cenderung bertahan agak lama dalam ruang
intravaskuler.
o Mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan
efisien → mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih
sedikit cairan dari pada kristaloid.
lanjutan
Jenis Cairan Koloid
1. Albumin
− Larutan koloid murni yang berasal dari plasma manusia.
Waktu paruh albumin intravaskular sekitar 16 jam,
dengan sekitar 90% tetap bertahan dalam intravascular 2
jam setelah pemberian.
2. Dextran (dextran 40 dan 70)
− Penggunaan dextran dicampur dengan NaCl,
dekstrosa/RL. Waktu paruh intravaskular sekitar 6 jam.
Dosis: 1,5 gr/kgBB. Dosis max 20 ml/kgBB/hari.
− Dextran 40 kontraindikasi syok hipovolemik
lanjutan
Jenis Cairan Koloid
3. Gelatin
− Digunakan sebagai pengganti volume primer pada
hipovolemia dan stabilisasi sirkulasi perioperatif.
− Lebih sering menimbulkan reaksi alergik daripada koloid
yang lain (kemerahan kulit) dan pireksia
4. Hydroxylethyl Starch (HES)
− Sebagai terapi dan profilaksis hipovolemia dan syok
(hemoragik, traumatik dan septik)
− Dosis: 20 ml/kgBB/hari.
Perbandingan Kristaloid dan Koloid
Sifat-Sifat Kristaloid Koloid
Rumus 4 - 2 - 1
• 4ml/kgBB/jam untuk BB 10kg
pertama
• 2ml/kgBB/jam tambahkan untuk
BB 10kg kedua
• 1ml/kgBB/jam tambahkan untuk
sisa BB
3. Pasca Bedah
Tergantung dengan masalah yang dijumpai, bisa
menggunakan cairan pemeliharaan, cairan pengganti atau
cairan nutrisi.
lanjutan
Mengganti cairan yang hilang selama tindakan
dikaitkan dengan luas/besar trauma.
Contoh: BB 60kg.
Berapa kebutuhan cairan yang harus dipenuhi untuk?
0
3
Kesimp u l a n
Kesimpulan
Tubuh manusia sebagian besar tersusun dari air. Secara garis besar
terbagi ke dalam dua kompartemen, yaitu intraselular (40%) dan
ekstraselular (20%).
Terapi cairan dibagi menjadi dua bagian dasar yakni resusitasi
ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh yang
terdiri dari kristaloid dan koloid; serta terapi rumatan ditujukan
untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi yang
terdiri dari elektrolit dan nutrisi.
Daftar Pustaka
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2017. 6 (5): h.272 – 301.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Management of Patients with Fluid
and Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical
Anesthesiology 5th ed. New York: Mc-Graw Hill. 2013; 4 (49): h. 1107 – 40.
• Hall, J. (2014). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed.
Singapore: Elsevier Health Sciences.
• Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and
Electrolytes. Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic
Practice 3rd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2015.
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi
kedua. Jakarta: Bagian anestesiologi dan terapu intensif FKUI. 2009.
Terima Kasih