Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

TERAPI CAIRAN PADA ANAK

MARIA LIDYA PHOA

PEMBIMBING :
DR. ALBERT DANIEL SOLANG, SP.A
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK
PERIODE 26 februari 2018 – 5 meI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2018
PENDAHULUAN

• Cairan tubuh merupak larutan yang terdiri dari air dan zat pelarut,
sedangkan elektrolit merupakan zat kimia yang akan menghasilkan ion.
• Cairan dan elektrolit menciptakan lingkungan intraseluler dan
ekstraseluler untuk semua sel dan jaringan tubuh.
• Bila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi pada
semua golongan penyakit.
• Terapi cairan bertujuan untuk menjaga dan memulihkan volum cairan tubuh
agar tetap seimbang.
SUMBER UTAMA CAIRAN

• Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber utama:


• (1). Berasal dari air atau cairan dalam makanan, yang normalnya
menambah cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari, dan
• (2). Berasal dari sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat,
yang menambah sekitar 2300 ml/hari.
PERSENTASE CAIRAN TUBUH
Persentase dari total cairan tubuh Air Tubuh Total dalam Persentase Berat Badan
bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain: Persentase Berat
Usia
Badan
Bayi (Baru Lahir) 75%
Cairan tubuh menurun seiring dengan Dewasa Pria (20–40 tahun) 60%
bertambahnya usia
Dewasa Wanita (20–40
50%
Kondisi lemak tubuh tahun)
Usia Lanjut (60+ tahun) 45–50%
Jenis kelamin
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

• Cairan Ekstrasel
• Cairan intersisial
• Plasma darah
• Carian intrasel
• Cairan Transeluler
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
KOMPOSISI SUBSTANSI CIS DAN CES
KEHILANGAN CAIRAN TUBUH HARIAN

• Kehilangan air yang berlangsung terus-menerus melalui evavorasi dari


traktus respiratorius dan difus melalui kulit, yang keduanya
mengeluarkan air sekitar 700ml/hari pada keadaan normal.
• Tetap terjadi pada orang yang lahir tanpa kelenjar keringat, jumlah rata-
rata kehilangan air dengan cara difus melalui kulit kira-kira 300-400
ml/hari.
ASUPAN DAN PENGELUARAN HARIAN
KEBUTUHAN AIR DAN ELEKTROLIT

• Rumatan Cairan menurut rumus Hollyday-Segar


Berat Badan Kebutuhan cairan
Sampai 10 kg 100ml/kgBB

11-20 kg 1000ml + 50 ml/kgBB (untuk tiap kg diatas 10 kg)

>20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB (unutk tiap diatas 20kg)

Kebutuhan kalium yaitu 2,5 mEq/kgBB/hari

Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari


DEHIDRASI

• Dehidrasi adalah kurangnya cairan tubuh dari jumlah normal akibat


kehilangan, asupan yang tidak memadai atau kombinasi.
• Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam
kompartemen intravascular maupun kompartemen ekstravaskular.
• Jenis dehidrasi terdiri dari dehidrasi hipotonik, dehidrasi isotonik,
dehidrasi hipertoni
GANGGUAN DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN

Hipovolume atau Dehidrasi

Dehidrasi isotonik Dehidrasi Dehidrasi


• kehilangan sejumlah hipertonik hipotonik
cairan dan • kehilangan sejumlah air • terjadi jika tubuh lebih
elektrolitnya yang yang lebih banyak banyak kehilangan
seimbang. daripada elektrolitnya. elektrolitnya daripada
air.
TERAPI CAIRAN
Terapi
Cairan

Resusitasi Rumatan

Kristaloid Elektrolit

Koloid Nutrisi
CAIRAN RESUSITASI
KRISTALOID

• Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat.
• Cairan kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular.
• Karena perbedaan sifat antara kristaloid dan koloid, dimana kristaloid akan lebih banyak
menyebar ke ruang interstitial dibandingkan dengan koloid
Cairan NS RL

• Resusitasi • Resusitasi
• Kehilangan Cl >>, misalnya
muntah-muntah, sindrom • Suplai ion bikarbonat
yang berkaitan dengan
kehilangan natrium
• Asidosis metabolik
• Sindrom yang berkaitan
dengan kehilangan natrium:
asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal,
luka bakar.
KOLOID

• Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa
disebut “plasma expander”.
• Cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
• Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan
efisien daripada kristaloid,
Dekstran 40 Dekstran 70

• Pemberiaan 500 ml dextran 40 akan • Pengganti plasma, pada luka bakar


meningkatkan cairan intravaskuler • Peningkatan sirkulasi kapiler, mis;
sebesar 750 ml dalam 1 jam, dan • Infark miokard
menjadi 1050 ml pada jam ke2
• Syok kardiogenik
• Dextran 40 dapat mempertahankan
• Hemoragik
cairan intravaskuler dalam 3,5-4,5
jam, • Septik
• Efek samping : • dextran 70 mempertahankan cairan
intravaskuler sekitar 6-8 jam.
• Gagal ginjal, reaksi anafilaktik
• Gangguan pembekuan darah (bila
pemberian >20 ml/kg/hari)
CAIRAN RUMATAN

• Cairan rumatan (maintenance)


• Cairan rumatan adalah kebutuhan cairan untuk mengganti kehilangan cairan tubuh
sehari-hari
• Kebutuhan cairan rumatan perhari :
• 10 kg pertama : 100 ml/kg BB
• 10 kg berikutnya : x 50 ml/kg BB
• >20 kg : x 2o ml/kg
Misalnya :
- BB 10 kg = (100x10 kg) = 1000 ml
- BB 15 kg = (100x10 kg) + (50x5 kg) = 1000+250 = 1250 ml
- BB 25 kg = (100x10 kg)+(50x10 kg) (20x5 kg)= 1000 + 500 + 100 = 1600 ml
Setiap kenaikan suhu tubuh ( 1ºC X 12% ) X IWL
KA-EN 1B KA-EN 3A KA-EN 3B

• Digunakan sebagai larutan awal • Direkomedasikan untuk usia ≥ 3 • Direkomedasikan untuk usia ≥ 3
bila status elektrolit pasien tahun atau berat badan ≥ 15kg. tahun atau berat badan ≥ 15kg.
belum diketahui misal pada kasus • Kasus-kasus non-bedah yang • Kasus-kasus non-bedah yang
emergensi. membutuhkan kalium yaitu: diare, membutuhkan kalium yaitu: diare,
• Kasus-kasus seperti dehidrasi muntah, DKA, asma, dan muntah, DKA, asma, dan
dengan kandungan elektrolit dan hipertensi. hipertensi.
kadar yang belum diketahui, • Dan diberikan pasca bedah (>24- • Dan diberikan pasca bedah (>24-
demam, penyakit infeksi, asma 48 jam). 48 jam).
dan < 24 jam pasca bedah. • Mensuplai kalium sebesar 20
• Mensuplai kalium sebesar 10
• dosis lazim 500-1000ml untuk mEq/L mEq/L
sekali pemberian secara
intravena.
• Kecepatan 50-100ml/jam (anak-
anak).
• Cairan ini direkomendasikan
untuk usia ≥ 3 tahun atau pasien
dengan berat badan ≥ 15 kg.
KA-EN 4A PAED KA-EN 4B

• Merupakan larutan infus • Direkomendasikan untuk usia


rumatan untuk bayi dan anak. < 3 tahun atau berat badan <
• Tanpa kandungan kalium, 15 kg.
sehingga dapat diberikan pada • Tepat digunakan untuk
pasien dengan berbagai kadar dehidrasi hipertonik.
konsentrasi kalium serum • Mensuplai 8 mEq/L kalium
normal. pada pasien sehingga
• Tepat digunakan untuk meminimalkan risiko
dehidrasi hipertonik Indikasi hypokalemia.
untuk anak < 3 tahun dan
berat badan <15 kg.
NUTRISI

AMIPAREN PAN-AMIN G

• Mengandung asam amino 10% dan BCAA • Mengandung asam amino sebesar 2,72%
30%. untuk mencukupi kebutuhan basal.
• Memperbaiki keseimbangan nitrogen. • Mengandung sorbital sebesar sebesar 5%.
• Kecepatan pemberian asam amino yaitu • Di indikasikan pada kasus
10g gr/jam. • hipoproteinemia dan stress metabolic
• Indikasi pemakaian yaitu pada kasus ringan,
• stress metabolic berat, • tifoid,
• luka berat, • nutrisi dini pasca operasi.
• infeksi berat,
• kwashiorkor,
• pasca operasi, dan
• total parental nutrition.
KESIMPULAN

• Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit.


• Cairan tubuh dibedakan atas cairan ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel meliputi plasma dan
cairan interstisial
• Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam batas-batas
fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara
intravena.
• Tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk mengganti kehilangan cairan akut dan
rumatan untuk mengganti kebutuhan harian.
DAFTAR PUSTAKA

• Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, ed. 2. Penerbit EGC, Jakarta. 2011:116 – 28.
• Wilson LM. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta Penilaiannya. dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit, Edisi
ke – 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2006:283 – 301.
• Yaswir R, Ferawati I. Fisiologi dan gangguan keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta pemeriksaan laboratorium. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2012 Sep 1;1(2).
• Guyton, A. Kompartemen Cairan Tubuh: Cairan Ekstraseluler dan Intraseluler. Dalam: Buku ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.
Jakarta: EGC; 1997. hal 307-10.
• Latief, AS, dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi : Terapi Cairan Pada Pembedahan. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif,
FKUI. 2002.
• Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke – 5. Jakarta: Interna
publishing. 2009:175 – 89.
• Adelman RD, Solhung J. Patofisiologi Cairan Tubuh dan Terapi Cairan. Dalam: Behrman, Kliegman, Arvin. Wahab AS (ed). Ilmu
Kesehatan Anak Nelson (1) Ed. 2000;15:250 – 8.
• O'brien F, Walker IA. Fluid homeostasis in the neonate. Pediatric Anesthesia. 2014 Jan 1;24(1):49-59.
• Kamel KS, Halperin ML. Fluid, Electrolyte and Acid-Base Physiology E-Book: A Problem-Based Approach. Elsevier Health Sciences;
2016 Oct 7.
• Ashoor IF, de Jesús-González N, Somers MJ. Fluid and Electrolyte Physiology in the Fetus and Neonate. InKidney and Urinary Tract
Diseases in the Newborn. 2014 (pp. 77-98).
• Rachel S. Meyers, PharmD, “Pediatric Fluid and Electrolyte Therapy” Ernest Mario School of Pharmacy, Rutgers, The State University
of New Jersey, Saint Barnabas Medical Center, Piscataway, New Jersey, J Pediatr Pharmacol Ther 2009;Vol14: No.204–211

Anda mungkin juga menyukai