Anda di halaman 1dari 20

TERAPI CAIRAN

PENYUSUN :
1. Bambang Triatmojo 21360245
2. Rara Razetha Purwanto 22360102

PEMBIMBING : dr. Wirawan Angrotomo, Sp. An

KETERAMPILAN KLINIK STASE ANESTESI


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
BULAN MEI – JUNI 2022
PENDAHULUAN
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan. Jumlah cairan pada
setiap individu berbeda-beda tergantung jenis kelamin serta banyakya
lemak di dalam tubuh.

Tubuh mempunyai 2 komponen yaitu cairan dan jaringan, dimana 40%


dari berat tubuh kita terdiri dari soft tissue dan 60% dari berat tubuh
adalah air.
PENDAHULUAN

Agar fungsi sel dapat berlangsung normal, komposisi cairan harus


relative konstan yaitu keseimbangan yang dinamis dari air, elektrolit,
dan keseimbangan asam basa.

Saat terjadinya perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, san


puasa preoperatif atau perioperative cairan dalam tubuh dapat
terjadinya perubahan jumalah dan komposisi cairan.
TERAPI CAIRAN
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara ataupun mengganti
cairan tubuh dengan pemberian cairan infus kristaloid (elektrolit) atau
koloid (plasma ekspander) secara intravena untuk mengatasi berbagai
masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kristaloid

Resusitasi Koloid
Terapi cairan
Elektrolit
Rumatan
Nutrisi
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Seluruh cairan tubuh didistribusikan kedalam kompartemen
intraseluler dan kompartemen ekstraseluler
• Cairan Intraselular , cairan yang terkandung diantara sel.
- Dewasa : 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular
- Bayi : 1/5 dari berat badannya merupakan cairan intraselular.
• Cairan Ekstraselular, jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang
seiring dengan usia.
Pada bayi baru lahir, sekitar 1/5 dari cairan tubuh terdapat di cairan
ekstraselular, setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraseluler
menurun sampai sekitar 1/3 dari volume total.
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Elektrolit Non Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam Zat terlarut yang tidak terurai dalam
cairan dan menghantarkan arus listrik larutan dan tidak bermuatan listrik

• Intraselular mengandung elektrolit • Glukosa


berupa ion-ion seperti : Kalium, • Urea
Magnesium, dan Fosfat,
• Kreatinin
• Ekstraselular mengandung Natrium
dan Klorida. • Bilirubin.
DASAR - DASAR TERAPI CAIRAN ELEKTROLIT
PERIOPERATIF
1. Kebutuhan Normal Cairan dan Elektrolit Harian
- Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari
2. Defisit Cairan dan Elektrolit Pra Bedah
3. Kehilangan Cairan Saat Pembedahan
a. perdarahan
b. Kehilangan Cairan lainnya
4. Gangguan Fungsi Ginjal
JENIS CAIRAN DAN PENGGANTI
• Cairan pemeliharaan : untuk mengganti kehilangan cairan tubuh lewat urin ,
feses, keringat dan pernapasan
• Cairan pengganti : untuk mengganti kehilangan air tubuh yang disebabkan
oleh sekuestrasi atau proses patologi yang lain, misalnya fistula, efusi pleura,
ascites, draine lambung, dehidrasi, dan perdarahan akibat pembedahan/ trauma.
• Cairan pengganti untuk tujuan ini digunakan cairan kirstaloid/ koloid.
• Cairan untuk tujuan khusus, misalnya untuk koreksi khusus terhadap
gangguan elektrolit, keseimbangan asam basa dll. Jenis cairannya adalah :
Natrium bikarbonat , kalsium glukonas, dll
• Cairan Nutrisi, digunakan untuk nutrisi parenteral pada pasien yang tidak mau
makan. tidak boleh makan, dan tidak bisa makan peroral
TUJUAN
Tujuan pemberian cairan dan elektrolit :
• Mengganti atau mempertahankan volume cairan intravascular,
interstisial, dan intraselular.
• Mempertahankan keseimbangan air elektrolit dan komponen darah.
• Mempertahankan kadar protein darah.
• Mempertahankan beban pra-jantung serta curah jantung (cardiac
output).
MACAM-MACAM CAIRAN YANG DAPAT DIGUNAKAN
DALAM TERAPI CAIRAN
1. Cairan Kristaloid Jenis Tonisitas Kristaloid, :
Kristaloid berisi elektrolit (contoh • Isotonis
kalium, natrium, kalsium, klorida).
Kristaloid tidak mengandung partikel • Hipertonis
onkotik dan karena itu tidak terbatas • Hipotonis
dalam ruang intravascular dengan waktu
paruh kristaloid di intravascular adalah Jenis Cairan Kristaloid :
20-30 menit. Tonisitas kristaloid
menggambarkan konsentrasi elektrolit
a. Ringer Laktat (RL)
yang dilarutkan dalam air, dibandingkan b. NaCl 0,9
dengan yang dari plasma tubuh.
c. Dextrose 5% dan 10%
JENIS KRISTALOID

- ISOTONIS
Ketika kristaloid berisi sama dengan jumlah elektrolit plasma, ia memiliki konsentrasi yang
sama dan disebut sebagai “isotonik” (iso, sama; tonik, konsentrasi). Keuntungan dari cairan
kristaloid adalah murah, mudah didapat, mudah penyimpanannya, bebas reaksi, dapat
segera dipakai untuk mengatasi defisit volume sirkulasi, menurunkan viskositas darah, dan
dapat digunakan sebagai fluid challenge test. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah
terjadinya edema perifer dan edema paru pada jumlah pemberian yang besar.
Contoh latutan :
• Ringer Laktat
• NaCl 0.9%
• Dextrose 5%
JENIS KRISTALOID

- HIPERTONIS
Jika kristaloid berisi lebih elektrolit dari plasma tubuh, itu lebih terkonsentrasi dan disebut
sebagai “hipertonik” (hiper, tinggi, tonik, konsentrasi). Efek larutan garam hipertonik lain
adalah meningkatkan curah jantung bukan hanya karena perbaikan preload, tetapi
peningkatan curah jantung tersebut mungkin sekunder karena efek inotropik positif pada
miokard dan penurunan afterload sekunder akibat efek vasodilatasi kapiler viseral. Kedua
keadaan ini dapat memperbaiki aliran darah ke organ-organ vital. Efek samping dari
pemberian larutan garam hipertonik adalah hipernatremia dan hiperkloremia.
Contoh latutan :
• NaCl 3%
• Dextrose 5%
JENIS KRISTALOID
- HIPOTONIS
Ketika kristaloid mengandung elektrolit lebih sedikit dari plasma dan kurang
terkonsentrasi, disebut sebagai “hipotonik” (hipo, rendah; tonik, konsentrasi).
Ketika cairan hipotonis diberikan, cairan dengan cepat akan berpindah dari
intravascular ke sel.
Contoh latutan :
• Dextrose 2,5%
MACAM-MACAM CAIRAN YANG DAPAT DIGUNAKAN
DALAM TERAPI CAIRAN
2. Cairan Koloid
Cairan koloid mengandung zat-zat yang mempunyai berat molekul tinggi dengan
aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama
dalam ruang intravaskuler. Koloid digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien
dengan defisit cairan berat seperti pada syok hipovolemik/hermorhagik sebelum
diberikan transfusi darah, pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan
kehilangan protein jumlah besar (misalnya pada luka bakar)
Berdasarkan jenis pembuatan, diantaranya :
• Alami = Protein plasma dan albumin
• Sintetik = Dekstran, Gelatin, dan Hydroxylethyl Starch
TERAPI CAIRAN RESUSITASI
• Pemberian infus normal saline (NS), Ringer Asetat (RA) atau Ringer laktat(RL)
sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit.
• Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit.
Larutan plasma ekspander (koloid) dapat diberikan pada luka bakar, peningkatan
sirkulasi kapiler seperti MCI, Syok kardiogenik, hemoragik atau syok septik. Koloid
dapat berupa gelatin ( Hemaksel, gelafunin, gelafusin) , polimer dextrose (dextran
40, dextran 70).

Jika syok terjadi :


-Berikan segera oksigen
-Berikan segera infus isotonic RA/RL atau NS
-Jika respon tidak membaik, dosis dapat diulangi
TERAPI CAIRAN RUMATAN
Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan
nutrisi. Diberikan dengan kecepatan 80ml/jam.

Untuk anak gunakan rumus 4 : 1 , yaitu

• 4 ml/kg/jam untuk 10kg pertama


• 2 ml/kg/jam untuk 10 kg kedua
• 1 ml/kg/jam tambahan untuk sisa berat badan
TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIF

6-8 ml/kg untuk bedah besar


4-6 ml/kg untuk bedah sedang
2-4 ml/kg untuk bedah kecil
PEMBERIAN CAIRAN SAAT OPERASI BERLANGSUNG

• Pemberian cairan pada jam pertama operasi :


(Kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 50% x kebutuhan cairan puasa)
• Pemberian cairan pada jam kedua operasi :
(Kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 25% x kebutuhan cairan puasa)
• Pemberian cairan pada jam ketiga operasi :
(Kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 25% x kebutuhan cairan puasa)
• Pemberian cairan pada jam keempat operasi :
(kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi)
KESIMPULAN
Tubuh mengandung 60% air dari total berat tubuhnya. Cairan
tubuh didalamnya terkandung nutrisi-nutrisi yaang amat penting
peranannya dalam metabolisme sel, sehingga amat penting dalam
menunjang kehidupan.
Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan
tubuh dalam batas- batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid
(elektrolit) atau koloid ( plasma ekspander) secara intravena.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai