Anak
Terapi rumatan (maintenance) adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dalam
keadaan normal (biasa). Pada periode perioperatif, pemberian cairan rumatan tidak untuk
meningkatkan kebutuhan cairan oleh kehilangan cairan yang pindah ke rongga ke tiga masuk
ke jaringan intersisiel dan usus.
Kebutuhan cairan untuk rumatan dapat diperkirakan dengan menggunakan formula yang
sudah sering digunakan (lihat table). Selama pemberian terapi rumatan, kondisi pasien harus
sering di assess. Bila estimasinya benar maka kadar elektrolitnya stabil dan secara klinis
selalu dalam keadaan euvolemic. Bila kadar elektrolitnya tidak normal atau terdapat tanda-
tanda klinis dsari hipervolemia atau hipovolemia,m maka harus dilakukan re-assess dari
sejumlah komponen dari terapi rumatan pasien.
Panduan cairan untuk terapi rumatan untuk bayi normal aterm dan anak-anak:
Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula berikut:
Terapi cairan pengganti dirancang untuk mengganti kehilangan abnormal cairan dan
elektrolit yang sedang berlangsung.
Konstituen dari kehilangan cairan-elektrolit tersebut secara substansial berbeda dari
komposisi cairan rumatan, maka bila hanya meningkatkan volume cairan rumatan saja
akan sangat berbahaya. Secara umum para peneliti mengganti sejumlah besar volume
cairan untuk mengganti cairan yang keluar dari stoma atau kehilangan cairan oleh
sebab lain dengan cairan fisilogis secara equivalent.
Kebutuhan Cairan Anak
Terapi deficit
Terapi maintenense
Terapi replacement
Terapi deficit : Terapi deficit adalah penatalaksanaan terhadap kehilangan cairan dan
elektrolit yang terjadi, sebelum tampak klinisnya pada pasien. Terapi deficit mempunyai 3
komponen: Estimasi derajat dehidrasi yang terjadi, Menentukan tipe dari deficit cairannya
dan Perbaiki defisitnya
Dehidrasi ringan (deficit cairan 1-5% volume cairan tubuh), sebagian besar
didasarkan pada riwayat penyakit : muntah dan diare dengan sedikit (minimal) hasil
pemeriksaan fisik
Dehidrasi sedang (kehilangan 6-10% volume cairan tubuh) mempunyai riwayat
kehilangan cairan dan pemeriksaan fisik antara lain : turgor kulit, kehilangan berat
badan, kelopak mata cekung dan ubun-ubun besar, letargi ringfan, membrane mukosa
kering.
Dehidrasi berat (11-15%) kardiovaskuiler tidak stabil (turgor <<<, takhikardia,
hipotensi) disertai keterlibatan neurologis (iritabel, koma)
Tipe dehidrasi : Tipe deficit cairan bisa diperkirakan dari riwayat penyakit dan pemeriksaan
fisik, nilai elektrolit, dan tonusitas serum.
Dehidrasi Isotonus (osmolaritas serum 270-300 mOsm/L, konsentrasi Na serum 130-
150 mEq/L)
Dehidrasi Hipotonus (osmolaritas serum < 270 mOsm/L, konsentrasi Na serum < 130
mEq/L)
Dehidrasi Hipertonus (osmolaritas serum > 130 mOsm/L, konsentrasi Na serum >150
mEq/L) Pasien dengan dehidrasi hipertonik memerlukan perhatian khusus, karena
komplikasinya ; diantara nya : edema serebral bisa terjadi selama re-hidrasi
Pemulihan fungsi kardiovaskuler, fungsi SSP, dan perfusi ginjal merupakan perhatian utama
pada perbaikan deficit cairan. Terapi awal dengan cairan isotonus untuk menambah volume.
Memperbaiki seluruh deficit cairan mungkin memerlukan waktu. Pada praktisnya, kehilangan
kalium tidak bisa segera dipuilihkan secara cepat. Setelah anak mengeluarkan kencing,
berikan sejumlah kecil kalium (<40 mEq/L) kedalam cairannya. Minitor adekwat secara terus
menerus harus dikerjakan pada terapi deficit cairan dengan menilai kondisi klinis, produksi
urine dan berat jenis urine.
Pada anak dengan deplesi volume cairan tubuh, sangat penting meningkatkan volume
cairan dengan cepat untuk mengganti cairan ekstrasel yang hilang, ini sangat bertolak
belakang dengan terapi deficit yang klasik seperti diatas. Contohnya; pada luka bakar
berat, dilakukan resusitasi cepat cairan ekstra sel, maka mortalitasnya menurun.
Seluruh cairan diberikan dalam 8-12 jam sekitar 100 ml/kg sesuai dengan cairan
ekstra sel, yakni; NS atau RL.
Pada dehidrasi sedang yang tidak bisa direhidrasi secara oral, maka cairan ekstrasel
dipulihkan dengan pemberian RL dengan dosis 40 ml/kg dalam 1-2 jam, rehidrasi oral
diberikan setelah rehidrasi intra vena selesai. Pada dehidrasi berat; cairan ekstra sel
dipulihkan dengan cairan intra vena; RL, NS, atau keduanya dengan kecepatan 40
ml/kg dalam 1-2 jam. Bila turgor belum pulih, kesadaran belum pulih, atau nadi masih
belum teraba pulih sampai ahir cairan diberikan, maka berikan cairan tambahan
dengan dosis20-40 ml/ kg harus diberikan > 1-2 jam
Cairan untuk terapi maintenance (rumatan) digunakan untuk mengganti cairan yang hilang
dari 2 proses :
Kehilangan cairan akibat evaporasi : kehilangan air bebas melalui kulit dan
pernafasan (uap) berupa insensible water loss 30%-35% dari volume total cairan
rumatan, jadi sekitar sepertiga dari cairan rumatan yang diberikan tergantung
kelembaban udara dan temperature lingkungan. Pasien dengan hipertermia atau
takhipnea IWL lebih besar
Kehilangan urine : dalam keadaan euvolemic, kehilangan urine adalah 280-300
mOsm/kg dari air dengan berat jenis urine antara 1.008 1.015. dalam keadaan
tertentu (Diabetes insipidus, prematuritas) kehilangan cairan dari urin yang terdilusi
menjadi lebih banyak, jadi volume yang diberikan pun harus dinaikan. Dalam
keadaan lain misalnya; secresi ADH yang eksesif, stress fisiologis pasien mungkin
tidak mampu menurunkan osmolalitas urine sampai mencapai 300 mOsm/kg air dan
volume cairan rumatan harus diturunkan. Dalam kondisi dibawah euvolemic,
kehilangan cairan melalui urine 2/3 dari volume total cairan rumatan.