a. Pemberian cairan.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
c. Obat-obatan.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas
umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l
dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang
diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b. Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
1. Dehidrasi ringan.
2. Dehidrasi sedang.
3. Dehidrasi berat.
· 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan
dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
- 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat
diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB /
menit.
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan
tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.
· Memberikan Asi.
· Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup
kalori,protein,mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
d. Obat-obatan.
· Obat antibiotik.
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam
batas-batas fisiologis.
Indikasi, antara lain:
Tujuan
Teknik Pemberian
Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui
rute enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian
terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung
tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah cubiti. Pada
anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki
dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat dilakukan
melalui vena umbilikalis.
Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena
perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan
macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari sebaiknya
menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis,
vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya
sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.
TERAPI ELEKTROLIT
1. Hiponatremia
Jumlah Na (mEq) = [125 mEq/L – Na serum aktual (mEq/L)] x TBW (dalam liter)
TBW (Total Body Water) = 0,6 x BB (dalam kg)
2. Hipernatremia
Defisit = air tubuh (TBW) yang dikehendaki (liter) – air tubuh skrg
Air tubuh yg dikehendaki = (Na serum yg diukur) x (air tubuh skrg/Na serum
normal)
Air tubuh sekarang = 0,6 x BB sekarang (kg)
Separuh dari defisit air yang dihitung harus diberikan dalam 24 jam
pertama, dan sisa defisit dikoreksi dalam 1 atau 2 hari untuk menghindari
edema serebral.
3. Hipokalemia
Defisit kalium sukar atau tidak mungkin dikoreksi jika ada hipomagnesia.
Ini sering terjadi pada penggunaan diuretik boros kalium. Magnesium
harus diganti jika kadar serum rendah.
Terapi oral. Suplementasi K+ (20 mEq KCl) harus diberikan pada awal
terapi diuretik. Cek ulang kadar K+ 2 sampai 4 minggu setelah
suplementasi dimulai.
Terapi intravena harus digunakan untuk hipokalemia berat dan pada pasien
yang tidak tahan dengan suplementasi oral. Dengan kecepatan pemberian
sbb:
o Jika kadar K+ serum > 2,4 mEq/L dan tidak ada kelainan EKG, K+ bisa
diberikan dengan kecepatan 0 sampai 20 mEq/jam dengan pemberian maksimum
200 mEq per hari.
o Pada anak 0,5-1 mEq/kgBB/dosis dalam 1 jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis
maksimum dewasa.
4. Hiperkalemia
Pemantauan EKG kontinyu dianjurkan jika ada kelainan EKG atau jika
kalium serum > 7 mEq/L
Kalsium glukonat dapat diberikan iv sebagai 10 ml larutan 10% selama 10
menit untuk menstabilkan myocard dan sistem konduksi jantung
Natrium bikarbonat membuat darah menjadi alkali dan menyebabkan
kalium berpindah dari ekstra ke intraseluler. Bic nat diberikan sebanyak 40
sampai 150 mEq NaHCO3 iv selama 30 menit atau sebagai bolus iv pada
kedaruratan
Insulin menyebabkan perpindahan kalium dari cairan ekstraseluler ke
intraseluler. 5 sampai 10 unit regular insulin sebaiknya diberikan dengan 1
ampul glukosa 50% iv selama 5 menit
Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hiperkalemia berat
Pengganti Cairan
Tubuh
Satu-satunya cara mudah untuk mencegah dehidrasi adalah banyak minum.
Bahkan menurut ahli kedokteran olahraga Dr. Carmen Jahja, Sportmed, kita harus
minum setiap saat, bukan hanya pada saat merasa haus, berkeringat, ataupun
berolahraga, karena penguapan cairan tubuh bisa terjadi lewat saluran nafas, pori-
pori, maupun saluran pembuangan. Untuk mengembalikan cairan tubuh yang telah
hilang, kita dapat memilih sejumlah minuman. Berikut contohnya.
1. Air putih
Air putih sesungguhnya mengandung beberapa zat penting untuk
tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfat, klorida. Namun tidak
jarang air yang kelihatan jernih sebetulnya telah terkontaminasi
oleh kuman-kuman penyakit, bahkan tercemar oleh zat-zat
berbahaya seperti merkuri, timbal, dan arsen. Karena itu sangat
dianjurkan untuk cermat memilih air putih. Senantiasalah meminum
air yang sudah dimasak sampai mendidih. Jika ragu dengan kualitas
air ledeng di rumah Anda, ada baiknya gunakan teknologi
penyaring untuk memastikan air yang mengucur dari kran aman
untuk dikonsumsi anggota keluarga. Atau, anda pun dapat
mengandalkan air minum dalam kemasan yang banyak beredar di
pasaran. Tentunya, pilihlah produk yang betul-betul memenuhi
standar kategori air minum sehat yang diakui secara nasional.
2. Air Berion
Air berion bukan hanya berfungsi menghilangkan dahaga
melainkan juga berperan sebagai sumber energi, seperti halnya
karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara
dalam reaksi-reaksi biokimia, dan sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh sehingga dapat dengan cepat mengembalikan
kesegaran otot-otot tubuh setelah melakukan aktivitas menguras
keringat. Itu sebabnya air berion direkomendasikan untuk diminum
para atlet dan pekerja keras agar tidak mudah lelah dan siap
kembali untuk bertanding atau bekerja. Kendati demikian,
penggunaan air berion untuk konsumsi umum masih diperdebatkan,
terutama bila dipergunakan oleh mereka yang mengalami penyakit
tertentu seperti hipertensi, pengapuran pembuluh darah dan masalah
jantung.
3. Jus buah-buahan
Jus buah juga baik dikonsumsi untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang. Selain rasanya enak dan segar, pada jus terkandung
beragam vitamin dan mineral yang dapat menyehatkan dan
mengembalikan kebugaran tubuh. Jus yang paling baik tentu jus
buah murni (pure) yang disarikan langsung dari buah asli tanpa
campuran bahan apapun. Namun menurut Carmen atlet kurang
disarankan meminum jus saat berolahraga, karena cairan padatnya
tidak mudah terserap.
Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-
2500 ml/24 jam (30 ml/kg berat badan /24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah
dengan pengantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung.
Menghitung kebutruhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss
sangat perlu dilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seperti
ortopnea,sesak nafas, perubahan pola tidur, atau konfusion. Cairan yang diberikan
secara oral tergantung jenis dehidrasi.
· Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman
dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.
· Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang
mengandung sodium(jus tomat) juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran.
Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain
pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral. Jika cairan tubuh
yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan
dapat dihitung dengan rumus:
Definisi cairan (liter = Cairan badan total (CBT) yang diinginkan – CBT saat ini
CBT yang diinginkan = kadar Na serum x CBT saat ini 140