Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 2
MODUL NEUROSAINS

Oleh:
Kelompok 5

Agung Triatmojo I11109007


Imam Tadjudin I11111045
Suwenita I1011131036
Andini Puji Lestari I1011141005
Auliyah Tania A I1011141014
Cahayo Mahandro I1011141017
Meiza Ihsan F I1011141023
Edi Aluk I1011141029
Rifa Fasyia Dea Dita L I1011141059
Ariski Pratama Johan I1011141062
Irna Aprillia I1011141063
Danang Mustofa I1011141071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pemicu
Fungsi memori
Seorang laki-laki 60 tahun, dibawa ke rumah sakit oleh istrinya
dengan keluhan utama gelisah. Keluhan yang lain adalah pada saat ini pasien
tidak mengenali diri sendiri dan anggota keluarganya (termasuk anak dan
istri). Pasien juga tidak mengenal tempat dan waktu (pagi, siang, malam).
Pasien juga sulit mengucapkan apa yang diinginkan. Pasien memiliki riwayat
hipertensi kronik dan diet yang tidak baik.

1.2 Klasifikasi dan Definisi


a. Hipertensi : Keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
b. Gelisah : Tidak tentram, hatinya tidak tenang maupun cemas.
c. Diet : Kebiasaan dalam hal jumlah dan jenis makanan dan
minuman yang dimakan oleh seseorang dari hari ke
hari.

1.3 Kata Kunci


a. Laki-laki 60 tahun
b. Gelisah
c. Hipertensi kronik
d. Hilang ingatan dan sulit berbicara
e. Diet tidak baik

1.4 Rumusan Masalah


Laki-laki 60 tahun gelisah dan mengalami penurunan fungsi
kognitif dengan riwayat hipertensi kronik dan diet tidak baik.

1
1.5 Analisis Masalah

- Tidak mengenali Laki-laki 60 tahun Keluhan utama:


jati diri sendiri dan Gelisah
keluarganya
- Tidak mengenal
tempat dan waktu Penurunan
- Sulit mengucapkan fungsi
yang diinginkan kongenital

Sistem saraf

SSP Neurotransmitter Transduksi Komunikasi


sinyal saraf

Fisiologis Nutrisi Degenerasi

Neurovaskularisasi
Proses recall Kerusakan
memory sel saraf
Penyebab lain

1.6 Hipotesis
Laki-laki 60 tahun mengalami gangguan vaskularisasi diotak
sehingga menyebabkan penurunan fungsi kognitif.

1.7 Pertanyaan Diskusi


1. Neurovaskularisasi
2. Otak
a. Fisiologis

2
b. Degenerasi sel saraf
c. Nutrisi
d. Anatomi
3. Neurotransmitter
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Fungsi
4. Memori
a. Klasifikasi
b. Proses terbentuk
c. Proses penyimpanan
d. Jelaskan recall memori
5. Jelaskan mengenai gangguan memori

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Neurovaskularisasi
Otak mendapatkan vaskularisasi dari dua pasang arteri besar yaitu
sepasang arteri karotis interna dan sepasang arteri vertebralis dan cabang-
cabangnya pada permukaan bawah otak membentuk sirkulus Willis.

Gambar 2.1
Artericarotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri
carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar
vertebrae cervical keempat, arteri carotis communister dibagi menjadi arteri
carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis interna,
yang mensuplai sirkulasi intracranial.(15)
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1),
petrosus (C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus
meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan
percabangan yang mensuplai kelenjar pituitary dan basal meningeal. Setelah

4
keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk membentuk
segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifur cartio carotis.
Cabang intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang mensuplai
aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial dari sirkulasi
kolateral.(16)
Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA),
menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh
cabang dari bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah
lateral dan bagian inferior basal ganglia.
Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula pada 2-4 mm distal
dari PCoA dan merupakan cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio.
Arteri ini mensuplai jalur penglihatan (traktusopticus, lateral geniculate body,
radiatioopticus), sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari
AChoA dapat menyebabkan deficit berupa hemiplegic.
Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri
cerebral anterior (ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA
diantara percabangan ICA dan arteri comunicans anterior (ACoA) merupakan
segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang menuju kapsula interna,
thalamus, dan hipothalamus. ACoA menghubungkan dua ACA dan
menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri cerebral anterior distal (A2).
Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang terbesar dari
area ACA/ACoA adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai anterior dari
basal ganglia dan kapsula interna.
Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior
dari ACoA, di dalam fissure interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri
pericallosal dan arteri callosomarginal di dekat genu dari corpus callosum. A2
dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis.
Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju
percabangan MCA dalam fissure Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan
media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian

5
dorsal M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior
kapsula interna.
Pada fissure Sylvii, MCA terbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu
segmen M2. Pada titik inilah sebagian besaran eurysma MCA terjadi. Segmen
M2 keluar dari fissure Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk
mensuplai bagian lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal.
Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri
subclavia. Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan
beberapa cm sebelum masuk ke dalam foramen intervertebralis dari C6.
Setelah itu ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan
melewati bagian superior dari arcus C1 dan menembus membrane
atlantooccipital dan masuk ke dalam rongga kepala. Saat berjalan kearah
ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri cerebellar inferior posterior
(PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan
pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk
membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri
cerebral posterior pada pontomesen cephalic junction. Hubungan menuju
sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.(15)
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior
(vertebrobasiller) dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian
inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf
cranial ke 9, 10, dan 11. Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya
bermula dari distal dari vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary
junction, mensuplai pons, pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan
cerebellum. Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf cranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal
percabangan basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan
bagian atas cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose
dengan cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan
merupakan sumber potensial dari aliran kolateral. Arteri cerebralis posterior
(PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak tengah bagian atas,

6
thalamus posterior, bagian posteromedial lobus temporalis, dan lobus
occipitalis.
Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh
darah intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa
tempat anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial,
mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen
rotundum dan cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus. Arteri
utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan cabang
ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal.(15)

2.2 Otak
2.2.1 Fisiologis
Sistem saraf terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang mencakup
otak dan medula spinalis, dan susunan saaf tepi (SST), yang mencakup serat-
serat saraf yang membawa informasi.(1)
Otak memiliki beberapa perangkat protektif, yang penting karena
neuron tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang rusak. (1) Otak
dibungkus oleh tiga lapisan membran protektif-meninges dan selanjutnya
dilindungi oleh tulang yang keras. (2) cairan serebrospinal mengalir didalam
dan mengelilingi otak untuk menjadi bantalan penahan otak dari benturan
fisik. (3) Proteksi terhadap cedera kimiawi dilakukan oleh sawar darah-otak
yang membatasi akses bahan-bahan yang ada dalam darah ke otak.
Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk
mendapatkan O2 dam glukosa karena organ ini tidak dapat menghasilkan
ATP tanpa kedua bahan ini.
Meskipun tidak ada bagian otak yang bertindak sendiri tanpa
berhubungan dengan bagian lain, namun otak tersusun membentuk jaringan-
jaringan neuron dalam lokasi tertentu yang akhirnya bertanggung jawab
melaksanakan tugas spesifik. Bagian-bagian otak dari tingkat primitif hingga
tingkat paling tinggi adalah batang otak, serebelum, hipotalamus, talamus,
nukleus basal, dan korteks serebri.(1)
- Korteks Serebri

7
Korteks serebri adalah lapisan luar (substansia grisea) yang
menutupi bagian dibawahnya yaitu substansia alba. Substansia alba terdiri
dari berkas-berkas saraf yang menghubungkan berbagai regio korteks dengan
bagian lain. Korteks itu sendiri terdiri dari badan sel saraf, dendrit dan sel
glia.
Tanggung jawab utama berbagai fungsi tertentu terlokalisasikan di
regio korteks tertentu sebagai berikut: (1) lobus oksipitalis mengandung
korteks penglihatan; (2) korteks pendengaran adalah lobus temporalis; (3)
lobus parietalis berperan dalam penerimaan dan pemrosesan perseptual
masukan somatosensorik dan (4) gerakan motorik volunter dijalankan oleh
lobus frontalis, tempat korteks motorik primer dan daerah motorik luhur
berada.(1)
Kemampuan bahasa bergantung pada aktivitas terintegrasi dua
daerah bahasa primer-daerah broca dan daerah Wernicke- biasanya hanya
terletak di hemisfer serebri sebelah kiri.
Daerah asosiasi adalah bagian-bagian korteks yang tidak secara
spesifik dikaitkan dengan pemrosesan masukan sensorik atau perintah
motorik atau kemampuan bahasa. Daerah-daerah ini merupakan penghubung
integratif antara berbagai informasi sensorik dan tindakan serta berperan
kunci dalam fungsi-fungsi otak yang lebih tinggi misalnya ingatan dan
pengambilan keputusan. Daerah asosiasi mencakup korteks asosiasi
prafrontal, korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital, serta korteks asosiasi
limbik.(1)
- Nukleus basal, talamus dan hipotalamus
Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan
kontraksi postural yang lambat dan menetap; dan menekan pola-pola gerakan
yang tidak bermanfaat. Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk
pemrosesan awal masukan sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Bagian
ini juga berperan dalam kesadaran kasar akan sensasi dan beberapa tingkat
kesadaran. Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik, sebagian

8
melalui kontrolnya yang ekstensif pada sistem saraf ototnom dan sistem
endokrin.(1)
- Sistem limbik dan hubungan fungsionalnya dengan korteks yang lebih
tinggi
Sistem limbik yang mencakup bagian-bagian hipotalamus dan
struktur otak depan lainnya yang mengelilingi batang otak, bertanggung
jawab untuk emosi serta pola perilaku dasar bawaan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan perkembangbiakan spesies. Bagian ini juga berperan
penting dalam motivasi dan belajar. Terdapat dua jenis ingatan (1) Ingatan
jangka pendek dan (2) ingatan jangka panjang.
Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat berperan penting
dalam ingatan deklaratif, yaitu ingatan mengenai benda, kenyataan dan
kejadian tertentu. Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat berperan
penting dalam ingatan prosedural yaitu ingatan yang diperoleh melalui
latihan. Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat untuk ingatan sementara,
yang secara temporer menyimpan data relevan saat ini-baik informasi baru
maupun pengetahuan yang diambil dari simpanan ingatan- serta mengolah
dan mengaitkannya untuk melaksanakan proses-proses otak yang lebih tinggi.
(1)

- Serebelum
Vesttibuloserebelum membantu mempertahankan keseimbangan
dan kontrol gerakan mata. Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan
membantu mengoordinasikan gerakan volunter, terutama aktivitas motorik
cepat, fisik. Serebroserebelum berperan dalam memulai gerakan volunter dan
dalam menyimpan ingatan prosedural.(1)
- Batang otak
batang otak adalah penghubung penting antara medula spinalis dan
pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Batang otak adalah asal dari saraf
kranialis. Bagian ini juga mengandung pusat-pusat yang mengontrol fungsi
kardiovaskular, pernapasan, dan pencernaan; mengatur refleks otot postural;

9
mengontrol keseluruhan derajat kewaspadaan korteks; dan berperan kunci
dalam siklus tidur-bangun.(1)

2.2.2 Degenerasi Sel Saraf


Serat saraf dapat rusak karena terpotong atau remuk (sebagaimana
pada kejadian traumatik, seperti kecelakaan kendaraan bermotor, luka
tembak, atau kecelakaan waktu menyelam) atau berkurangnya pasokan darah
(misalnya pada stroke). Ketika rusak, akson yang terkena tidak dapat lagi
menghantarkan potensial aksi untuk menyampaikan pesan. Dengan
menggunakan akson yang terpotong sebagai contoh, bagian akson yang
paling jauh dari badan sel berdegenerasi. Bagian akson yang hilang akan
beregenerasi atau tidak bergantung pada loksinya. Akson yang terpotong pada
sistem saraf perifer dapat beregenerasi, sedangkan akson pada sistem saraf
pusat tidak(1).
a) Regenerasi Akson Perifer
Pada kasus terpotongnya akson di saraf tepi, sewaktu bagian akson
yang putus berdegenerasi, sel-sel Schwann di sekitar akson menelan
serpihannya. Sel Schwann itu sendiri tetap di tempat tersebut, lalu
membentuk tabung regenerasi yang menuntun serat saraf yang tengah
beregenerasi ke tempat tujuannya. Bagian akson sisanya yang tehubung ke
badan sel mulai tumbuh dan bergerak maju di dalam kolom sel Schwann
dengan pergerakan amuboid. Ujung akson yang sedang tumbuh
“mengendus” jalan yang akan dilaluinya untuk mencapai tempat tujuannya,
dituntun oleh bahan kimia yang disekresikan oleh sel Schwann ke dalam
tabung regenerasi. Berhasilnya regenerasi serat saraf pada akhirnya akan
memulihkan sensasi dan pergerakan setelah cedera saraf perifer traumatik,
meskipun regenerasi tidak selalu berhasil[(1).
b) Hambatan Regenerasi Akson Sentral
Serat-serat saraf di SSP, yang terbungkus mielin dari oligodendrosit,
tidak memiliki kemampuan regenerasi. Akson-akson itu sendiri sebenarnya
mampu beregenerasi, tetapi oligodendrosit yang mengelilinginya

10
menyintesis protein yang menghambat pertumbuhan akson, sangat
berlawanan dengan sel Schwann penyusun mielin pembungkus akson
perifer, yang mendorong pertumbuhan saraf. Pertumbuhan saraf di otak dan
medula spinalis dikendalikan melalui keseimbangan kompleks antara
protein pendorong pertumbuhan saraf dan protein penghambat
pertumbuhan saraf. Selama perkembangan janin, pertumbuhan saraf di SSP
dapat berlagsung karena otak dan medula spinalis sedang terbentuk. Para
peneliti berspekulasi bahwa inhibitor pertumbuhan saraf, yang dihasilkan
pada akhir-akhir perkembangan janin di selubung mielin pembungkus serat
saraf sentral, normalnya boleh jadi berfungsi sebagai “pagar” yang menjaga
ujung-ujung saraf baru agar tidak menyimpang keluar dari jalurnya.
Dengan demikian, hambatan pertumbuhan oleh oligodendrosit dapat jadi
berfungsi untuk menstabilkan struktur SSP yang sangat kompleks(1).
Namun, hambatan pertumbuhan juga sebuah mudarat manakala
akson SSP perlu diperbaiki, misalnya saat medula spinalis terpotong akibat
kecelakaan. Serat saraf sentral yang rusak memperlihatkan tanda-tanda
perbaikan diri langsung setelah cedera, tetapi dalam beberapa minggu mulai
berdegenerasi, dan terbentuk jaringan parut di tempat cedera, menghalangi
bentuk pemulihan apa pun. Karena itu, serat neuron yang rusak di otak dan
medulla spinalis tidak pernah beregenerasi(1).

2.2.3 Nutrisi
Meskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkontak langsung
dengan jaringan otak, otak lebih bergantung daripada jaringan lainnya
terhadap pasokan darah yang konstan. Tidak seperti sebagian besar jaringan,
yang dapat mengandalkan metabolisme anaerob untuk menghasilkan ATP
tanpa adanya O2 untuk setidaknya beberapa saat, otak tidak dapat
menghasilkan ATP tanpa adanya O2. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan
protein pengikat O2, neuroglobin, di otak. Molekul ini, yang mirip dengan
hemoglobin, protein pengangkut O2 di sel darah merah, diperkirakan berperan
kunci dalam penanganan O2 di otak, meskipun fungsi pastinya masih perlu

11
ditentukan. Juga berbeda dari jaringan lain, yang dapat menggunakan sumber
bahan bakar lain selain glukosa untuk menghasilkan energi, otak dalam
keadaan normal hanya menggunkan glukosa tetapi tidak menyimpan nutrien
ini. Karena tingginya laju kebutuhan ATP, dalam keadaan istirahat otak
menggunakan 20% O2 dan 50% glukosa yang dikonsumsi tubuh. Karena itu,
otak bergantung mutlak pada pasokan O2 dan glukosa yang adekuat dan terus
menerus. Meskipun hanya membentuk 2% berat tubuh, otak menerima 15%
darah yang dipompa keluar oleh jantung. (Daripada menggunakan glukosa
selama kelaparan, otak dapat menggunakan badan keton yang dihasilkan oleh
hati, tetapi sumber nutrien alternatif ini juga harus disampaikan oleh darah ke
otak). Otak mengalami kerusakan jika organ ini tidak mendapat pasokan O2
lebih dari 4 hingga 5 menit atau penyaluran glukosanya terputus lebih dari 10
hingga 15 menit. Kausa tersering kurangnya pasokan darah ke otak adalah
stroke.(1)

2.2.4 Anatomi
1) Pelindung Otak
Pelindung kepala Terdiri atas:
a. Kulit Kepala

Gambar 2.2 Struktur Kulit Kepala

12
Kulit kepala adalah lapisan terluar yang melindungi otak. kulit kepala ini
dibagi lagi menjadi beberapa lapisan yang terdiri dari:(14)
Skin
Connective tissue atau jaringan penyambung / ikat padat
Aponeurosis atau galea aponeurotika
Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar
Perikranium atau Periosteum
b. Cranium
c. Meninges
Meninges berfungsi: (1) Membungkus dan melindungi sistem saraf pusat;
(2) Membungkus dan melindungi pembuluh darah yang mendarahi sistem
saraf pusat. Meninges dibagi menjadi 3 lapisan yaitu Duramater,
Arachnoid, dan Piamater.
d. Cairan cerebrospinal (liquor cerebrospinalis)
LCS alias liquor cerebrospinal adalah cairan jaringan yang termodifikasi di
sistem saraf pusat (SSP) yang berada di sistem ventrikular otak dan
spatium subarachnoidea otak dan medulla spinalis. LCS paling banyak
diproduksi oleh pleksus khoroideus di ventrikel lateral otak. Volume total
LCS pada orang dewasa adalah kurang lebih 150 cc/hari. Pada kasus
hydrocephalus, produksi LCS meningkat melebihi batas normal.
Komposisi LCS antara lain terdiri dari klorida, glukosa, dan protein.
Fungsinya:
(1) Proteksi
(2) Nutrisi
(3) Ekskresi ke SSP
(4) Menggantikan limfonodi
(5) Refleksi keadaan sistem saraf
e. Blood-brain barrier (sawar darah otak)
Merupakan barrier yang sangat selektif yang memisahkan sisrkulasi darah
dari cairan ekstraseluler di sistem saraf pusat. Fungsi utama dari BBB ini

13
adalah untuk melindungi sistem saraf pusat (khususnya otak) dari infeksi
bakteri.
2) Cerebrum

Gambar 2.3 Cerebrum


Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar, dipisahkan oleh
fissura longitudinalis menjadi 2 yaitu hemispherium cerebri yang
dihubungkan oleh massa substantia alba yang disebut corpus callosum.
Corpus callosum ini memiliki bagian-bagian, antara lain rostrum, genu,
korpus, dan splenium. Cerebrum mempunyai 4 lobus, yakni:(14)
a) Frontalis
- Lobus frontalis dibatasi oleh sulcus centralis dan sulcus lateralis.
- Gyrus yang termasuk pada lobus frontalis adalah:
Precentralis
Frontalis superior
Frontalis medialis
Frontalis inferior
regio orbitalis
regio triangularis

14
regio opercularis
Orbitales
Cinguli
- Fungsi utama: aktivitas motorik volunteer, kemampuan berbicara,
elaborasi pikiran
b) Parietalis
Lobus parietalis terutama berfungsi dalam menerima dan merespon impuls
sensorik. Lobus ini dibatasi oleh sulcus centralis, sulcus lateralis
(lanjutan), dan sulcus parietooccipitalis (dalam). Selain itu di lobus ini
terdapat:
Gyrus :
Postcentralis
Lobulus parietalis superior
Lobulus parietalis inferior
Supramarginalis
Angularis
precuneus
c) Temporalis
Salah satu fungsi lobus ini adalah untuk menerima sensasi suara yang
terletak di sebelah lateral (di sisi kepala). Lobus ini dibatasi oleh:
- Sulcus
lateralis (lanjutan)
parietooccipitalis (dalam, lanjutan)
- Gyrus :
Temporalis superior
Temporalis medialis
Temporalis inferior
Occipitotemporalis lateralis
Parahippocampus
uncus
d) Oksipitalis

15
Lobus oksipitalis, yang terletak di sebelah posterior (di kepala belakang),
bertanggung jawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Lobus
ini dibatasi oleh:
- Sulcus
parietooccipitalis (dalam, lanjutan)
- Gyrus :
Cuneus
lingualis
Occipitotemporalis medialis

Gambar 2.4
3) Batang Otak
Batang otak terdiri dari:(14)
a) Mesenchepalon
Mesencephalon merupakan bagian sempit otak yang menghubungkan
prosencephalon dengan rhombencephalon. Rongga sempit di
mesencephalon adalah aquaductus cerebri, yang menghubungkan
ventriculus tertius dan ventriculus quartus. Mesencephalon mengandung

16
banyak nuklei dan berkas serabut saraf asendens dan desendens. Tectum
adalah bagian mesencephalon yang terletak posterior terhadap aqueductus
cerebri yang mempunyai empat tonjolan kecil, yaitu dua colliculus
superior dan dua colicullus inferior.
b) Medulla Oblongata
Medula oblongata berbentuk konus, di superore berhubungan dengan pons
dan dibagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Fissure
mediana terdapat pada permukaan anterior medulla, dan pada setiap sisi
terdapat benjolan yang disebut pyramis. Bentuk pyramis mengecil ke
bawah dan di sini hampir seluruh serabut-serabut descendens menyilang
ke sisi lainnya, membentuk ducasstio pyramidum. Posterior terhadap
pyramis terdapat olive, yang merupakan elevasi lonjong yang ditimbulkan
oleh nukleus olivarius yang terdapat dibawahnya. Di belakang olive
terdapat pedunculus cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla
dengan cerebellum. Nucleus galcilis di medial nucleus cuneatus di lateral
akan membentuk tuberculum gracilis dan cuneatus di permukaan posterior
pars inferior medulla oblongata Pada medulla oblongata, terdapat banyak
kumpulan neuron-neuron, yang disebut nuklei, dan berfungsi sebagai
saluran untuk menyalurkan serabut-serabut saraf asendens dan desendens.
Terletak di antara pons dan medulla spinalis. Tempat keluarnya nervii
carniales
 Superior : N. VI, N.VII dan N.VIII
 Medial : N. IX, N. X, N.XI dan N.XII
c) Pons
Pons terletak di permukaan anterior cerebellum, inferior dari
mesencephalon dan superior dari medulla oblongata (diantara mid brain
dan medulla oblongata). Pons, atau jembatan, dinamakan dari banyaknya
serabut-serabut yang berjalan secara transversal pada anteriornya, yang
menghubungkan kedua hemispherium cerebelli. Pons juga mengandung
banyak nuklei dan serabut asendens dan desendens. Pons tempat keluarnya
nervii carniales

17
 Superior : N. III dan N. IV
 Medial : N. V
 Bawah : N. VI, N.VII dan N.VIII

Gambar 2.5
4) Cerebelum
Cerebellum terletak di fossa posterior dan di bagian superior dan di
bagian superior ditutupi oleh tentorium cerebelli. Bagian tengahnya terdiri
dari dua hemispherium cerebella yang dihubungkan oleh bagian tengah yang
sempit, yaitu vermis. cerebellum berhubungan dengan aspek posterior batang
otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris yang disebut pedumculus
cerebellaris superior, medius, dan inferior.(14)
Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior, lobus
medius, dan lobus flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada
permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius oleh visura
yang berbentuk huruf-v yang disebut visura prima. bagian cerebellum yang

18
paling besar adalah lobus medius, terletak diantara fissura ovulonodularis.
Lobus ini merupakan tempat beradanya lobus flocculonodurallis. Fissura
horizontalis yang dalam ditemukan di sepanjang pinggir cerebellum dan
memisahkan permukaan superior dari permukaan superior dan permukaan
inferior. Cortex cerebelli berbentuk lipatan seperti kertas terletak pada bidang
kronal atau tranversal. Setiap lipatan (folium) terdiri dari inti substantia alba
dan diatasnya ditutupi oleh substantia grisea. pada potongan cerebelli terdapat
cabang-cabang pada permukaan potongan disebut arbror vitae. Substantia
grisea cortex terbagi menjadi tiga lapisan :(14)
a) Lapisan luar, lapisan molekular;
b) Lapisan tengah, lapisan sel purkinje; dan
c) Lapisan dalam, lapisan granular. Lapisan molekular terdiri dari dua tipe
neuron; sel stellatum yang terletak disebelah luar dan sel basket terletak
didalam .
Diencephalon dibagi menjadi empat bagian besar yaitu, thalamus,
subtalamus, epitalamus, dan hipotalamus.(14)
a) Thalamus
Thalamus merupakan massa substantia grisea yang besar dan berbentuk
oval yang membentuk bagian utama diencephalon. Thalamus merupakan
daerah fungsional, terletak di setiap sisi ventriculus tertius. Subtalamus,
terletak di inferior thalamus dan diantara thalamus dan tegmentum
mesencephalon. Kumpulan yang ditemukan di dalam subtalamus
merupakan ujung cranial nukleus ruber dan substantia nigra. Epitalamus
terdiri dari nucleus habebenularis dan hubungan-hubungannya serta
glandula pinealis. Glanula pinealis merupakan struktur kecil yang
berbentuk kerucut dan melekat menuju diencephalon melalui tungkai
pineal. Glanula pinealis dapat memengaruhi aktivitas kelenjar endokrin
yang dapat memengaruhi langerhans pangkreas, paratiroid, adrenal, dan
gonad.
b. Hipotalamus

19
Hipotalamus merupakan area kecil otak yang terletak sangat dekat dengan
system limbik, thalamus, tractus-tractus asendens, serta hipofisis. Secara
mikroskopik , hipotalamus terdiri dari sel-sel saraf kecil yang tersusun
dalam kelompok atau inti. Hipotalamus mengendalikan dan
mengintegrasikan fungsi system saraf otonom dan system endokrin. Serta
berperan penting dalam mempertahankan homeostasis tubuh.

2.3. Neurotransmitter
2.3.1. Definisi
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang
meneruskan informasi dari sebuah neuron ke neuron lain atau ke sel efektor.
Neurotransmiter merupakan pembawa pesan kimia berjarak sangat dekat,
sebagai respon terhadap adanya sinyal listrik (potensial aksi).
Neurotransmiter berdifusi dari tempat pelepasannya dan menyeberangi ruang
ekstrasel sempit untuk bekerja lokal hanya di sel sasaran yang tersambung
bisa berupa neuron lain maupun sel efektor.(5)

2.3.2. Klasifikasi
Neurotransmitter diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu: (2)

Neurotransmitter Lokasi / fungsi Implikasi pada penyakit


(Kolinergik)
Asetil kolin Sistem saraf otonom Meningkatkan derajat
simpatis dan depresi
parasimpatis, Menurunkan derajat
terminal saraf presinapsis penyakit
parasimpatik, terminal
postsinapsis

Sistem saraf pusat :


korteks serebral
hipokampus, struktur
limbik, basal ganglia

20
Neurotransmitter Lokasi / fungsi Implikasi pada penyakit
(Monoamin)
Norepinefrin Sistem syaraf otonom Menurunkan derajat
terminal saraf post depresi
sinapsis simpatis Meningkatkan derajat
mania
Sistem saraf pusat: Keadaan
talamus, sistem limbik, kecemasan,skizofrenia.
hipokampus, serebelum,
korteks serebri
Dopamin Frontal korteks, sistem Menurunkan derajat
limbik, basal ganglia, penyakit
talamus, hipofisis parkinson dan depresi
posterior, medula spinalis
Meningkatkan derajat
mania dan skizofrenia
Serotonin Hipotalamus, talamus, Menurunkan derajat
sistem limbik, korteks depresi
serebral, serebelum,
medula spinalis Meningkatkan derajat
kecemasan
Histamin Hipotalamus Menurunkan derajat
depresi
Neurotransmitter Lokasi / fungsi Implikasi pada penyakit
(Asam Amino)
GABA (Gamma Hipotalamus, Menurunkanderajat korea
Amino ButyricAcid) hipocampus, korteks, huntington, gangguan
serebelum,basal ganglia, ansietas, skizofrenia, dan
medulla spinalis, retina berbagai jenis epilepsi

Glisin Medula spinalis, batang Derajat toksik/keracunan


otak “glycine encephalopaty”
Glutamat dan Sel-sel piramid/kerucut Menurunkan tingkat

21
aspartat dari korteks, serebelum derajat yang berhubungan
dan sistem sensori aferen dengan gerakan motor
primer, spastik
hipocampus,talamus,
hipotalamus, medula
spinalis
Neurotransmitter Lokasi / fungsi Implikasi pada penyakit
(Neuropeptida)
Endorfin dan Hipotalamus , talamus, Modulasi aktivitas
enkefalin struktur limbik dan dopamin oleh opiod
batang otak, enkedalin peptida dapat
juga ditemukan pada Menumpukkan berbagai
traktus gastrointestinal ikatan terhadap gejala
Skizofrenia
Substansi P Hipotalamus struktur Menurunkan derajat
limbik otak tengah, korea huntington
batang
otak, talamus, basal
ganglia, dan medula
spinalis, juga ditemukan
pada traktus
gastrointestinal dan
kelenjar saliva

Somatostatin Korteks serebral, Menurunkan derajat


hipokampus, talamus, penyakit alzheimer
basalganglia, batang
otak, medula spinalis

2.3.3. Fungsi

22
Neurotransmiter adalah senyawa organic endogenus membawa
sinyal di antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis,
sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi.
Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara
otak keseluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara
sederhana, dapat dikatakan neurotransmitter merupakan bahasa yang
digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul
ketika ada pesan yang harus di sampaikan kebagian-bagian lain.(3)
Secara spesifik, fungsi neurotransmitter dapat diklasifikasikan
berdasarkan pembagian neurotransmitter tersebut. (4)
a) Neurotransmitter berukuran kecil
1) Asetilkolin merupakan excitatory neurotransmitter yang pada
beberapa sinaps, contohnya neuromuscular junction, ikatan antara
AcH ke inotropic reseptor membukakan alkation.
2) Asam amino
-
Glutamat, untuk komunikasi. Digunakan di sistem saraf pusat dan
sebagian sinaps otak
-
GABA, berperan untuk obat diazepam
-
Ikatan antara GABA maupun glycin membantu membuka kanal
Cl-
3) Biogenic acid
-
Norephineprin (NE) berperan untuk arousal (membangunkan dari
tidur panjang), mimpi dan regulasi mood.
-
Dopamin (DA) aktif pada saat respons emosional, perilaku adiktif,
dan kegiatan kesenangan. Dopamin realeasing neurons membantu
regulasi skeletal muscle tone dan beberapa kontraksi otot.
-
Serotonin, diduga berpengaruh pada persepsi sensorik, regulasi
temperatur, pengatur mood, nafsu makan dan induksi tidur.
4) AT/P dan cincin putin lainnya berperan dalam pembentukan tenaga.
5) Nitric Oxide (NO)

23
-
Beberapa penelitian memperkirakan bahwa NO berperan pada
proses belajar dan memori.
-
Endonthelial cells yang ada di pembuluh darah melepaskan NO
di dinding-dinding pembuluh darah tersebut dan berdifusi kesel-
sel otot terdekatnya dan mengakibatkan relaksasi.
-
Pada jumlah besar, NO bersifat toksik, makrofag memproduksi
NO untuk membunuh mikroba ataupun sel tumor.
b) Neuropeptides
1) Substansi P berfungsi untuk memperbanyak presepsi dari rasa sakit.
2) Enkhepalins
-
Berfungsi untuk menghambat impuls rasa sakit dengan menekan
substansi P yang keluar.
-
Diduga berperan pada proses belajar dan memori, pengaturan
temperatur tubuh, aktivitas seksual dan penyakit kejiwaan.
3) Endorphins, berperan pada proses belajar dan memori, pengaturan
temperatur tubuh, dan penyakit kejiwaan.
4) Dynorphins, diduga berperan dalam kontrol rasa sakit dan register
emosi.
5) Hypotalamic realeasing and inhibitory hormons diproduksi oleh
hipotalamus untuk meregulasi pelepasan hormon oleh anterior
pituarity.
6) Angiotensin II
-
Sebagai hormon untuk stimulus rasa haus, dan dapat meregulasi
tekanan darah di otak.
-
Vasokontriksi dan promotor pelepasan aldosterone yang
meningkatkan kadar garam dan air yang direabsorbsi di ginjal.
7) Choleystokinin (CCK)
-
Sebagai sinyal untuk berhenti makan.
-
Sebagai hormon meregulasi enzim sekresi di pankreas selama
proses digestive, dan kontraksi otot polos pada gastrointestinal
tract.(4)

24
2.4 Memori
2.4.1. Klasifikasi
Berdasarkan jenis materi yang diingat, memori dibagi atas :(10)
1) Memori prosedural
Disebut juga memori implisit. Merupakan bentuk memori yang tidak
dapat dinyatakan atau dibawa ke pikiran melalui penglihatan. Bentuk
memori ini lebih menekankan pada kemahiran dan recall keahlian kognitif
dan motorik setelah suatu prosedur khusus (misal belajar berjalan,
mengendarai sepeda, atau mobil). Daerah yang berperan adalah
neostriatum, serebellum dan korteks sensorimotor.
2) Memori deklaratif
Disebut juga memori eksplisit. Berupa pengetahuan yang dapat dinyatakan
dan dibawa ke dalam fikiran selama penglihatan sadar, seperti fakta- fakta,
kata, nama dan wajah seseorang, yang dapat dipanggil kembali dari
memori, ditempatkan dalam pikiran, dan dilaporkan. Jenis memori ini
sangat erat kaitannya dengan fungsi hipokampus dan struktur lobus
temporal. Terbagi menjadi memori episodik dan memori semantik.
Memori episodik menunjuk kepada kejadian khusus atau pengalaman
seseorang, misalnya menghadiri acara pernikahan teman dekat. Memori
semantik menunjuk kepada proses belajar dan recall fakta-fakta dan
pengetahuan umum
Berdasarkan modalitas materi yang diingat, terdiri dari: (10)
1) Memori verbal
Berkenaan dengan proses belajar dan recall informasi yang didapat dari
bahasa.
2) Memori non verbal
Berhubungan dengan proses belajar dan recall informasi visual, melodi,
sensasi sentuh dan bau.).
Berdasarkan jangka waktu materi diingat, dibagi menjadi :
1) Immediate memory

25
Istilah yang digunakan bila memori dipanggil kembali setelah jangka waktu
beberapa detik. Disebut juga immediate recall. Immediate memory sangat
bergantung pada atensi dan konsentrasi. Contoh memori ini adalah
mengingat nama baru yang baru saja didengar. Daerah yang berperan
adalah daerah asosiasi neokorteks dan prefrontal.
2) Recent Memory
Berkaitan dengan recall memori setelah beberapa menit, jam atau hari.
Memori ini ditingkatkan dengan proses belajar dan pengulangan. Beberapa
peneliti telah menemukan adanya perubahan pada sinaps, yang disebut
dengan long term synaptic potentiation yang dapat menjelaskan keadaan
ini. Contoh dari memori ini adalah mempelajari materi baru dan memanggil
materi itu setelah beberapa menit, jam, atau hari. Daerah yang berperan
adalah lobus temporal medial (hipokampus, amigdala) dan diencephalon
(nucleus dorsomedial thalamus dan corpus mamilare dari hipotalamus)
3) Remote Memory
Menunjuk kepada recall kejadian yang telah terjadi bertahun - tahun
sebelumnya, misalnya mengingat nama-nama guru, dan teman- teman
sekolah yang lama, tanggal lahir, dan fakta sejarah. Pada pasien yang
mengalami gangguan pada recent memory, remote memori menunjuk
kepada recall kejadian- kejadian sebelum onset terjadinya gangguan recent
memory. Struktur otak yang terlibat dalam remote memory adalah korteks
asosiasi kanan dan kiri.
Berdasarkan cara penyimpanan informasi yang diperoleh, yaitu:(1)
1) Memori jangka pendek
Berlangsung dalam hitungan detik sampai jam. Kapasitas penyimpanan
terbatas. Ingatan cepat lenyap kecuali terkonsolidasi menjadi ingatan
jangka panjang.
2) Memori jangka panjang
Ingatan dipertahankan dalam hitungan harian sampai tahunan. Kapasitas
penyimpanan sangat besar.

26
2.4.2. Proses Terbentuk
Proses terbentuknya memori terdiri dari 3 tahapan: (12)
1) Encoding
Pada tahap ini informasi diterima dan diregistrasi oleh suatu modalitas
sensorik tertentu seperti sentuhan, pendengaran atau penglihatan. Setelah
informasi sensorik diterima dan diregistrasi, informasi tersebut
dipertahankan sementara dalam working memory (memori jangka
pendek).
2) Penyimpanan
Pada tahap ini informasi disimpan dalam bentuk yang lebih permanen
(memori jangka panjang). Proses penyimpanan ini dapat ditingkatkan
dengan pengulangan, sehingga dikatakan bahwa penyimpanan adalah
suatu proses aktif yang memerlukan usaha berupa latihan dan
pengulangan.
3) Pemanggilan kembali (recall)
Merupakan tahap akhir dari proses memori. Pada tahap ini informasi yang
sudah disimpan dipanggil kembali sesuai permintaan atau kebutuhan
(disebut memori deklaratif).

2.4.3. Proses Penyimpanan


Proses storage (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses
dalam encoding). Proses storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses
mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu.
Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga
tempat informasi disimpan sesuai dengan kategorinya. Penyimpanan
informasi merupakan mekanisme penting dalam memori. Sistem
penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori.(13)
2.4.4. Recall Memori
Merupakan tahap akhir dari proses memori. Pada tahap ini
informasi yang sudah disimpan dipanggil kembali sesuai permintaan atau
kebutuhan (disebut memori deklaratif). Proses mengingat kembali

27
merupakan suatu proses mencari dan menemukan kembali bila dibutuhkan.
Tiga proses mengingat, yaitu :
1) Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa
lalu tanpa petunjuk. Contohnya mengingat nama seseorang tanpa
kehadiran orang yang bersangkutan.
2) Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah
dipelajari melalui suatu petunjuk. Contohnya mengingat nama seseorang
saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3) Redintegrative, yaitu proses mengingat dan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks.(13)

2.5 Gangguan Memori


Gangguan memori adalah suatu keadaan dimana pasien tidak
mampu untuk mempelajari informasi baru atau untuk memanggil kembali
informasi yang sudah didapat sebelumnya.(11)
Gangguan memori merupakan keluhan kognitif yang paling sering
terjadi pada pasien dengan sindrom behavioral organik. Hampir seluruh
pasien demensia menunjukkan gangguan memori pada awal gejala timbulnya
penyakit.(12)
Beberapa kondisi neurologis yang dapat menyebabkan gangguan
memori adalah:
a) Penyakit degeneratif
1) Demensia kortikal
- Penyakit alzheimer
- Pick’s disease
- Demensia lobus frontal
- Demensia frontotemporal
2) Demensia sub kortikal
- Penyakit Parkinson
- Penyakit Huntington
- Progressive Supranuclear Palsy

28
3) Kondisi degeneratif lainnya
- Demensia yang berhubungan dengan Immunodeficiency virus disease
dan Immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS)
- Multiple sclerosis
b) Trauma Kepala
c) Penyakit serebrovaskular
1) Stroke
2) Ruptur aneurisma
3) Demensia vaskular
d) Keracunan
1) Alkohol (alcoholic korsakoff’s syndrome atau wernicke korsakoff”s
syndrome)
2) Neurotoksin lain misal logam-logam (seperti timah, air raksa), bahan
pelarut bahan bakar, dan pestisida
e) Anoksia/ iskemik
f) Herpes simplex encephalitis
g) Tindakan operasi, misalnya temporal lobectomy pada pasien epilepsi
Berikut beberapa jenis jenis Gangguan Memori, yaitu:
a) Amnesia
Gangguan ingatan yang paling umum terjadi. Gangguan ini diduga
terutama disebabkan oleh kerusakan dari sistem limbik bilateral. Meskipun
demikian, perlu diingat bahwa sistem limbik bukanlah tempat penyimpanan
memori. Sistem limbik berperan dalam mengintegrasikan memori yang
tersimpan luas di korteks serebri agar runut dan mudah dipanggil. Gangguan
terjadi pada memori deklarasi, bukan pada memori prosedural.(6) Amnesia
dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni:
-
Amnesia retrograde
Ketidakmampuan seseorang mengingat pengalaman dan kejadian
yang terjadi sebelum keadaan amnesia terjadi. Keadaan amnesia ini terlihat
dari seseorang lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, serta memori-
memori jangka menengah. Memori jangka panjang tidak terpengaruh.

29
Gangguan ini disebabkan oleh lesi pada hipokampus (yang juga
menyebabkan amnesia anterograde), namun secara spesifik disebabkan oleh
gangguan di daerah talamus.
Seseorang pasien yang datang ke instalasi gawat darurat setelah
mengalami kecelakaan dan mengaku lupa akan identitas dirinya sendiri
hampir dipastikan bukan merupakan suatu gangguan ingatan akibat faktor-
faktor neurologi. Kejadian ini disebut dengan fugue state, dan cenderung
akibat trauma psikologis.(7)
-
Amnesia anterograde
Jenis amnesia yang fatal karena tidak mampu mengingat,
mempertahankan, dan memanggil pengetahuan baru setelah keadaan amnesia
terjadi. Contoh kasus amnesia anterograde adalah ketidakingatan penderita
bahwa ia baru saja makan beberapa menit lalu, atau melupakan kejadian
penting beberapa jam yang baru saja terjadi. Kasus yang cukup mengenaskan
adalah ketika Anda bertemu dengan seorang penderita amnesia ini, lalu Anda
pergi selama 5 menit dan kembali lagi, namun orang ini tidak mengenali
Anda.(8)
Amnesia anterograde sebagian besar disebabkan oleh lesi pada
bagian hipokampus sistem limbik. Hipokampus diduga merupakan pusat
“reward-and-punishment” yang merupakan mekanisme penting dalam proses
pembentukan memori.(6)

Gambar 2.6 – Gambaran skematis jenis amnesia


b) Sindrom Wernicke-Korsakoff

30
Sindrom ini ditemukan oleh seorang fisiolog Rusia, bernama
Sergei Korsakoff pada tahun 1889. Sindrom ini adalah manifestasi dari
kekurangan vitamin B1 (tiamin), atau penyakit beri-beri. Penyalahgunaan
alkohol dan obat-obatan juga menyebabkan sindrom ini.
Sindrom ini menyebabkan penderitanya mengalami hilang ingatan,
kesulitan menceritakan runutan kejadian, menghasilkan cerita yang
sesungguhnya tidak terjadi akibat disorganisasi memori (konfabulasi), dan
tidak mampu membentuk memori baru. Selain itu sindrom ini juga
menyebabkan gangguan koordinasi otot (ataksia), tremor di ekstremitas
bawah, dan perubahan kemampuan visual (seperti pergerakan mata yang
tidak normal dan penglihatan ganda). Sindrom ini terkait erat dengan amnesia
anterograde dalam hal informasi deklaratif.(9)

Gambar 2.7 – Beberapa daerah yang dipengaruhi oleh Sindrom Wernicke-


Korsakoff
c) Memory-Slip
Bukan merupakan gangguan ingatan secara sepenuhnya, melainkan
gangguan konsentrasi dalam menyikapi hal yang sedang dikaji. Misalnya
ketika Anda melupakan dimana Anda meletakkan kunci rumah atau kunci
kendaraan. Bagian frontal otak pada seseorang yang telah berusia lanjut akan
mengalami degenerasi sehingga penyimpanan memori temporer akan lebih
mudah terlupakan.(9)

31
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Laki-laki 60 tahun mengalami gangguan fungsi kognitif yang
disebabkan oleh multifactorial seperti usia, gangguan vaskularisasi dan diet yang
tidak baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisioogi Manusia : Dari Sel ke Sistem. 8th ed. Jakarta: EGC;
2014.
2. Graw, Allan dkk. Biokimia Klinis. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta. 2012.
3. Brody, T.M. Larner, J. and Minneman, K.P. Human Pharmacology:
Molecular to Clinical, 3th Ed. St. Louis, Missouri: Mosbt Inc. 1998.
4. Tortora G,,Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 12th
Edition. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons; 2009.

33
5. Silverthorn D. FisiologiManusia:SebuahPendekatanTerintegrasi. Jakarta:
EGC; 2014.
6. Guyton AC, Hall EJ. Textbook of Medical Physiology: 11th ed. Philadelphia:
Elsevier Inc.; 2006.
7. Marieb EN. Hoehn K. Human anatomy & physiology: 7 th ed. London:
Benjamin Cummings; 2006.
8. Kasper DL. Fauci AS. Longo DL. Braunwald E. Hauser SL. Jameson JL.
Harrison ‘s Principles of Internal Medicine: 16th edition. New York:
McGraw-Hill; 2005.
9. Brust JCM. Nutrition and alcohol-related neurologic disorders. In: Goldman
L, Ausiello D, eds. Cecil Medicine. 23 rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier; 2007: chap 443
10. Lumbantobing, S.M., 2006 ; Neurologi klinis ; FKUI, Jakarta, hal 88-90.
11. Kempler, D. 2005. Neurocognitive Disorders In Aging. Sage Publications.
California. p. 200.
12. Strub, R.L., Black, F.W. 2000. The Mental Status Examination in Neurology.
4th ed. F. A. Davis Company: Philadelphia.
13. Tranel, D. ,Denburg, N.L . 2009. Approach to the patient with memory
impairment. In Biller ,J. Practical neurology. 3.rded. Pp. 41-43. Lippincott
Williams & Wilkins. USA.
14. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas of Anatomy, Head, Neck and
Neuroanatomy: Volume 3: Head, Neck and Neuroanatomy. 15 edition. Urban
& Fischer; 2013. 849 p.
15. Uston, Cagatay (February 20, 2004).Dr. Thomas Willis' Famous Eponym:
The Circle of Willis. Turkish Journal of Medical Sciences 34: 271–274.
Retrieved 16 July 2010.
16. Purves, Dale; George J. Augustine, David Fitzpatrick, William C. Hall,
Anthony-Samuel LaMantia, James O. McNamara, Leonard E. White
(2008). Neuroscience, 4th Ed. Sinauer Associates. pp. 834–5.

34
35

Anda mungkin juga menyukai