Namun karena mekanisme yang terdapat pada tubuh manusia sudah sangat unik dan dinamis
maka tidak setiap kehilangan cairan akan menyebabkan tubuh dehidrasi.
Bernafas
Kondisi cuaca sekitar
Berkeringat
Buang air kecil dan buang air besar.
Sehingga setiap hari kita harus minum cukup air guna mengganti cairan yang hilang saat
aktifitas normal tersebut.
Untungnya, tubuh mempunyai mekanisme unik bila kekurangan cairan. Rasa haus akan serta
merta muncul bila keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu. Tubuh akan
menghasilkan hormon ADH guna mengurangi produksi kencing oleh ginjal. Tujuan akhir
dari mekanisme ini adalah mengurangi sebanyak mungkin kehilangan cairan saat
keseimbangan cairan tubuh terganggu.
Dehidari terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat
kurang. Beberapa kondisi yang seringa menyebabkan dehidrasi antara lain :
Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
Muntah. Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
1. Mulut kering.
2. Berkurangnya air mata.
3. Berkurangnya keringat.
4. Kekakuan otot.
5. Mual dan muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan
lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk
menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang
elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, presyok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh total, berupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari air (dehidrasi hipetonik.
Dehidrasi isotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145
mmol/Liter)dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/ Liter).
Dehidrasi isotonik di tandai dengan normalnya kadar natrium serum(135-14) mmol/Liter) dan
osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/Liter). Dehidrasi hipotonikditandai dengan
rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter)dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari270 mosmol/Liter).
Penting diketahui perubahan fisiologi pada usia lanjut. Secara umum terjadi penurunan
kemampuan homeostatik seiring dengan pertambahnya usia. Secara khusus, terjadi
penurunan kemampuan homeostatik sering dengan bertanbahnya usia. Secara khusus, terjadi
penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping
itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal,
renin, aldoosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap vasopresin.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali.
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata cekung
sering tidak jelas. Gejala klinis yang paling spesifik dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3 %. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu identifikasi m
kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Ilmu
Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan askila lembab, suhu tubuh meningkat dari
suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (BJ) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa
adanya glukosoria dan proteinuria), serta rasio blood urea niitrogen/ kreatinin lebih dari atau
sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat
dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak
menggunakan obat-obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi
overlood (gagal jantung kongesif, sirosis hepaptis dengan hipertensi portal, kpenyakit ginjal
kronik stadium terminal, sindromnefrotik).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
· BJ urin
Saat gula dan sodium sitrat tidak tersedia maka dapat diganti dengan
Catatan : larutan ini dapat dipersiapkan dari campuran gula/garam yang tersedia atau dari
bahan daras dan air. Larutan harus dipersiapkan baru/fresh, disarankan dengan air matang.
Ketepatan menimbang dn mencampur dan kelarutan bahan-bahan dasar dalam volume yang
benar air matang adalah penting. Pemberian larutan yang lebih pekat dapat menyebabkan
hipernatremia
Indikasi:
Dosis :
Cairan dan garam yang hilang pada diare akut, per oral, DEWASA 200-400 ml larutan setiap
habis mencret; BAYI dan ANAK menurut rencana A, B atau C
Muntah- bisa disebabkan pemberian terlalu cepat; hipernatremia dan hiperkalemia dapat
berakibat dari kelebihan dosis pada keadaan gangguan ginjal atau pemberian larutan terlalu
terkonsentrasi
http://apps.who.int/emlib/Medicines.aspx?Language=EN