04011281520142
ALPHA
Kehilangan cairan melalui keringat. Jumlah air yang hilang dengan keringat
bervariasi,tergantung aktivitas fisik dan temperature lingkungan. Volume
keringat normalnya sekitar 100 ml/hari, namun pada konsdisi cuaca yang
sangat panas atau selama aktivitas fisik yang berat, kehilangan air dapat
meningkat sebanyak 1 sampai 2L/jam. Hal ini dapat meimbulkan kehilangan air
yang berlebihan jika tidak diimbangi dengan pemasukan air.
Air yang hilang melalui feses. Hanya sedikit jumlah air(100ml/hari) yang
normalnya hilang melalui feses. Kehilangan air dapat meningkat menjadi
beberapa liter dalam sehari pada orang dengan diare akut. makanya,diare akut
dapat mengancam nyawa jika tidak diobati dalam beberapa hari.
Air yang hilang melalui ginjal. Kehilangan air yang terakhir yaitu melalui urin
yang diekskresikan oleh ginkal. Ada beberapa mekanisme yang mengontrol
kecepatan ekskresi urin. Faktanya,cara utama tubuh menjaga keseimbangan
input dan output air,juga input dan output elektrolit didalam tubuh,adalah
dengan mengontrol kecepatan ginjal mengkresikan zat ini. Sebagau
contoh,volume urin dapat berkisar 0,5L/hari pada orang dehidrasi atau 20L/hari
pada orang yang minum banyak sekali air. Hal ini juga sama dengan elektrolit
didalam tubuh seperti sodium,klorin,dan potassium. Pada beberapa orang,
pemasukan sodium dapat sekitar 20mEq/hari, dan pada yang lainnya dapat
sekitar 300 sampai 500 mEq/hari. Ginjal dihadapkan pada tugas mengatur
kecepatan eksresi air dan elektrolit untuk mengimbangi pemasukan zat
tersebut,dan juga mengkompensasi kehilangan berlebihan dari cairan dan
elektrolit pada beberapa penyakit
2.
Asidosis metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
Hambatan pusat pernapasan antara lain penyakit obstruktif dan restriktif paru,
gangguan gerakan rangka torakal (misalnya polimielitis), penurunan aktivitas
pusat pernapasan (karena trauma otak, hemoragi, narkotik , anestetik,dll) dan
penyakit neuromuscular (misalnya miastenia gravis, sindrom Guillain Barre)
2.
3.
4.
Hubungan klorin dengan bikarbonat berbanding terbalik. Saat ada terlalu banyak
klorin,bikarbonat meningkat dan menyebabkan alkalosis. Sebaliknya-terlalu
banyak klorin- agak lebih kompleks. Jika kadar klorin tinggi dan sodium
rendah,maka pasien mengalami asidosis. Jika klorin tingi dan sodium juga
tinggi
maka
pasien
dapat
dehidrasi.
Cara
untuk
mengetahui
ketidakseimbangan asam-basa adalah dengan menghitung anion gap. Untuk
menghitung anion gap perlu hasil lab pasien dan jumlahkan klorin dengan
bikarbonat lalu jumlah sodium kurangi dengan hasil itu. Anion gap yang normal
pada kisaran 8-12.5
Jika anion gap>12 maka pasien kemungkinan besar mengalami asidosis. Anion
gap yang normal tapi dengan kadar klorin diatas normal juga patut
diperhatikan akan kemungkinan asidosis
Jika anion gap rendah maka kemungkinan besar mengalami alkalosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.William F.Ganong.1995.Penerbit Buku
Kedokteran EGC:Jakarta
2. Textbook of medical physiology.Guyton&Hall.2006.Elsevier Saunders