Anda di halaman 1dari 6

REYNOLD SIBURIAN

04011281520142
ALPHA

STABILITAS CAIRAN TUBUH


Cairan tubuh yang relative konstan menakjubkan karena ada pertukaran terus
menerus dari cairan dan larutan dengan lingkungan eksternal juga dalam organ
tubuh kita. Sebagai contoh, ada input cairan tubuh yang bervariasi yang harus
disamakan dengan output dari tubuh untuk mencegah volume cairan tubuh
menaik atau menurun

Pemasukan air sehari hari


Air dimasukkan ke tubuh oleh 2 sumber utama:
1. dicerna dalam bentuk cairan atau air dalam makanan,yang normalnya
berkontribusi sekitar 2100ml/hari ke cairan tubuh
2. 2disintesa di tubuh sebagai hasil dari oksidasi karbohidrat,berkontribusi
sekitar 200ml/hari.
Sebagai kesimpulan pemasukan air sekitar 2300ml/hari. Hanya saja
pemasukan air ke dalam tubuh sangat bervariasi tergantung orangnya. Dan
bahkan untuk orang yang sama dapat bervariasi pada hari yang berbeda
tergantung iklim,kebiasaan dan aktivitas fisik

Kehilangan air sehari hari


Insensible water loss. Sebagian dari kehilangan air tidak dapat diregulasi.
Sebagai contoh ada kehilangan air yang terus menerus dengan penguapan dari
sistem pernapasan dan difusi melalui kulit,yang bersama sama berkontribusi
sekitar 700ml/hari dibawah kondisi normal. Dinamakan insensible water loss
karena kita tidak sadar dengan itu,walaupun berlangsung terus menerus pada
semua manusia. Insensible water loss dari kulit berlangsung secara
independent tanpa keringat dan ada bahkan pada orang yang lahir tanpa
kelenjar keringat;kehilangan air rata rata oleh difusi melalui kulit sekitar 300 ke
400ml/hari. Kehilangan air ini diminimalisasi oleh keratin di kulit yang penuh
dengan kolesterol,yang berfungsi sebagai penghalang atas kehilangan
berlebihan melalui difusi

Kehilangan cairan melalui keringat. Jumlah air yang hilang dengan keringat
bervariasi,tergantung aktivitas fisik dan temperature lingkungan. Volume
keringat normalnya sekitar 100 ml/hari, namun pada konsdisi cuaca yang
sangat panas atau selama aktivitas fisik yang berat, kehilangan air dapat
meningkat sebanyak 1 sampai 2L/jam. Hal ini dapat meimbulkan kehilangan air
yang berlebihan jika tidak diimbangi dengan pemasukan air.

Air yang hilang melalui feses. Hanya sedikit jumlah air(100ml/hari) yang
normalnya hilang melalui feses. Kehilangan air dapat meningkat menjadi
beberapa liter dalam sehari pada orang dengan diare akut. makanya,diare akut
dapat mengancam nyawa jika tidak diobati dalam beberapa hari.

Air yang hilang melalui ginjal. Kehilangan air yang terakhir yaitu melalui urin
yang diekskresikan oleh ginkal. Ada beberapa mekanisme yang mengontrol
kecepatan ekskresi urin. Faktanya,cara utama tubuh menjaga keseimbangan
input dan output air,juga input dan output elektrolit didalam tubuh,adalah
dengan mengontrol kecepatan ginjal mengkresikan zat ini. Sebagau
contoh,volume urin dapat berkisar 0,5L/hari pada orang dehidrasi atau 20L/hari
pada orang yang minum banyak sekali air. Hal ini juga sama dengan elektrolit
didalam tubuh seperti sodium,klorin,dan potassium. Pada beberapa orang,
pemasukan sodium dapat sekitar 20mEq/hari, dan pada yang lainnya dapat
sekitar 300 sampai 500 mEq/hari. Ginjal dihadapkan pada tugas mengatur
kecepatan eksresi air dan elektrolit untuk mengimbangi pemasukan zat
tersebut,dan juga mengkompensasi kehilangan berlebihan dari cairan dan
elektrolit pada beberapa penyakit

KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA


Ketidakseimbangan asam basa yaitu tidak seimbangnya jumlah dan tipe asam
basa di dalam tubuh.
Keseimbangan asam basa di pertahankan oleh beberapa macam ialah Buffer
system, Pernafasan , ginjal .
Buffer system adalah system penyangga, yaitu bahan yang dapat bekerja
sebagai reaksi kimia, yang dapat menarik atau melepas ion hidrogen
sehingga pH tetap relatif stabil. Buffer mencakup asam lemah dan garam
dari asam yang berfungsi asam lemah. Buffer system berfungsi menangkap
atau memberi ion hidrogen agar pH tetap dalam batas normal. Buffer

system untuk mengatur keseimbangan asam basa adalah system asam


karbonat - bikarbonat, buffer protein, dan buffer fosfat.
Pernapasan atau ekshalasi karbon dioksida memainkan peranan penting
dalam keseimbanggan asam basa dengan mengendalikan kekanan parsial
dari karbon dioksida (PCO2) dalam darah arteri. Bila kelebihan
karbondioksida dibentuk selama proses selular, sebagian besar diambil
oleh sel darah merah dan dibawa ke paru paru. Karbon dioksida bereaksi
dengan air tubuh untuk membentuk asam karbonat yang kemudian
berdisosiasi kedalam ion hidrogen dan ion bikarbonat.
Ekskresi hidrogen ginjal. Peran utama dari ginjal dalam mempertahankan
keseimbangan asam basa adalah menghemat simpanan bikarbonat
sirkulasi dan mengeksresi kan ion ion hydrogen. Ginjal mengatur
kepekatan HCO3- dalam plasma melalui : pengeluaran ion H+ dengan cara
membentuk garam amonium ,membentuk/menyerap kembali bicarbonate
dengan cara bergabung dengan Na+. bila..
PH Plasma menurun H+ dibuang, HCO3- ditahan
PH plasma meningkat H+ ditahan, HCO3- dibuang.

Adapun gangguan keseimbangan asam basa ada dua yaitu :


1.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung
asam
(atau
terlalu
sedikit
mengandung
basa)
dan
sering
menyebabkan menujrunnya ph darah. Asidosis ini dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.
b.

2.

Asidosis metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung


basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya ph darah. Alkalosis ini juga dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Alkalosis respiratorik
alkolisis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dapat menyebabkan kadarkarbondioksida dalam
darah menjadi rendah.
b.
Alkalosis metabolik

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.

Asidosis respiratorik disebabkan oleh

Hambatan pusat pernapasan antara lain penyakit obstruktif dan restriktif paru,
gangguan gerakan rangka torakal (misalnya polimielitis), penurunan aktivitas
pusat pernapasan (karena trauma otak, hemoragi, narkotik , anestetik,dll) dan
penyakit neuromuscular (misalnya miastenia gravis, sindrom Guillain Barre)
2.

Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh

3.

Peningkatan produksi asam,ada dua yaitu ketoasidosis (pada penderita


DM) dan asidosis uremia (pada penderita GGK). Ketoasidosis merupakan
asidosis disertai penumpukan benda keton (ketosis) dalam jaringan dan
cairan tubuh seperti pada asidosis diabetic dan asidosis karena
kelaparan.sedangkan asidosis uremia adalah kondisi pada penyakit ginjal
kronik yang kemampuannya dalam mengeksresi asam menurun,
sehingga bisa menyebabkan asidosis.
Konsumsi makan yang mengandung asam salycilat, ethanol.
Diare kronik
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yangsemestinya.Bahkan jumlah asam yang
normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara
normal.Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis,
yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan
yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Alkalosis respiratorik dapat disebabkan oleh

kerusakan pusat pernafasan di medula


kerusakan pusat pernafasan oleh obat-obatan misalnya keracunan aspirin
obstruksi saluran nafas : pneumonia, bronkhitis kronis
kehilangan pengembangan paru : atelektasis, pneumothorax, emphycema
kelemahan otot pernafasan
hiperventilasi yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida
yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan,rasa nyeri,sirosis hati, demam.

4.

Alkalosis metabolic dapat disebabkan oleh

jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam, Penggunaan diuretik (tiazid,


furosemid, asam etakrinat), Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung, dan Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

Jika larutan hipertonis(sodium klorida) ditambahkan pada cairan


ekstraseluler,maka terjadi peningkatatan osmolaritas dan menyebabkan
osmolaritas air keluar dari sel ke bagian ekstraseluler. Sodium klorida yang
ditambahkakan tetap berada di kompartemen ekstraseluler dan cairan
berdifusi dari sel ke ekstraseluler untuk mencapai keseimbangan osmotic.
Sebagai hasil terjadi peningkatan volume ekstraseluler,penurunan volume
intraseluler,dan peningkatan osmolaritas pada tiap kompartemen.

Hubungan mol dan osmol. Dikarenakan konsentrasi larutan bergantung


pada partikel terlarut,maka perlu istilah untuk mendeskripsikan total
konsentrasi partikel terlarut. Jumlah total partikel dalam larutan dihitung dalam
osmol. 1 osmol(osm) sama dengan 1 mol(6,02x10^23) dari partikel terlarut.
Maka,larutan yang mengandung 1 mol glukosa dalam setiap liter punya
konsentrasi 1 osm/L. jika molekul terpecah menjadi dua ion seperti sodium
klorida yang terionisasi menjadi Na+ dan Cl-,maka larutan yang mengandung 1
mol/L akan punya osmolaritas 2osm/L.

HUBUNGAN KLORIN DENGAN BIKARBONAT


Klorin(CL) dan bikarbonat(HCO3-) adalah anion ekstraselular yang penting. Walau
dua duanya bermain peran penting dalam menjaga keasaman asam
basa,bikarbonat dapat dikatakan sebagai bintang utama. Bikarbonat
merupakan sistem buffer tubuh kita. Dia menjaga keseimbangan asam dan
basa dalam range yang kecil yang diekspresikan dalam Ph(Ph normal kisaran
7.35-7.45). kenaikan ph diatas normal(alkalosis) atau dibawah normal(asidosis)
menyebabkan kerusakan sel dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Hubungan klorin dengan bikarbonat berbanding terbalik. Saat ada terlalu banyak
klorin,bikarbonat meningkat dan menyebabkan alkalosis. Sebaliknya-terlalu
banyak klorin- agak lebih kompleks. Jika kadar klorin tinggi dan sodium
rendah,maka pasien mengalami asidosis. Jika klorin tingi dan sodium juga
tinggi
maka
pasien
dapat
dehidrasi.
Cara
untuk
mengetahui
ketidakseimbangan asam-basa adalah dengan menghitung anion gap. Untuk
menghitung anion gap perlu hasil lab pasien dan jumlahkan klorin dengan
bikarbonat lalu jumlah sodium kurangi dengan hasil itu. Anion gap yang normal
pada kisaran 8-12.5
Jika anion gap>12 maka pasien kemungkinan besar mengalami asidosis. Anion
gap yang normal tapi dengan kadar klorin diatas normal juga patut
diperhatikan akan kemungkinan asidosis
Jika anion gap rendah maka kemungkinan besar mengalami alkalosis

DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.William F.Ganong.1995.Penerbit Buku
Kedokteran EGC:Jakarta
2. Textbook of medical physiology.Guyton&Hall.2006.Elsevier Saunders

Anda mungkin juga menyukai