Anda di halaman 1dari 41

TERAPI

CAIRAN
CAIRAN TUBUH
Air merupakan bagian terbesar
pada hewan
Air dalam tubuh rata-rata 60%
dari berat badan
tergantung pada umur, jenis
kelamin dan derajat obesitas.
CAIRAN TUBUH
Hewan muda bervariasi antara
70 – 80%
Hewan tua 50 – 55%
Kurus 70%
Gemuk 50%
CAIRAN TUBUH
Cairan intraselular
 Cairan yang terkandung di dalam sel
disebut cairan intraselular.
Cairan ekstraselular
 Cairan yang berada di luar sel disebut
cairan ekstraselular.
 Jumlah relatif cairan ekstraselular
berkurang seiring dengan pertambahan
umur
CAIRAN TUBUH
Cairan ekstraselular dibagi menjadi :
1. Cairan Interstitial
 Cairan yang mengelilingi sel termasuk
dalam cairan interstitial, cairan limfe
termasuk dalam volume interstitial.
2. Cairan Intravaskular
 Merupakan cairan yang terkandung dalam
pembuluh darah (contohnya volume
plasma).
CAIRAN TUBUH
3. Cairan transeluler
 Merupakan cairan yang terkandung
diantara rongga tubuh tertentu seperti
serebrospinal, perikardial, pleura, sendi
sinovial, intraokular dan sekresi saluran
pencernaan.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
 60% Berat badan
60% terbagi :
1. Intraseluler : 40%
2. Ekstraseluler : 20%
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH

 Ekstraseluler (20%) terbagi


dalam :
1. Plasma darah (intravaskuler) 5%
2. Interstitium : 15%
3. Sedikit di trans seluler < 1%
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
Selain air, juga terdapat elektrolit dan non elektrolit
yang larut dalam air tersebut.
Elektrolit
 Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan
dan menghantarkan arus listrik.
 Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation)
dan ion negatif (anion).
 Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah
selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
Elektrolit terdiri dari :
1. Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium
(Na+), sedangkan kation utama dalam cairan
intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem
pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa
keluar sodium dan potassium ini. Kation yang lain
adalah Ca++, dan Mg++
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH

2. Anion utama dalam cairan ekstraselular


adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat
(HCO3-), sedangkan anion utama dalam
cairan intraselular adalah ion fosfat (PO4
:
3-). Anion yang lain adalah protein
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
1. Natrium
 Natrium sebagai kation utama didalam
cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam mengatur keseimbangan cairan.
Kadar natrium dalam plasma diatur lewat
beberapa mekanisme:
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
 Left atrial stretch reseptor
 Central baroreseptor
 Renal afferent baroreseptor
 Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
 Atrial natriuretic factor
 Sistem renin angiotensin
 Sekresi ADH
 Perubahan yang terjadi pada air tubuh total
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
 Natrium dapat bergerak cepat antara ruang
intravaskuler dan interstitial maupun ke dalam
dan keluar sel. Apabila tubuh banyak
mengeluarkan natrium (muntah,diare)
sedangkan pemasukkan terbatas maka akan
terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan
natrium. Kekurangan air dan natrium dalam
plasma akan diganti dengan air dan natrium dari
cairan interstitial.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
 Apabila kehilangan cairan terus
berlangsung, air akan ditarik dari dalam
sel dan apabila volume plasma tetap tidak
dapat dipertahankan terjadilah kegagalan
sirkulasi.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
 2. Kalium
 Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam
cairan ekstraseluler dan berperan penting di
dalam terapi gangguan keseimbangan air dan
elektrolit.
 Jumlah kalium dalam tubuh 99% dapat berubah-
ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah
adalah kalium yang terikat dengan protein
didalam sel.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
3. Kalsium
 Kalsium dapat dalam makanan dan minuman,
terutama susu, 80-90% dikeluarkan lewat faeces
dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah
pengeluaran ini tergantung pada intake,
besarnya tulang, keadaan endokrin.
Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh
kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis,
ovarium, dan hipofisis. Sebagian besar (99%)
ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan
ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH
4. Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat
dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir
dari metabolisme. Kadar bikarbonat
dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali
bikarbonat yang akan dikeluarkan urine.
Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru
dan sangat penting peranannya dalam
keseimbangan asam basa.
DISTRIBUSI CAIRAN
TUBUH

2. Non elektrolit
 Merupakan zat seperti glukosa dan urea
yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin
dan bilirubin.
Proses Pergerakan Cairan Tubuh
 Perpindahan air dan zat terlarut di antara
bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme
transpor pasif dan aktif. Mekanisme transpor
pasif tidak membutuhkan energi sedangkan
mekanisme transpor aktif membutuhkan energi.
Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor
pasif. Sedangkan mekanisme transpor aktif
berhubungan dengan pompa Na-K yang
memerlukan ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar
kompertemen dapat berlangsung secara :
 Osmosis
 Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat
terlarut) melalui membran semipermeabel
(permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi
hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel
dan kapiler permeabel terhadap air, sehingga
tekanan osmotik cairan tubuh seluruh
kompartemen sama.
 Membran semipermeabel ialah membran yang
dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat
dilalui zat terlarut misalnya protein.
 Difusi
 Difusi ialah proses bergeraknya molekul
lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan
berkonsentrasi rendah.
 Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga
mendorong air masuk berdifusi melewati
pori-pori tersebut.
 Jadi difusi tergantung kepada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik.
 Pompa Natrium Kalium
 Pompa natrium kalium merupakan suatu
proses transpor yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan
pada saat bersamaan memompa ion
kalium dari luar ke dalam.
 Tujuan dari pompa natrium kalium adalah
untuk mencegah keadaan hiperosmolar di
dalam sel.
Pompa sodium sel
Intake cairan tubuh
 Air minum
 pakan
 hasil metabolisme karbohidrat
 hasil metabolisme lemak
 Air minum pakan = 46 ml/kg BB
 hasil metabolisme karbohidrat dan lemak
= 14 ml/kg BB
Tubuh kehiangan air lewat :
 Napas
 Keringat
 Feces
 Urin
 Napas dan keringat : 20 ml/kg/24 jam
 Feces normal : 10 – 20 ml/kg/24 jam
 Urin rata – rata : 20 ml/kg/24 jam
Perubahan jumlah dan komposisi
cairan tubuh dapat terjadi pada :

1. perdarahan, luka bakar, dehidrasi,


muntah, diare, dan puasa preoperatif
maupun perioperatif,
2. Menyebabkan gangguan fisiologis yang
berat.
3. Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi
secara cepat dan tepat, maka resiko
penderita menjadi lebih besar.
Gangguan keseimbangan air dan/
atau elektrolit
Tubuh kurang air disebut dehidrasi
1. Hanya air yang masuk kurang :
 megap-megap (panting)
 Diabetes insipidus
2. Air dan elektrolit terutama Na+
 Muntah dan diare, selain Na+ juga Cl- dan HCO-3
 Diare yang lama : Na+ juga Cl- , HCO-3 dan K+
 Perdarahan : air, elektrolit, protein, Hb dan trombosit
hilang
Tingkat dehidrasi (%)
Estimated Percentage Dehydration Physical Examination Findings

<5 History of fluid loss but no findings on physical examination

5 Dry oral mucous membranes but no panting or pathological


tachycardia
7 Mild to moderate decreased skin turgor, dry oral mucous
membranes, slight tachycardia, and normal pulse pressure.

10 Moderate to marked degree of decreased skin turgor, dry oral


mucous membranes, tachycardia, and decreased pulse
pressure.
12 Marked loss of skin turgor, dry oral mucous membranes, and
significant signs of shock.
Tingkatan dehidrasi
< 5% : ringan, belum muncul gejala
5–6% : sedang, turgor turun, bulu
kasar,
mukosa kering
6 – 8% : berat, turgor kulit jelek, mukosa
lidah dan kornea kering
8 – 10% : shock
> 10% : mati
Penambahan cairan
 Oral
 Sub kutan
 Intraperitoneal
 Intra vena
 rektal
Oral

 Sederhana, murah, tidak sakit


 Penderita dehidrasi ringan
 Pasien mau minum, tidak muntah, tidak
ada sumbatan pada usus
 Pasien yang tidak mau minum sendiri,
dengan feeding tube
 Air/cairan yang diberikan harus hipotonis
dari cairan tubuh
Sub kutan/sub cutan
 Penderita dehidrasi ringan
 Tidak dapat secara oral
 Praktis untuk hewan kecil
 Penyerapan lambat, harus isotonis
 Volume hanya sedikit
 Ulangan pemberian timbulkan rasa nyeri/
infeksi/terkelupas
Sub kutan
intraperitoneal
 Untuk pasien yang tidak dapat secara oral
 Dehidrasi ringan
 Cairan yang diberikan hipo/isotonis
 Absorbsi cepat
 Dapat komplikasi infeksi
intravena
 Cari vena yang paling cocok (V.
sefalika, V tarsal rekuren, V jugularis)
 Cairan dihangatkan ± 370 C
 Hati hati jangan merusak vena ……
timbulkan infeksi
Keuntungan intravena :
 Cepat masuk ke dalam darah
 Jumlah dapat banyak
 Cairan dapat hipo/hiper atau isotonis,
tergantung tujuannya
Kelemahan/kejelekan intravena
 Pembuluh darah rusak/radang
 Kemasukan bakteri/bakteremia
 Trombus/embolus
 Tidak boleh terlalu cepat
 Pasien selalu dimonitor
 Dapat terjadi overhidrasi

Catatan : ujung jarum infus /IV 1 ml setara dengan 60 tetes untuk


kucing/anjing kecil. Untuk anjing besar 1 ml setara dengan 20 tetes
Contoh :
Kucing 2 kg butuh cairan 40 ml, yg
harus diberikan 5 ml/kg/jam.

Kecepatan tetesan :

5 x 60 tetes x 2 /60 menit = 10 tetes/menit


= 1 tetes/6 detik

Berarti 40 ml diberikan selama 4 jam


Intra vena
Secara rektal/per rektal

 Tidak dapat diberikan pada pasien diare


atau dehidrasi berat
 Cairan hipotonis atau isotonis dapat
diberikan
 Alat dan cairan tidak harus steril/bebas
kuman
 Cairan harus masuk kolon

Anda mungkin juga menyukai