Anda di halaman 1dari 59

GANGGUAN

KESEIMBANGAN
CAIRAN dan
ELEKTROLIT

Satria E.N S.Kep, Ners


Distribusi Cairan
 Cairan Ekstrasel (CES): 1/3 dr cairan
tubuh terdiri dari
 a. Cairan Interstisial : 2/3
 b. Cairan Intravaskuler: 1/3 : plasma, cairan
limfe & darah
 C. Cairan transeluler (paling sedikit)

 Cairan Intrasel (CIS): 2/3 dr cairan tubuh


→ banyak di otot
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
1. Pelarut: Air adalah senyawa utama dari
tubuh manusia.
2. zat terlarut: substansi terlarut (elektrolit
dan nonelektrolit)
Zat terlarut
 (a) Elektrolit:Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di
dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
 Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam
larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+),
sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+).
 Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam
larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Cl-),
sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4-).

 (b).Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea


yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Non-elektrolit
lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.
Fungsu cairan tubuh
 Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke
sel-sel
 Mengeluarkan buangan-buangan sel
 Membantu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mempemudah eliminasi
 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
SDP, SDM)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
 1. Usia
 2. Jenis kelamin
 3. Stres
 4. Sakit
 5. Temperatur lingkungan
 6. Diet
 7. Pengobatan
Pergerakan Cairan Tubuh
a. Osmosis + osmolaritas (dari encer ke pekat)
b. Difusi (dari zat terlarut tinggi ke zat terlarut
rendah)
c. Filtrasi (perpindahan dari tekanan tinggi ke
tekanan yang lebih rendah)
d. Pompa Na dan K (merupakan salah satu bentuk
transport aktif melawan gradient sehingga
membutuhkan energy. Na bergerak dari
intrasel ke ekstrasel, K bergerak dari ekstrasel
ke intraselNa di ekstrasel lebih tinggi
DIFUSI
 proses ketika materi padat, partikel
berpindah dr daerah berkonsentrasi tinggi
ke daerah berkonsentrasi rendah shg
distribusi partikel di dlm cairan mjd merata
(zat terlarut tingg ke zat terlarut rendah)
OSMOSIS
 bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui
membran semipermeabel (permeabel
selektif) dari larutan berkadar
lebih rendah menuju larutan berkadar
lebih tinggi hingga kadarnya sama.
FILTRASI
 suatu proses perpindahan air dan
substansi yg dpt larut scr bersama sbg
respons thd adanya tekanan cairan
(tekanan hidrostatik)
TRANSPOR AKTIF (kalium natrium)
 suatu mekanisme mengenai sel2 yg
m’absorbsi glukosa & substansi2 lain utk
m’lakukan aktifitas metabolik
 Pompa natrium kalium merupakan suatu
proses transpor yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan
pada saat bersamaan memompa ion
kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari
pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaan hiperosmolar di dalam
sel.
Pengaturan cairan tubuh

 Terdapat keseimbangan ( input&output )


yang diatur hipotalamus melalui
osmoreseptor.
 Pada dehidrasi me↑, haus dan ADH me↑
sehingga intake me↑ dan eksresi me↓
Masukan + haluaran orang
dewasa per 24 jam
Masukan Haluaran

Cairan oral: 1100-1400 mL Urin: 1200-1500 mL

Air dalam makanan: 800- Feses: 100-200 mL


1000 mL
Air hasil metabolism: 300 Paru: 400 mL
mL
Kulit: 500-600 mL

Total: 2200-2700 mL Total: 2200-2700 mL


MENGHITUNG KEB CAIRAN/HARI
Metode 1:
 10 kg pertama: kalikan dengan 100 mL cairan
 10 kg berikutnya : kalikan dengan 50 mL cairan
 Setiap tambahan/ kg : kalikan 15 mL cairan
Metode 2:
 Kebutuhan cairan/hari= BB x 25-35 mL
 *25 mL/kgpasien CHF; 30 mL/kgrata-rata orang
dewasa; 35 mL/kgpasien infeksi/ luka
Metode 5:
 Dewasa normal :30-35 mL/kg BB
 Dewasa berusia 55-75 tahun : 30 mL/kg BB
 Dewasa berusia > 75 tahun : 25 mL/kg BB
1.HIPOVOLEMI
 Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi
yang sama. Hal ini berbeda dengan
dehidrasi (kehilangan air dengan
peningkatan Na serum).
 Contoh: diare, mual, faktor resiko DM
insipidus
penatalaksanaan
 berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %)
untuk tatalaksana kehilangan cairan dan
bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah
normal dapat diberikan larutan hipotonik
(NaCl 0.45%)
 *syok hipovolemik terjadi jika volume
cairan hilang >25% volume intravascular
TAHAP SYOK HIPOVOLEMIC
1. volume darah hilang <=15%, dikompensasi
dengan konstriksi pembuluh darah. Tanda dan
gejala: BP normal, RR normal, kulit pucat,
ansietas (cemas awal)

2. volume darah hilang 15-30% (750-1500mL).


CO tidak dapat dikompensasi dengan konstriksi
pembuluh darah arteri. Tanda dan gejala: RR
meningkat (takikardi), BP normal, Tekanan
diastolic meningkat, berkeringat (stimulasi dari
sistem saraf simpatik), ansietas ringan,
kelelahan
3. volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL).
Tanda dan gejala: tekanan sistolik turun
sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda
klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/ menit,
takipneu>30x/menit, penurunan status mental
(ansietas, agitasi), keringat dingin, kulit pucat,
penurunan sistolik.

4. kehilangan volume darah >40% (>2000Ml).


Tanda dan gejala: takikardi ekstrim, denyut
nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan
sampai <=70 mmHg, kesadaran menurun,
diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat.
JENIS DEHIDRASI
 a. Dehidrasi isotonik : kehilangan
sejumlah cairan & elektrolitnya yg
seimbang.
 b. Dehidrasi hipertonik : kehilangan
sejumlah air yg lbh banyak dari pd
elektrolitnya
 c. Dehidrasi hipotonik : tubuh lbh banyak
kehilangan elektrolitnya dr pd air.
DEHIDRASI
( vol sirkulasi efektif ↓ )

Osmolality plasma ↑

Thirst ↑ ADH ↑
Water ingesti ↑ water exc ↓

Water retensi

Osmolaliti plasma ↓

Vol sirkulasi ↑
DEHIDRASI
 Tubuh kekurangan cairan
 Etiologi kekurangan cairan :
 Melalui sal cerna
 Muntah
 Bocor
 perdarahan
 Melalui sal kencing
 Pemakaian diuretik
 Penyakit ginjal
 diabetes
 Melalui kulit
 Luka bakar
 Keringat ↑↑
 Perpindahan keruang dalam badan
 Peritonitis
 Pankreatitis
DERAJAT DEHIDRASI
 a. Dehidrasi berat
 kehilangan cairan 4-6 L
 Serum natrium 159 – 166 mEq/L
 Hipotensi
 Turgor kulit buruk
 Oliguria
 Nadi & pernafasan meningkat
 kehilangan cairan mencapai > 10% BB
 b. Dehidrasi sedang
 kehilangan cairan 2-4L atau antara 5-10% BB
 serum natrium 152-158 mEq/L
 mata cekung

 c. Dehidrasi ringan
 kehilangan cairan 5 % BB atau 1,5 – 2 L
Pengobatan :
 Sesuai penyakit dasar
 Pemberian cairan oral – parenteral
 berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %)
untuk tatalaksana kehilangan cairan dan
bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah
normal dapat diberikan larutan hipotonik
(NaCl 0.45%)
2. Hipervolemia
Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang
kurang lebih sama dengan di dalam CES.
 Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis
hepatis
 Manifestasi klinis: takikardi; peningkatan BP,
vena sentral, BB, jumlah urin; napas pendek &
mengi
 Intervensi: mencegah fluid volume electrolyte
(FVE) dengan diet natrium, mendeteksi FVE
(memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi
fowler tinggi agar cairan ke jantung dan pre load
berkurang.
EDEMA
 Edema dapat terjadi akibat perluasan
cairan di ruang interstisial (penumpukan
Na+) berikan terapi diuretik
EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Pengobatan :
Sesuai penyakit dasar (gagal ginjal,
gagal jantung, sirosis hepatis)

Simptomatis
1. Diit Rendah garam/ natrium
2. berikan posisi fowler tinggi agar
cairan ke jantung dan pre load
berkurang.
3. Diuretik
GANGGUAN ELEKTROLIT
Elektrolit : penting menjaga proses
kehidupan di tubuh

Gangguan elektrolit :
 Gangguan metabolisme
 Gangguan potensial listrik jaringan
mati mendadak
Komposisi Elektrolit

Ekstraselular
Intraselular
mEq/L Plasma Darah Interstisial
Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
K + dalam makanan
Note: 2000 mg ~ 60 mEq
Sayuran
Kentang, buncis 500 mgr
Kacang 5000 mgr

Buah
Pisang 800 mgr
Jeruk 1200 mgr

Daging
Sapi atau ayam 600 mgr

Halperin & Goldtstein. Fluid, Electrolyte and Acid Base Physiology.


WB Saunders Co. 2nd ed.p 358
Fungsi Kalium

Kation utama dalam sel


Repolarisasi membran
Neuro-autonomik
Respons Neuromuscular terhadap ransang
Deposisi Glycogen & Metabolism protein
Pengeluaran hormon pancreas
Penentu pH intracellular
GANGGUAN KESEIMBANGAN K+
K+ : kation terbesar di sel (150 -
160mEq/L)
di luar sel 3,5 – 5,5 mEq/L

Fungsi utama : menjaga potensial listrik


membran sel

Gejala gangguan K : sangat tergantung


kecepatan perubahan K didlm & luar sel
Keseimbangan K diatur oleh :
1. Distribusi K+ di dlm & luar sel
1. Insulin : K+ ekstra sel intrasel shg
sewaktu DM cenderung hiperkalemi
2. Asidosis : H+ luar sel ↑ H+ masuk dlm sel.
Untuk menjaga keseimbangan listrik,
K+ keluar sel hiperkalemi
3. Alkalosis : kebalikannya
2. Ekskresi K+ oleh ginjal (di eks di tubuli)
1. Aldosteron : eks K+ ↑ sdgkan Na retensi
2. Diuretik osmosis : eks K+ ↑
3. Asidosis : eks K+ ↓
4. PGK , eksresi menurun
HIPERKALEMIA
Etiologi :
1. Intake ↑ -pisang, jeruk
- pemberian K i v
- hemolisis yang hebat
Tdk akan terjadi hiperkalemi bila ginjal berfungsi
dengan baik
2. Perpindahan kalium ke ekstra sel
1. Asidosis 3. intoksikasi digitalis
2. Deff insulin 4. ketoasidosis
3. Eksresi ↓
1. Gagal ginjal 3. diuretik hemat K
2. Insuf adrenal
4. Pseudohiperkalemia
Leukositosis hebat ( > 100.000 / mm3 ) → wkt darah
diambil → K keluar sel
5. Obat-obat
ACE I, ARB, NSAID, aldosteron antagonis
DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIK
OTOT SKELET:
PARALYSIS/FLACCID PARALYSIS
ARREST PERNAFASAN
ILEUS

DYS-RYTHMIA :
TACHYCARDIA
FIBRILLASI VENTRIKULER
SINUS BRADYCARDIA
SINUS ARREST
RYTHME IDIO-VENTRICULAR LAMBAT
DIAGNOSIS
HIPOKALEMI
 Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna: GE, muntah
ginjal : hiperaldosteron,
loop diuretik
Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer

2. Sal cerna : ileus paralitikm, mual


3. Ginjal
1. Osmolalitas urin ↓
2. pH urin ↑
4. Endokrin :
1. sekresi aldosteron ↓  eksresi K ↓
2. Gangguan toleransi glukosa ok sekresi insulin
terhambat
DIAGNOSIS

Kalium serum < 3,5 mEq / L


Terapi
K oral / parenteral
 K parenteral
Hipokalemi barat
Aritmia
Gagalotot nafas
DOSIS AMAN : 10 mEq / L
Gangguan Keseimbangan Na+

 Na + :
ion utama
luar sel (145 mEq / L)
dalam sel (10 mEq / L)
 Menjaga osmolalitas cairan ekstra
sel
HIPERNATREMIA
(kadar Na> 145 mEq/L)
 Pada hiperNa, cairan intrasel →
ekstrasel → sel dehidrasi → ADH ↑
(kompetensi tubuh) → haus →
intake ↑
ETIOLOGI
1. Kehilangan cairan
1. Insensible loss : demam, luka bakar
2. Melalui ginjal : diuretik, diabetes insipidus
2. Intake ↑
1. Pemberian NaCl hipertonis / Na bicarbonat
2. Hiperaldosteron & sindroma cushing
GEJALA KLINIS
Terutama neurologis ok dehidrasi sel otak
 Twitching
 Lethargi
 Kejang
 Koma
 Kelemahan otot
 neurologis, dehidrasi seluler,gelisah, lemah
(pada hipernatremi sedang), disorientasi,
halusinasi, delusi (pada hipernatremi berat),
kerusakan otak permanen (pada hipernatremi
sangat berat)
INTERVENSI
 penurunan kadar Na serum secara
bertahap dengan infus larutan isotonic,
lebih aman diberikan larutan hipotonik/
isotonic daripada dekstrose karena
dekstrose menurunkan kadar Na+ secara
cepat (penurunan Na+ plasma maksimal 2
mEq/ jam), koreksi hipernatremi secara
menetap
HIPONATREMI
Etiologi :
 Syndrome insufficiency ADH (SIADH),
hiperglikemi, masukan cairan secara
perenteral yang < elektrolit meningkat,
penggunaan air ledeng untuk enema atau
irigasi gaster
GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis: mual, kram perut,
neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah.
Gejala ok edem sel otak, yang timbul bila
hipoosmolalitas dalam plasma terjadi dengan cepat
Pada kadar Na 120 – 125 : nosea-vomit
110 – 120 : letargi-sefalgia
< 110: kejang-koma
 *Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK
jika kadar Na serum < 115 mEq/ L
 Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan
otot, kelemahan fokal, hemiparase, papil edema,
kejang
PENATALAKSANAAN
 mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan
larutan isotonic jika tidak dapat menggunakan
Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien
dengan volume cairan normal.
Gangguan asam basa
Jenis Gangguan pH pCO2 HCO3

Asidosis Respiratorik   N

Alkalosis Respiratorik   N

Asidosis Metabolik  N 

Alkalosis Metabolik  N 
•Nilai normal
Na+ : 135-150 mEq/L
K+: 3,5-5
Ca+: 4,5-5,5
Bikarbonat sifatnya basa, asam karbonat sifatnya asam
ASIDOSIS RESPIRATORIK
 Disebabkan kegagalan system pernapasan membuang
CO2 dari cairan tubuh
 Kerusakan pernapasan, peningkatan PCO2, penurunan
pH
 Penyebab penyakit obstruksi, penurunan aktivitas pusat
pernapasan ( trauma kepala, perdarahan, narkotik,
anestesi

ALKALOSIS RESPIRATORIK
 Disebabkan kehilangan CO2 dari paru – paru
 Penurunan PCO2 arteri, pH > 7,45
 Penyebab diantaranya pneumonia, demam, meningitis
ASIDOSIS METABOLIK
 Terjadi akibat peningkatan konsentrasi ion hydrogen di
dalam cairan ekstraseluler
 pH menurun, HCO3 menurun
 Gejala pernapasan kusmaul ( pernapasan cepat dan
dalam), disorientas, koma

ALKALOSIS METABOLIK
 Disebabkan kehilangan ion hydrogen atau penambahan
basa
 Bikarbonat meningkat, pH meningkat
 Penyebab : mencerna sebagian besar basa
 Gejala : apatis, lemah, gangguan mental, kram, pusing
Terapi cairan parenteral
a. Cairan isotonis
Osmolalitasnya sama dengan serum NaCl
0,9%, RL, sebagai rumatan di awal, tapi
tidak boleh jadi rumatan rutin. Untuk
memperbaiki kekurangan Na+. jika
dicampur dengan dekstrose akan menjadi
hipertonik. Digunakan pada kasus: luka
bakar
b. Cairan hipotonis
Jika dicampur dekstrose jadi hipertonik.
Contoh: NaCl 0,45%
b. Cairan hipertonis
Hanya digunakan saat kondisi kritis.
Contoh: NaCl 0,3 %

Anda mungkin juga menyukai