Anda di halaman 1dari 20

Patofisiologi gangguan cairan

dan elektrolit
Latar belakang
• Gangguan volume cairan dalah suatu
keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan
cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler,
interstisial dan intraseluler. (Carpenito,
2000).Keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami
kelebihan cairan intraseluler atau interstisial.
(Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan cairan
sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup.
F ISIOLOGI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

cairan tubuh terdiri dari 3 bagian, yaitu


intrasel (CIS) dan ekstrasel (plasma darah,
intertisial) untuk memahami, cairan intrasel
berada didalam sel dan ekstrasel berada diluar
sel. Cairan ekstrasel (CES) dibagi dua yaitu cairan
intravaskuler (berada dalam pembuluh darah)
dan cairan intertisial berada diluar sel dan diluar
pembuluh darah.
Distribusi cairan
• Bayi: 75 % BB air
• Dewasa laki: 60% BB air
• Dewasa wanita: 50% BB air
• lansia: 50% BB air
Proses perpindahan cairan
tubuh

1. Difusi
2. Osmosi
3. Transfor aktif
4. Tekanan hidrostatik
5. Filtrasi
6. Tekanan osmotik koloid
Fungsi cairan tubuh
• memberi bentuk pada tubuh
• berperan dalam pengaturan suhu tubuh
• berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
• sebagai bantalan
• sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai
unsur nutrisi dan elektrolit
• media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia
dalam tubuh
• untuk performa kerja fisik
Elektrolit tubuh
• elektrolit tubuh, bisa terlarut dalam air atau
dalam larutan lain. Elektrolit memiliki fungsi
fisiologis yang khusus didalam tubuh seperti
misalnya dalam proses kerja neuromuskuler.
Elektrolit bermuatan listrik positif (kation),
biasanya berupa unsur logam, dan
bermuatan negatif (anion), merupakan unsur
non logam. Beberapa kation utama dalam
tubuh adalah natrium (Na+), kalium/potasium
(K+), kalsium (Ca²+), magnesium (Mg²+).
Sedangkan anion utama dalam tubuh adalah
klorida (Clˉ ), bikarbonat (HCO3ˉ), phospat
(HPO4ˉ ).Komposisi elektrolit tubuh
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

• Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi


dalam tiga fase yaitu :
• Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke
dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen
diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
• Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya
pindah dari darah kapiler dan sel
• Fase III : Cairan dan substansi yang ada di
dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk
ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan
membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut
berpindah.
Faktor yang Berpengaruh pada
Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
a) Umur
b) Iklim
c) Diet
d) Stress
e) Kondisi sakit
f) Tindakan medis
g) Pengobatan
h) pembedahan
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. KETIDAK SEIMBANGAN VOLUME CAIRAN TUBUH


Defisit volume ECF adalah berkurangnya cairan isotonik plasma (serta
hilangnya ion Na dan air yang relatif seimbang) → disebut dehidrasi
1. Penurunan 2% : dehidrasi ringan
2. Penurunan 5% : dehidrasi sedang
3. Penurunan 8% : dehidrasi berat

CAUSA DEHIDRASI
Ekstrarenal:
• Gastrointestinal: muntah, diare, ileostomi, fistula biliaris, perdarahan
• Kulit: diaforesis, luka bakar
• Ruang ketiga: obstruksi usus, peritonitis, ascites, pankreatitis, efusi pleura,
hipoalbuminuria, fraktur paha Renal:
• Penyakit ginjal: nefritis, GGA, diuretik, DM, defisiensi aldosteron, penyakit
Addison
GAMBARAN KLINIS DEHIDRASI
• Lesu, lemah dan lelah
• Anoreksia, haus, hipotensi
• Mukosa mulut kering, lidah kering, turgor menurun
• Oligouria
• Takikardi, pusing, sinkop
• Kesadaran menurun

PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
Ketentuan Umum:
• Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
• Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per
volume
• Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan
khusus

Kebutuhan volume 24 jam/m2


• Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
• Kekurangan volume cairan sedang + maintenance
(penurunan BB mendadak <5%) 2400 ml/m2 BSA Kekurangan
volume cairan yang berat + maintenance (penurunan BB
mendadak >5%) 3000 ml/m2 BSA
B. KELEBIHAN VOLUME ECF
• Edema: penumpukan cairan interstisial yang berlebihan
• Edema disebabkan oleh 4 mekanisme:
1. Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler (gagal gantung
kongestif)
2. COP (colloid osmotic presure) yang menurun (hipoalbumin pd
sirosis)
3. Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
4. Obstruksi aliran limfe (post mastektomi)

GAMBARAN KLINIS OVERLOAD CAIRAN ECF


• Destensi vena jugularis
• Peningkatan tekanan v sentral (>11 cm H2O)
• Peningkatan tekanan darah
• Denyut nadi penuh, kuat
• Melambatnya waktu pengosongan vena tangan (> 3-5 detik)
• Edeme perifer dan periorbita
• Asites, efusi pleura
PERUBAHAN LABORATORIUM
• Penurunan hematokrit
• Protein serum rendah
• Ion Na serum normal, ion Na urine rendah (<10
mEq/24jam) Penambahan 2% = kelebihan ringan
Penambahan 5% = kelebihan sedang
Penambahan 8% = kelebihan berat

PENATALAKSANAAN
• Tergantung penyebabnya → prinsip pembatasan
asupan ion Na dan cairan Edema paru → perlu
tindakan cepat, untuk menghindari preload yang
besar (beban yang masuk jantung) → dengan
cara: Posisi fowler, Pemberian diuretik kuat,
Pemberian oksigen
C. KETIDAK SEIMBANGAN OSMOLALITAS
• Ketidakseimbangan osmolalitas adalah
ketidakseimbangan konsentrasi zat yang terlarut
(mineral) dalam cairan tubuh Karena ion Na
merupakan partikel utama ECF →
hipo/hiperosmolalitas → mencerminkan
hipo/hipernatremia Hiperglikemia → kejadian khusus
pada kasus DM, akibat defisiensi H. Insulin

D. HIPONATREMIA
• Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na yang
berkurang (Na+ serum < 135 mEq/L) Menyebabkan
pembengkakan sel (karena perpindahan air dari ECF
ke ICF) → mengancam jiwa → jika edem terjadi di sel
otak Terapi → membuang air yang berlebihan atau
menganti ion Na
E. HIPERNATREMIA
• Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L →
menyebabkan hiperosmolalitas (ECF) → dehidrasi ICF
dan pengerutan sel
Penyebab utamanya:
• Kehilangan air (mengandung Na)
• Penambahan ion Na dengan kekurangan air

PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
• Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar
kritis (>160 mEq/L)
• Hipernatremia dengan normovolemia → D5 per oral
atau IV
• Hipernatremia dengan hipervolemik → D5 dan diuretik
• Diabetes insipidus → desmopresin
F. HIPOKALEMIA
• Hipokalemia → kadar ion K serum <3,5mEq/L ( K ion utama ICF)
Hipokalemia berkaitan dengan alkalosis (karena alkalosis menyebabkan ion
K berpindah dari ECF ke ICF) Etiologi: asupan K ↓, kehilangan K lewat:
saluran cerna, ginjal, luka bakar

EFEK HIPOKALEMIA
• Perlu diingat: diuretik, digitalis, hipokalemia merupakan kombinasi yang
mematikan, karena diuretik → hipokalemia → meningkatkan efek digitalis
→ disritmia jantung → mati

PENATALAKSANAAN HIPOKALEMIA
• Prinsip: memulihkan ke normovolemia Hipokalemia → peningkatan asupan
ion K per oral atau IV (tidak boleh >20mEq/L), bolus KCl tidak boleh IV →
dapat menyebabkan henti jantung
G. HIPERKALEMIA
• Hiperkalemia: peningkatan kadar ion K serum >5,5mEq/L
• Hiperkalemia → keadaan darurat medis yang perlu segera dikenali dan
ditangani untuk menghindari disritmia dan henti jantung (cardiac arrest)
ETIOLOGI HIPERKALEMIA
• Pengambilan darah vena yang buruk → lisis sel darah → ion K
keluar sel
• Ekskresi tidak memadai:
1. GGA dan GGK
2. Insufisiensi adrenal
3. Hipoaldosteronisme
4. Penyakit Addison
5. Diuretik hemat kalium (spironolakton)

• Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF


1. Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
2. Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat,
perdarahan internal)
• Asupan yang berlebihan:
1. Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
2. Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
3. Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal
GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIA
Neuromaskuler:
• kelemahan otot → paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke
badan dan lengan,
• Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan
Saluran cerna:
• Mual, diare, kolik usus
Ginjal:
• Oliguria → anuria

PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA
• Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada perubahan
EKG sangat mencolok → menunjukan adanya ancaman
henti jantung → ion K harus dirunkan dalam waktu 5 menit →
• 10 ml kalsium glukonat 10% IV secara perlahan, dengan
pemantauan EKG
• 500 ml glukose 10% dengan insulin dalam waktu 30 menit
KESIMPULAN
cairan tubuh terdiri dari 3 bagian, yaitu intrasel (CIS)
dan ekstrasel (plasma darah, intertisial) untuk memahami,
cairan intrasel berada didalam sel dan ekstrasel berada
didalam sel. Cairan ekstrasel (CES) dibagi dua yaitu cairan
intravaskuler (berada dalam pembuluh darah) dan cairan
intertisial berada diluar sel dan diluar pembuluh darah.
Fungsi Cairan Tubuh : memberi bentuk pada tubuh,
berperan dalam pengaturan suhu tubuh, berperan dalam
berbagai fungsi pelumasan, sebagai bantalan, sebagai
pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
, media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam
tubuh, dan untuk performa kerja fisik.
TERIMA KASIH SEMOGA
BERMAMFAAT

Anda mungkin juga menyukai