Anda di halaman 1dari 27

KESEIMBANGAN CAIRAN & ELEKTROLIT

Fredie Irijanto
Division of Nephrology and Hypertension,
Gadjah Mada University Hospital, Yogyakarta, Indonesia
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Cairan Tubuh Total
Pada bayi : 80% BB
Dewasa : 50-60% BB

Cairan tubuh dalam tubuh :


Cairan ekstrasel : 40% total cairan tubuh (24%BB)
Cairan Intrasel : 60% total cairan tubuh (36% BB)

Cairan ekstrasel terbagi 2:


Cairan interstitium: 30% cairan tubuh total (18% BB)
Cairan intravascular (plasma) : 10% cairan tubuh (6% BB)
Gbr 1.
• Dalam 2 kompartemen cairan tubuh, CES dan CIS terdapat kation
dan anion (elektrolit) yang penting dalam mengatur keseimbangan
cairan & fungsi sel  Natrium (Na) dan Kalium (K)  Kation

• Kation utama CES : Na (Utama)


K
Ca
Mg
• Anion utama (CES): Cl
HCO3
Albumin
• Kation utama CIS : K
• Kation utama CIS : P
Gangguan Keseimbangan Cairan

 Ketidakseimbangan antara air yang masuk ke dalam


dan ke luar tubuh
 Ketidakseimbangan cairan ektraseluler (CES) dan CIS
 Ketidakseimbangan cairan interstitium dan
intravaskuler
Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh : Osmolalitas
dan tekanan osmotik
Osmolalitas : perbandingan antara jumlah solit dan air
Solut al : Natrium, Kalium, Glukosa, Urea
Semakin tinggi osmolalitas, semakin tinggi tekanan osmotik

Catatan : Urea dapat menembus membran sel (lipid soluble)

Prinsip : Cairan akan berpindah dari Osmolalitas rendah ke


Osmolalitas tinggi.

Albumin (protein) dalam plasma (intraselular) adalah osmol


utama yang mempengaruhi tekanan osmotik di intravaskuler.

Catatan : berpindahnya cairan dari intravaskuler ke


interstitium atau sebaliknya sangat dipengaruhi kadar
albumin dalam plasma.
Ada 4 hal dalam gangguan keseimbangan cairan :
1. Hipovalemia
2. Dehidrasi
3. Hipervolemia
4. Edema
Ad1. Hipovolemia : berkurangnya CES dan natrium sebanding
Contoh : muntah, diare, pendarahan, diuresis, keringat, luka
bakar

Ad2. Dehidrasi : berkurangnya volume air tanpa elektrolit (Na)


akibat terjadi peningkatan natrium (Na) ekstrasel sehingga
cairan intrasel berkurang.
Pada dehidrasi, cairan intrasel (CIS) dan CES berkurang
jumlahnya.
Pada dehidrasi terjadi hipernatremia
Contoh : keringat, diare, diuresis
Ad3. Hipervolemia : peningkatan volume CES,
khususnya intravaskuler (volume overload)
Contoh : gagal jantung, penyakit ginjal kronis stage
IV dan V

Ad4. Edema: pembengkakan akibat penimbunan


cairan interstitium.
Ada 2 faktor :
a. Perubahan hemodinamik dalam kapiler :
permeabilitas kapiler, tekanan onkotik
b. retensi natrium di ginjal : aktifitas RAAS, ANP,
simpatis, ADH, osmoreceptor di hipotalamus.
Catatan : pada keadaan volume sirkulasi efektif yg
rendah, CHF, sirosis hati, SN dan CKD stage IV dan V
total natrium tubuh 
Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan
1. Penanganan hipovolemia
Ada 2 tindakan :
- Atasi penyakit dasar
- Penggantian cairan yang hilang
 
Pada hipovolemia, cairan yang hilang adalah isotonik.
Hipovolemia ringan jika kehilangan cairan  20% volume plasma
Hipovolemia sedang jika kehilangan cairan 20-40% volume
plasma
Hipovolemia berat jika kehilangan cairan  40% volume plasma
catatan: volume plasma : 6% BB
Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan
1. Penanganan Hipovolemia
Ada 2 tindakan :
Atasi penyakit dasar
Penggantian cairan yang hilang
 
Pada hipovolemia, cairan yang hilang adalah isotonic.
Hipovolemia ringan jika kehilangan cairan  20% volume plasma
Hipovolemia sedang jika kehilangan cairan 20-40% volume
plasma
Hipovolemia berat jika kehilangan cairan  40% volume plasma
catatan: volume plasma : 6% BB
Jenis cairan yang diberikan tergantung cairan yang
keluar
Contoh : pada pendarahan  transfusi darah, cairan
koloid dan kristalotid seperti RL dan nacl 0,9%
Pada diare  kristaloid (RL)
2. Penanggulangan dehidrasi
Pengurangan CIS dan CES bersamaan
Perhitungan defisit cairan : 0,4 x BB (Na plasma)
140-1
Jenis cairan : cairan dextrosa isotonik
3. Penanggulangan Hipervolemia
 Volume overload, cairan intravaskuler yang
meningkat
Terapi diuretik , furosemide, restriksi cairan,
sampai dialisis
4. Penanggulangan Edema
Antara lain:
- Perbaikan penyakit dasar
- Diuretik = furosemide
- restriksi natrium
 Resiko penurunan cairan edema yang
mendadak dapat menyebabkan penurunan
GFR : creatinin 
Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan Na :
perubahan kadar Na dalam CES seperti ADH, system RAAS,
Atrial Natriuretic Peptide (ANP), Brain Natriuretic Peptide
(BNP).

Reabsorbsi Na di ginjal :
• Tubulus proksimal 60-65% (pompa NaK – ATP ase)
• Loop of Henle 25-30%
• Tubulus distal 5%
• duktus koligentes 4%
Penanganan Hiponatremia

Menurut waktunya, hiponatremia terbagi dalam :


1. Hiponatremia Kronik : >48 jam
• Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti
penurunan kesadaran, kejang, gejala yang terjadi hanya ringan
seperti lemas dan mengantuk
 
2. Hiponatremia akut : < 48 jam
• Gejala lebih berat : penurunan kesadaran, kejang. Hal ini terjadi
akibat edema sel otak karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel.
Penanganan :
STEP I
Cari Penyebab :
o Muntah, diare, diuresis, manitol
o Cek osmolalitas darah
o Cek gula darah
o Osmolalitas urin : berat jenis urin
o Elektrolit urin
STEP II
- pastikan apakah hiponatremia akut atau kronik (gejala
utama)
- Penyakit penyerta : deplesi cairan, gagal jantung, gagal
ginjal
 Hiponatremia akut : koreksi Na cepat (NaCl 3%) IV
• Peraturan kadar Na sebanyak 5 meg/L dalam 1 jam,
selanjutnya 1 meg/L setiap 1 jam sampai kadar Na
mencapai 130 meg/L
• Rumus : 0,5 x BB x selisih Na
 Hiponatremia kronik : perlahan 0,5 meg/L
setiap 1 jam, maksimal 10 meg/L dalam 24
jam
Bila delta Na sebesar 8 meg/L waktu 16 jam
Rumus : sama dengan hiponatremia akut
Penanganan Hipernatremia
Hipernatremia terjadi bila :
• Defisit cairan tubuh akibat ekskresi yang berlebih
• Perubahan natrium yang lebih, misalnya koreksi bicnat
Gejala klinis timbul bila Na>158 mEq/L, gejala seperti :
letargi, lemas, kejang, koma.
Bila Na≥180 mEq/L: death!!
 
Penanganan :
• Cari etiologi, sebagian besar akibat defisit cairan
• Mengurangi volume cairan/ restriksi cairan (pada SIADH)
• Mengurangi asupan garam.
Gangguan Keseimbangan Kalium (K)
• Kalium merupakan kation utama intrasel
• Fungsi Kalium : sintesis protein, kontraksi otot,
konduksi saraf, transfer cairan.
• Normal : 3,5 – 5,4 mEq/L
Hipokalemia (K < 3,5)
Penyebab :
• Asupan kalium yang kurang
• Pengeluaran kalium yang berlebih : diare, diuretic, muntah
• Kalium masuk ke dalam sel : insulin, beta 2 agonis
Gejala Klinis :
• Kelemahan otot
• Lemah
• Nyeri otot
Pada keadaan lebih berat, dapat terjadi aritmia jantung seperti AF, VT

Penanganan :
• Indikasi Koreksi Kalium
a. Indikasi mutlak, pada keadaan pasien mendapat terappi digitalis KAD, kelemahan
otot pernafasan, hipokalemia berat (< 2 meq/L)
b. Indikasi kuat, pada insufisiensi koroner/ iskemia miokard
c. Indikasi sedang, tidak perlu segera diberikan kalium, yaitu pada hipokalemia ringan
(3 – 3,5)

Terapi oral preparat kalium (KSR, aspar K), dosis 40 – 60 meg.

Pemberian Kalium IV dalam larutan KCL melalui vena yang besar dengan kecepatan
10-20 meq/jam

KCL dilarutkan sebanyak 20 meg dalam 100cc NaCl 0,9%, dapat diberikan dengan
kecepatan 40-100 meq/jam.
Hiperkalemia

Penanganan Hiperkalemia
Penyebab Hiperkalemia :
• Keluarnya Kalium dari intrasel
• Menurunnya Ekskresi Kalium di ginjal
 
Gejala Kinis
• Hiperkalemia dapat meningkatkan kepekaan membran sel
sehingga potensial aksi mudah terjadi, dengan gejala klinis al :
• Kelemahan otot tungkai s/d paralisis
• Gangguan konduksi jantung : badikardia s/d AV blok, VT/VF.
• Paralise otot pernafasan
Penanganan

Prinsip :
1. Mengatasi pengaruh hiperkalemia pada membran sel
• Tx. Calcium gluconas 10 mL IV pelan 2-3 menit, monitor ECG, bila
masih terjadi perubahan ECG dapat diulang dalam 5 menit lagi.
2. Memasukkan kalium ke dalam sel
• Dgn cara : Insulin 10 U IV + D40% 50 mL
• Bicnat 50 meq IV selama 10 menit
• kalitake
3. Mengeluarkan kalium dari tubuh dengan
• Furosemid
• Hemodialisa (HD)
THANK YOU very much

ARIGATO Gozaimashita

Anda mungkin juga menyukai