Anda di halaman 1dari 40

LOGO

Dr. AM. Hanif, SpPD, MARS


Demam Tifoid
Definisi
Demam Tifoid adalah penyakit
sistemik yang ditandai dengan demam
dan nyeri perut yang diakibatkan oleh
penyebaran kuman Salmonella typhi
dan Samonella paratyphi
Pendahuluan
Demam tifoid masih
merupakan masalah
kesehatan di Indonesia
Penyakit menular (UU No
6 tahun 1962)
Mudah menular wabah


Carl Joseph Eberth who discovered the
typhoid bacillus in 1880.







Georges Widal who described the
Widal agglutination reaction of the blood in 1896.





1. The best known carrier was "Typhoid
Mary; Mary Mallon was a cook in
Oyster
Bay, New York in 1906 who is known to
have infected 53 people, 5 of whom
died.

2. Later returned with false name but
detained and quarantined after another
typhoid outbreak.

3. She died of pneumonia after 26 years in
quarantine.


Epidemiologi
Th 1990 frek 9,2/10000 pddk
Th 1994 frek 15,4/10000 pddk
Surveilan
Depkes
terjadi peningkatan kasus

Survei RS
Bervariasi di tiap daerah
Rural 157/100000, urban 760-
810
Insidens
Penyebaran tifoid di Dunia

LOGO
Patofisiologi

Patofisiologi
Air/makanan terkontaminasi
kuman
Sebagian dimusnahkan di
dalam lambung
Sebagian lolos ke usus dan
berkembang
Bila respon imun << kuman
menembus sel epitel ( sel M)
Lanj patofisiologi
Menembus lamina propria
difagosit oleh makrofag
Dibawa oleh makrofag ke plak
payeri ileum
Menjalar ke KGB mesentrika
Melalui duktus torasikus aliran
darah sistemik (bakteriemia I =
asimptomatik)
Lanj patofisiologi
Menyebar ke seluruh sistem RES (TU hati &
limfa)
Berkembang di dalam organ hati dan limfa
Masuk ke aliran darah kembali (bakteriemia II
=simptomatik ) gejala klinis sistemik
Dari hati empedu sebagian dikeluarkan
dikeluarkan bersama feses, sebagian di serap
kembali (proses berulang)
Lanj Patofisiologi
Di Plak payeri sistem imun
(hipersensitifitas tipe IV)
hiperplasia jaringan nekrosis
jaringan
Erosi pembuluh darah
perdarahan
Perkembangan limfonodi
meningkat Perforasi
Endotoksin
Komplikasi
kardiovasku
ler
Neuropsikia
trik
Perfafasan
Dan lain-
lain
Gejala Klinis
Setelah Masa inkubasi = 10-14 hari
Gejala klinis
Gejala Klinis bervariasi dari ringan, sedang
sampai berat dan dapat berakhir dengan
kematian
Minggu I
Demam (meningkat perlahan2
terutama di sore hari)
Nyeri kepala
Anoreksia
Obstipasi
Atau diare
Mual muntah
Rasa tidak enak diperut
Epistaksis
Batuk dll
Minggu II
Gejala-gejala lebih jelas
Demam
Bradikardi relatif
Lidah berselaput
Hepatosplenomegali
Meteorismus
Gangguan mental: somnolen, stupor,
koma, delirium atau psikosis
Roseola (jarang ditemukan pada
orang indonesia)

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan rutin
Darah perifer lengkap: paling sering
leukopeni, dapat normal atau
leukositosis
Anemia ringan
Trombositopenia
LED meningkat
SGOT dan SGPT meningkat

Uji Widal
Deteksi antibodi dasarnya rx silang
antara antigen S.typhi dengan
antibodi aglutinin
Aglutinin O = badan kuman, H= flagel
kuman, Vi = simpai kuman
Uji Tubex
Uji semikuantitatif kolorimetrik yang cepat
(menit)
Mendeteksi antibodi anti-S.typhi 09
Dapat mendeteksi penyakit secara dini (hari
ke 4-5 )
Sensitifitas dan spesifisitas kuat


Skor Interpretasi Keterangan
<2 Negatif Tidak menunjukkan infeksi aktif
3 Borderline Tidak dapat disimpulkan ulang
4-5 Positif Infeksi tifoid aktif
>6 Positif Indikasi kuat infeksi tifoid
Typhidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG
pada membran luar S typhi
Hasil positif dapat ditemukan 2-3 hari
Sensitifitas dan spesifitas baik
Reinfeksi igG meningkat IgM sulit
dideteksi
Uji Dipstick
Khusus mendeteksi IgM spesifik yang
ada pada serum atau WB
Mudah dan cepat (1 hari)
Akurat bila pemeriksaan setelah 1
minggu gejala
Kultur darah
Hasil biakan positif memastikan
demam tifoid
Hasil negatif tidak menyingkirkan
Dipengaruhi oleh:
Pemberian antibiiotik
Volume darah kurang
Darah mesti langsung dimasukkan ke dalam
media empedu
Riwayat vaksinasi
Pengambilan darah lebih dari 1 minggu
aglutinin meningkat
Penatalaksanaan
Mencegah komplikasi
Mempercepat kesembuhan
Istirahat
dan
perawatan
Mengembalikan rasa nyaman
Mengembalikan kesehatan
Diet dan
penunjang
Menghentikan dan mencegah
penyebaran kuman
Antibiotika
Istirahat dan perawatan
Tirah baring= aktivitas ditempat
Menjaga kebersihan
Posisi cegah dekubitus dan
pneumonia ortostatik
Diet dan terapi suportif
Dulu diet bubur saring bubur kasar
nasi (tergantung tingkat
kesembuhan)
Beberapa penelitian: pemberian
makan padat dan lauk, rendah serat
aman
Antibiotika
Kloramfenikol
Di Ina pilihan utama
Dosis 4 X 500 mg s/d 7 hari bebas
demam
Penurunan demam rata2 setelah 5
hari
Tiamfenikol
Dosis hampir sama dengan
kloramfenikol
Penurunan demam rata2 setelah 5
hari
Supresi sumbsum tulang lebih
rendah
Kotrimoksazol
Efektifias obat hampir sama dengan
kloramfenikol
Dosis dewasa 2 x 2 tablet (2 x 960
mg)
Diberikan 2 minggu
Ampisilin dan amoksisilin
Kemampuan menurunkan demam
lebih rendah
Dosis 50-150 mg/kg/hari
Diberikan selama 2 minggu
Sefalosporin generasi ke 3
Yang terbukti efektif = seftriakson
Dosis 3-4 gram/hari
3-5 hari
Flurokuinolon
Norfloksasin dosis 200-400 mg/hari
(14 hari)
Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari (6
hari)
Oflofloksasin 2 x 400 mg (7 hari)
Pefloksasin dosis 400 mg/hari (7
hari)
Flerofloksasin dosis 400 mg/hari (7
hari)

Azitromisin
Dapat mengurangi kegagalan terapi
Mengurangi relaps
Dosis 2 x 500 mg
Kombinasi antimikroba
Di Indikasikan pada tifoid toksik,
peritonitis, perforasi, syok septik atau
penyakit yang pernah ditemukan dua
macam organisme dalam kultur darah
selain salmonella
Kortikosteroid
Diindikasikan pada tifoid toksik atau
demam tifoid yang mengalami syok
septik
Obat yang aman untuk Wanita
hamil
Ampisilin
Amoksisilin
Sefriakson
Komplikasi tifoid
Intestinal
Ekstra
intestinal
Intestinal
Perdarahan intestinal
Perforasi usus
Ekstraintestinal
Hematologi KID
Hepatitis tifosa
Pankreatitis tifosa
Miokarditis
Manifestasi neuropsikiatrik (tifoid
toksik)
LOGO
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai