Anamnesis
• Umur penderita dan lamanya
limfadenopati
Kemungkinan penyebab keganasan sangat
rendah pada anak dan meningkat seiring
bertambahnya usia. Kelenjar getah bening
teraba pada periode neonatal dan sebagian
besar anak sehat mempunyai kelenjar getah
bening servikal, inguinal, dan aksila yang teraba.
Sebagian besar penyebab limfadenopati
pada anak adalah infeksi atau penyebab yang
bersifat jinak.
Pajanan
Anamnesis pajanan penting untuk
menentukan penyebab limfadenopati.
Pajanan binatang dan gigitan serangga,
penggunaan obat, kontak penderita infeksi
dan riwayat infeksi rekuren penting dalam
evaluasi limfadenopati persisten. Pajanan
setelah bepergian dan riwayat vaksinasi
penting diketahui karena dapat berkaitan
dengan limfadenopati persisten, seperti
tuberkulosis, tripanosomiasis.
Pajanan rokok, alkohol, dan
radiasi ultraviolet dapat berhubungan
dengan metastasis karsinoma organ dalam,
kanker kepala dan leher, atau kanker
kulit. Pajanan silikon dan berilium dapat
menimbulkan limfadenopati.
Pemeriksaan Fisik
• Karakter dan ukuran kelenjar getah
bening
Kelenjar getah bening yang keras dan tidak
nyeri meningkatkan kemungkinan penyebab
keganasan atau penyakit granulomatosa.
Limfoma Hodgkin tipe sklerosa nodular
mempunyai karakteristik terfi ksasi dan
terlokalisasi dengan konsistensi kenyal.
Limfadenopati karena virus mempunyai
karakteristik bilateral, dapat digerakkan, tidak
nyeri, dan berbatas tegas. Limfadenopati
dengan konsistensi lunak dan nyeri biasanya
disebabkan oleh inflamasi karena infeksi.
Limfadenopati aksila
Sebagian besar limfadenopati aksila
disebabkan oleh infeksi atau jejas pada
ekstremitas atas. Adenokarsinoma payudara
sering bermetastasis ke kelenjar getah
bening aksila anterior dan sentral yang
dapat teraba sebelum ditemukannya tumor
primer. Limfoma jarang bermanifestasi sejak
awal atau, kalaupun bermanifestasi, hanya di
kelenjar getah bening aksila. Limfadenopati
antekubital atau epitroklear dapat disebabkan
oleh limfoma atau melanoma di ekstremitas,
yang bermetastasis ke kelenjar getah bening
ipsilateral.
Limfadenopati supraklavikula
Limfadenopati supraklavikula mempunyai
keterkaitan erat dengan keganasan. Pada
penelitian, keganasan ditemukan pada 34%
dan 50% penderita. Risiko paling tinggi
ditemukan pada penderita di atas usia
40 tahun.1 Limfadenopati supraklavikula
kanan berhubungan dengan keganasan
di mediastinum, paru, atau esofagus.
Limfadenopati supraklavikula kiri (nodus
Virchow) berhubungan dengan keganasan
abdominal (lambung, kandung empedu,
pankreas, testis, ovarium, prostat
Limfadenopati inguinal
Limfadenopati inguinal sering ditemukan
dengan ukuran 1-2 cm pada orang normal,
terutama yang bekerja tanpa alas kaki.
Limfadenopati reaktif yang jinak dan infeksi
merupakan penyebab tersering limfadenopati
inguinal. Limfadenopati inguinal jarang
disebabkan oleh keganasan. Karsinoma sel
skuamosa pada penis dan vulva, limfoma,
serta melanoma dapat disertai limfadenopati
inguinal. Limfadenopati inguinal ditemukan
pada 58% penderita karsinoma penis atau
uretra
Limfadenopati generalisata
Limfadenopati generalisata lebih sering
disebabkan oleh infeksi serius, penyakit
autoimun, dan keganasan, dibandingkan
dengan limfadenopati lokalisata. Penyebab
jinak pada anak adalah infeksi adenovirus.
Limfadenopati generalisata dapat
disebabkan
oleh leukemia, limfoma, atau penyebaran
kanker padat stadium lanjut
Pengobatan
Pengobatan tergantung dari organisme penyebabnya.
Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri
(limfadenitis) adalah anti-biotic oral 10 hari dengan
pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25
mg/kgBB empat kali sehari
Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium
tuberculosis maka diberikan obat anti tuberculosis
selama 9-12 bulan.
Definisi
Limfoma Hodgkin seperti halnya dengan Non-Hodgkin
Lymphoma (NHL) adalah suatu gangguan yang
terutama mengenai jaringan limfoid. (Kumar et al,
2007). Pada Limfoma Hodgkin ditemukan adanya sel
raksasa yang disebut sel Reed-Sternberg.
Penyebab penyakit Hodgkin masih belum dapat
dipastikan.Namun ada beberapa faktor yang mungkin
berkaitan dengan penyakit ini :
infeksi virus Epstein-Barr
penurunan sistem imun (HIV dan AIDS)
menunjukkan adanya peningkatan insidensi limfoma
Hodgkin sebesar 10 kali lipat dibandingkan populasi
umum
Pendapat lain mengatakan paparan terhadap
karsinogen, khususnya di tempat kerja, dapat
meningkatkan risiko limfoma Hodgkin.
Polutan lingkungan lainnya seperti pestisida,
herbisida dan berbagai virus juga memiliki peran
dalam peningkatan insidensi limfoma hodgkin
Klasifikasi Limfoma Hodgkin
Ada lima subtype Limfoma Hodgkin dalam
klasifikasi WHO. Sel-sel pada subtype sclerosis
nodular, selularitas campuran, kaya limfosit dan
deplesi limfosit memiliki imunofenotipe yang sama
dan semuanya disertai dengan infeksi virus Epstein-
Barr.
a) Tipe Sklerosis Nodular
Tipe ini cenderung mengenai limfonodi servikal
bawah, supraklavikular, dan mediastinal
b) Tipe Selularitas Campuran
Biasanya sering ditemukan pada usia tua, disebut
gejala B (demam dan penurunan berat badan) dan
berhubungan dengan stadium tumor lanjut
c) Tipe Kaya Limfosit (Lymphocyte-Rich)
Tipe ini jarang ditemukan. Biasanya berhubungan
dengan EBV pada 40% kasus. Limfosit reaktif
menyusun sebagian besar porsi non-neoplastik pada
infiltrate.
d) Tipe Deplesi Limfosit
Varian yang jarang ini palign banyak dijumpai pada
pasein dengan imunosupresi, sangat berkaitan dengan
EBV
e) Tipe Predominansi-Limfosit
Tipe ini ditandai dengan menghilangnya limfonodi
akibat infiltrate nodular limfosit kecil yang
bercampur dengan berbagai makrofag benigna
Stage I : Penyakit menyerang satu regio kelenjar
getah bening atau satu struktur limfoid (missal :
limpa, timus, cincin Waldeyer).
Stage II : Penyakit menyerang dua atau lebih regio
kelenjar pada satu sisi diafragma, jumlah regio
yang diserang dinyatakan dengan subskrip angka,
misal : II2, II3, dsb.
Stage III : Penyakit menyerang regio atau struktur
limfoid di atas dan di bawah diafragma.
III1 : menyerang kelenjar splenikus hiler, seliakal,
dan portal
III2 : menyerang kelenjar para-aortal, mesenterial
dan iliakal.
Stage IV : Penyakit menyerang organ-organ ekstra
nodul, kecuali yang tergolong E (E: bila primer
menyerang satu organ ekstra nodal).
ABVD
Saat ini,ABVD merupakan regimen kemoterapi yang
sudah menjadi standar untuk pengobatan penyakit
Hodgkin. ABVD merupakan singkatan untuk
Adriamycin, bleomycin, vinblastine, dan dacarbazine.
Dikembangkan di Italia pada 1970-an, pengobatan
ABVD biasanya memakan waktu antara enam dan
delapan bulan.
Ada beberapa regimen kemoterapi yang dapat
digunakan pada penyakit ini, diantaranya MOPP,
ABVD, Stanford V, dan BEACOPP.
Stanford V
Bentuk lain dari pengobatan yang lebih baru adalah
Stanford V, yang lamanya hanya setengah dari lama
pengobatan ABVD tetapi yang melibatkan jadwal
kemoterapi lebih intensif dan menggabungkan terapi
radiasi.
TERIMA KASIH