Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

VOCAL NODUL

Disusun Oleh :
Two Renko Yudo P
17360371

Pembimbing :
Dr. Pialanta Barus Sp.THT.KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABANJAHE
PROVINSI SUMATERA UATARA
2018
Pendahuluan
Disfonia merupakan istilah umum
untuk setiap gangguan suara yang
disebabkan kelainan pada organ-organ
fonasi, terutama laring, baik yang
bersifat organik maupun fungsional.
Disfonia bukan penyakit, tetapi
merupakan gejala penyakit atau
kelainan laring. Berikut ini akan
dibahas salah satu penyebab disfonia
tersering, yaitu nodul pita suara.1
Anatomi laring
Tulang rawan yang
menyusun laring adalah
kartilago epiglottis,
kartilago tiroid. Kartilago
krikoid, kartilago aritenoid,
kartilago kornikulata,
kartilaggo kuneiformis dan
kartilago tritesea
Epidemiologi

Prevalensi nodul pita suara pada populasi umum


tidak diketahui pasti tetapi telah dilaporkan bahwa
hal ini menyebabkan suara serak pada 23,4%
anak-anak, 0,5- 1,3% pasien klinik THT dan 6%
pasien klinik phoniatric. Pada sebuah studi,
prevalensi yang ditemukan adalah 43% dari 218
kasus disfoni dari 1046 guru wanita di Spanyol.
Para guru rata-rata berbicara selama 102 menit
per 8 jam. Pada penyanyi yang bersuara serak,
25% mengalami nodul pita suara.3
Definisi

Nodul pita suara adalah pembengkakan


pita suara bilateral dengan ukuran bervariasi
yang ditemukan pada bagian tengah
membran pita suara. Nodul ini memiliki
karakteristik berupa penebalan epitel dengan
tingkatan reaksi inflamasi berbeda pada
lapisan superfisial lamina propia
Sinonim

Singer’s Nodes
Screamer’s Nodes
Teacher’s Nodes. 5
Etilogi

Idiopatik belum diketahui


secara pasti.
Faktor resiko
Latihan suara yang
berlebihan.
Menghabiskan
banyak waktu
bekerja distudio.
Bernyanyi terlalu
keras.
Bernyanyi di luar
kapasitas suara sang
penyanyi.
Patofisiologi
Penggunaan suara (vibriasi berkepanjangan)

Kongesti vascular

Edema bagian tengah membranosa tempat kontak

Tahap I Reversible
Vocal
Albuse

Tahap II Ireversible
Akumulasi cairan di submukosa

Hialinisasi Reinke's Space

perubahan massa mukosa

Menurunnya kemampuan pita suara dan


penutupan vocal cord yang tidak
sempurna
Manifestasi klinis
 Suara terdengar kasar, serak dan
pecah.
 Menghilangnya kemampuan bernyanyi
nada tinggi dengan halus.
 Menurunnya kemampuan modulasi
suara.
 Meningkatnya pengeluaran udara saat
berbicara (breathiness) dan suara
parau.
 Pada saat bernyanyi terasa seperti
memaksa.
 Pemanasan suara yang lebih lama.
 Peningkatan tegangan otot leher dan
masalah tenggorokan.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan mikrolaringskopi
dilakukan apabila pada keadaan
sebagai berikut:
 1. Pada anak yang dicurigai memiliki
nodul pita suara tetapi tidak dapat
diajak bekerja
 sama untuk pemeriksaan lain
 2. Pada orang dewasa jika perlu
operasi mikro eksisi nodul atau saat
diagnosis masih belum jelas. Nodul
dapat dieksisi dengan menggunakan
instrumen operasi mikro yang tepat
atau teknik vaporisasi menggunakan
laser CO2.4
Diagnosis banding
 Reinke’s Edema
Tipikal terjadi pada wanita perokok setelah masa
menopause.
 Polip pita suara
Polip ini merupakan ekstensi lamina propia, dapat
mempunyai dasar yang luas atau tangkai yang sempit
 Kista pita suara.
Kista ini terletak di lapisan lamina propia. Terdapat
2 tipe kista, yaitu: kista retensi mukus (mucous
retention cyst) dan kista epidermoid atau keratin
(epidermoid/keratin cysts).
 Laryngeal papilloma
 Kelainan ini perlu dipikirkan menjadi salah satu
diagnosis banding disfonia pada anak
Penatalaksanaan
A. Terapi Medis
Penanganan berfokus mengobati penyebab lain
seperti alergi dan refluks asam lambung (GERD). Hidrasi
yang adekuat dapat membantu mukosa pita suara
menahan kekuatan dan tenaga paksaan getaran.8
B. Behavioral Voice Therapy (Terapi Wicara)
Terapi behavioral ini diberikan pada sebagian besar
nodul pita suara karena behavior dan pada pasien yang
mengalami gangguan suara karena infeksi saluran
pernapasan atas.
C. Terapi operatif
Pengangkatan nodul dengan cara operasi menjadi
pilihan jika nodul tersebut menetap meskipun sudah
mengecil dan pasien merasakan suaranya tetap tidak
membaik setelah terapi yang adekuat (umumnya
minimum 3 bulan). Dioperasi mikrolaring (laryngeal
microsurgery), Menggunakan teknik microdissection.
Terapi bicara pasca operasi
GENERAL GUIDELINES FOR INITIAL VOICE USE AFTER VOCAL
FOLD MICROSURGERY
Time a Time after surgery * Talking † Singing (for singers)

Days 1 to 4-5 None Gentle attempts at


yawning or sigh for
approximately 30 sec, 6-
8 times per day ‡
Week 1(after first 2 5 min twice per day
examination)
Week 2 3 10 min twice per day
Week 3 (after second 4 15 min twice per day
examination)
Week 4 4 or 5 20 min twice per day
Weeks 5-8 (after third 4 or 5 Up to 20 min three times
examination) per day Π
Prognosis
Jika kebiasaan yang salah
dalam berbicara tidak diubah
maka kesempatan akan
tinggi untuk kambuh
kembali.Prognosa
penatalaksanaan nodul pita
suara seluruhnya adalah baik
Penutup
 KESIMPULAN
Nodul pita suara merupakan penyebab tersering
disfonia menetap pada anak. Hal ini juga merupakan
penyebab perubahan kualitas suara individu yang sering
menggunakan suaranya secara profesional. Nodul pita
suara adalah pembengkakan pita suara bilateral dengan
ukuran bervariasi yang ditemukan di bagian tengah
membran pita suara, umumnya terjadi karena
penyalahgunaansuara (vocal abuse). Jenis tumor pita
suara non-neoplastik yang sering dijumpai dan perlu
dibedakan dari nodul pita suara adalah Reinke’s edema,
polip pita suara, kista pita suara, laringeal papiloma,
dan contact granuloma. Strategi penanganan nodul pita
suara dilakukan secara konservatif; terapi wicara
merupakan terapi paling utama.

Anda mungkin juga menyukai