[JAP. 2016;4(3):140–6]
ARTIKEL PENELITIAN
Richard Pahala Sitorus,1 Iwan Fuadi,2 Ike Sri Redjeki,2 Ardi Zulfariansyah2
1
EKA Hospital Pekanbaru, 2Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Abstrak
Penyapihan ventilasi mekanik adalah suatu proses pelepasan bantuan ventilator yang dilakukan secara
bertahap atau langsung oleh seorang dokter Intensive Care Unit (ICU). Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran tata cara dan angka keberhasilan penyapihan ventilasi mekanik yang dilakukan di ICU Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional prospektif
dan merupakan studi cross sectional. Penelitian ini melibatkan 50 pasien yang dirawat di ICU RSHS Bandung
pada bulan Juli–September 2015. Data dicatat dan dikelompokkan sesuai dengan variabel karakteristik tata
cara dan angka keberhasilan penyapihan ventilasi mekanik. Hasil penelitian ini menunjukkan tata cara
penyapihan ventilasi mekanik yang paling banyak dilakukan adalah once daily trial of T piece sebanyak
22 pasien (44%) kemudian continous positive airway pressure (CPAP) sebanyak 40%, intermittent trial of
T-piece sebanyak 10%, dan pressure support ventilation (PSV) 6%. Angka keberhasilan penyapihan ventilasi
mekanik sebanyak 44 orang (88%) dan angka kegagalan penyapihan ventilasi mekanik adalah sebanyak
6 orang (12%) sehingga harus dilakukan re-intubasi. Tata cara penyapihan ventilasi mekanik yang paling
banyak digunakan di ICU RSHS Bandung adalah once daily trial of T piece dan angka keberhasilan penyapihan
ventilasi mekanik sebesar 88%.
Abstract
Korespondensi: Richard Pahala Sitorus, dr., SpAn, EKA Hospital Pekanbaru, Jl. Soekarno Hatta km. 6,5 Pekanbaru
28282, Tlpn. (0761) 6989999, Mobile 081321690002, Email infopku@ekahospital.com
pasien mengalami ekstubasi spontan. penelitian oleh residen anestesi yang bertugas
Setelah mendapatkan persetujuan Komite di ICU Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin dan
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran tidak ada intervensi perlakuan dari peneliti
Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. terhadap pasien sebagai sampel penelitian.
Hasan Sadikin Bandung, keluarga pasien yang Data yang dicatat adalah nama, usia, jenis
telah masuk ke dalam kriteria inklusi dan tidak kelamin, diagnosis, lama pemakaian ventilator,
termasuk kriteria eksklusi diinformasikan dan mode ventilator terakhir. Pencatatan
mengenai penelitian ini dan kemudian diminta dilakukan sampai pasien ekstubasi. Variabel
persetujuan ikut dalam penelitian (informed yang dicatat adalah tata cara penyapihan
consent). Data pasien dicatat dalam lembar yang digunakan, waktu dilakukan ekstubasi,
(12%) mengalami kegagalan pada penyapihan Pasien yang gagal penyapihan ventilasi
ventilasi mekanik serta harus dilakukan re- mekanik menunjukkan HR lebih tinggi yang
intubasi. berkisar 95‒141 kali per menit. Hal ini sesuai
Tata cara penyapihan ventilasi mekanik dengan teori yang menyatakan bahwa HR yang
yang dilakukan beberapa ICU rumah sakit disarankan untuk keberhasilan penyapihan
berbeda bergantung pada kebiasaan dokter ICU adalah kurang dari 140 kali per menit. Pasien
masing-masing. Penelitian ini mendapatkan yang memiliki HR di atas 140 kali per menit
hasil bahwa penyapihan ventilasi mekanik disarankan untuk dilakukan penilaian ulang
yang paling banyak dilakukan di ICU RSUP Dr. sebelum penyapihan kembali.2,7
Hasan Sadikin Bandung melalui once daily trial Pada kelompok yang berhasil kadar PaCO2
of T piece (44%) kemudian dilakukan ekstubasi 25,1‒46,0 mmHg, sedangkan pada kelompok
dan memiliki angka keberhasilan yang tinggi yang gagal kadar paCO2 34,8‒50,1 mmHg.
sebesar 90,9%. Pada penelitian sebelumnya Berdasarkan teori sebelumnya kegagalan yang
juga dinyatakan bahwa tata cara once daily terjadi pada pasien ini karena kadar PaCO2
trial of T-piece memiliki angka keberhasilan sebelum ekstubasi diatas 50 mmHg.2
yang tinggi dalam proses penyapihan ventilasi Penelitian ini juga mendapatkan hasil
mekanik.1 penilaian GCS berkisar 7‒10VT. Pada kelompok
Tata cara T-piece trial sebelum ekstubasi yang berhasil didapatkan hasil GCS 9‒10VT,
memiliki beberapa keuntungan, yaitu lebih sedangkan pada kelompok yang gagal GCS
cocok pada pasien dengan upaya napas spontan 7‒10VT. Pada teori sebelumnya dinyatakan
yang adekuat, dan tata cara ini yang paling pasien yang dilakukan penyapihan ventilasi
sesuai dengan kondisi normal pernapasan mekanik harus memiliki kesadaran yang
dibandingkan saat mendapatkan tekanan yang adekuat atau GCS >13, sedangkan pada pasien
diberikan oleh ventilator pada PSV dan CPAP. yang gagal ini terdapat pasien yang GCS ≤13.5
Sebanyak 80% pasien yang berhasil dilakukan Penilaian RSBI juga penting untuk menilai
SBT selama 2 jam dapat dilakukan ekstubasi keberhasilan penyapihan. Pada penelitian
sehingga penggunaan intermittent trial of T ini didapatkan hasil RSBI berkisar 24‒80.
piece tidak lebih baik dari once daily trial of T Kelompok yang berhasil nilai RSBI berkisar
piece karena memperlama waktu penyapihan.5 24‒57, sedangkan pada kelompok yang gagal
Penyapihan ventilasi mekanik memiliki berkisar 44,4‒80. Hasil penelitian sebelumnya
beberapa kriteria yang dapat menentukan mengatakan bahwa RSBI di bawah 105 dapat
keberhasilan seorang pasien dapat dilakukan menentukan keberhasilan pasien, akan tetapi
ekstubasi. Pasien harus memenuhi beberapa RSBI sendiri hanya salah satu prediktor
kriteria untuk menentukan keberhasilan keberhasilan penyapihan dan harus memakai
penyapihan. Pada penelitian ini didapatkan parameter yang lain.8–11
12% pasien yang gagal penyapihan ventilasi Pada penelitian ini didapatkan angka
mekanik menunjukkan HR, TDS, TDD, PaCO2, kegagalan penyapihan sebanyak enam orang
rapid shallow breathing index (RSBI), dan (12%) dari semua pasien. Pasien-pasien yang
frekuensi napas yang lebih tinggi dibanding tidak memenuhi kriteria sebelum dilakukan
dengan pasien yang berhasil penyapihan SBT ternyata mengalami kegagalan sesudah
ventilasi mekanik (Tabel 4). dilakukan SBT pada parameter HR yang lebih
Parameter TDS menunjukkan perbedaan dari 140 kali per menit, PaCO2 lebih dari 50
antara upaya yang berhasil dan gagal. Tekanan mmHg, serta GCS<13.2,5 Peningkatan HR ini
darah sistol pasien yang berhasil rata-rata terjadi karena peningkatan beban jantung
108‒135 mmHg, sedangkan yang gagal rata- yang dapat disebabkan oleh salah satunya
rata 110‒150 mmHg. Walaupun terdapat peningkatan beban metabolik selama proses
perbedaan, tetapi nilai TDS rata-rata seluruh penyapihan atau penyakit sepsis yang belum
pasien masih memenuhi kriteria keberhasilan mengalami perbaikan. Penurunan kesadaran
penyapihan ventilasi mekanik.5 selama proses penyapihan dapat menurunkan