“VENTILATOR”
Reineke Praticilia Kolle
46201204
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmatNYA makalah yang berjudul “VENTILATOR” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengajar mata kuliah Praktik Klinik Keperawan Kritis.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Praktik Klinik
Keperawan Kritis arahan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mata kuliah
Critical in Nursing yang sementara kita tempuh. Makalah ini juga masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu penyusun, mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebihbaik.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dua cara dalam menggunakan ventilasi mekanik yaitu secara invasif dan non invasif.
Pemakaian secara invasif dengan menggunakan pipa Endo Tracheal Tube (ETT) yang
pemasangannya melalui intubasi, dimana pemasangan pada pipa ETT akan menekan sistem
pertahanan host, menyebabkan trauma dan inflamasi lokal, sehingga meningkatkan
kemungkinan aspirasi patogen nasokomial dari oropharing disekitar cuff (Setiadi &
Soemantri, 2009). Pemakaian secara non invasif dengan menggunakan masker, penggunaan
ventilator non invasif ini di ICU jarang ditemukan, karena tidak adekuatya oksigen yang
masuk kedalam paruparu, kecenderungan oksigen masuk kedalam abdomen, maka dari itu 2
pemakaian ventilator non invasif jarang sekali digunakan (Sherina & RSCM, 2010).
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah jenis infeksi paruparu yang terjadi
pada orang-orang yang terpasang mesin pernafasan (ventilator) dirumah sakit selama lebih
dari 48 jam. VAP adalah infeksi yang biasa ditemui dalam situasi perawatan kritis. Prevalensi
sebelumnya dan studi kohort prosfektif telah menunjukan bahwa VAP dikaitkan dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi berkepanjangan di ICU serta yang tinggal
dirumah sakit (Jansson, Kokko, Ylipalosaari, Syarjala, & Kyngas, 2013).
Angka kejadian VAP dilaporkan terjadi 9-27% dari semua pasien yang terintubasi
(Mohamed, 2014). Tingkat keseluruhan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah 13,6
per 1.000 ventilator sesuai dengan International Nasocomial Inf 3 Pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi VAP adalah dengan VAP Bundle. VAP bundel digambarkan
sebagai sekelompok intervensi berbasis-bukti yang akan membantu mencegah VAP.
Pentingnya Bundle dalam pencegahan infeksi nasokomial VAP dapat mengurangi biaya 10
kali lipat dan meningkatkan hasil pasien terkait dan keselamatan pasien dan kualitas
pelayanan. Intervensi keperawatan kritis dilakukan secara rutin telah terbukti mengurangi
angka kejadian VAP. The Institute for Healthcare Improvement (IHI, 2006). The Centers for
Disease Control and Prevention (CDC, 2003) dan A European Care Bundle (Rello et al.
2010) telah merancang VAP bundle (VBs) untuk membantu mengurangi atau menghilangkan
VAP dan mempromosikan kepatuhan terhadap pedoman bukti dasar (EBGs), dalam rangka
meningkatkan hasil pasien. Seperti elevasi kepala tempat tidur (HOB) 300 -450 , sedasi
harian, Deep Vein Trombosis (DVT) prophylaxis, ulkus peptikum prophylaxis, perawatan
mulut (oral care).
Dengan seringnya intervensi keperawatan yang dilakukan oleh petugas yang merawat,
berakibat terjadinya penyebaran organisme dari klien ke klien lainnya. Infeksi silang bisa
disebabkan oleh perawat, dokter dan staf lainnya yang menjadi medium utama peyebaran
infeksi nasokomomial. Tingginya angka infeksi nasokomial ini tidak terlepas dari peranan
tenaga kesehatan terutama tenaga keperawatan sebagai tenaga mayoritas di rumah sakit
(Saanin, 2006). Perawat yang bekerja pada area critical care harus ditunjang dengan
kemampuan, perawat yang 4 professional, berpengalaman, serta mampu mengunakan
peralatan modern khususnya ventilasi mekanik (Dewi & dkk, 2014). Tindakan perawatan
ventilasi mekanik merupakan salah satu aspek kegiatan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sehari-hari dalam fungsi independen dan interdenpenden dengan tim medis.
Menurut penelitian di Filandia tahun 2013, pengetahuan perawat perawatan kritis tentang
kepatuhan terhadap pedoman bukti dasar (EBGs/ Evidence-based guidelines), untuk
mencegah VAP saat ini terbatas. Kurangnya pengetahuan mungkin menjadi penghalang
terhadap kepatuhan EBGs. Meskipun seringnya pengingat dan pendidikan tambahan,
kepatuhan dan sikap terhadap EBGs dilaporkan miskin (Jansson, Kokko, Ylipalosaari,
Syarjala, & Kyngas, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Ventilasi Mekanik
2. 1. 1 Defenisi Ventilasi
merupakan proses perpindahan udara dari lingkungan luar tubuh ke dalam paru-paru.
Respirasi merupakan proses pertukaran gas O2 dan CO2 yang terjadi di alveolus dalam paru-
paru. Alveolus merupakan kantong udara di ujung percabangan bronkus dalam paru-paru. O2
berdifusi melalui dinding alveolus menembus pembuluh darah dan CO2 berdifusi ke luar
pembuluh darah..
Diafragma adalah otot utama untuk inspirasi, bersama dengan otot interkosta. Ketika
otot-otot pernapasan mengalami paralisis, bernapas menjadi sulit bahkan tidak mungkin.
Ventilasi mekanik mengambil alih proses ventilasi dan memudahkan pernapasan dengan
membantu otot pernapasan yang mengalami paralisis. Otot abdomen juga penting dalam
proses ekspirasi dan batuk. Otot ekspirasi pernapasan yang lemah menghasilkan batuk yang
lemah juga ketidakmampuan pengeluaran sekret yang dapat menyebabkan infeksi saluran
pernapasan dan penumonia (International Ventilator Users Network, 2014)
Ventilator, dikenal juga dengan istilah respirator, merupakan alat bantu mekanik yang
mempertahankan udara dapat mengalir ke dalam paru-paru. Banyak orang mengenal
penggunaaan ventilator pada rumah sakit, sepeti di ICU, dimana penggunaan ventilator akut
dan kompleks banyak dijumpai.
Ventilasi mekanik rutin diperlukan pada pasien dewasa kritis di unit perawatan
intensif. Tujuan utama penggunaan ventilator mekanik adalah untuk menormalkan kadar gas
darah arteri dan keseimbangan asam basa dengan memberi ventilasi adekuat dan oksigenasi.
(Grossbach, 2011).
Ventilasi mekanik memiliki prinsip yang berlawanan dengan fisiologi ventilasi, yaitu
dengan menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan negatif untuk
mengembangkan paru-paru.
2. 1. 2 Tipe Ventilator
( 1 ) Ventilator Volume-Konstan
Ventilator ini memberikan gas dalam volume yang diatur sebelumnya kepada pasien,
biasanya melalui piston pengatur bermotor dalam sebuah silinder atau peniup bermotor.
Curah dan frekuensi pompa dapat disesuaikan untuk memberi ventilasi yang diperlukan.
Rasio inspirasi terhadap waktu ekspirasi dapat dikendalikan oleh mekanisme kenop khusus.
Oksigen dapat ditambahkan ke udara inspirasi sesuai keperluan, dan sebuah pelembab
dimasukkan dalam sirkuit.
Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat diandalkan yang cocok untuk
ventilasi jangka lama. Alat ini banyak digunakan dalam anestesia. Alat ini memiliki
keuntungan dapat mengetahui volume yang diberikan ke pasien walaupun terjadi perubahan
sifat elastik paru atau dinding dada maupun peningkatan resistensi jalan napas.
Kekurangannya adalah dapat terjadi tekanan tinggi. Akan tetapi, dalam praktik sebuah katup
pengaman aliran mencegah tekanan mencapai tingkat berbahaya. Memperkirakan ventilasi
pasien dari volume stroke dan frekuensi pompa dapat menyebabkan kesalahan penting karena
kompresibilitas gas dan kebocoran, dan lebih baik mengukur ventilasi ekspirasi dengan
spirometer.
( 2 ) Ventilator Tekanan-Konstan
Ventilator ini memberi gas pada tekanan yang diatur sebelumnya dan merupakan
mesin yang kecil dan relatif tidak mahal. Alat ini tidak memerlukan tenaga listrik, tetapi
bekerja dari sumber gas terkompresi bertekanan minimal 50 pon/inci persegi. Kekurangan
utamanya, yaitu jika digunakan sebagai metode tunggal ventilasi, volume gas yang diberikan
dipengaruhi perubahan komplians paru atau dinding dada. Peningkatan resistensi jalan napas
juga dapat mengurangi ventilasi karena mungkin tidak cukup waktu untuk menyeimbangkan
tekanan yang terjadi antara mesin dan alveoli. Oleh karena itu, volume ekspirasi harus
dipantau. Ini sulit pada beberapa ventilator. Kekurangan lain ventilator tekanan-konstan
adalah konsentrasi oksigen inspirasinya bervariasi sesuai kecepatan aliran inspirasi.
( 3 ) Ventilator Tangki
Ventilator tipe (1) dan (2) adalah ventilator tekanan-positif karena memberi tekanan
positif ke jalan napas. Sebaliknya, respirator tangki memberi tekanan negatif (kurang dari
atmosferik) ke luar dada dan tubuh lain, kecuali kepala. Ventilator tangki terdiri dari sebuah
kotak kaku (“paru besi”) yang dihubungkan dengan pompa bervolume besar, bertekanan
rendah yang mengendalikan siklus pernapasan.
Ventilator tangki tdak lagi digunakan dalam penanganan gagal napas akut karena
membatasi akses ke pasien, ukuran besar, dan tidak nyaman. Alat ini dipergunakan secara
luas untuk ventilasi pasien dengan penyakit neuromuskular kronik yang perlu diventilasi
selama berbulanbulan atau bertahun-tahun. Sebuah modifikasi ventilator tangki adalah perisai
yang pas di atas toraks dan abdomen serta menghasilkan tekanan negatif. Ini biasanya
dicadangkan bagi pasien yang sudah sembuh parsial dari gagal napas neuromuskular.
( 4 ) Patient-Cycled
Ventilators Pada ventilator ini, fase inspirasi dapat dipicu oleh pasien ketika ia
melakukan upaya inspirasi. Istilah “ventilasi bantuan” terkadang diberikan untuk cara kerja
ini. Banyak ventilasi tekanan-konstan memiliki kemampuan ini. Ventilator ini berguna pada
terapi pasien yang sembuh dari gagal napas dan sedang dilepas dari penggunaan ventilasi
terkendali.
2. 1. 3 Pola Ventilasi
Pada pasien dengan obstrksi jalan napas, perpanjangan waktu ekspirasi memiliki keuntungan
karena daerah paru dengan konstan waktu yang lama akan memiliki waktu untuk
mengosongkan diri. Di sisi lain, tekanan jalan napas positif yang lama dapat mengganggu
aliran balik vena ke toraks. Umumnya, dipilih frekuensi yang relatif rendah dan waktu
ekspirasi yang lebih besar dari inspirasi, tetapi setiap pasien memerlukan perhatian yang
berbeda-beda
Pada pasien ARDS, perbaikan PO2 arterial yang besar sering kali dapat dicapai
dengan mempertahankan tekanan jalan napas positif yang kecil pada akhir ekspirasi. Nilai
sekecil 5 cm H2O sering kali bermanfaat. Akan tetapi, tekanan setinggi 20 cm H2O atau
lebih kadang kala digunakan. Katup khusus tersedia untuk memberi tekanan. Keuntungan
PEEP adalah alat ini memungkinkan konsentrasi oksigen inspirasi diturunkan sehingga
mengurangi risiko toksisitas oksigen
PEEP cenderung menurunkan curah jantung dengan menghambat aliran balik vena ke
toraks, terutama jika volume darah yang bersirkulasi menurun karena perdarahan atau syok.
Oleh karena itu, nilainya tidak boleh diukur dari efeknya pada PO2 arteri saja, tetapi
bersamaan dengan jumlah total oksigen yang dikirim ke jaringan. Hasil dari konsentrasi
oksigen arterial dan curah jantung merupakan indeks yang berguna karena perubahan
padanya akan mengubah PO2 darah vena campuran dan kemudia PO2 banyak jaringan.
Beberapa dokter menggunakan kadar PO2 dalam darah vena campuran sebagai panduan
untuk tingkat optimal PEEP.
Beberapa pasien yang sedang disapih dari ventilator bernapas spontan, tetapi masih
diintubasi. Pasien demikian mendapat keuntungan dari tekanan positif yang diberikan kontinu
ke jalan napas melalui sistem katup pada ventilator. Perbaikan oksigenasi dihasilkan dari
mekanisme yang sama seperti PEEP. Suatu bentuk CPAP telah digunakan secara sukses
dalam ARDS. CPAP bentuk lain berguna untuk menangani gangguan pernapasan saat tidur
yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas atas. Di sini, peningkatan tekanan diberikan
melalui masker wajah yang dipakai sepanjang malam.
Ini merupakan modifikasi IPPV, yaitu pemberian volume tidal besar pada interval
yang relatif jarang kepada pasien diintubasi yang bernapas spontan. IMV sering dikombinasi
dengan PEEP atau CPAP. Pola ini berguna untuk menyapih ventilator dari pasien, dan
mencegah oklusi jalan napas atas pada apnea tidur obstruktif dengan menggunakan CPAP
nasal pada malam hari.
Gas darah dapat dipertahankan normal dengan ventilasi tekanan positif berfrekuensi
tinggi (sekitar 20 siklus/detik) dengan volume sekuncup yang rendah (50-100 ml). Paru
digetarkan bukan dikembangkan seperti cara konvensional, dan transpor gas terjadi melalui
kombinasi difusi dan konveksi. Salah satu pemakaiannya adalah pada pasien yang mengalami
kebocoran gas dari paru melalui fistula bronkopleura
Hubungan antara PCO2 arterial dan ventilasi alveolar pada paru normal dinyatalkan dalam
persamaan berikut:
Vco2
PCO2 = VA K
dengan K sebagai konstanta. Pada paru berpenyakit, penyebut VA dalam persamaan ini
kurang dari ventilasi yang masuk ke alveoli karena adanya ruang mati alveolar, yaitu alveoli
tidak berperfusi atau alveoli dengan rasio ventilasi-perfusi tinggi
Pada beberapa pasien gagal napas, PCO2 arterinya sering tidak meningkat dan tujuan
ventilasi mekanik adalah meningkatkan PO2. Dalam praktik, pasien seperti ini selalu
diventilasi dengan yang diperkaya oksigen, dan kombinasi ini biasanya efektif untuk
mengurangi hipoksemia. Konsentrasi oksigen inspirasi idealnya harus cukup untuk
meningkatkan PO2 arteri paling tidak menjadi 60 mmHg, tetapi konsenrasi inspirasi yang
terlalu tinggi perlu dihindari karena bahaya toksisitas oksigen dan atelektasis.
2. 2. 1 Defenisi
2. 2. 2 Epidemiologi
Insidensi bervariasi antara 5 - 10 episode per 1000 orang yang keluar dari rumah sakit
dan paling tinggi terjadi di bangsal pembedahan, ICU, dan rumah sakit pendidikan. Hal ini
memperpanjang masa rawat inap pasien di rumah sakit yang mencapai 3 - 14 hari per pasien.
Ventilator associated pneumonia terjadi sampai 80% dari total kejadian hospital associated
pneumonia dan 9 sampai 27% pada pasien yang diintubasi.
Angka kematian VAP mencapai 30% - 70%. VAP onset dini (4 hari di rumah sakit) yang
banyak disebabkan multi drug resistent pathogen (patogen MDR).
Namun, VAP onset dini, pasien mendapat terapi antibiotik sebelumnya, atau perawatan di
rumah sakit menjadi predisposisi terhadap patogen MDR yang akhirnya ditatalaksana seperti
VAP onset lambat (Ward et al., 2006)
2. 2. 3 Etiologi
Ward et al (2006) membagi dua klasifikasi patogen yang menyebabkan VAP yaitu:
Streptococcus
pneumonia
Haemophilus influenza
Onset dini (<4 hari di S. aureus (sensitif
rumah sakit) +
metisilin) Basil Gram-
Tidak ada faktor risiko
untuk patogen MDR negatif sensitif
antibiotik (E. Coli,
Proteus spp.,
Klebsiella pneumonia,
Serratia)
VAP
Semua onset dini
patogen VAP +
Patogen MDR
Onset lambat (> 4 hari di
(Pseudomonas
rumah sakit) + faktor
aeruginosa, Klebsiella
risiko untuk patogen
pneumonia,
MDR
Acinobacter spp.,
MRS, Legionella
pneumophilia)
2. 2. 4 Faktor Risiko
Meskipun pasien dengan pemasangan endotrachel tube ≥ 48 jam menjadi salah satu
risiko terjadinya VAP, beberapa pasien juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Faktor risiko
terjadinya VAP dapat dibagi menjadi tiga faktor utama, yaitu faktor pejamu, faktor terkait
peralatan, dan faktor individu. (Augustyn, 2007).
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Faktor risiko yang dapat dimodifikas
1. Terkait Pejamu 1. Terkait Pejamu
Malnutrisi nutrisi (misalnya pemberian makanan
Usia >65 tahun, secara enteral)
Penyakit kronik (misalnya ginjal) kontrol nyeri, fisioterapi
Diabetes membatasi terapi imunosupresif
Supresi imun (misalnya SLE) postur, tempat tidur kinetik
Ketergantungan alkohol berhenti merokok sebelum operasi
Aspirasi (misalnya epilepsi)
Penyakit virus yang baru terjadi
Obesitas
merokok
2. Terkait Terapi 2. Terkait Terapi
Ventilasi mekanis Posisi setengah telentang (kepala naik
Pascaoperasi 30 )
Pencabutan dini jalur IV, selang NT,
dan NG
Minimalisasi penggunaan sedatif
Hindari overdistensi lambung
Hindari intubasi dan reintubasi
Pertahankan tekanan manset ET >
20 cm H2O
Aspirasi subglotik selama intubasi
Ubah dan drain sirkuit ventilator
Sucralfate untuk profilaksisulkus
akibat stress (masih dipertanyakan)
3. Faktor Epidemiologis 3. Kontrol Infeksi
Lingkungan (misalnya psitakosis) Mencuci tangan, teknik steril
Pekerjaan (misalnya demam Q) Isolasi pasien
Bepergian ke luar negeri Surveilans mikrobiologis
(paragonomiasis)
Pendingin ruangan (misalnya
Legionella)
2. 2. 8 Pencegahan
Munro dan Ruggiero (2014) menyebutkan beberapa intervensi yang dapat mencegah
terjadinya VAP yaitu:
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui
jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh
proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi ( Brunner dan Suddarth, 2002)
Beberapa keadaan seperti asidosis dan alkalosis membuat keadaan tubuh
membuat kompensasi dengan berbagai cara untuk menyeimbangkan keadaan PH darah
mendekati normal 7,35-7,45 dan kadar PO2 dalam darah mendekati 80-100 mmHg.
Kompensai dapat berupa hyperventilasi jika keadaan hipoksemia, atau pemenjangan
waktu ekspirasi jika terjadi hyperkarbia (peningkatan kadar CO2 dalam darah).
Tetapi kompensasi alamiah tidak sepenuhnya dapat mengembalikan kadar asam basa
dalam darah menjadi normal, tetapi dapat mengakibatkan kelelahan otot-otot nafas dan pasien
pada akhirnya menjadi hipoventilasio dan terjadi apneu
Seperti yang sudah kita ketahui, fungsi ventilator adalah sebagai alat bantu hidup
yang dapat menyelamatnya nyawa seseorang. Berbagai kasus penyakit, seperti kasus sindrom
Edward atau trisomi 18 yang diderita oleh Nayyara Nafisha, bayi mungil yang belum genap
berusia tiga bulan. Nayyara terlahir secara prematur pada tanggal 26 januari 2019 dengan
banyak kelainan bawaan, salah satunya adalah sindom Edward. Sindrom Edward merupakan
kelainan kongenital yang terjadi 1:6.000 kelahiran.
Nayyara mengalami Mikrosefali atau gangguan sistem saraf langka yang
menyebabkan kepala bayi menjadi kecil dan otak tidak sepenuhnya berkembang,
Anophthalmia atau tidak mempunyai bola mata/bola mata tidak berkembang), Palatoskisis
atau langit-langit mulut berlubang, Hernia umbilical, PDA dan SPA (kebocoran parah pada
jantung).
F. Gambar mesin Ventilator
1. Rebreathing bag
Rebreathing bag berfungsi untuk Memperbaiki ventilasi dengan cara memberikan
pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2.
2. Suction Regulator
Suction Regulator berfungsi berfungsi untuk memompa dan mengatur jumlah gas yang
masuk kedalam paru-paru pasien, dan filter karbondioksida berfungsi untuk memfilter
kadar karbondioksida dari saluran pernafasan pasien.
3. Vaporizer
Vaporizer Berfungsi sebagai, alat membantu pernafasan lebih lega. Vaporizer ini bisa
memberikan pengaruh positif baik itu secara fisik maupun mental. Aroma terapi pada
Vaporizer tersebut akan memicu otak untuk lebih rileks serta mendapatkan banyak sekali
manfaat yang mempengaruhinya.
4. Flow meter
berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang masuk pada pasien.
5. Brake
Berfungsi sebagai mengurangi karbon pada mesin,meneminalkan polusi udara,dan
memantapkan akselerasi.
6. Carbon dioxida (O2) absorber
Berfungsi sebagai penyerapan dan penyarigan carbon dioxida (O2) yang di hirup dan di
keluarkan dari tubuh manusia.
7. cylinder yokes
Berfungsi untuk membuka dan menutup tabung oksigen.
8. Cylinders
Berfungsi sebagai tempat penampugan udara.
9. Flow control
Berfungsi mengatur penghantaran oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang sudah
disetting terlebih dahulu.
10. Pipile inlets
Berfungsi untuk mentransport fluida pada sebuah plan selama masa service.
11. Main Circuit Breaker
Berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai
pengaman beban lebih.
12. Bellows assembly
Berfungsi sebagai kantong pernafasan pada sirkuit anestesi.
13. Oxygen power outlet
Berfungsi untuk mensuplay gas ke sirkuit pernafasan.
14. Oxygen (O2) Flush button
Berfungsi memberikan aliran besar (35-55I/mnt) dari oksigen langsung ke common gau
outlet.
15. Scavenging connector
Berfungsi sebagai penutup katup.
16. Secondary gas supply pressure gauges
adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau liquid) dalam
tabung tertutup.
17. Sistem Switch
Switch adalah perangkat telekomunikasi yang menerima pesan dari perangkat yang
terhubung dengannya dan kemudian mengirimkan pesan hanya untuk perangkat yang
pesan dimaksud atau sebagai sentral/konsentrator pada sebuah network.
18. Display
Berfungsi sebagai output dari memori komputer atau central processing unit berupa biner.
Fungsi lainya dari display adalah menampilkan data-data berupa grafis tampilan dari
prosesor untuk ditampilkan agar pengguna bisa melihat apa yang sedang dioperasikanya.
19. Alarm
Akan berbunyi jika Pressure turun dibawah yang diset. Juga digunakan untuk
mendeteksi kebocoran sistim
– Pemeliharaan mingguan
a. Ganti selang dari ventilator
b. Buang cairan dari water trap
– Pemeliharaan bulanan
a. Bersihkan ekspirasi port
b. Bersihkan Expirasi valve
– Pemeliharaan tahunan
Kalibarsi ventilator teersebut layak atau tidaknya dipakai
3. Spesifikasi Alat
Nama Alat : Ventilator drager Evita Infinity V500
Dibuat di China
Fitur Utama :
a. Dikendalikan Oleh prosesor mikro
b. Gas didorong dikontrol secara elektronik, saklar waktu, kontrol volume, tekanan
ventilasi batas
c. LCD tampilan parameter ventilasi, parameter preset, indikasi alam dan gelombang
bernafas
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH: