PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn “Y”
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Peritonitis Di Ruang IGD RS. Achmad Mochtar
Bukittinggi. Pembahasan ini meliputi komponen asuhan keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun fokus pembahasan
difokuskan pada masalah (Diagnosa Keperawatan) berikut penatalaksanaannya dengan
membandingkan antara teori dengan kasus nyata.
1. Diagnosa keperawatan pada pasien Tn “Y” yang sesuai dengan teori Asuhan Keperawatan
Nanda, 2013 antara lain :
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosiaonal yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam
hal keursakan sedeikian rupa (Internasional Association For The Study Of Pain)
awitan yang tiba –tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dan akhir yang
dapat di antisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan.(Nanda, 2015).
Nyeri pada kasus Tn.Y terjadi karena perforasi tukak peptik khas ditandai oleh
perangsangan peritoneum yang mulai di epigastrium dan meluas keseluruh peritonium
akibat peritonitis generalisata. Perforasi lambung dan duodenum bagian depan
menyebabkan peritonitis akut. Penderita yang mengalami perforasi ini tampak
kesakitan hebat seperti ditikam di perut. Nyeri ini timbul mendadak terutama
dirasakan di daerah epigastrium karena rangsangan peritonium oleh asam lambung,
empedu dan atau enzim pankreas. Kemudian menyebar keseluruh perutmenimbulkan
nyeri seluruh perut.
Data yang ditemukan untuk menegakkan diagnosa ini, menurut Nanda, 2015
yaitu : gelisah, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus meringis, sikap
melindungin area nyeri, nyeri tekan, gangguan tidur, dan melaporkan nyeri secara
verbal. Data teori tersebut sesuai dengan data pengkajian pada tanggal 18 Februari
2019, data untuk menegakkan diagnosa tersebut adalah pasien tampak meringis,
terdapat nyeri tekan dan lepas, melindungi area nyeri, pasien tampak gelisah dan
selalu mengatakan perut nya sakit.
Evaluasi hasil pada tanggal yang sama didapatkan data subjektif : pasien masih
mengeluh nyeri, nyeri tidak berkurang, data objektif : pasien tampak meringis dan
memegang bagian yang nyeri, skala nyeri 5-6 TD: 148/88 mmHg, N: 96x/i, P: 26x/i,
S: 37,80C, akral dingin. Berdasarkan data di atas penulis menyimpulkan masalah
belum teratasi, kemudian untuk merencanakan untuk melanjutkan semua intervensi
agar kondisi pasien segera membaik dan cairan di dalam tubuh dapat seimbang.
Data yang ditemukan untuk menegakkan diagnosa ini, menurut Nanda, 2015
yaitu : kram abdomen, distensi abdomen, nyeri abdomen, tidak ada flactus, perubahan
bising usus, mual, muntah, peningkatan residu lambung. Data teori tersebut sesuai
dengan data yang didapatkan penulis dalam pengkajian pada tanggal 18 Februari 2019
perut kembung, distensi abdomen, kram abdomen, tidak ada flactus, terjadi perubahan
bising usus, mual dan muntah.
Evaluasi hasil pada tanggal yang sama didapatkan data subjektif : pasien
mengatakan perut masih begah, nafsu makan tidak ada, data objektif : pasien tampak
memegang perutnya, perut tampak membesar, bising usus tidak terkaji, terpasang
NGT, warna NGT kuning kehijauan, terpasang kateter, urin 350 cc, RL 2 line. TD:
148/88 mmHg, N: 96x/i, P: 26x/i, S: 37,80C, akral dingin. Berdasarkan data di atas
penulis menyimpulkan masalah belum teratasi, kemudian untuk merencanakan untuk
melanjutkan semua intervensi agar kondisi pasien segera membaik dan cairan di
dalam tubuh dapat seimbang.
Evaluasi hasil pada tanggal yang sama didapatkan data subjektif : pasien
mengatakan kepala pusing dan badan lemas. Data objektif : TD: 148/88 mmHg, N:
96x/i, P: 26x/i, S: 37,80C, kulit teraba hangat dan kering, mukosa bibir kering, Hb :
15,2 g/dl, WBC: 6,44, Hct: 42,3%. Berdasarkan data di atas penulis menyimpulkan
masalah belum teratasi, kemudian untuk merencanakan untuk melanjutkan semua
intervensi agar kondisi pasien segera membaik dan suhu tubuh berada direntang
normal.