Anda di halaman 1dari 18

Keseimbangan Asam Basa dalam Darah

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.

Satuan derajat keasaman adalah pH:

  pH 7,0 adalah netral

  pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)

  pH dibawah 7,0 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu
basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara
7,35-7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan


pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ.

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-


basa darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH
darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan
perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan
karbondioksida (suatu komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen
dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan).

pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan


dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya
pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya


masalah metabolisme yang serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,


tergantung kepada penyebab utamanya.

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan


dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.

Asidosis Respiratorik

Defenisi :

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida


dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur


pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksida secara adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

Asidosis Metabolik

Defenisi :

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan


cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir
dengan keadaan koma.

Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak
dan menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana
asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika
ginjal tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR)
atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal
ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal
untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

  Gagal ginjal

  Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

  Ketoasidosis diabetikum

  Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

  Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,


asetazolamid atau amonium klorida

  Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena


diare, ileostomi atau kolostomi.

Alkalosis Respiratorik
Defenisi :

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.

Penyebab :

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan


terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:


- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.

Pengobatan :

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat


pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa


membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup
kembali karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama


mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya
selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10
kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik,


sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.

Alkalosis Metabolik
Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab :

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.


Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah
pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
KESEIMBANGAN ASAM BASA DALAM DARAH
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
·  pH 7,0 adalah netral
·  pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
·  pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu
basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara
7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan
pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-
basa darah:
       Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
       Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu
larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan
karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
       Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-
paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah
menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan
dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya
pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya
masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.

Asidosis Respiratorik

Defenisi :
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida
dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Defenisi :
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-
benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir
dengan keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
       Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
       Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam
laktat dibentuk dari metabolisme gula.
       Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak
berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau
rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang
asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:


·  Gagal ginjal
·  Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
·  Ketoasidosis diabetikum
·  Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
·  Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
·  Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis Respiratorik
Defenisi :
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat
pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa
membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup
kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama
mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya
selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10
kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik,
sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.
Alkalosis Metabolik
Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah
pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

SUMBER:
Diposkan oleh H. Arham Alam, S. Kep, Ns di 18:33 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
ASAM BASA

PENGERTIAN ASAM BASA


Asam itu asal ya dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam.
Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika
larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion
hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat
sifat asamnya.
No    Nama asam        Terdapat dalam
1.    Asam asetat        Larutan cuka
2.    Asam askorbat        Jeruk,tomat,sayuran
3.     Asam sitrat        Jeruk
4.     Asam tanat        Teh
5.     Asam karbonat        Minuman berkarbonasi
6.     Asam klorida        Lambung
7.     Asam nitrat        Pupuk,peledak (TNT)
8.    Asam laktat        Susu yang difermentasikan
9.     Asam sulfat        Baterai mobil,pupuk
10.    Asam benzoat        bahan pengawet makanan
1. Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai
berikut.
a.    Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b.    Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c.    Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d.    Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e.    Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut.
•    Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
•    Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
f.    Menghantarkan arus listrik.
g.    Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.    Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b.    Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya    adalah
sebagai berikut:
a.    Proses dalam pembuatan pupuk
b.    Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c.    Pembersih permukaan logam
d.    Proses pembuatan Bahan peledak
e.    Proses pembuatan Pengawet makanan
Basa
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah
menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang
dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat
menetralisasikan  asam (H+) dan menghasilkan air (H20).
Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada
tabel berikut
No    Nama asam        Terdapat dalam
1.     Aluminium hidroksida    Deodoran dan antasida
2.     Kalsium hidroksida    Mortar dan plester
3.    Magnesium hidroksida    Obat urus-urus dan antasida
4.    Natrium hidroksida    Bahan sabun
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a.    Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b.    Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c.    Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d.      Bersifat elektrolit.
e.      Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai
berikut.
•    Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
•    Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.      Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu
:
a.    Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang
besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak
Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b.    Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam
jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia.
Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari
a.    Bahan dalam pembuatan semen.
b.    Pembuatan deterjen/sabun.
c.    Baking soda dalam pembuatan kue.
Garam
Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa dan ion
negatif (kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya
disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi).
Beberapa contoh garam yang dikenal orang sebagai berikut.
NO    Nama garam         Rumus        Nama dagang        manfaat
1.    Natrium klorida        NaCI        Garam dapur        Penamabah rasa makanan
2.    Natrium bikarbonat  NaHCO3    baking soda        Pengembang kue
3.    Kalsium karbonat    CaCO3        kalsit                  Cat tembok dan bahan karet
4.     Kalsium nitrat        KNO3         Saltpeter              Pupuk dan bahan peledak
5.    Kalsium karbonat    K2CO3        Potash                 Sabun dan kaca
6.     Natrium posfat       Na3PO4        TSP                     Deterjen
7.    Amonium klorida      NH4CI        Salmiak            Baterai kering
Berikut ini ragam indikator.
1.    Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau
basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak
bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak.
Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:
a.  Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi
hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus
berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti
lakmus bersifat basa.
b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:
Nama indikator        trayek pH    Perubahan warna
1. fenolftalein (pp)      8,3-10         tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo)     3,2-4,4        Merah-kuning
3. Metil merah (Mm)    4,8-6,0        Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb)  6,0-7,6        Kuning-biru
5. Metil biru (Mb)         10,6-13,4     Biru-ungu
Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk
setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat
keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal
adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.
Berikut ini adalah karakteristik dari garam.
1.    Memiliki titik lebur yang tinggi.
2.    Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3.    Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4.    Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari
jenis asam/basa kuat pembentuknya.
Secara umum, proses pembentukan garam dirumuskan sebagai berikut.
Asam + Basa -> Garam + Air
Contoh:
2Cu (s)    + 2HCI                   2CuCI         H2
(logam tembaga) + (asam klorida encer) -> tembaga klorida + (gas hidrogen)
Reaksi kimia lain yang dapat menghasilkan garam adalah:
1.Asam                + Basa                 menghasilkan garam + air
2.Basa                 + Oksida asam    menghasilkan garam + air
3.Asam                + Oksida basa     menghasilkan garam + air
4.Oksida asam    + Oksida basa      Menghasilkan garam
5.Logam              + Asam                menghasilkan garam menghasilkan garam +
H2
Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa.
Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau
basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan
asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya
nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka
senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka
senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di
laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa
adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada
larutan asam atau basa

Anda mungkin juga menyukai