Anda di halaman 1dari 23

Asidosis dan Alkalosis

Dr. Muzuni, S.Si., M.Si


Keseimbangan Asam Basa dalam Darah

• Derajat keasaman merupakan suatu sifat


kimia yang penting dari darah dan cairan
tubuh lainnya.
• Satuan derajat keasaman adalah pH:
• · pH 7,0 adalah netral
• · pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
• · pH dibawah 7,0 adalah asam.
• Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat
rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0).
Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
• Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan
secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang
serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

• Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal,


sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur
jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

• Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer)


dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam
pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara
kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH
suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah
adalah bikarbonat.

• Bikarbonat (suatu komponen basa) berada


dalam kesetimbangan dengan karbondioksida
(suatu komponen asam).
• Jika lebih banyak asam yang masuk ke
dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida.
• Jika lebih banyak basa yang masuk ke
dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak karbondioksida dan lebih
sedikit bikarbonat.
Pembuangan karbondioksida.

Karbondioksida adalah hasil tambahan


penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel.
Darah membawa karbondioksida ke
paru-paru dan di paru-paru
karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan).
• pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan.
• Jika pernafasan meningkat, kadar karbon
dioksida darah menurun dan darah menjadi
lebih basa.
• Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida
darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.

• Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman


pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-
paru mampu mengatur pH darah menit demi
menit.
• Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme
pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu
dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.

• Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit
mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah.
• Asidosis dan alkalosis bukan merupakan
suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis dan alkalosis
merupakan petunjuk penting dari adanya
masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada
penyebab utamanya.
• Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam pembentukan dan pembuangan
asam atau basa oleh ginjal.
• Asidosis respiratorik atau alkalosis
respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan
pernafasan.
Asidosis Respiratorik
• Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan
karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat
dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

• Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah


karbondioksida dalam darah.

• Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah


akan turun dan darah menjadi asam.

• Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak


yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih
cepat dan lebih dalam.
Penyebab :
• Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
• Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
• Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-
penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis
respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat,
yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik
• Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

• Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,


darah akan benar-benar menjadi asam.

• Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih


dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.
• Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.
• Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan ke


dalam 3 kelompok utama:
• Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam.

• Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis


bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat
anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis
metabolik.
• Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak
melalui metabolisme.

• Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan


sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu
di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.

• Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan


memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut
keton.

• Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok


stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
• Asidosis laktit adalah kondisi yang disebabkan
kadar laktat yang terlalu tinggi dalam darah dan
jaringan sehingga tubuh tdk mampu
menguraikannya.
• Asam laktat dibuat tubuh pada saat glukosa
diuraikan oleh sel tubuh untuk menghasilkan
energi.
• Laktat banyak dihasilkan saat penyediaan
oksigen terbatas atau mitokondria tdk berfungsi
sbgmana mestinya.
• Hiperlaktademia diikuti gejala kelelahan, sesak
napas, sakit perut.
• Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu
untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.

• Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa


menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara
normal.

• Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis


tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA),
yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan
ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:

• · Gagal ginjal
• · Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk
ginjal)
• · Ketoasidosis diabetikum
• · Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
• · Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau
amonium klorida
• · Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui
saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau
kolostomi.
Alkalosis Respiratorik
• Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

• Penyebab :
• Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah.
• Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan.
• Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :

• Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah


memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan
bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri,
diberikan obat pereda nyeri.

• Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung


plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
• Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan
menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan
berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
• Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan
membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
• .
Alkalosis Metabolik

• Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam


keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

• Penyebab :
• Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang
dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
• Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang
yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti
soda bikarbonat.
• Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium
atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolik:

• 1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid,


asam etakrinat)
• 2. Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung
• 3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif
(sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).

Anda mungkin juga menyukai