Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi
paru-paru dalam membuang karbondioksida (CO2). Dengan kata lain, asidosis respiratorik terjadi ketika
tubuh hanya dapat membuang sedikit CO2.
Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berlangsung dalam jangka panjang (kronis).
Sejumlah kondisi yang bisa memicu asidosis respiratorik akut adalah:
Gagal jantung
Asma
Penyakit paru obstruktif kronis
Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barré, atau
distrofi otot
Gangguan pada sistem saraf atau kelemahan pada otot pernapasan akibat penggunaan obat-obatan
tertentu
Sedangkan asidosis respiratorik kronis umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Selain beberapa kondisi di atas, asidosis metabolik juga dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, dehidrasi
berat, dan keracunan aspirin.
Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik umumnya disebabkan oleh hiperventilasi, yaitu kondisi ketika seseorang bernapas
terlalu cepat atau terlalu dalam. Akibatnya, CO 2 akan banyak terhirup dan masuk ke dalam aliran darah.
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh:
Gangguan cemas
Serangan panik
Sepsis atau penyakit infeksi lainnya
Penyakit liver
Demam tinggi
Kehamilan
Stroke
Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam atau kelebihan basa. Beberapa hal
yang dapat memicu kondisi tersebut adalah:
Asidosis metabolik
Gejala asidosis metabolik cukup beragam. Beberapa penderita kondisi ini umumnya memiliki napas yang
beraroma buah. Gejala tersebut merupakan tanda ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik adalah asidosis metabolik yang terjadi pada pasien diabetes. Kondisi ini termasuk
berbahaya, karena dapat mengganggu fungsi hati dan ginjal.
Gejala dari asidosis metabolik meliputi:
Pusing
Sakit kepala
Mudah lelah
Mual dan muntah
Mudah mengantuk
Hilang nafsu makan
Napas cepat dan dalam
Detak jantung meningkat
Alkalosis respiratorik
Gejala umum alkalosis respiratorik adalah napas yang terlalu cepat atau terlalu dalam (hiperventilasi).
Gejala lain pada alkalosis respiratorik adalah:
Pusing
Kebingungan
Tremor
Kembung
Mulut kering
Kram otot di tangan dan kaki
Kesemutan
Nyeri dada
Sesak napas
Gangguan irama jantung
Alkalosis metabolik
Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami hipoventilasi, yaitu kondisi ketika penderita bernapas
terlalu lambat atau terlalu dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah terlalu sedikit.
Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah juga sering menyertai alkalosis metabolik. Oleh
karena itu, penderita dapat mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air kecil
(poliuria), atau gangguan irama jantung (aritmia).
Gejala lain pada penderita alkalosis metabolik meliputi:
Sesak napas
Linglung
Penurunan kesadaran atau pingsan
Kejang
Jika memungkinkan, segera ke IGD atau hubungi ambulans di nomor 119 untuk segera mendapatkan
penanganan gawat darurat.
pH darah
Bikarbonat (HCO3-)
Saturasi oksigen (SaO2)
Tekanan parsial oksigen (PaO2)
Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2)
4. Tes urine
Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa dapat didiagnosis
melalui tes urine (urinalisis). Melalui urinalisis, dokter dapat mengetahui bila ada perubahan kadar asam
basa pada pasien.
Asidosis respiratorik
Salah satu metode pengobatan pada asidosis respiratorik adalah dengan pemberian obat-obatan, meliputi:
Asidosis respiratorik juga dapat ditangani dengan metode continuous positive airway pressure (CPAP).
Pada terapi ini, pasien akan diminta memakai masker di hidung dan/atau mulut. Masker tersebut
tersambung ke mesin yang mengalirkan udara ke saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap
terbuka.
Asidosis metabolik
Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebab yang mendasarinya, di antaranya:
Pada penderita asidosis laktat, dokter dapat memberikan suplemen bikarbonat atau suntik pengganti
cairan tubuh. Dokter juga dapat memberikan antibiotik atau terapi oksigen.
Alkalosis respiratorik
Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi, dokter dapat menyarankan pasien
menghirup karbondioksida (CO2), yaitu dengan membuang napas ke dalam kantong kertas, kemudian
menghirupnya kembali. Cara tersebut harus diulang hingga beberapa kali untuk membantu menaikkan
kadar CO2 dalam darah.
Perlu diketahui bahwa metode di atas hanya boleh dilakukan bila dokter telah memastikan gangguan
keseimbangan asam basa terjadi akibat hiperventilasi. Jika Anda baru pertama kali mengalami gejala
tersebut, segera cari pertolongan medis ke rumah sakit.
Alkalosis metabolik
Pada sejumlah kasus, dokter dapat memberikan beberapa jenis obat di bawah ini untuk mengatasi
alkalosis metabolik:
Diuretik, seperti acetazolamide atau spironolactone
ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril
Kortikosteroid, seperti dexamethasone
Pemberian suplemen kalium
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen
Pemberian cairan melalui infus
Gangguan ginjal
Penyakit tulang
Terhambatnya proses tumbuh kembang
Kerusakan fungsi organ
Kegagalan sistem pernapasan
Syok
Seperti halnya asidosis, alkalosis yang tidak ditangani dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, yaitu:
Sedangkan alkalosis dapat dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menjalani pola makan yang
sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi kalium dapat membantu mencegah kekurangan elektrolit.
Contoh makanan berkadar kalium tinggi adalah bayam, kacang-kacangan, pisang, dan wortel.
Untuk mencegah dehidrasi, dokter akan menyarankan sejumlah hal berikut: