NIM : 011310213044
1. Asidosis Respiratorik
Adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida ph darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernapasan, sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Asidosis respiratorik dapat diklasifikasikan menjadi dua menurut fungsinya :
a. Asidosis Respiratorik Akut
Dalam asidosis pernapasan akut, Pa CO₂ yang ditinggikan diatas batas rentang referensi
(lebih dari 6,3 kPa atau 47 mmHg) dengan acidemia atas (ph < 7,35). Asidosis pernapasan
akut terjadi ketika kegagalan ventilasi tiba-tiba. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh
depresi dari pusat pernapasan oleh penyakit otak atau obat, kemampuan untuk ventilasi
memadai karena penyakit neuromuskuler (misal : gravis, amyotropic lateral
sclerosis,sindrom guillan barre, distrofi otot) atau obstruksi jalan napas terkait dengan
asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
b. Asidosis Respiratorik Kronik
Dalam asidosis pernapasan kronik, PaCO₂ yang ditinggikan diatas batas kisaran referensi
dengan ph darah normal (7,35-7,45) atau normal ph dekat sekunder untuk kompensasi
ginjal dan serum bikarbonat. Asidosis respiratorik kronik disebabkan karena penyakit paru
jangka panjang terutama penyakit paru-paru yang menyebabkan kelainan dalam
pertukaran gas alveolar biasanya tidak menyebabkan hypoventilation tetapi cenderung
menyebabkan stimulasi ventilasi dan hypocapnia sekunder untuk hypoksia. Hypercapnia
terjadi hanya jika penyakit berat atau kelelahan otot pernapasan terjadi.
Tanda-tanda klinis berubah-ubah pada asidosis respiratorik akut dan kronik yaitu
1. Hyperkapnia mendadak (kenaikan PaCO₂) dapat menyebabkan peningkatan
frekuemsi nadi dan pernapasan, peningkatan tekanan darah, perasaan penat pada
kepala.
2. Peningkatan akut pada PaCO₂ hingga mencapai 60 mmHg atau lebih mengakibatkan :
somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma juga menyebabkan sindrom
metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan mioklonus
(kedutan otot).
3. Retensi O₂ menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti pembuluh
darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial dan dapat
bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan diskus optikus yang terlihat pada
pemeriksaan dengan optalmoskop).
4. Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk
mekanisme kompensatori dan berpindah ke dalam sel, sehingga menyebabkan
kalsium keluar dari sel.
Diagnosa :
Pengobatan :
2. Asidosis Metabolik
Definisi :
1. Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
2. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga PH, darah akan benar-benar
menjadi asam.
3. Seiring dengan menurunnya PH darah, pernapasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbondioksida.
4. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
5. Jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan kedaan koma.
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis
bila dimakan dianggap beracun, contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti
beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang berlebih sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit,
salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe 1. Jika diabetes tidak terkendali
dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
- Gagal ginjal
- Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
- Ketoasidosis diabetikum
- Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
- Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
- Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi, atau kolostomi.
Gejala :
- Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah, kelelahan. Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit
lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
- Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
- Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok,
koma dan kematian.
Diagnosa :
Pengobatan :
1. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa, karena
pernapasan yang cepat dan dalam, menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.
Penyebab :
- Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hyperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab
hypertensi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
- Rasa nyeri
- Sirosis hati
- Kadar oksigen darah yang rendah
- Demam
- Overdosis aspirin
Gejala :
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderitanya merasa cemas dan dapat menyebabkan
rasa gatal sekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot
dan penururnan kesadaran.
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri.
Ph darah juga sering meningkat.
Pengobatan :
2. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab :
Gejala :
Diagnosa :
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa
Pengobatan :
- Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.
- Untuk mengurangi edema / penumpukan cairan dapat diberikan asetazolamide,
sedangkan untuk menghemat kadar kalium dapat diberikan triamterene,
spironolactone, amiloride.
- Captopril, enalapril, lisinopril dapat diberikan untuk kasus metabolik alkalosis yang
disebabkan oleh penyakit hyperaldosteron.