Anda di halaman 1dari 5

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Nama : Oktavia Bintarawati


NIM : 201510201251
Kelas : PSIK 7C

A. Lakukan review dari beberapa materi kuliah yang di upload. Berikut adalah topic yang harus
dibahas

1. Mekanisme keseimbangan asam basa dalam tubuh, yaitu:


Jawab :
Ada 3 mekanisme keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
1) Pembuangan kelebihan asam oleh ginjal
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia
2) Penggunaan penyangga Ph (buffer)
Buffer ini berfungsi sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba.
Dalam darah yang paling penting ialah bikarbonat/HCO3- (suatu komponen basa).
Bikarbonat harus berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida/CO2 (suatu
komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah maka
HCO3- akan meningkat dan CO2 akan menurun. Sedangkan, jika lebih banyak basa yang
masuk ke dalam aliran darah maka CO2 akan meingkat dan HCO3- akan menurun.
3) Pembuangan karbondioksida
Darah akan membawa CO2 ke paru paru dan dihembuskan. Pusat pernafasan di otak
mengatur jumlah CO2 yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat maka CO2 akan menurun dan darah
menjadi lebih basa. Sedangkan, jika pernafasan menurun maka CO2 akan meningkat dan
darah menjadi lebih asam.

2. Macam gangguan keseimbangan asam basa


Jawab :
a. Asidosis metabolic
Asidosis metabolic merupakan keasaman darah yang berlebihan, ditandai dengan
rendahnya karbon bikarbonat dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh
ketidakseimbangan dalma pembentukan dan pembuangan asam oleh ginjal. Hal lain yang
dapat menyebabkan asidosis metabolic yaitu:
1) Konsumsi suatu asam/bahan yang diubah menjadi asam, contohnya: methanol
(alkohon kayu), zat anti beku (etilen glikolin), overdosis aspirin.
2) Tubuh menghasilkan asam yang berlebihan sebagai akibat dari beberapa penyakit.
Contohnya:
- DM Tipe I tidak terkendali karena lemak dipecah menjadi keton bodies.
- Syok stasium lanjut karena asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3) Ginjal tidak mampu untuk membuang asam
Contohnya : Penderita gagal ginjal, penderita kelainan yang mempengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Terapi untuk asidosis metabolic antara lain:
1) Terapi Kausal
2) Penggantian kekurangan HCO3- dengan bic nat, rumus :
BB x 0,4 x [HCO3- yang dikehendaki – HCO3- terukur]
Kekurangan HCO3- diberikan :
- 50% secara cepat (bolus)
- 50% secara lambat (dalam 3-5 jam)
1 ampul NaHCO3 7,5% » 50 cc » 44,5 mEq

b. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik terjadi karena CO2 yang menumpuk akibat kegagalan respirasi. Ada
2 macam asidosis respiratorik yaitu:
1) Asidosis respiratorik akut : lesi sentral pernapasan (penyakit serebral, penggunaan
obat-obat tertentu, cardiorespiratory arrest, pneumonia)
2) Asidosis respiratorik kronis : penyakit paru kronis.

c. Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic terjadi pada kehilangan H+ secara berlebihan: muntah-muntah,
penggunaan diuretic, milk alkali syndrome
Diagnosis ditegakkan bila pH > 7,45 dan HCO3- > 28 mEq

d. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi ini dapat
menyebabkan kadar CO2 menurun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan
Ph dengan meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang.
Gambaran klinis
- Pasien sering menguap
- Napas lebih cepat dan dalam
- Kepala terasa ringan
- Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
Penyebab akut : stimulasi saraf sentral (missal pada tumor serebri, ensefalitis, &
intoksikasi)
Penyebab kronis : penyakit paru kronis

3. tanda dan gejala masing2 gangguan keseimbangan asam basa


a. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian
b. Asidosis Respiratorik
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa
mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.7 Stupor dan
koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan
sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu.
c. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat
terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani)
d. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan
rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi
kejang otot dan penurunan kesadaran
4. penatalalaksanaan masing2 gangguan kesiembangan asam basa
a. Asidosis Metabolik
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan
terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara
intravena, tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan
b. Asidosis Respiratorik
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit
paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan
ventilator mekanik.
c. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium).
Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena
d. Alkalosis Respiratorik
Pengobatan diarahkan untuk memperbaiki ventilasi. Preparat farmakologi digunakan
sesuai indikasi. Sebagai contoh, bronkodilator membantu menurunkan spasme bronkhial,
dan antibiotik yang digunakan untuk infeksi pernapasan. Tindakan hygiene pulmonari
dilakukan, ketika diperlukan, untuk membersihkan saluran pernapasan dari mukus dan
drainase pluren. Hidrasi yang adekurat di indikasikan untuk menjaga membran mukosa
tetap lembab dan karenanya memfasilitasi pembuangan sekresi. Oksigen suplemen
diberikan bila diperlukan. Ventilasi mekanik, yang digunakan secara waspada dapat
memperbaiki ventilasi pulmonari.

5. cara penentuan /penilaian gangguan keseimbangan asam basa


1) Awali dengan kecurigaan klinis yang tinggi
2) Menilai variabel-variabel asam basa untuk mengetahui tipe gangguan
3) Perkirakan respon kompensatorik yang bakal terjadi pada gangguan asam basa primer
4) Buat penafsiran tahap akhir

B. Tentukan gangguan keseimbangan asam basa apakah yang terjadi pada kasus?
1. Seorang pasien usia 65 tahun, dengan dianosis pneumonia dilakukan pemeriksaan analisis gas
darah, dengan hasil sebagai berikut :
pH : 7,20
pCO2 : 72
HCO3 : 25
Jawab :
Asidosis Respiratorik

2. Seorang pasien usia 60 tahun dilakukan pemeriksaan analisis gas darah dengan hasil sebagai
berikut :
pH : 7,47
pCO2 : 60
HCO3 : 32
Jawab :
Alkalosis metabolic

3. Seorang pasien dengan diagnosa gagal ginjal dilakukan pemeriksaan analisis gas darah, dengan
hasil sebagai berikut :
pH : 7,37
pCO2 : 30
HCO3 : 18
Jawab :
Asidosis Metabolik

4. Seorang pasien dengan diagnosa gagal ginjal dilakukan pemeriksaan analisis gas darah, dengan
hasil sebagai berikut :
pH : 7,48
pCO2 : 30
HCO3 : 17
Jawab :
Alkalosis Respiratorik

Anda mungkin juga menyukai