Kelompok 1
Anggota Kelompok
OUTLINE
3.
[H+] =
Konsentrasi H+ dengan perubahan konsentrasi bik
arbonat dan PCO2 dalam darah bervariasi
TERMINOLOGI
Asidosis dan alkalosis merupakan istilah klinis tenta
ng gangguan keseimbangan asam basa yaitu :
Asidosis metabolic gangguan menurunnya konse
ntrasi bikarbonat
Alkalosis metabolic gangguan naiknya konsentras
i biarbonat
Asidosis respiratorik gangguan utama meningkat
nya PCO2
Gangguan Asam-Basa
Metabolik
Hasil analisis
gas darah
Asidosis metabolik
H+ meningkat
Asidosis
HCO3- menurun
Alkalosis
metabolik
H+ menurun
Alkalosis
HCO3- meningkat
ASIDOSI METABOLIK
Pada asidosis metabolik terjadi penurunan konsentrasi bikarbonat dalam
cairan ekstraseluler. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penya
ngga pH, darah akan benar-benar menjadi asam (pH turun) sehingga pe
rnafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan juml
ah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut d
engan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi ked
ua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus mengha
silkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir d
engan keadaan koma
penyebabnya adalah :
Peningkatan produksi ion hidrogen
Ingesti ion hidrogen atau obat-obatan yang dimetabolisme menjadi asam
Terganggunya ekskresi ion hidrogen oleh ginjal
Kehilangan bikarbonat melalui saluran cerna atau dalam urine
ANION GAP
Suatu teknik biokimia yang membantu menilai m
asalah asam-basa. Anion gap dapat membantu d
alam pengecekan dengan cara memperhatikan h
asil pengukuran elektrolit dalam serum dan meng
hitung selisih antara 2 kation utama (natrium dan
kalium), dan jumlah anion utama (klorida dan bik
arbonat)
Perhitungan dengan anion gap = [Na+] [Cl-] +
[HCO3-]
ALKALOSIS METABOLIK
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa kar
ena tingginya kadar bikarbonat.
Alkalosis metabolik dapat disebabkan oleh :
Hilangnya ion hidrogen dalam cairan lambung. Kondisi ini terlihat ketika steno
sis pilorik yang mencegah terjadinya kehilangan yang bersamaan sekresi yang
mengandung sejumlah besar bikarbonat dari duodenum.
Ingesti alkali yang dapat diabsorbsi seperti natrium bikarbonat dan hanya terja
di jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar.
Kehilangan natrium dan kalium dalam jumlah yang banyak sehingga mempen
garuhi ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang meng
konsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
KOMPENSASI PERNAPASAN
Kompensasi per
napasan terjadi
dengan sangat c
epat sehingga p
asien penderita
gangguan asam
-basa metabolik
akan selalu terja
di perubahan pa
da PCO2 darah.
Gangguan Asam-Basa
Respiratori & Campuran
.ASIDOSIS RESPIRATORIK
Asidosis respiratorik adalah suatu kedaan medis dim
ana penurunan respirasi (hypoventilation) menyebabka
n peningkatan darah karbondioksida dan penurunan p
H (suatu kondisi yang umumnya di sebut asidosis). Gan
gguan asam basa ini di cirikan dengan penurunan vent
ilasi alveolar dan di manifestasikan dengan hiperkapnia
(tekanan karbondioksida parsial [PaCO2] lebih dari 45
mm Hg).
ASIDOSIS RESPIRATORIK
penyebab
1. Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata
Obat-obatan : Kelebihan dosis opiat, sedatif, anestetik (aku
t)
Apnea saat tidur
2. Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada
Penyakit neuromuskuler : miastenia gravis, sindrom guillainBarre, poliomielitis, sklerosis lateral amiotropik.
Deformitas rongga dada : kifoskoliosis
Obesitas yang berlebihan : sindrom pickwikian
Cedera dinding dada seperti patah tulang-tulang iga
Asidosis Respiratorik
Gejala
sakit kepala dan rasa mengantuk.
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi st
upor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan ko
ma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan t
erhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau se
telah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu tergangg
u.
ALKALIOSIS RESPIRATORI
K
terjadi
Alkaliosis Respiratorik
gejala:
- Pasien sering menguap
- Napas lebih cepat dan dalam
- Kepala terasa ringan
- Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
Penyebab akut dapat berupa stimulasi saraf sentr
al pada tumor serebri, ensefalitis, dan intoksikasi.
Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kron
is.
CAMPURAN
Gangguan Asam-Basa Campuran terjadi apabila
dua atau lebih gangguan asam-basa-sederhana
(primer) terdapat pada saat bersamaan.
MEKANISME KOMPENSASI
Terapi Oksigen
GAGAL NAPAS.
Gagal Napas adalah suatu keadaan dimana PO2 arteri kur
ang dari 8 kPa pada seorang pasien yang menghirup udar
a pada ruangan pada saat posisi istirahat
Hipoksa yang disertai dengan retensi karbon oksida diseb
ut dengan gagal napas tipe 2 sedangkan hipoksa tanpa re
tensi karbon dioksida disebut dengan tipe 1.
Difusi karbon diokasida melalui membran alveolus lebih e
fisien daripada oksigen ,karena PCO 2 arteri identink deng
an PCO2 dalam alveolus maka PCO2 arterimerupakan uk
uran ventilasi alveolus
Dua proses terjasi pada pola gas dalam darah pasien yang
mengalami hipoksa dengan PCO2 tidak meningkat kedua
proses tersebut adalah: difusi terganggu dan ketidak seim
bangan ventilasi/perfusi.
DIFUSI TERGANGGU
KETIDAKSEIMBANGAN VENTILASI
TERAPI OKSIGEN.
Spesimen Analisis
Gangguan primer
Respons kompensasi
PCO2
HCO3-
(Asidosis respiratorik)
PCO2
HCO3-
(Alkalosis respiratorik)
HCO3-
PCO2
(Asidosis metabolik)
HCO3(Alkalosis metabolik)
PCO2
[H]++
Asidosis
Alkalosis
PCO
[HCO33]
2
2
--
Asidosis
respiratori
k
PC
O22
[HCO33]
--
Alkalosis
Alkalosis
respiratori
metabolik
k
Apakah terjadi kompensasi?
Periksa komponen (PCO22 atau
[HCO33]--)
PCO22 + [HCO33]-PCO22 + [HCO33]-berubah dengan
berubah dengan
perbandingan
perbandingan lurus
terbalik
Pertimbangkan adanya
Tentukan tigkat
gangguan asam basa
kompensasi
campuran
Apakah hasil uji
biokomia sesuai
dengan diagnosis
klinik
Asidosis
metabolik
Tentukan penanganan
KASUS KLINIS
Pasien bronkitis kronis
Hasil gas darah: [H+] = 44 nmol/L; PCO2 = 9,5 kPa;
[HCO3-] = 39 nmol/L
Kasus Klinis
KASUS 1
Seorang pria berusia 28 tahun masuk ke rumah sakit dengan riwayat munt
ah parah selama seminggu.ia mengatakan bahwa dirinya telah melakukan
swamedikasi untuk kondisi dyspepsia kronisnya itu.secara klinis,pasien ini
mengalami dehidrasi parah dan panas ringan.hasil pengukran biokimia aw
al menunjukkan hasil berikut:
Analisis gas darah arteri:
H+ nmol/L
PCO2 kPa HCO3 mmol/L PO2 kPa
28 7,2
Serum:
Na+
K+ Cl-
43 15
HCO3-
urea
kreatinin
146
2,8
83 Mmol/L 41
31 126 Umol/L
Sampel urin diambil secara random dan menunjukkan hasil pengukuran se
bagai berikut:osmolalitas 630mmol/kg,Na+ <20mmol/L,K + 35mmol/L,pH5.
Gangguan asam basa apa yang dialami pasien ini dan bagaimana kondisi t
ersebut dapat terjadi?
Bagaimana hasil pengukuran biokimia urin dapat membantu menetapkan
diagnosis?
JAWAB:
Gangguan asam basa yang di alami pasien adalah alkalosis met
abolic,karena H+ yang rendah dan bicarbonate yang tinggi,PCO
2 yang tinngi mengindikasi kompensasi respiratolik parsial.hilan
gnya H+ disebabkan karena muntah parah,kemungkinan di seb
abkan karena stenosis pilorik.sehingga muntah parah menyeba
bkan dihidrasi.
Hasil urin khas untuk pasien yang mengalami sehidrasi dan alka
losis metabolit akibat mutah,aldosterone disekresi untuk meng
embankan cairan ekstraselukernya dan pasien meretensi natriu
m meskipun mengalami hypernatremia,hiperaldosteronisme m
eningkatkan hilangnya kalium dan hilangnya ion hydrogen men
yebabkan urine asam yang klasik dan paradoksal.
KASUS 2
Nona AM masuk rumah sakit dengan keluhan dada hancur
.pada saat masuk rumah sakit,hasil pengukuran gas dalam
darah arteri pasien ini adalah sebagai berikut:
H+ nmol/L PCO2 kPa HCO3 mmol/L PO2 kPa
63 29 10,1 6,4
Kondisi apa yang diindikasikan oleh hasil pengukuran ter
sebut?
Jawab:
Tingginya H+ dan PCO2 dari riwayat pasien menunjukan a
danya asisdosis respiratorik,dilihat dari hasil laboratorium
bikarbonat tidak meningkat secara abnormal,yang mengi
ndikasi bahwa kondisi ini muncul secara akut,dan kompe
nsasi ginjal untuk asidosis respiratorik tidak sempat mem
berikan dampak singnifikan pada asidosis respiratorik.
KASUS 3
Seorang pria,usia 58thn masuk rumah sakit dengan riwayat penyak
it obstruktif pernapasan kronis bertahun-tahun.dalam pemeriksaan
dia mengalami sianosis,sulit bernapas,dan terlihat adanya edema si
stemik yang nyata.sampel darah menunjukkan hasil pemeriksaan se
bagai berikut.
H+ nmol/L PCO2 kPa HCO3 mmol/L PO2 kPa
44 9,3 40 4,0
Jelaskan gangguan asam basa yang terjadi?
Masalah pernapasan yang ada?
Jawab:
H+ berada pada batas kisaran rujukan.peningkatan PCO 2 mengind
ikasikan adanya asidosis respiratorik,tetapi konsentrasi bikarbonat
sebagai respon kompensasi untuk asidosis respiratorik.
Pria ini menderita gagal napas tipe 2,karena dilihat dari PO 2 yang
rendah dan terdapat hipoksia yang disertai retensi karbon dioksid
a
KASUS 4
Seorang wanita,usia 56thn masuk rumah sakit dalam keadaa
n sakit parah dan kebingungan.pasien mengalami adema sist
emik dan diobati dengan furosemide(frusemide).ketika masu
k rumah sakit,pengujian biokimia menunjukan hasil berikut.
Na+ K+ ClHCO3- urea H+ PCO2 PO2
135
2,6
59Mmol/L 53
6,8
33
9,3
12
JAWAB:
Thanks