PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Praktikum
Mengetahui aktivitas enzim diastase pada madu yang menjadi salah satu
parameter mutu
madu.
1.2
Latar Belakang
Landarasn teori
Uji aktivitas enzim diastase pada madu
enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek
(polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Dua
enzim yang mencolok dalam madu yakni enzim diastase dan invertase.
Konsep enzim yang lama menggolongkan enzim amylase menjadi dua
suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama,
yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa membentuk
amilosa dengan (1,4)-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin adalah
- (1,4)-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan (1,6) glukosida
struktr pati
Hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan
dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
secara berurutan, dan hasil akhirnya adalah glukosa. Ada beberapa
tingkatan dalam reaksi diatas. Molekul-molekul pati mula-mula pecah
menjadi unit-unit rantaian glukosa yang lebih pendek yang disebut
dekstrin. Dekstrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltose (dua unit
glukosa) dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa.(Murdijati Gardjito,
1992 Proses perubahan pati menjadi glukosa yang dilakukan oleh enzim
diastase pada madu dalam uji aktivitas enzim dengan menggunakan iodin
yang disertai perubahan warna larutannya adalah sebagai berikut : Pati
(Biru
)dekstrin
(Biru
kecoklatan)
akrodekstrin
Eritrodekstrin
(merah) Maltosa (kuning) Glukosa (Jernih/bening)
(coklat)
Larutan iodin digunakan untuk tes pati,warna biru tua menandai adanya
larutan pati. Diperkirakan bahwa larutan iodin (ion I 3dan I5) tersubstitusi
ke dalam pati, tersubstitusinya iodin setelah terputusnya ikatan glukosida
dalam pati oleh enzim dan terurai menjadi molekul molekullebih
sederhana, maka makin banyak terbentuk gugus OH bebas yang dapat
disubstitusi oleh iodin sehingga konsentrasi iodin dalam larutan makin
kecil dan molekul air semakin banyak terbentuk, apabila pati terhidrolisis
sempurna maka gugus iodin yang b akal diabsorbsi semakin banyak
atau dipihak lain konsentrasi molekul air akan bertambah, semakin kecil
konsentrasi iodin bebas maka larutan akaan berubah menjadi jernih.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Alat :
1
2
3
4
Neraca analitik
Pipet ukur
Penangas air
Tabung reaksi
Bahan :
1
2
3
4
Cara Kerja :
1 Sediakan 3 tabung reaksi
2 Masukkan 1 gram sampel madu, larutkan dengan aquadest 4 ml,
lalu campurkan dengan larutan amilum 1 ml pada tabung pertama
3 Pada tabung kedua, masukkan 1 ml amilum dengan aquadest 4 ml
4 Pada tabung ketiga, masukkan 1 gram madu, larutkan dengan
aquadest 4 ml
Madu adalah zat alami yang diasilkan lebah dari bahan baku nektar
yakni senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk
larutan gula. Nektar dikumpulkan lebah pekerja untuk diolah dengan
mencampurnya dengan air liur kemudian disimpan dalam sel-sel yang
terdapat pada sisiran sarang, sehingga menjadi madu yang matang.
(Sarwono, 2001).
Kualitas madu ditentukan oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu,
kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada
saat yang tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah.
Selain itu kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas
madu. Madu yang baik adalah yang mengandung kadar air sekitar 17-21 persen (Sihombing,
1997).
Warna merupakan salah satu kriteria mutu madu. Biasanya warna
madu cenderung akan mengikuti tanaman penghasil nektarnya, misalnya
madu dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air, madu dari
tanaman akasia dan apel akan berwarna kuning terang, sedangkan madu
dari tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain itu, madu yang
disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama maka warnanya akan
cenderung menjadi lebih tua (Hamad, 2007).
Zat-zat yang terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini
telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam
madu. Dari jumlah tersebut karbohidrat merupakan komponen terbesar
yang terkandung dalam madu, yaitu berkisar lebih dari 75%. Jenis
karbohidrat yang paling dominan dalam hampir semua madu adalah dari
golongan monosakarida yang biasanya terdiri levulosa dan dekstrosa.
Levulosa dan dekstrosa mencakup 85%-90% dari total karbohidrat yang
terdapat dalam madu, sisanya terdiri dari disakarida dan oligosakarida
(Sihombing, 1997).
Komposisi terbesar kedua setelah karbohidrat adalah air. Jumlahnya
biasanya berkisar dari 15%-25%. Bervariasinya kadar air dalam madu
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kelembapan udara, jenis
nektar, proses produksi dan penyimpanan (Suranto, 2007). Selain dua
komponen diatas, madu juga mengandung banyak mineral baik yang
bersifat esensial maupun non esensial.
Madu mengandung enzim pencernaan pati. Enzim sangat sensitif
terhadap panas dan karena itu berfungsi sebagai indikator kualitas
madu dan tingkat termal pengolahan. Enzim merupakan substansi yang
paling banyak terdapat pada sel-sel hidup dan mempunyai fungsi penting
sebagai katalisator reaksi kimia. Enzim utama pada madu yaitu invertase
(-glucosidase), diastase (-amilase) dan glukosa oksidase. Ini adalah
nutrisi penting enzim. Diastase hydrolyses karbohidrat untuk mudah
dicerna.
Aktivitas enzim diastase menjadi salah satu kriteria untuk
menentukan kualitas madu, yaitu sebagai penanda adanya pemanasan
Gambar
Keterangan
Menimbang madu 1,0999
gram
2.
3.
Dilakukan
pemanasan
pada penangas air 400C
selama jam untuk
mengoptimalkan
kerja
enzim yang ada di madu.
4.
5.
6.
Kesimpulan : madu yang menjadi sampel memiliki enzim diastase yang sedikit.
Hal ini ditunjukkan dengan warna biru (menunjukkan adanya pati) masih
berwarna biru pekat (aktivitas enzim diastase yang masih kurang).