ASIDOSIS METABOLIK
1.2 Etiologi
Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti :
1. Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang normalnya
dibentuk dalam tubuh.
2. Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh.
3. Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan.
4. Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal).
1.4 Patofisiologi
Peningkatan sistematik konsentrasi ion hydrogen (H+) yang disebabkan oleh :
a. Kegagalan paru untuk mengeleminasi karbon dioksida (CO2).
b. Akumulasi produk-produk asam pada metabolisme, yang melibatkan asam
karbonat (mudah menguap) atau asam laktat (todak mudah menguap).
c. Peningktan konsentrasi H+.
d. Hilangnya anion bikarbonat basa (HCO3-).
e. Hilangnya CO2 berlebihan selama hiperventilasi.
f. Hilangnya asam laktat selama muntah.
g. Penyerapan basa secara berlebihan.
Seiring H+ mulai menumpuk dalam tubuh, buffer kimia dalam sel dan cairan
ekstraseluler berikatan dengannya. Kelebihan H+ yang tidak dapat diikat
buffer dengan penurunan PH dan merangsang kemoreseptor dalam medulla
untuk meningkatkan kecepatan pernafasan. Kecepatan pernafasan yang
meningkat tersebut menurunkan tekanan persial karbon dioksida arterial
(PaCO2), yang memungkinkan lebih banyak H+ berikatan dengan HCO3-.
1.6 Komplikasi
Dalam kondisi berat asidosis metabolik dapat menyebabkan :
a. Tekanan darah turun
b. Stopur
c. Koma
d. Kejang
1.7 Penatalaksanaan
Indikasi korensi asidosis metabolik yang dilakukan harus tepat agar tidak
semakin membahayakan pasien.
1. Menetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebut letal
bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion – H lebih dari 100 nmol/L.
Gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1 – 7,3 atau
kadar ion – H antara 50 – 80 nmol/L.
2. Menetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui
dugaan etiologi asidosis metabolik.
3. Bila kita mencurigai adanya kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio
delta anion gap dengan delta HCO 3 (delta anion gap : anion gap pada saat
pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal : Delta HCO 3
normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa). Bila
rasio lebih dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat atau lebih tepat
1,6. Langkah ketiga adalah menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat
dilakukan.
Pada penurunan fungsi ginjal, koreksi dapat dilakukan secara penuh hingga
mencapai kadar ion – HCO3 20 – 22 meq/L. Pertimbangan yang dilakukan
adalah mencegah terjadinya, mengurangi kemungkinan malnutrisi,
mengurangi percepatan gangguan tulang (renal osteodistrofi).
Pada ketoasidosis diabetik, atau pada asidosis laktat tipe A, koreksi dilakukan
bila kadar ion – HCO3 dalam darah sebesar kurang dari atau sama dengan 5
meq/L atau bila terjadi hiperkalemi berat atau setelah koreksi insulin pada
DM dan koreksi oksigen pada asidosis laktat, asidosis belum terkendali.
Koreksi dilakukan sampai kadar ion – HCO3sebesar 10 meq/L.
Pada asidosis metabolik bercampur dengan asidosis respiratorik, tidak dalam
ventilator, koreksi harus dilakukan secara hati – hati atas pertimbangan
depresi pernapasan.
357 meq bikarbonat kita berikan secara intra vena selama 1 sampai 8 jam,
tergantung berat ringannya asidosis yang terjadi (letal atau tidak letal).
1.8 Pathway
Peningkatan
sistematik
konsentrasi
hydrogen H+ dalam
tubuh
Ketidakefektifan
Penurunan PH didalam
pola napas
tubuh
Kemoreseptor merangsang
medulla meningkatkan
peningkatan pernapasan
H+ di ekresi kedalam
tubulus renalis oleh ginjal
Eksabilitas sel-sel
saraf
II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Asidosis Metabolik
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
- Riwayat penyakit sekarang
- Rwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola napas (00032)
2.3.1 Tujuan dan kriteri hasil (Noc)
- Status pada pola pernapasan
- Respon veentilasimekanik : Dewasa
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
- Kaji suara paru, frekuensi napas, kedalaman, dan usaha nafas, dan
produksi sputum sebagai indikator ketidakefektifan penggunaan alat
penunjang
- Pantau saturasi oksigen
- Pantau hasil gas darah
- Pantau kadar elektrolit
- Pantau status mental ( tingkat kesadaran, gelisah, dan konfusi)
- Peningkatan frekuensi pada saat pasien tampak somnolen
- Observasi terhadap sianosis, terutama membrane mokusa mulut
Http//Amazine.Asidosis.metabolik.penyebab.gejala.pencegahan.pengobatan.
www.medicastore.com
http://www.docfoc.com/download/documents/laporan-kasus-bppv.
( )