Anda di halaman 1dari 7

Keperawatan Dasar I

MASALAH KESEHATAN AKIBAT TERGANGGUNYA KESEIMBANGAN CAIRAN


ASAM BASA

OLEH:
Kelompok V
1. Sakinah Hardiyanti (R011191140)
2. Tendri Mariadjeng Nurpa M (R011191078)
3. Rati Mardatillah (R011191050)
4. Annida Rifai Nur (R011191124)
5. Dea Nur Shabrina Hidayat (R011191024)
6. Nur Asmi (R011191088)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
ASIDOSIS METABOLIK

A. Pengertian Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga ph,
darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya ph darah, pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih, tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

B. Etimologi

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila dimakan
dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen
glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit, salah
satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik,
tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang
berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulusrenalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
 Penyebab utama dari asidois metabolik adalah gagal ginjal.
 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal).
 Ketoasidosis diabetikum.
 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat).
 Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida.
 Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
leostomiatau kolostomi.

C. Patofisiologi Asidosis Metabolic

Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) pada referensi ini
akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan
air yang mengandung bikarbonat yang terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu
asam lemak (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh
reaksi CO2 dengan H2O.

CO2 + H2O < —-> H2CO3

Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bilaada enzim
karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding alveol paru dimana CO2
dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epiteltubulus ginjal dimana CO2
bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3. H2CO3 berionisasi secara lemah untuk
membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3-

H2CO3<—-> H+ + HCO3-
Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secaradominan sebagai
Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3 berionisasi hampir secara
lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-) dan ion-ion natrium (Na+) sebagai
berikut :

NaHCO3 <—-> Na+ + HCO3-

Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai berikut :

CO2 + H2O <—-> H2CO3 <—-> H+ + HCO3- + Na+

Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bilaasam kuat
seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat, peningkatan ion hidrogen yang
dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3:

H+ + HCO3-H2CO3CO2 + H2O

Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan produksi CO2 dan H2O.
Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl, bereaksi dengan
HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk CO2
dan H2O. CO2 yang berlebihan sangat merangsang pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari
cairan ekstraseluler. Ini berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.

D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang harus di perhatikan dalam kasus KAD :
 Tidak adekuatnya rehidrasi : tidak adekuatnya rehidrasi di karenakan ginjal kekurangan
perfusi sehingga fungsinya berkurang.
 Hiperglikemia: keadaan hipergikemia menimbulkan pengeluaran glukosa yang
berlebihan melalui urine, akibat volume plasma yang berkurang akan menyebabkan
ginjal kekurangan perfusi sehingga fungsinya berkurang.dan menyebabkan hiperglikemia
mesakin parah.
 Hipokalemia: di akibatkan penurunan simpanan kalium dalam tubuh. Kadar kalium yang
rendah dapat terjadi akibat rehidrasi.
 Asidosis metabolik : keadaan dimana produksi asam yang berkebihan, menurunnya
sekresi asam atau hilangnya alkali tubuh

E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIKU

 Gejala Klinis

- Hiperglikemia
- Glukosuria
- Hiperosmolaritas
- Penipisan volume intra vaskuler
- Asidosis metabolik
- Penumpukan keton bodies
- Letargi, kelelahan, koma
- Hiperventilasi, nafas kussmaul

 Pemeriksaan Fisik
- Kepala, rambut, hidung telinga dan leher : dalam batas normal
- Mata : penglihatan pasien kabur
- Mulut : nafas berbau keton
- Thorax
Inspeksi : terjadi peningkatan frekuensi nafas
Palpasi : gerakan dinding thorax cepat dan dalam
Auskultasi : bunyi paru hilang dan timbul
- Abdomen
Inspeksi : abdomen tampak tegang
Auskutasi : bunyi usus tidak normal
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : ada distensi pada abdomen

 Pemeriksaan diagnostik / penunjang


- Glukosa darah > 300 mg/dl
- Keton serum : positif secara mendadak
- Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
- Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya < 330 mosm/L
- AGD : PH < 7,3
- HCO3 < 15 MEQ / L
- PaCO2 10 – 30 mmHg
- Kadar natrium dan kalium : bisa rendah, normal atau tinggi
- Uriner : gula dan keton positif.
Selain itu defisiensi insulin merangsang peningkatan pemecahan protein
(proteolisis) yang mengakibatkan peningkatan kehilangan nitrogen. Pemecahan protein
untuk menghasilkan asam amino sebagai prekusor glukosa disebut sebagai
glukoneogenisis. Selain itu terjadi pula glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa. Hal ini juga akan merangsang terjadinya hiperglikemia.

F. Konsep Dasar Askep KAD


1. Pengkajian
a. Pengkajian
Pasien mengeluh : mual, muntah, sakit perut, sesak nafas merasa mengantuk, sering
kencing
b. Data obyektif
- Pasien muntah
- Bau mulut khas (keton)
- Nafsu makan menurun
- Dehidrasi
- Kadar kalium total tubuh menurun karena poliuria
- Penurunan berat badan

2. Diagnosa keperawatan
I. Resiko ketidakseimbangan cairan

Definisi: beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan


intravaskuler, interstisial atau intraseluler.
Faktor resiko:

 Prosedur pembedahan mayor


 Trauma/pendarahan
 Luka bakar
 Aferesis
 Asites
 Obstruksi intestinal
 Peradangan pangkreas
 Penyakit ginjal dan kelenjar
 Disfungsi intestinal
Kondisi klinis yang terkait

 Prosedur pembedahan mayor


 Penyakit ginjal dan kelenjar
 Pendarahan
 Luka bakar

II. Resiko ketidaksetabilan kadar glukosa darah


Definisi : resiko terhadap variasi glukosa darah dari rentang normal.
Faktor resiko

 Kurang terpapar informasi tentang managemen diabetes


 Ketidaktetapan pemantauan glukosa darah
 Kurang patuh pada rencana managemen diabetes
 Managemen medikasi tidak terkontrol
 Kehamilan
 Periode pertumbuhan cepat
 Stres berlebihan
 Penambahan berat badan
 Kurang dapat menerima diagnosis
Kondisi klinis terkait:

 Diabetes militus
 Ketoasidosis diabetik
 Hipoglikemia
 Diabetes gestasional
 Penggunaan kortikosteroid
 Nutrisi parenteral total (TPN)

Anda mungkin juga menyukai