TAKE HOME
Nama : Auliya Rahmah
NPM : 2019710097
Kelas :B
1. Jelaskan mengapa pada penderita gagal ginjal kronik harus dibatasi asupan kalium dan
apa yang akan terjadi jika terjadi kelebihan kalium?
Jawab :
Pasien yang menderita gagal ginjal kronik diberikan diet rendah kalium karena pada
pasien gagal ginjal biasanya mengalami hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi
atau konsentrasinya lebih dari 5 mEq/L darah) yang berkaitan dengan oliguri
(berkurangnya volume urin) atau keadaan metabolik dan obat-obatan yang mengandung
kalium. Pembatasan kalium pada pasien gagal ginjal sangat diperlukan untuk mengontrol
eksresi kalium karena adanya gangguan pada fungsi ginjal yang mengakibatkan
hiperkalemia. Asupan kalium diberikan 1560-2730 mg/hari.
2. Jelaskan klasifikasi gagal ginjal dan stadium/stage pada gagal ginjal kronik?
Jawab :
Pada stadium awal, umumnya pasien gagal ginjal kronik belum menimbulkan gejala
dan tanda, bahkan hingga laju filtrasi glomerulus sebesar 60% pasien masih asimtomatik
(kondisi dimana seseorang positif penyakit tertentu namun tidak bergejala) akan tetapi
sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Kelainan secara klinis dan
laboratorium baru terlihat dengan jelas pada derajat 3 dan 4. Saat laju filtrasi glomerulus
sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan
berat badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda uremia
yang nyata saat laju filtrasi glomelurus kurang dari 30%.
Berikut merupakan macam-macam stadium dari gagal ginjal kronik :
a. Stadium 1
Kerusakan pada ginjal dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang normal atau di atas
≥ 90 mL/min/ 1.73 m². Selain itu, pada stadium ini, ginjal masih bekerja secara
normal dan belum terlihat tanda-tanda serta gejalanya.
b. Stadium 2
Kerusakan pada ginjal dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang ringan
60-89 mL/min/ 1.73 m² dan umumnya fungsi ginjal sudah sedikit menurun namun
belum terasa perubahannya.
c. Stadium 3
Penurunan pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang sedang 30-59 mL/min/ 1.73 m².
Pada stadium ini, penyaringan zat-zat sisa dari dalam tubuh sudah mulai tidak efektif
sehingga menimbulkan beragam keluhan.
d. Stadium 4
Penurunan pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang parah 15-29 mL/min/ 1.73 m²
dan fungsi ginjal sudah sangat menurun.
e. Stadium 5
Seseorang mengalami gagal ginjal kronis apabila GFR anda kurang dari <15 mL/min/
1.73 m². Selain itu, di pada stadium ini, ginjal hampir tidak berfungsi sehingga zat-zat
sisa dan cairan yang berlebih menumpuk di dalam tubuh.
3. Jelaskan perubahan metabolisme apa saja yang terjadi pada gagal ginjal kronik?
Jawab :
1. Gangguan keseimbangan asam-basa
Keseimbangan asam-basa pada pasien gagal ginjal kronik atau PGK
menyebabkan asidosis metabolik. Asidosis metabolik terdapat pada pasien PGK
dengan penurunan LFG kurang dari 25% nilai normal. Asidosis metabolik
meningkatkan keasaman darah secara berlebihan yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Pada penyakit PGK terjadi gangguan ekskresi ion
hidrogen, gangguan reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal atau keduanya. Gangguan
reabsorbsi bikarbonat pada tubulus ginjal akan meningkatkan ekskresi bikarbonat dari
urin dan terjadi penurunan LFG sehingga ekskresi fosfat dan NH4 menurun sehingga
mengurangi jumlah bikarbonat dalam darah.
2. Gangguan metabolisme protein
Gangguan metabolisme yang sering terjadi pada pasien dengan gagal ginjal
kronik yaitu malnutrisi uremia meliputi hilangnya cadangan protein tubuh, ditandai
dengan penurunan massa lemak bebas serta penurunan protein viseral seperti
albumin, pre-albumin dan transferin. Malnutrisi uremia terjadi pada 20-50% pasien
gagal ginjal kronik dengan dialisis. Malnutrisi uremia meningkatkan risiko rawat inap
dan kematian, khususnya pasien gagal ginjal kronik pada stadium 5.
Penyebab malnutrisi uremia antara lain kurangnya asupan zat gizi serta gangguan
metabolik dan hormonal, hal ini juga di dasari karena pada umumnya pasien dengan
gangguan gagal ginjal menyebabkan anoreksia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa uremia menyebabkan nafsu makan berkurang. Disisi lain, diet rendah
protein yang dijalani oleh pasien gagal ginjal kronik, khususnya gagal ginjal kronik,
menyebabkan ketoasidosis.
3. Gangguan metabolisme karbohidrat
Pasien PGK stadium 5 dengan hemodialisis mengalami keadaan uremia yang
dapat menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat berupa gangguan sekresi dan
sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin sehingga memperburuk kadar glukosa
darah. Beragam faktor termasuk uremia diperkirakan dapat meningkatkan resistensi
insulin menyebabkan glukogenesis di hati. Selain itu, pasien PGK yang menjalani
dialisis sering mengalami hipoglikemia dan hiperglikemia saat proses dialisis sebagai
akibat dari fluktuasi glukosa. Oleh karena itu diperlukan pemantauan kadar glukosa
secara berkala.
4. Gangguan metabolisme lipid
Gangguan metabolisme lipid pada pasien PGK dengan dialisis adalah
dislipidemia dengan ciri khas hipertrigliseridemia dan tingginya kadar HDL.
Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh oleh penurunan aktivitas lopoprotein
lipase, resistensi insulin dan pemberian heparin berulang. Resistensi insulin pada
PGK peningkatan produksi very low density lipoprotein sehingga terjadi
hipertrigliseridemia. Selain itu, pemberian heparin lipoprotein lipase terlepas dari
permukaan endotel sehingga dalam jangka panjang, pasien PGK mengalami deplesi
lipoprotein dan gangguan pemecahan trigliserida.
4. Jelaskan mengapa penderita gagal ginjal kronik disarankan mengutamakan protein
hewani dibandingkan nabati?
Jawab :
Protein hewani lebih baik dan amat disarankan untuk dikonsumsi dibandingkan
protein nabati. Hal ini karena protein nabati seperti tempe dan kacang-kacangan
menghasilkan sisa pengolahan seperti sampah dan limbah jauh lebih banyak daripada
protein hewani. Apabila dilakukan perhitungan seberapa banyak protein yang dimakan,
maka protein nabati lah yang paling banyak menghasilkan urea di dalam tubuh meskipun
telah diolah. Kemudian urea akan diolah jadi amonia dan harus dikeluarkan ginjal.
Apabila tidak terolah dengan baik, maka amonia menjadi zat paling gampang masuk ke
otak. Oleh karena itu, penderita gagal ginjal kronik dianjurkan mengonsumsi protein
hewani. Selain itu, komposisi asam amino essensial pada protein hewani lebih lengkap
dan kandungan asam amino yang persis seperti di dalam tubuh serta kualitas proteinnya
lebih tinggi daripada protein nabati.
5. Hubungan status gizi, asupan lemak, natrium, kalium dan kejadian hipertensi
Jawab :
1. Asupan lemak
Lemak memiliki jumlah energi paling besar yaitu 9 kcal. Asam lemak tak jenuh
ganda merupakan precursor prostaglandin yang fungsinya mempengaruhi eksresi
natrium ginjal dan merelaksasi otot pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
lancer dan dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, lemak tak jenuh berganda
mengonversi ke prostaglandin sehingga mengurangi tekanan darah dengan
vasodilatasi arteri, keseimbangan elektrolit dan proses pelepasan hormone renin,
dimana fungsi enzim renin adalah mengontrol kadar sodium serta menstabilkan
tekanan darah.
2. Natrium
Pengaruh asupan natrium terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume
plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Hal ini terjadi karena peningkatan eksreksi
kelebihan garam sehingga kembali ke keadaan normal. Konsumsi natrium berlebih
menyebabkan komposisi didalam cairan ekstraseluler meningkat untuk menormalkan
kembali cairan intraseluer harus ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Peningkatan cairan esktraseluler dapat meningkatkan volume darah
meningkat.
3. Kalium
Kalium dapat menyebabkan turunanny tekanan darah sistolik dan diastolik.
Berikut merupakan mekanisme kalium sehingga dapat menurunkan tekanan darah :
1. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga
menurunkan retensi perifer total dan meningkatkan ouput jantung.
2. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan khasiat diuretika ( membuang
kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine)
3. Kalium dapat mengubah aktivitas sisem renisn angiotensin.
4. Kalium dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan
darah
5. Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler sehingga banyak
konsumsi akan meningkatkan konsentrasi didalam cairan intraseluler sehingga
cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan
darah.
10. Upaya preventif apa yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke dan jelaskan
mekanismenya!
Jawab :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dimana pasien belum pernah mengalami stroke yakni
dengan melakukan 3M (Junaidi,2004 dalam Dian Nastiti,2012) :
a. Menghindari : Rokok, stres mental, minum kopi dan alkohol, kegemukan, dan
golongan obat-obatan yang dapat mempengaruhi serebrovaskuler (amfetamin,
kokain dan sejenisnya).
b. Mengurangi : Asupan lemak, kalori, garam, dan kolesterol berlebih.
c. Mengontrol atau mengendalikan : Hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung
dan asterosklerosis, kadar lemak darah, konsumsi makanan seimbang serta
olahraga teratur 3-4 kali seminggu
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan ketika seprang pasien telah mengalami serangan
stroke sebelumnya yakni dengan cara :
a. Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis melalui gaya hidup seperti
mengobati hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung dengan obat dan diet,
stop merokok dan minum beralkohol, turunkan berat badan dan rajin berolah raga
serta menghindari stress.
b. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin yang dapat mengatasi krisis
sosial dan emosional penderita stroke dengan cara memahami kondisi baru bagi
pasien pasca stroke yang bergantung pada orang lain.
c. Menggunakan obat-obatan dalam pengelolaan dan pencegahan stroke seperti anti
agregasi trombosit dan anti koagulan
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilihat dari 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit yaitu
gaya
hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan (Bustan, 2007 dalan Dian
Nastiti,
2012). Pencegahan tersier dilakukan kepada pasien yang telah menderita stroke dan
mengalami kelumpuhan pada tubuhnya agar tidak bertambah parah dan dapat
mengalihkan fungsi anggota badan yang lumpuh pada anggota badan yang masih
normal, yaitu dengan cara :
a. Gaya hidup : Reduksi stres, exercise sedang, dan berhenti merokok.
b. Lingkungan : Menjaga keamana dan keselamatan (tinggal di rumah lantai
pertama,
menggunakan wheel-chair) dan dukungan penuh keluarga.
c. Biologi : Keptuhan berobat, terapi fisik dan bicara.
d. Pelayanan kesehatan : Emergency medical techmic dan asuransi.