Ini berasal dari kapasitas ginjal yang berkurang dalam mensintesis amonia (NH3)
dan mengeluarkan ion hidrogen (H+).1 Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi
mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hidrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat
membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru, sementara itu ginjal
mengupayakan ekskresi ion hidrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang
dilepaskan ke cairan ekstrasel.
1. Gagal Ginjal
3. Diabetes Melitus
4. Konsumsi Asam
5. Diare
1. Gagal Ginjal
3. Diabetes Melitus
Disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin oleh pankreas (diabetes tipe 1)
atau oleh sekresi insulin yang tidak mencukupi untuk mengkompensasi
penurunan sensitivitas terhadap efek insulin (diabetes tipe 2).
4. Konsumsi Asam
5. Diare
Gejala Neurologi
- Kelumpuhan saraf kranial dapat terjadi pada keracunan etilena glikol.
- Edema retina dapat dilihat pada keracunan metanol.
- Kelesuan, pingsan, dan koma dapat terjadi pada asidosis metabolik yang berat,
terutama jika dikaitkan dengan konsumsi zat beracun.
Gejala Kardiovaskular
Gejala Pulmonal
Gejala Gastrointestinal
Mual, muntah, sakit perut, dan diare (terutama dalam ketoasidosis diabetik dan
uremik asidosis)
Darah Lengkap
Urinalisa
Pengukuran pH urine dengan adanya hipobikarbonatemia sering digunakan untuk
menilai asidifikasi ginjal.2 pH urine biasanya asam < 5.0. Dalam asidemia, urine
biasanya menjadi lebih asam. Jika pH urine di atas 5,5 pada kondisi asidemia,
temuan ini merupakan tipe I RTA. Urin yang alkali khas pada keracunan salisilat.
Toksisitas terhadap Ethylene glycol dapat ditemukan kristal kalsium oksalat, yang
muncul berbentuk jarum, dalam urin.
Serum Kimia
Kadar natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat yang digunakan dalam perhitungan
serum anion gap (SIG). Fosfat, magnesium, serta kadar serum albumin juga
digunakan untuk menghitung SIG.
normal AG 8 – 16 mmol/L
•Delta Rasio: digunakan untuk menilai peningkatan anion gap pada asidosis
metabolik, tujuannya Menilai apakah ada gangguan asam basa campuran
(mix)
Persamaan Winters
Jika hasil AGD “asidosis metabolik” maka formula Winter
digunakan untuk menilai kompensasi respiratorik
Setiap penurunan 1,2 mmHg pCO2 ≂ 1 mmol HCO3
Interpretasi:
PCO2 terukur = PCO2 hitung, artinya: kompensasi adekuat.
3 3
3 3
Ortega LM, Arora S. Metabolic acidosis and progression of chronic kidney disease : incidence, pathogenesis, and therapeutic
therapy. Revista Nefrologia 2012 ; 32(6):724-30
Kraut JA, Madias NE. Metabolic Acidosis : pathophysiology, diagnosis and management. Macmillan Publishers Limited. May 2010
Mehrotra R, Kopple JD, Wolfson M. Metabolic acidosis in maintenance dialysis patients: clinical considerations. International
Society of Nephrology, Vol. 64, Supplement 88 (2003), pp. S13–S25
Liamis G, Milionis HJ, Elisaf M. Pharmacologically-Induced Metabolic Acidosis. Drug Saf 2010; 33 (5): 371-391
Schraga ED, et al. 2013. Metabolic Acidosis in Emergency Medicine. Tersedia dari : www.emedicine.medscape.com
Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam-basa. Fisiologi, patofisiologi, diagnosis dan tatalaksana edisi ke 3. Jakarta FK UI :
2012
Setyohadi, B,et al. 2011. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam Buku I EIMED DASAR. EIMED PAPDI. Jakarta : InternaPublishing
Maciel AT, Noritomi DT, Park M. Metabolic Acidosis in Sepsis. Endocrine, Metabolic & Immune Disorders - Drug Targets, 2010, 10,
252-257
3 3
Interpretation of the Arterial Blood Gas. Self-Learning Packet. Orlando Regional Healthcare, Education & Development 2004.