Oleh:
Adhika Twas Galih A.
(125070500111018)
(135070507111011)
(135070500111017)
(135070501111027)
(135070507111003)
(135070500111007)
(135070501111019)
(135070501111005)
Danintya Fairuz T.
(135070501111031)
Anindya Widianti
(135070500111021)
Ni Luh Indah P.
(135070500111003)
I.
DEFINISI
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Asidosis
bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Asidosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab
utamanya. Asidosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan
pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan (Igarashi, 2002).
Asidosis Respiratorik
tidur apnea, pemberian oksigen pada pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO 2 dalam darah),
ARSP.
2.Asidosis Respiratorik Kronis.
Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO 3- telah meningkat. Terjadi pada
penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur obstruktif.
Asidosis Metabolik
tubuh. Namun yang paling sering adalah sistem kardiovaskular yang mempengaruhi
penurunan cardiac contractillity dan cardiac output dan menyebabkan vasodilatasi arterial
yang mengakibatkan kondisi hipotensi. Disfungsi kardiovaskular ini trejadi jika pH darah
pasien dibawah 7,4-7,2. Cardiac output dapat meningkat jika ada peningkatan katecolamin.
Pada kondisi ini juga dapat menyebabkan kebimgunan dan lethargy karena ada perubahan pH
di cerebrospinal dan di otak. Penurunan pH bergantung pada penurunan afinitas hemoglobin
terhadap oksigen. Pada kondisi ini juga terjadi peningkatan produksi makrofag untuk
menghasilkan interleukin dan penekanan fungsi limfosit sehingga meningkatkan resiko
inflamasi dan mengganggu sistem imun. Kondisi apoptosis juga di induksi dengan adanya
asidosis metabolik akut karena adanya gangguan pada enzym 6-phosphofructokinase.
II.
Asidosis dengan anion gap yang normal disebabkan oleh hiperkloremia dan
kehilangan bikarbonat atau retensi H+. Contohnya pada renal tubular asidosis, gangguan GIT
(diare berat), fistula ureter, terapi acetazolamide, dan yang paling sering adalah akibat
pemberian infus NaCl berlebihan.
Penyebab asidosis metabolik lainnya dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama
(Fletcher S, 2003):
1.
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan
yang
diubah
menjadi
asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit;
salah
satu
diantaranya
adalah diabetes
melitus tipe
I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yangsemestinya.Bahkan jumlah asam yang norma lpun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomiatau kolostomi.
IV.
bikarbonat dari ECF digantikan oleh klorida, dan SAG tetap normal. Penurunan
hasil bikarbonat dari kerugian dari saluran pencernaan, pengenceran bikarbonat
dalam ruang ECF dengan penambahan solusi natrium klorida, atau penambahan
asam klorida yang mengandung ke ECF.
Sumber : dipiro
Metabolisme sel menghasilkan karbon dioksida. Dengan proses intraseluler
reversibel , CO2 bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat
( H2CO3- ). Asam karbonat mampu memisah menjadi ion hidrogen dan ion HCO3secara reversibel. Asidemia adalah keadaan konsentrasi tinggi H +, dan diukur
dalam satuan pH. Sel memiliki rentang pH yang sempit di mana mereka berfungsi
secara optimal .
Ada 2 mekanisme utama dimana sel mempertahankan konsentrasi H + yang
konstan. Sistem penyangga CO2HCO3- adalah yang paling penting . Respon
utama untuk asidosis metabolik adalah peningkatan ventilasi , sehingga
meningkatkan ekskresi CO2 oleh difusi di paru-paru. Hal ini menyebabkan
penurunan pH darah. Selain itu, kelebihan H+ dapat diekskresikan oleh konversi
ke CO2 . Rumus mewakili sistem penyangga ini adalah :
H+ + HCO3 H2CO3 CO2 +H2O.
Mekanisme kedua untuk menjaga pH adalah respon 2 tingkat oleh ginjal. Pertama,
ion H+ diekskresikan dalam tubulus proksimal, di mana mereka bergabung dengan
HCO3- untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3- ). Pada sentuhan akhir dari selsel tubular , asam karbonat diubah menjadi CO 2 dan air, dan diserap kembali.
Kedua, bikarbonat dapat diregenerasi dengan proses kebalikan dari sistem
penyangga di paru-paru ( CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- ) . Sebuah asidosis
metabolik dapat terjadi ketika salah satu atau kedua respon kompensasi gagal atau
kewalahan .
HOW IS ACID-BASE BALANCE MAINTAINED INTHE BODY?
Proses konversi makanan menjadi energi (metabolisme) menghasilkan panas,
karbon dioksida, air, dan produk-produk limbah. Produk limbah yang dihasilkan
dari konsumsi makanan umumnya asam, dan mereka harus dihapus atau
dinetralisir untuk mempertahankan keseimbangan pH normal dalam darah. Pada
orang dewasa yang sehat, tingkat pH darah berkisar sempit 7,35-7,45, yang sedikit
basa. Jika pH darah turun di bawah atau naik di atas kisaran ini dan tetap pada
tingkat itu selama lebih dari waktu yang singkat, masalah kesehatan yang serius,
dan berpotensi kematian, dapat terjadi.
Tubuh mempertahankan keseimbangan pH yang tepat dalam berbagai cara.
Kelebihan asam terikat dengan molekul lain atau dikeluarkan dari tubuh. Organ
yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan pH tubuh yang tepat
didominasi ginjal, paru-paru dan, untuk tingkat yang lebih rendah, kulit dan usus.
Ginjal menyaring darah dan mengeluarkan asam berlebih dan zat lainnya. Mereka
mengeluarkan amonia ke dalam urin ketika darah bersifat asam. Mereka juga
mengembalikan zat yang dibutuhkan seperti gula, asam amino, dan air ke darah.
Paru-paru melepaskan karbon dioksida, yang merupakan asam. Usus
mengeluarkan kelebihan asam atau basa melalui feses. Kulit mengeluarkan asam
melalui keringat.
Mekanisme lain yang digunakan tubuh untuk menyeimbangkan pH adalah buffer
kimia dalam cairan dan tulang. Protein dari otot bisa dilepaskan untuk mengikat
asam dalam darah. Hal ini dapat berkontribusi untuk kehilangan massa otot.
Kalsium dan fosfor dalam tulang bahkan dapat menjadi sumber penyangga karena
mereka dapat mengikat zat asam untuk dinetralisir. Sistem buffer lainnya termasuk
bikarbonat, hemoglobin, dan siklus fosfat.
V.
sedikit nyeri saat BAK. Riwayat penyakit Ny. S : Fracture hip sinistra,
GOUT, dan gastritis
Riwayat pengobatan : OMZ, Amoksisilin, Oste tab, Allopurinol
DATA LABORATORIUM
Hb : 8,5
HR : 86
Na : 115
RR : 22
K : 3,5
TD : 120/110
WBC : 22.000
Albumin : 3
Kreatinin : 1,8
BUN : 113
GDP : 85
Batu ginjal D
Kolik ureter
Suspect ISK
OT/ PT : dbn
Hiperuricemia : +
DATA BLOOD GAS
PH = 7,28
PCO2 = 42 mmhg
PO2 = 68,4 mmhg
O2 saturasi = 97,6 %
Subjektif
Keluhan :
- Mengalami nyeri pinggang dan perut bagian kanan selama 1 minggu, 3 hari terakhir
nyeri tersebut semakin kuat dapat mengindikasikan terjadinya Kolik ureter
-Terkadang Ny. S merasakan mual walaupun tidak muntah salah satu tanda
terjadinya asidosis
- Ny. S gemar mengkonsumsi kopi setiap pagi hari kopi dapat memicu peningkatan asam
lambung sehingga dapat memicu gastritis serta asidosis
- BAB bewarna kuning normal dan sedikit nyeri saat BAK
- Riwayat penyakit Ny. S : Fracture hip sinistra fraktur di paha bagian kiri , GOUT, dan
gastritis
- Riwayat pengobatan :
- OMZ Omeprazole merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gastritis yang
dialami pasien
- Amoksisilin antibiotik untuk indikasi suspect ISK
- Oste tab obat untuk indikasi fracture hip sinistra yang dialami pasien
- Allopurinol obat untuk indikasi gout yang dialami pasien
Objektif
DATA LABORATORIUM
K : 3,5
WBC : 22.000 termasuk tinggi , nilai normalnya : 4,5 10,5 termasuk salah
Kreatinin : 1,8 termasuk tinggi, normalnya 0,6 1,3 berkaitan dengan adanya
gangguan pada ginjal pasien
TD : 120/110 Relatif normal untuk nilai sistol, namun pada diastol relatif tinggi
apabila diastol diluar rentang normal, maka dapat mengindikasikan adanya gangguan
pada kemampuan fungsi organ paru-paru.
Batu ginjal D Terdapat batu ginjal di bagian dextra / kanan, sehingga menyebabkan
metabolisme asam organik menurun
Jawaban soal
1. Melihat status pasien diatas, kondisi apa yang mungkin terjadi pada pasien ?
( Alkalosis/ Acidosis, Metabolik/ Respiratorik ). Jelaskan !
Kondisi yang terjadi pada pasien adalah acidosis, hal ini terlihat dari pH darah pasien
yang berada dibawah pH normal yakni 7,28 dimana kondisi ini menunjukkan bahwa
kondisi darah asam.
Kondisi acidosis yang terjadi adalah acidosis metabolic, hal ini terlihat karena tidak
terjadi gangguan pada pCO2 pasien dimana nilainya 42 mmHg yang termasuk dalam
rentang normal sehingga dapat disimpulkan pasien tidak mengalami acidosis
respiratory.
Bila dihitung dengan rumus Henderson-Hasselbach, diperoleh nilai HCO3 berada
dibawah normal yakni sbb;
H +
50=24
42
[ HCO 3 ]
[ HCO3 ] =
24 x 42
=20,16
50
mEq/L
Dari hasil ini, terlihat bahwa nilai HCO 3 pasien berada dibawah normal yang juga
dapat mengindikasikan bahwa pasien mengalami acidosis metabolik karena
kehilangan karbonat dalam tubuh yang dapat mempengaruhi pH darah.
2. Apakah hal- hal yang dapat menyebabkan kondisi itu terjadi ? Jelaskan patofisiologi
tiap penyakit terkait dan hubungkan dengan acidosis/ alkalosis.
Kondisi acidosis disebabkan karena pH darah yang mengalami penurunan hingga 7,28
yang berarti kadar asam dalam darah meningkat.
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keadaan acidosis adalah;
a. Kelainan fungsi ginjal yang diperlihatkan dengan nilai kreatinin yang tinggi yakni
hingga 1,8 yang dapat diindikasikan pasien mengalami gagal ginjal akut, keadaan
ini akan mempengaruhi fungsi ginjal dalam membuang asam dengan jumlah yang
semestinya, sehingga karena asam yang dibuang sedikit, terjadi penumpukan di
dalam tubuh, menyebabkan kondisi asam di dalam sistem sirkulasi sehingga pH
darah menjadi dibawah normal dan menyebabkan kondisi asidosis.
b. Anemia pasien yang disebabkan karena kadar Hb yang rendah dalam darah. Hb
berguna untuk mengikat O2 dalam darah, sehingga apabila kadar Hb rendah
dalam darah maka O2 yang terikat juga rendah, sehingga pO2 menjadi menurun
dan pCO2 menjadi meningkat, hal ini akan menyebabkan pH darah menjadi asam
dan menyebabkan kondisi asidosis asidosis. Selain itu, Hb juga berfungsi sebagai
dapar dalam tubuh dimana apabila pada keadaan Hb rendah berarti dapar dalam
darah menjadi turun sedangkan kondisi asam dalam darah terus meningkat dan
menyebabkan dapar tidak mampu mengimbangi kadar asam di dalam darah
sehingga pH darah menjadi dibawah normal dan menyebabkan kondisi asidosis.
c. Gangguan kalsium tulang dimana hal ini diketahui karena pasien mengalami
fracture hip sinistra. Karena terjadi gangguan kalsium, menyebabkan terjadinya
infusi dari CaCl2 dimana hal ini menyebabkan deposisi dari Ca2+ di dalam tulang
yang dapat membentuk garam basa (kalsium fosfat dan kalsium karbonat),
pembentukan garam basa ini menyebabkan H+ meningkat di dalam tubuh karena
bikarbonat dan fosfat seharusnya berikatan dengan H+, hal ini menyebabkan
peningkatan asam di dalam darah sehingga pH darah menjadi dibawah normal dan
menyebabkan kondisi asidosis.
d. Kondisi hiperuricemia pasien menyebabkan kadar urea dalam tubuh menjadi
meningkat disertai dengan kondisi batu ginjal yang dialami pasien sehingga
pengeluaran/eksresi urea menjadi terhambat, terjadilah penumpukan urea/asam
urat dalam tubuh sehingga pH darah menjadi dibawah normal dan menyebabkan
kondisi asidosis.
e. Pasien juga mengalami gastritis, dimana pada penyakit gastritis terjadi
peningkatan kadar asam lambung, hal ini dapat memicu peningkatan asam di
dalam tubuh, sehingga pH darah menjadi dibawah normal dan menyebabkan
kondisi asidosis.
KIE :
Mengurangi konsumsi lemak. Karena lemak akan menghasilkan fatty acid yang dapat
memperparah kondisi asidosis
Untuk kondisi GOUT dianjurkan untukmenghindari makan tinggi purin yaitu seperti
ikan laut, kerang serta kacang-kacangan karena dapat menyebabkan overproduksi
asam urat.
Untuk kondisi gastritis, makan makanan dengan porsi sedikit tetapi secara teratur
DAFTAR PUSTAKA
Charles J.C., Heilman R.L. 2005.Clinical Review Article: Metabolic Acidosis. Wayne : Turner
White Communications Inc Hospital Physician pp. 37-42.
Igarashi T., Sekine T. 2002.Molecular Basis Of Proximal Renal Tubular Acidosis. J. Nephrol,
S135S141
Kavanagh, S. 2013. Metabolic Acidosis. http://www.patient.co.uk/doctor/metabolic-acidosis.
Diakses tanggal 9 Juni 2014. Jam 18.30 WIB.
Kraut J.A., Madias N.E. 2010. Metabolic Acidosis: Pathophysiology, Diagnosis And
Management. Nat. Rev. Nephrol. 6, 274285 (2010). Macmillan Publishers Limited
Quinn,
A.
2014.
Metabolic
Acidosis
in
Emergency
Medicine.
Barrat, J., 2007 . What to do with patients with abnormal dipstick urinalysis, Elsevier Ltd.
Siriraj, Rasad. 2005. RADIOLOGI DIAGNOSTIK Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Whiting, P. Westwood, M. Bojke, L. dkk., 2006 Clinical effectiveness and cost-effectiveness
of tests for the diagnosis and investigation of urinary tract infection in children: a systematic
review and economic model. Health Technol Assess; 10. iii-iv, xi-xiii, 1-154