Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEPERAWATAN KOMUNITAS

SEKOLAH

DISUSUN OLEH:

Irawan Patma Wati (R011181336)

Nurfadila Dwi Lestari (R011191048)

Hikma Tillah (R011191058)

Eluzai Megahyuni Sembe (R011191128)

Brigita Sri Jane (R011191100)

Dea Nur Shabrina Hidayat (R011191024)

Mutiara Aisyah Putri R (R011191062)

Elmawiah (R011191042)

Nur Arda (R011191136)

Jierlzycha Noviantri Kunang (R011191026)

Destasya Mallua (R011191134)

Fajar Husodo (R011191020)

Icah Sapitri (R011191076)

Andi Anugrahtama ( R011191060 )


KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2021/2022
KASUS
Seorang perawat kesehatan masyarakat mencermati peningkatan jumlah siswa
yang tidak hadir karena diare yang meningkat mencapai 20% data tahun lalu.
Perawat tersebut menindaklanjuti tidak adanya informasi atau pendidikan
kesehatan mengenai makanan aman pada papan informasi, Kurangnya fasilitas
UKS dan cuci tangan, tidak terpenuhinya syarat kantin sehat pada kantin sekolah,
makanan kantin dalam kondisi terbuka, penyajian makanan dengan pembungkus
kertas koran serta siswa yang tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
Perawat kemudian melakukan survei pada siswa sekolah berupa pengetahuan,
sikap, serta tindakan tentang keamanan makanan, sarapan pagi, bekal makanan
dan kebiasaan jajan. Hasil survei menunjukkan 55% siswa yang memiliki
pengetahuan kurang, Siswa yang memiliki sifat sikap yang kurang mendukung
mencapai 69% siswa, dan 83% siswa melakukan tindakan yang termasuk dalam
kategori kurang aman. 65% siswa jarang sarapan pagi, hanya 20% siswa yang
membawa bekal makanan ke sekolah dan 72% membawa uang saku >Rp.
5.000/hari. Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru PJ UKS,
pelaksanaan screening jajanan tidak efektif, belum terpenuhinya syarat kantin
sekolah sehat, dan belum adanya kebijakan dan peraturan tentang jajanan anak.
Beberapa orang tua siswa mengatakan bahwa kesibukan membuat orang tua tidak
sempat menyediakan bekal. Siswa menceritakan kondisi jajanan kantin sekolah
yang makanannya terbuka, kantin yang kotor dan penjual yang tidak bersih serta
merokok.
1) Pengkajian
a. Inti komunitas
- Demografi:
 Usia: berkisar antara 6-18 tahun, perlu pengkajian lebih lanjut
mengenai strata usia
 Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan, perlu pengkajian lebih
lanjut
 Pendidikan: SD-SMA, perlu pengkajian lebih lanjut
- Praktik kesehatan:
 Siswa tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan;
 65% siswa jarang sarapan pagi;
 20% siswa membawa bekal makanan ke sekolah;
 72% siswa membawa uang saku >Rp. 5.000/hari;
 Kesibukan orangtua tidak sempat menyediakan bekal;
 Penjual yang merokok.
- Nilai dan keyakinan: perlu pengkajian lebih lanjut
- Statistik vital: peningkatan jumlah siswa yang tidak hadir karena diare
yang meningkat mencapai 20% data tahun lalu.
b. Subsistem komunitas
- Lingkungan fisik:
 Makanan kantin dalam kondisi terbuka;
 Penyajian makanan dengan pembungkus kertas koran;
 Kantin yang kotor atau belum terpenuhinya syarat kantin sehat
pada kantin sekolah.
- Pelayanan kesehatan dan sosial:
 Kurangnya fasilitas UKS dan cuci tangan;
 Pelaksanaan screening jajanan tidak efektif;
 Tidak adanya informasi/pendidikan kesehatan mengenai
makanan aman pada papan informasi
- Politik: Belum adanya kebijakan dan peraturan tentang jajanan anak.
- Masalah kesehatan:
 69% siswa memiliki sikap yang kurang mendukung;
 83% siswa melakukan tindakan yang termasuk kategori kurang
aman;
 55% siswa memiliki pengetahuan yang kurang;
 Diare meningkat 20%.
c. Data persepsi
- Persepsi siswa: kondisi jajanan kantin sekolah yang makanannya
terbuka, kantin yang kotor dan penjual yang tidak bersih serta
merokok.
- Persepsi kepala sekolah dan guru PJ UKS: kurangnya fasilitas UKS
dan cuci tangan, tidak terpenuhinya syarat kantin sehat pada kantin
sekolah, dan pelaksanaan screening jajanan tidak efektif.
- Persepsi perawat: perlu dikaji lebih lanjut.

Analisis Data Diagnosis Keperawatan


DO: Defisiensi Kesehatan Komunitas
- Diare meningkat 20%;
- Kurangnya fasilitas UKS dan
cuci tangan;
DS:
- Tidak terpenuhinya syarat kantin
sehat pada kantin sekolah;
- Pelaksanaan screening jajanan
tidak efektif;
- Belum adanya kebijakan dan
peraturan tentang jajanan anak.
DO: Perilaku Kesehatan Cenderung
- Makanan kantin dalam kondisi Beresiko
terbuka;
- Penyajian makanan dengan
pembungkus koran;
- Siswa tidak mencuci tangan
sebelum dan setelah makan;
- 55% siswa memiliki pengetahuan
yang kurang;
- 69% siswa memiliki sikap yang
kurang mendukung;
- 83% siswa melakukan tindakan
yang termasuk kategori kurang
aman;
- 65% siswa jarang sarapan pagi;
- 20% siswa yang membawa bekal
makanan ke sekolah;
- 72% membawa uang saku > Rp.
5.000/hari.
DS:
- Tidak terpenuhinya syarat kantin
sehat pada kantin sekolah;
- Pelaksanaan screening jajanan
tidak efektif;
- Belum adanya kebijakan dan
peraturan tentang jajanan anak.
DO: Ketidakefektifan Pemeliharaan
- Makanan kantin dalam kondisi Kesehatan
terbuka;
- Penyajian makanan dengan
pembungkus koran;
- Siswa tidak mencuci tangan
sebelum dan setelah makan;
- 55% siswa memiliki pengetahuan
yang kurang;
- 65% siswa jarang sarapan pagi;
- 20% siswa yang membawa bekal
makanan ke sekolah;
- 72% membawa uang saku > Rp.
5.000/hari;
- Tidak adanya
informasi/pendidikan kesehatan
mengenai makanan aman pada
papan informasi;
DS:
- Siswa menceritakan kondisi
jajanan kantin sekolah yang
makanannya terbuka, kantin yang
kotor dan penjual yang tidak
bersih serta merokok.
2) Intervensi Keperawatan

Diagnosis NOC NIC


Diagnosis: Prevelensi Sekunder Prevelensi Sekunder
Defisiensi Kesehatan Setelah dilakukan intervensi pada siswa, Level 1: Komunitas
Komunitas diharapkan pihak sekolah dapat Level 2: Peningkatan Kesehatan Komunitas
berhubungan dengan menerapkan aturan dan fasilitas Level 3:
Kurangnya Sumber kesehatan siswa dengan kriteria hasil: Pengembangan Program
Daya Level 1: Domain VII Komunitas Intervensi:
Level 2: Perlindungan Kesehatan - Bantu kelompok mengidentifikasi
Komunitas kebutuhan yang signifikan;
Level 3: - Prioritaskan kebutuhan terkait masalah
Outcomes: kesehatan yang ada;
Keefektifan Program Komunitas - Identifikasi alternatif pendekatan untuk
- Tujuan program sudah konsisten mengatasi kebutuhan;
dengan pengkajian komunitas; - Pilih pendekatan yang tepat;
- Tujuan program sudah didukung - Identifikasi sumber daya dan kendala
oleh data; pada pelaksanaan program;
- Adanya kepuasan peserta terhadap - Merencanakan evaluasi program;
program; - Dapatkan penerimaan program dari
- Adanya kepuasan komunitas kelompok sasaran dan penyedia;
terhadap program; - Fasilitasi penerapan program oleh
- Adanya peningkatan status kelompok;
kesehatan peserta. - Pantau kemajuan pelaksanaan program;
- Modifikasi dan sempurnakan program.
Diagnosis: Prevelensi Sekunder Prevelensi Sekunder
Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Level 1:
Pemeliharaan diharapkan meningkatnya pemahaman Domain 7 Komunitas
Kesehatan untuk mempertahankan kesehatan Level 2:
berhubungan dengan optimal, dengan kriteria hasil: Kelas c. Peningkatan Kesehatan Komunitas
Kurang Pengetahuan Level 1: Level 3:
dan Praktik Kesehatan Domain IV Pengetahuan tentang Pendidikan Kesehatan
Kesehatan & Perilaku Intervensi:
Level 2: - Targetkan sasaran pada kelompok
Kelas S - Pengetahuan tentang berisiko tinggi dan rentang usia yang
Kesehatan akan mendapat manfaat besar dari
Level 3: pendidikan kesehatan;
Pengetahuan Promosi Kesehatan - Identifikasi faktor internak dan
Meningkat eksternal yang dapat meningkatkan
- Perilaku yang meningkatkan motivasi untuk berperilaku sehat;
kesehatan; - Tentukan pengetahuan kesehatan dan
- Pemeriksaan kesehatan yang gaya hidup perilaku saat ini pada
direkomendasikan; individu, keluarga, dan kelompok
- Praktik gizi yang sehat; sasaran;
- Strategi untuk menghindari paparan - Tekankan pentingnya pola makan yang
bahaya lingkungan; sehat bagi individu, keluarga, dan
- Sumber informasi peningkatan kelompok yang meneladani nilai dan
kesehatan terkemuka. perilaku ini dari orang lain, terutama
pada anak-anak;
Prevelensi Sekunder - Rencanakan tindak lanjut jngka panjang
Setelah dilakukan asuhan keperawatan untuk memperkuat perilaku kesehatan
diharapkan dapat mempertahankan atau dan adaptasi terhadap gaya hidup.
meningkatkan kesejahteraan dengan
kriteria hasil:
Level 1:
Domain IV Pengetahuan tentang
Kesehatan & Perilaku
Level 2:
Kelas Q - Perilaku Sehat
Level 3:
Perilaku Promosi Kesehatan Meningkat
- Mengunakan perilaku yang
menghindari risiko;
- Memonitor lingkungan terkait
dengan risiko;
- Memonitor perilaku personal terkait
dengan risiko;
- Melakukan perilaku kesehatan secara
rutin;
- Mendukung kebijakan publik yang
sehat.
Diagnosis: Prevelensi Sekunder Prevelensi Sekunder
Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Level 1:
Cenderung Beresiko diharapkan memperoleh bantuan yang Domain 3 Perilaku
berhubungan dengan dapat dipercaya dari orang lain dengan Level 2:
Kurang Dukungan kriteria hasil: Kelas O. Terapi Perilaku
Sosial Level 1 Level 3:
Domain III Kesehatan Psikososial Modifikasi Perilaku
Level 2 Intervensi:
Kelas – O Interaksi Sosial - Tentukan motivasi pasien terhadap
Level 3 perlunya perubahan perilaku;
Dukungan Sosial Meningkat - Dukung untuk mengganti kebiasaan
- Menyampaikan kepada orang tua yang tidak diinginkan dengan kebiasaan
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan;
- Dukungan sosial dan emosional dari - Kembangkan program perubahan
orang tua perilaku;
- Membangun relasi/koneksi dengan - Tentukan apakah target perilaku yang
baik telah diindetifikasi perlu untuk
ditingkatkan, diturungkan atau
Prevelensi Sekunder dipelajari;
Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam
diharapkan melakukan gaya hidup yang proses modifikasi dalam proses
sehat dan seimbang dengan kriteria modifikasi perilaku dengan cara yang
hasil: tepat.
Level 1:
Domain V Kondisi kesehatan yang
dirasakan
Level 2:
Kelas – U Kesehatan dan kualitas hidup
Level 3:
Peningkatan keseimbangan gaya hidup
- Mengenali kebutuhan untuk
menyeimbangkan aktivitas – aktivitas
hidup;
- Mencari informasi tentang strategi
untuk aktivitas hidup yang seimbang;
- Menggunakan strategi untuk
menyeimbangkan aktivitas kerja dan
peran keluarga.

4. POA
“ PLAN OF ACTION ( POA ) RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Lokasi Media Waktu PJ


Keperawtan
1 Defisiensi Umum Penyuluhan Siswa dan Sekolah Leaflet, Kamis, 08 Dhea Nur
Kesehatan Meningkatkan mengenai warga Poster, Agustus Sabrina
Komunitas pengetahuan siswa perilaku sekolah Video 2021
terkait perilaku kesehatan Edukasi,
kesehatan dan dan LCD
pemeliharaan
Khusus kesehatan .
-Meningkatkan
pengetahuan siswa
terkait makanan
sehat
-Meningkatkan
partisipasi siswa
dalam pemeliharaan
kesehatan seperti
mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai