Nama : Dea Nur Shabrina Hidayat

NIM : R011191024
RB

HD & CAPD

• Banyak dilakukan karena lebih murah dam mudah pasien dengan khususnya
keadaannya tidak terlalu buruk
• Lapisan peritoneum merupakan memberan semipermeabel yang memungkinkan zat-
zat terlarut bergerak melaluinya
• Larutan dialysate dimasukkan ke ruang peritoneum melalui kateter selama 15-20 menit
untuk proses difusi, membran dari cairan dialysate dialirkan keluar melalui kantung
• Pertengahan umbilikus dan simpisis pubis =- 3-5 cm dari umbilikus
• Intermittent jangka waktu yang ditetapkan misal pagi atau siang selama 24 jam
tergantung dari hasil pada pasien
• Continuous cycling menggunakan mesin pengatur
• Continuous ambulatory tidak memakai mesin, dipasang ke pasien dan kateternya
dipasang permanen di abdomen, dilakukan 4-5 kali sehari selama seminggu
• Heparin untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
• Arterial bloodline dari pasien menuju selang dan masuk ke pompa dimana pompa ini
bertyjuan untuk memompa darah pasien ke dialyzer dan menuju perangkat udara dan
masuk ke tabung dialyzer atas kemudian menuju tabung dialyzer bawah menuju selang
bawah dan masuk dalam tubing udara dan masuk venus bloodline yang terkoneksi
dengan konektor
• Isi tabung dialysate yaitu pori-pori membran dialyzer yang memungkinkan dilalui oleh
moolekul kecil
• Predialisis
1. Inform consent
2. Monitor TTV untuk mengetahui pasien apakah memungkinkan hemo atau tidak
3. Timbang BB untuk mengetahui cairan yang terbuang dan cairan yang mau ditarik
4. Catat BUN, elektrolit
5. Ukur dan catat lingkar perut karena biasanya pasien yang post hd mengalami penurunan
berat badan
• Intradialisis
1. Perhatikan teknik aseptik
2. Mediasi heparin selang beberapa jam dalam cuci darah (gerakan tangan harus cepat)
3. Posisi pasien semifowler
4. Setelah 20 menit, buka klem drainase dan biarkan cairan keluar
5. Observasi cairan hasil setelah dialysate, warnanya biasanya bening kekuningan
• Postdialisis
1. Monitor TTV dilakukan tiap jam
2. Waktu makan dilakukan pada saat dialysate dialirkan keluar untuk meningkatkan intake
dan mengurangi resiko mual
3. Ajarkan pasien dan keluarga ttg prosedur