Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH PATOFISIOLOGI

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Disusun Oleh

1. SEPTYANA PUTRI WAHYU PRATIWI [P21149]


2. SETYANA DWI ASTUTI [P21150]
3. SHINTA YULI AZZIZAH [P21151]
4. SINTYA KUSUMA ADI [P21152]
5. THEKY DESI INDRIASTUTI [P21153]
6. THENY TIRTA [ P21154]
7. USWA TAVANIA DAMAYANTI [ P21155]
8. WIJI TRI NINGSIH [P21156]
9. YUKIRANI OCTAVIANA [P21158]
10. YULIANTI RAHMAWATI [ P21159]

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseimbangan cairan adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen (H +) pada


cairan-cairan tubuh. Kadar H+ normal dari darah arteri adalah 4x10-8 mEq/lt atau
sekitar 1 per sejuta kadar Na+. Meskipun kadarnya rendah, H+ yang stabil perlu
dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal, karena sedikit fluktuasi
mempunyai efek yang penting terhadap aktifitas enzim seluler. Peningkatan H+
membuat larutan bertambah asam dan penurunannya membuat bertambah basa.
Rendahnya pH berhubungan tingginya konsentrasi ion hidrogen yang disebut asidosis
dan sebaliknya tingginya pH berhubungan dengan rendahnya konsentrasi ion
hidrogen yang disebut alkalosis. Nilai normal pH darah arteri adalah 7,4 sedangkan
pH darah vena dan cairan interstitisl kira-kira 7,35 sebab ada jumlah ekstra karbon
dioksida yang dipakai untuk membentuk asam karbonat dalam cairan. Batas terbawah
dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah kira-kira 6,8 dan batas
teratas kira-kira 8,0.

Asam adalah suatu subtansi yang mengandung 1 atau lebih ion H + yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donor proton). Asam kuat, seperti asam hidroklorida (HCI),
hampir terurai sempura dalam larutan, sehingga melepaskan lebih banyak ion H +.
Asam lemah seperti asam karbonat (H2CO3), hanya terurai sebagian dalam larutan
sehingga lebih sedikit ion H+ yang dilepaskan. Basa berlawanan dengan asam, basa
adalah subtansi yang dapat mengkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah
larutan (akseptor proton). Basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH), terurai
dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa lemah, seperti
natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian yang terurai dalam larutan dan kurang
bereaksi kuat dengan asam.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam didalam


darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana tubuh
tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa. Hal ini
penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia. Gangguan
keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metabolik
dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua kelompokyang berperan penting
dalam pengaturan keseimbangan ini. Asidosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi
lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. ( Guyton and hall.2014)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patofisiologis dan tata laksana untuk pasien dengan diagnosa asidosis
metabolik atau respiratorik?
2. Apa saja gangguan pada pasien Asidosis Respiratorik?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologis dari asidosis metabolik atau


respiratorik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tata laksana untuk pasien dengan diagnosa asidosis
metabolic atau respiratorik,
3. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja gangguan pada pasien dengan diagnosa
Asidosis Respiratorik
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP KASUS

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya
kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan


karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru. Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-
penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme
pernafasan.

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan
koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti
atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak
terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan
pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari


paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada
penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan
buatan dengan bantuan ventilator mekanik. (Prince,Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005.)

B. ETIOLOGI ASIDOSIS RESPIRATORIK


1. Hambatan Pada Pusat Pernafasan Di Medula Oblongata.
a) Obat-obatan : kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik (akut).
b) Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik.
c) Henti jantung (akut).
d) Apnea saat tidur.
2. Gangguan Otot-Otot Pernafasan Dan Dinding Dada.
a) Penyakit neuromuscular : Miastenia gravis, poliomyelitis, sclerosis lateral
amiotropik.
b) Deformitas rongga dada : Kifoskoliosis.
c) Obesitas yang berlebihan.
d) Cedera dinding dada seperti patah tulag-tulang iga.
3. Gangguan Pertukaran Gas
a) PPOM (emfisema dan bronchitis)
b) Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus.
c) Pneumonia atau asma yang berat.
d) Edema paru akut.
e) Pneumotorak.
4. Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut
a) Aspirasi benda asing atau muntah.
b) Laringospasme atau edema laring, bronkopasme berat.
5. Hipofentilasi dihubungkan dengan penurunan fungsi pusat pernafasan seperti
trauma kepala, sedasi berlebihan, anesthesia umum, alkalosis metabolic.
C. PATOFISIOLOGI

D. MANINFESTASI KLINIK

Manifestasi Klinis

Tanda-tanda kinis berubah-ubah pada asidosis respiratorik akut dan kronis yaitu:

1. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan


frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan
perasaan penat pada kepala.
2. Peningkatan  akut pada  PaCO2  hingga mencapai 60  mmHg  atau
lebih  mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma,
juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis  (flapping
tremor) dan mioklonus (kedutan otot).
3. Retensi  O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti
pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan  tekanan intra
cranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilladema  (pembengkakan dikus
optikus yang terlihat pada pemeriksaan dengan  optalmoskop).
4. Hiperkalemia  dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk
mekanisme kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan
kalsium keluar dari sel.

E. Penatalaksanaan Asidosis Respiratorik


Pengobatan Asidosis Respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari
paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada
penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita Yang
mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan
buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada Asidosis Respiratorik:

1. Perbaiki ventilasi pernafasan (melakukan dilator bronkial, antibiotik,oksigen sesuai


perintah)
2. Pantau TTV
3. Jaga keadaan hidrasi (2-3 L cairan perhari)
4. Berikan oksigenasi yang adekuat
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat: Narcan, Nabie
6. Hati-hati dalam mengatur ventilator mekanik jika digunakan
7. Monitor intake dan output cairan, TTV, arteri gas darah dan ph.

F. Penatalaksanaan Keperawatan Adidosis Respiratorik

Pertimbangan Keperawatan Nursing Intervention Clasification (NIC) manajemen


asam basa asidosis respiratorik :

1. Pertahanan kepatenan jalan napas


2. Pertahanankan bersihan jalan napas (misal dengan melakukan suksion, memasang
atau mempertahankan alat bantu napas, fisioterapi dada, dan batuk serta napas
dalam) dengan tepat
3. Monitor pola napas
4. Jaga akses IV
5. Dapatkan order specimen analisis laboratorium keseimbangan asam basa
6. Monitor kemungkinan penyebab terjadinya asam karbonat dan asidosis
respiratorik
7. Beri terapi oksigen yang tepat
8. Sediakan ventilator mekanik yang sesuai
9. Tingkatkan ventilasi dan peningkatan level PaCO2 dengan tepat
10. Instruksikan pasien dan keluarga pada tindakan sesuai dengan prosedur untuk
merawat asidosis respiratorik (Gloria, et al. 2016)

G. Jenis-Jenis Penyakit Yang berhubungan dengan Asidosis Respiratorik


Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berlangsung
dalam jangka Panjang (kronis). Sejumlah kondisi yang bisa memicu Asidosis
Respiratorik akut adalah:
1. Gagal jantung
2. Asma
3. Penyakit paru obstruktif kronis
4. Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya myasthenia gravis,
sindrom Guillain-Barre, atau distrofi otot.
5. Gangguan pada sistem saraf atau kelemahan pada otot pernapasan
akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

Sedangkan Asidosis Respiratorik kronis umumnya disebabkan oleh beberapa


kondisi berikut:

1. Penyakit paru-paru, seperti asma, pneumonia, dan emfisema


2. Penyumbatan pada saluran pernafasan
3. Sleep apnea
4. Obesity hypoventilation syndrome (OHS)
5. Kelainan pada sistem otot dan saraf, seperti Amyotrophic Lateral
Sclerosis (ALS )
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan


karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah
karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH
darah akan turun dan darah menjadi asam.

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.


Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit
paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan
ventilator mekanik

B SARAN

Diharapkan perawat mempunyai dasar ilmu mengenai penanganan asidosis


respiratorik, meliputi teori dasar terjadinya asam basa dan mampumelakukan penanganan
keperawatan secara intensive.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton and hall.2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 12. EGC. Jakarta. Halaman 407

Prince,Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit., volume 2 edisi. Jakarta. EGC

Sherwood, Lauralee.2014.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi 8. EGC. Jakarta.


Halaman 598.

Anda mungkin juga menyukai