Anda di halaman 1dari 9

ASIDOSIS RESPIRATORIK

A. Pengertian Asidosis Respiratorik Asidosis adalah satu keadaan yang menggambarkan individu mengalami atau beresiko mengalami ketidakseimbangan asam-basa karena peningkatan asam atau kehilangan basa berlebihan. Gangguan respiratorik adalah keadaan dimana perubahan primer terletak pada kadar karbondioksdia (asam karbonat). Asidosis Respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia. Karena jumlah CO2 yang keluar dari paru berkurang, terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebakan peningkatan ion hydrogen (H+). B. Etiologi 1. Penyakit paru 2. Depresi pusat pernapasan 3. Kerusakan saraf atau otot yang menhambat kemampuan bernapas 4. Tindakan sederhana, seperti menahan napas Asidosis respiratorik akut, disebabkan oleh kegagalan ventilasi mendadak. Penyebab umumnya adalah depresi pusat pernapasan oleh penyakit serebral, gangguan neuromuscular, dan henti kardiopulmoner. Asidosis resiratorik kronik, disebabkan oleh penyakit paru misalnya emfisema kronik dan bronchitis.

C. Manifestasi Klinis 1. Napas dangkal 2. Adanya tanda-tanda depresi system saraf pusat 3. Gangguan kesadaran 4. Disorientasi 5. pH plasma <7,35 ; pH urine <6 6. PCO2 tnggi (>45mmHg) D. Factor Resiko 1. Hipoventilasi 2. Edema paru akut 3. Obstruksi jalan napas

4. 5. 6. 7. 8.

Pneumonia berat PPOK Asma Lesi system saraf pusat Gangguan system pernapasan

E. Patofisiologi

F. Penatalaksanaan 1. Pantau tanda dan gejala asidosis respiratorik seperti : takikardia, disritmia, mial/muntah, gelisah, disapnea.

2. Perbaiki ventilasi dengan cara pengubahan posisi tempat tidur dengan kepala tempat tidur ke atas. 3. Latih pasien untuk bernapas dengan ekspirasi memanjang. 4. Berikan oksigen setelah pasien bernapas lebih baik. G. Pengkajian 1. Aktivitas/istirahat a. Kelelahan dan kelemahan b. Ataksia c. Kehilangan koordinasi (kronik) 2. Sirkulasi a. Hipotensi b. Takikardia c. Disritmia d. Diaphoresis e. Nadi kuat 3. Makanan/cairan a. Mual/mntah 4. Neurosensori a. Sakit kepala dangkal, mual, pusing b. Gangguan pengihatan c. Ketakutan d. Kacau mental e. Gelisah f. Somnolen g. Koma (akut) h. Tremor i. Penurunan refleks 5. Pernapasan a. Disapnea b. Penurunan frekuensi pernapasan c. Krekels, mengi

6. Pemeriksaan diagnostic a. pH arteri menurun : <7,35 b. bikarbonat normal atau meningkat : >26 mEq/L c. PCO2 meningkat : >45mmHg d. PO2 normal atau menurun e. pH urine menurun : <6 f. kalium serum normal atau meningkat g. kalsium serum meningkat h. klorida menurun i. asam laktat meningkat

H. Diagnosa 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, penurunan asupan oksigen, hipoventilasi, narcosis CO2. 2. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, peningkatan pH sel-sel miokardium. 3. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan akut PaCO2, hipoksemia pada pembuluh darah otak. I. Intervensi Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, penurunan asupan oksigen, hipoventilasi, narcosis CO2 Tujuan : dalam waktu 1/24 jam setelah diberikan, gangguan pertukaran gas tidak terjadi Intervensi Rasional Kaji klien yang dicurigai Tujuan penanganan asidosis respiratorik akut mengalami asidosis respiratorik adalah memulihkan ventilasi efektif secepatnya secara cepat dan tepat dengan memberikan terapi O2 dan mengatasi sebab yang mendasarinya

Istirahatkan klien dengan posisi Posisi fowler akan meningkatkan ekspansi paru fowler optimal. Istirahat akan mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung, dan

menurunkan tekanan darah. Cari factor memperberat respiratorik. penyebab yang Apabila klien hiperkapsnea kronis mengalami asidosis peningkatan PaCO2 secara akut, harus dicari factor-faktor penyebab seperti pneumonia atau emboli paru yang dapat memperberat kelainan yang mendasarinya serta dapat mempercepat terjadinya krisis.

Manajemen lingkungan : Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus lingkungan tenang dan batasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan pengunjung membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. Evaluasi perubahan tingkat Akumulasi secret dan berkurangnya jaringan kesadaran, catat sianosis serta paru yang sehat dapat menggangu oksigenasi perubahan warna kulit, termasuk organ vital dan jaringan tubuh. membrane mukosa dan kuku. Pantau kadar hemoglobin Kebanyakan volume O2 ditraspor ke jaringan dalam ikatan hemoglobin. Bila anemia terjadi, kandungan O2dalam darah menurun sebagai akibat ventilasi mekanik dan suplemen akan minimal. Pengukuran berkala hemoglobin perlu untuk kalkulasi kandungan O2 yang akan menentukan kebutuhan untuk tranfusi sel darah merah. Pemenuhan O2 pada klien yang mengalami hipoksemia

Beri O2 4 liter/menit

Kolaborasi pemilihan pemberian Mekanisme pathogenesis peningkatan cairan permeabilitas alveokapiler mengakibatkan edema interstitial dan alveolar. Pemberian cairan yang berlebihan pada orang normal dapat menyebabkan edema paru dan gagal pernapasan. Pilihan koloid versus cairan kristaloid unutk

menggantikan terapi masih controversial. Meskipun perkembangan teknologi, pengukuran berat badan harian akurat (kecenderungan) sering merupakan indicator penting terhadap ketidakseimbangan cairan. Tujuan utama terapi cairan adalah untuk mempertahankan parameter fisiologis normal. Kolaborasi untuk memantau gas Pemeriksaan secara berkelanjutan dan ketat akan darah secara ketat melihat dengan cepat perkembangan setelah mendapat intervensi. Kolaborasi pemberian ventilasi Pemberian ventilasi mekanik jika terjadi krisis. mekanik. Perhatian yang besar harus ditunjukkan dalam pemberian O2 pada klien-klien hiperkapnea kronis.

Pola napas tidak efektif yang berhubunagn dengan gangguan konduksi elektrikal, peningkatan pH sel-sel miokardium. Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas Intervensi Auskultasi (krakles) bunyi Rasional napas Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung. Curiga gagal kongestif/kelebihan volume cairan.

Kaji adanya edema.

Istirahatkan klien dengan posisi Posisi fowler akan meningkatkan ekspansi paru fowler optimal. Istirahat akan mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung, dan menurunkan tekanan darah. Lamanya berbaring juga meransang dieresis karena berbaring akan memperbaiki perfusi ginjal. Istirahat juga mengurangi kerja otot pernapasan dan penggunaan oksigen. Frekuensi jantung menurun yang akan memperpanjang waktu diastole pemulihan,

sehingga memperbaiki efisiensi kontraksi jantung. Ukur intake dan output. Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi air/air, dan penurunan pengeluaran urine. Perubahan tiba-tiba pada berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.

Timbang berat badan

Pertahankan pemasukan total Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, cairan 2.000 ml/24 jam dalam tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya toleransi kardiovaskular. dekompensasi jantung Kolaborasi : Hipokalemi dapat membatasi keefektifan terapi. Pantau data laboratorium elektrolit kalium.

Penurunan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan akut PaCO2, hipoksemia pada pembuluh darah otak. Tujuan : dalam waktu 2 x 24 perfusi jaringan otot dapat tercapai secara optimal. Intervensi Rasional Baringkan klien (bed rest) total Perubahan pada tekanan intrakranial akan dapat dengan posisi tidur terlentang menyebabkan risiko terjadinya herniasi otak. tanpa bantal. Pantau tanda-tanda dengan GCS. neurologis Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut.

Monitor tanda-tanda vital seperti Pada keadaan normal, autoregulasi TD, nadi, suhu, respirasi, dan mempertahankan keadaan tekanan darah hati-hati pada hipertensi sistolik. sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vascular serebral yang dapat di manifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diikuti oleh penurunan tekanan diastolic. Sedankan peningkatan suhu dapat menggambarkan

perjalanan infeksi. Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik ditempat tidur. Anjurkan klien Aktvitas ini dapat meningkatkan tekanan intracranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava. dan mengejan dapat dan meningkatkan terjadi

untuk Batuk

menghindari batuk dan mengejan tekanan intracranial berlebihan. perdarahan ulang.

potensial

Ciptakan lingkungan yang tenang Ransangan aktivitas yang meningkat dapat dan batasi pengunjung. meningkatkan kenaikan TIK. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan terhadap perdarahan dalam kasus stroke hemoragik/perdarahan lainnya. Kolaborasi : Berikan cairan per infuse dengan Meminimalkan fruktuasi pada beban vascular perhatian ketat. Monitor natrium serum. dan tekanan intracranial, retriksi cairan dapat menurunkan edema serebral. Monitor kadar natrium serum dan dengan mengobservasi perubahan-perubahan dalam tanda-tanda neurologis.

J. Evaluasi 1. Dx 1 : Hasil yang diaharapkan a. Melaporkan tak adanya /penurunan dipsnea b. Klien menunjukkan tidak ada gejala distress pernapasan c. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat d. Pemeriksaan gas arteri pH 7,40 0,005 : HCO3 24 2 mEq/L, dan PaCO2 40 mmHg

2. Dx 2 : Hasil yang diharapkan a. klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal 16-20 kali/menit respons batuk berkurang.

3. Dx 3 : Hasil yang diharapkan a. klien tidak gelisah; tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang, GCS 4,5,6; pupil isokor; refleks cahaya (+). b. Tanda-tanda vital normal (nadi : 60-100 kali per menit, suhu : 3636,7o C, pernapasan 16-20 kali permenit), c. Klien tidak mengalami deficit neurologis seperti lemas, agitasi, iritabel, hirefleksia, dan spastisitas dapat terjadi serta akhirnya timbul koma, kejang.

Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi dan Praktik Klinis. Edisi 9. EGC. Jakarta . Harrison. 1999. Prinsip-Prnsip Ilmu Penyakit Dalam . Edisi 13. EGC. Jakarta. Doengus, Marilynn E, dkk. EGC. Jakarta. Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin.2007. Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktik. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai