Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bernapas berkaitan dengan pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru. Paru-
paru adalah tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah.
Kedua proses pertukaran ini penting. Semua sel dalam tubuh kita harus mendapat
cukup oksigen untuk menjalankan respirasi sel guna menghasilkan ATP.

Tujuan akhir pernapasan adalah untuk mempertahankan konsentrasi oksigen,


karbondioksida dan ion hidrogen dalam cairan tubuh. Kelebihan karbondioksida atau
ion hidrogen mempengaruhi pernapasan terutama efek perangsangan pusat
pernapasannya sendiri, yang menyebabkan peningkatan sinyal inspirasi dan ekspirasi
yang kuat ke otot-otot pernapasan. Akibat peningkatan ventilasi pelepasan
karbondioksida dari darah meningkat, ini juga mengeluarkan ion hidrogen dari darah
karena pengurangan karbondioksida juga mengurangi asam karbonat darah.

Hal yang sama penting adalah eliminasi CO2 yang dihasilkan sebagai produk
buangan respirasi sel, dan fungsi peredaran sangat penting untuk transport gas-gas ini
dalam darah.
Jadi, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai masalah
pernapasan yaitu hiperkapnia dan hipoventilasi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini
diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud hiperkapnia?
2. Apakah yang dimaksud hipoventilasi?

C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui hiperkapnia.

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 1


2. Untuk mengetahui hipoventilasi.
D. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :

1. Metode Kepustakaan

Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan


buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas

2. Metode Media Informatika

Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hiperkapnia
1. Pengertian
Hiperkapnia adalah peningkatam kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering
disertai dengan hipoksia. Jika CO2berlebih akan meningkatkan respirasi dan
konsentrasi ion hydrogen yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam
berlebihan). Retensi CO2 di dalam tubuh (hiperkapnia) pada awalnya akan
merangsang pernapasan. Retensi CO2 dalam jumlah yang lebih besar menimbulkan
gejala akibat depresi system saraf pusat : gangguan mental (confusion), penurunan
ketajaman sensorik, dan kemudian koma dengan depresi pernapasan serta
kematian. Pada penderita dengan gejala tersebut didapatkan peningkatan
PCO2 yang tinggi, asidosis respiratorik berat, dan kadar HCO3 plasma yang dapat
melebihi 40 meq/L. Sejumlah besar HCO3 akan diekskresikan, namun HCO3 yang
direabsorpsi lebih banyak lagi sehingga HCO3 plasma meningkat dan
mengkompensasi sebagaian asidosis.

CO2 jauh lebih mudah larut dibandingkan O2sehingga hiperkapnia jarang


sekali menjadi masalah pada penderita fibrosis paru. Namun, keadaan ini timbul
pada ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, dan apapun penyebabnya, ventilasi
alveolus menjadi tidak adekuat pada berbagai bentuk kegagalan pompa.
keadaannya diperberat bila pembentukan CO2 meningkat. Contohnya, pada
penderita demam, terjadi peningkatan pembentukan CO2sebesar 13% untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 1oC, dan tingginya asupan karbohidrat meningkatkan
pembentukan CO2akibat peningkatan RQ. Pada keadaan normal, ventilasi alveolus
bertambah dan lebih banyak CO2 yang diekspirasikan, namun CO2 akan menumpuk
jika ventilasi terganggu.

2. Penyebab
Penyeabab utama hiperkapnia adalah penyakit obstruktif saluran napas, obat-
obat yang menekan fungsi pernapasan, trauma dada atau pembedahan abdominal
yang mengakibatkan pernapasan menjadi dangkal, dan kehilangan jaringan paru.

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 3


Tanda klinik yang dikaitkan dengan hiperkapnia adalah : kekacauan mental yang
berkembang menjadi koma, sakit kepala (vasodilatasi serebral), asteriksis atau
tremor kasar pada tangan yang teregang (flaping tremor), dan volume denyut nadi
yang penuh disertai tangan dan kaki yang terasa panas dan berkeringat (akibat
vasodilatasi perifer karena hiperkapnia). Hiperkapnia kronik akibat penyakit paru
kronik dapat mengakibatkan pasien sangat toleran terhadap PaCO2 yang tinggi,
sehingga pernapasan terutama dikendalikan oleh hipoksia. Dalam keadaan ini, bila
diberikan oksigen, pernapasan akan dihambat sehingga hiperkapnia bertambah
berat.
Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan hiperkapnia adalah Drive
respiratori yang insufisien, defek ventilatori pump, beban kerja yang sedemikian
besar sehingga terjadi kecapaian pada otot pernafasan dan penyakit intrinsik paru.
B. Hipoventilasi
Hipov]entilasi merupakan penyebab hiperkapnia yang paling sering.
Selain meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis respirasi yasng sebanding
dengan kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA, pertama dapat
disebabkan oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE) yang sering
disebut sebagaihipoventilasi global atau kedua, karena meningkatnya dead
space (VD). Penyebab hipoventilasi global adalah overdosis obat yang menekan
pusat pernafasan.

Kurangnya ventilasi dibandingkan dengan kebutuhan metabolic ,sehingga terjadi


peningkatan P karbon dioksida dan asidosis. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi
alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi
karbon dioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun ,maka
PaCO2 akan meningkat. Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis
merupakan koalps alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam pernapasan. Karena alveoli koalps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit
dan menyebabkan hipoventilasi.

Pada klien yang menderita penyakit obstruksi paru, pemberian oksigen yang
berlebihan dapat mengakibatkan hipoventilasi. Klien ini beradaptasi terhadap kadar
karbon dioksida yang tinggi dan kemoreseptor yang peka pada karbon dioksida yang

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 4


tinggi dan kemoreseptor yang peka pda hakikatnya tidak berfungsi. Klien ini
terstimulus untuk bernapas jika PaO2 menurun. Apabila jumlah oksigen yang
diberikan berlebihan, maka kebutuhan oksigen dipenuhi dan stimulus untuk bernapas
negative. Konsentrasi oksigen yang tinggi (misalnya lebih besar dari 24% sampai
28% ,1 sampai 3 Liter/menit) mencegah penurunan  PaO2 dan menghilangkan
stimulus untuk bernafas, sehingga terjadi hipoventilasi. Retensi CO 2 yang berlebihan
menyebabkan nafas terhenti.

Tanda dan gejala hipoventilasi alveolar

1. Pusing
2. Nyeri kepala (dapat dirasakan di daerah oksiptal hanya saat terjaga)
3. Letargi
4. Disorientasi
5. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
6. Disritmia jantung
7. Ketidakseimbangan elektrolit
8. Konvulsi
9. Koma
10. Henti jantung

Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, maka kondisi klien akan
menurun dengan cepat. Akibatnya dapat terjadi kebingungan,tidak sadar,dan
kematian.Terapi untuk menangani hipoventilasi dimulai dengan mengobati penyebab
yang mendasari gangguan tersebut,kemudian tingkatkan oksigenasi jaringan,
perbaiki fungsi ventilasi dan upayakan keseimbangan asam basa.

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 5


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperkapnia adalah peningkatam kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering
disertai dengan hipoksia. Jika CO2 berlebih akan meningkatkan respirasi dan
konsentrasi ion hydrogen yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebihan).
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat.

B. Saran
Sayangilah sistem pernapasan kita dengan cara berorahraga teratur, menjaga pola
makan yang teratur dan seimbang. Agar pernapasan kita selalu dalam keadaan yang
cukup oksigen.
Untuk menangani hipoventilasi dimulai dengan mengobati penyebab yang
mendasari gangguan tersebut, kemudian tingkatkan oksigenasi jaringan, perbaiki
fungsi ventilasi dan upayakan keseimbangan asam basa.

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 6


DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

W .F. Ganong. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC

www.scribd.com/doc/54311055/Tanda-Dan-Gejala-Kecukupan-Oksigen-PRINT

Ilmu Dasar Keperawatan 2 | 7

Anda mungkin juga menyukai