Disusun Oleh :
Huldi Bambang Aruman
18360084
Pembimbing :
dr Winardi s.Leman. Sp. aN
0
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat tersebut
itulah kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul “CO2 Nakrose“ tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan laporan kasus ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan laporan kasus ini sehingga kami dapat
mempresentasikannya. Khususnya kepada dosen pembimbing kami dr Winardi s.Leman.
Sp. An yang telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting
mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal bakal terbentuknya referat ini.
Kami sadar bahwa dalam referat ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengjharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam
penulisan referat ini terdapat banyak kesalahan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh
sangat tinggi. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini dibagi menjadi dua, yaitu
asidosis metabolik dan respiratorik. Asidosis respiratorik, yang disebut juga dengan
hiperkapnia asidosis atau asidosis karbon dioksida, merupakan kondisi yang terjadi
ketika kadar karbon dioksida di dalam tubuh berlebih. Kondisi ini disebabkan oleh
paru-paru yang tidak mampu membuang zat karbon dioksida yang diproduksi
tubuh, sehingga tingkat keasaman darah dan cairan tubuh lainnya naik.
untuk proses bernapas. Semakin tinggi kadar karbon dioksida maka tubuh semakin
dipicu untuk bernapas guna mengambil oksigen. Namun bila terjadi kondisi
hiperkapnia dan tubuh gagal meningkatkan upaya bernapas maka dapat berakibat
fatal. Penderita dapat mengalami kondisi gagal napas, henti napas, bahkan mati
mendadak.
dioksida (PaCO2) yang tidak normal dalam darah. Kadar yang tidak normal berada
di atas 45 mmHg (6,0 kPa). Hiperkapnia juga sering disebut CO2 Nakrose.
3
Keadaan hiperkapnia biasanya memicu refleks tubuh yang meningkatkan
fungsi pernafasan atau memutar kepala saat tidur dengan tujuan untuk
kulit, denyut nadi cepat, pernapasan cepat, sesak napas, otot, penurunan aktivitas
saraf, sakit kepala, bingung dan lesu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan
Dalam kasus hiperkapnia berat (PaCO2 lebih besar dari 10 kPa atau 75
B. Tujuan Penulisan
4
BAB II
A. Definisi
atas nilai normal dan “kapnia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti asap atau
istilah hiperkarbia atau dalam keadaan berat disebut juga CO2 Narcosis.
5
B. Etiologi
sehingga menyulit kan klien mempertahankan ventilasi adekuat (klien tidak dapat
bernafas).
oleh hipoventilasi
ketidakseimbangan V/Q dan hipoventilasi. Jika pada klien ini, gagal nafas
dicetuskan oleh sekret yang tertahan dan pneumonia, dapat terbentuk pirau
penyakit saluran nafas yang reversibel, seperti asma. Serangan asma akut
C. Patofisiologi
Karbon dioksida atau CO2 adalah zat sisa hasil pembakaran tubuh.
Normalnya zat ini dikeluarkan oleh tubuh melalui paru-paru. Karbon dioksida juga
6
dapat ditemui di lingkungan yang berasal dari pembakaran bahan bakar, kendaraan
kadar karbon dioksida dalam tubuh, mulai dari gangguan dalam organ tubuh hingga
faktor luar tubuh. Hiperkapnia terjadi akibat jumlah karbon dioksida yang
berlebihan dalam cairan tubuh. Kemungkinan pertama yang harus dipikirkan adalah
terjadi bila hipoksia disebabkan oleh hipoventilasi atau oleh gangguan sirkulasi.
Karena hipoksia disebabkan oleh terlalu sedikitnya oksigen dalam udara, terlalu
sedikitnya hemoglobin, atau keracunan enzim oksidatif yang hanya terjadi bila
terdapat oksigen atau digunakannya oksigen oleh jaringan. Oleh karena itu, mudah
dimengerti bahwa hiperkapnia tidaklah sama dengan tipe hipoksia. Pada hipoksia
yang disebabkan oleh difusi yang buruk melalui membran paru atau melalui
jaringan, hiperkapnia yang berat biasanya tidak terjadi pada waktu yang bersamaan
karena difusi oksigen dioksida 20 kali lebih cepat daripada oksigen. Dan jika
hiperkapnia mulai terjadi, akan segera merangsang ventilasi paru, yang akan
atmosfer dipengaruhi oleh jumlah transfer oksigen. Oleh karena itu, hiperkapnia
selalu terjadi bersamaan dengan hipoksia. Dan pada defisiensi sirkulasi, penurunan
7
Bila PCO 2 alveolus meningkat di atas sekitar 60 sampai 75 mmhg, maka
orang tersebut kemudian akan bernafas secepat dan sedalam ia mampu, dan
kelaparan udara, yang juga disebut dispnea, menjadi berat. Ketika PCO2 meningkat
sampai 80 hingga 100 mm Hg, maka orang tersebut menjadi letargi dan kadang-
kadang bahkan semikomatosa. Anestesia dan kematian dapat terjadi bila PCO2
meningkat sampai mmhg. Kemudian, pada nilai. PCO2 yang lebih tinggi lagi, maka
lebih banyak lagi terdapat karbon dioksida, dan seterusnya sampai mencapai
menekan fungsi pernafasan, kelemahan atau paralisis otot pernafasan, trauma dada
kehilangan jaringan paru. Tanda klinik yang dikaitkan dengan hiperkapnia adalah
vasodilatasi serebral), asteriksis atau tremor kasar pada tangan yang teregang
(flapping tremor), dan volume denyut nadi yang penuh dan disertai tangan dan kaki
yang terasa panas dan berkeringat (akibat vasodilatasi perifer karena hiperkapnia).
Hiperkapnia kronik akibat penyakit paru kronik dapat mengakibatkan pasien sangat
toleran terhadap PaCO2 yang tinggi, sehingga pernafasan dapat dikendalikan oleh
hipoksia. Dalam keadaan ini, bila diberi oksigen kadar tinggi, pernafasan akan
8
1. Nilai V E dibawah normal
(pada saat aktivitas atau keadaan laju metabolisme meningkat yang lain).
Ruang rugi alveolar dan rasio volume ruang rugi/volume tidal merupakan
tetapi tidak selalu mempunyai hubungan dengan anatomi. Trakea dan jalan
nafas menjadi penghantar pergerakan udara dari dan kedalam paru selama
dengan darah kapiler paru. Komponen ini merupakan ruang rugi anatomis.
Jalan nafas buatan dan bagian dari sirkuit ventilator mekanik yang dilalui
udara inspirasi dan ekspirasi juga merupakan ruang rugi anatomis. Pada
pasien dengan penyakit paru, sebagian besar peningkatan ruang rugi total
terdiri dari ruang rugi fisiologis. Ruang rugi fisiologis terjadi karena
9
2 ke tingkat normal. Jadi, V/Q mismatching umumnya tidak menyebabkan
dan hipoksemia. Efek utama dari PaCO2 yang meningkat adalah penekanan sistem
saraf pusat (CNS). Itulah sebabnya mengapa hiperkapnia yang berat kadang-kadang
timbul gejala yang khas, seperti sakit kepala, yang bertambah berat sewaktu bangun
tidur pada pagi hari (karena PaCO 2 sedikit meningkat sewaktu tidur). Tanda dan
gejala yang lain adalah edema papil, iritabilitas neuromuscular (asteriksis), suasana
hati yang berubah, dan rasa mengantuk yang terus bertambah, yang akhirnya akan
untuk bernafas, tetapi peningkatan PaCO 2 juga menimbulkan efek yang menekan
pernafasan jika kadarnya melebihi 70 mmhg. Selain itu klien dengan COPD dan
hiperkapnia kronik akan menjadi tidak peka terhadap peningkatan PaCO 2 dan
10
Respon kompensatorik ginjal terhadap asidosis respiratorik adalah
ini memerlukan waktu sekitar 3 hari, sehingga asidosis respiratorik akan jauh lebih
berat jika awitannya cepat. Hiperkapnia akut terutama berpengaruh pada sistem
saraf pusat. Peningkatan PaCO2 merupakan penekan pada sistem saraf pusat, tetapi
peningkatan akut PaCO2. Karena CO2 berdifusi secara bebas dan cepat ke dalam
cairan serebrospinal, ph turun secara cepat dan hebat karena hiperkapnia akut.
respiratorik kronik. Hal ini menjelaskan bahwa kadar ph yang rendah lebih
berkorelasi dengan perubahan status mental dan perubahan klinis lain dari pada
D. Manifestasi Klinis
hipoksemia. Gejala gagal nafas mencerminkan efek - efek dari hiperkapnia dan
hipoksemia. Efek utama dari PaCO2 yang meningkat adalah penekanan sistem
saraf pusat (CNS). Itulah sebabnya mengapa hiperkapnia yang berat kadang -
intrakranial. Akibatnya timbul gejala yang khas, seperti sakit kepala, yang
bertambah berat sewaktu bangun tidur pada pagi hari (karena PaCO2 sedikit
meningkat sewaktu tidur). Tanda dan gejala yang lain adalah edema papil,
11
iritabilitas neuromuscular (asteriksis), suasana hati yang berubah, dan rasa
mengantuk yang terus bertambah, yang akhirnya akan menuju koma yang
menekan pernafasan jika kadarnya melebihi 70 mmHg. Selain itu klien dengan
COPD dan hiperkapnia kronik akan menjadi tidak peka terhadap peningkatan
pada penyakit dasar yang menyebabkan gagal napas. Jadi, disepnia, takipnea,
hiperkapnia. Pasien dengan gagal napas hiperkapnea akut harus diperiksa untuk
karena penyakit paru versus penyakit non-paru. Pasien dengan penyakit paru sering
kali menunjukkan hipoksemia yang tidak sesuai dengan derajat hiperkapnia. Hal ini
pasien dengan kelumpuhan otot pernapasan dapat juga ditemui takipnea. Efek dari
berlebihan dengan sedatif, mixedema, atau trauma kepala. Perubahan status mental
12
dapat menyulitkan penilaian kekuatan otot dan kekuatan otot ekstremitas dapat
E. Diagnosis
hiperkapnia karena penyakit paru versus penyakit non - paru. Pasien dengan
penyakit paru sering kali menunjukkan hipoksemia yang tidak sesuai dengan
alveolar arterial. Tetapi, pasien dengan masalah non paru dapat pula
dengan kelumpuhan otot pernapasan dapat juga ditemui takipnea. Efek dari
respirasi
F. Pengobatan
13
Penangan hiperkapnia ialah mengobati gejala. Terapi utama ialah
pemberian oksigen. Pada kondisi berat atau penderita tidak sadar, penderita dapat
diberikan alat bantu pernapasan. Penderita juga harus tenang agar dapat bernapas
dengan baik.
penyakit mendasar, seperti asma, infeksi paru-paru, maka penyakit tersebut harus
disembuhkan.
14
BAB III
KESIMPULAN
Asidosis respiratorik, yang disebut juga dengan hiperkapnia asidosis atau asidosis
karbon dioksida, merupakan kondisi yang terjadi ketika kadar karbon dioksida di dalam
jaringan. Hiperkapnia yang berat kadang - kadang disebut sebagai narcosis CO2.
yang inadekuat untuk jumlah CO yang diproduksi atau dengan kata lain timbulnya
serebral, dan peningkatan tekanan intrakranial. Akibatnya timbul gejala yang khas,
seperti sakit kepala, yang bertambah berat sewaktu bangun tidur pada pagi hari
(karena PaCO2 sedikit meningkat sewaktu tidur). Tanda dan gejala yang lain adalah
edema papil, iritabilitas neuromuscular (asteriksis), suasana hati yang berubah, dan
rasa mengantuk yang terus bertambah, yang akhirnya akan menuju koma yang ringan.
sumbatan maka sumbatan harus dibebaskan. Bila penderita memiliki penyakit mendasar,
15
DAFTAR PUSTAKA
16