ACLS PERKI
Algoritma wajib (bahan Ujian MEGACODE) NB: mohon diperhatikan urutan dan arah tanda panah pada algotima ini.
MEGACODE
Gambaran
MEGACODE merupakan ujian akhir untuk menentukan apakah peserta dapat lulus ACLS atau tidak.
MEGACODE terdiri dari 5 peserta yang tergabung dalam 1 tim. Memiliki peran masing-masing,
Kapten Tim
Ventilasi
Compresi
Obat-obatan
Pencatat
Pada saat ujian setiap peran memiliki penilaian masing-masing oleh asesor walaupun bobot tertinggi
berada pada peran peserta saat menjadi kapten tim.
Peserta kemungkinan besar dinyatakan lulus apabila, ketika ujian MEGACODE peserta dengan peran
kapten tim berhasil mengantarkan pasien simulasinya hingga ROSC.
Algoritma HENTI JANTUNG
CASE : Seorang pasien tiba-tiba mengeluhkan nyeri dada hebat dan pingsan
Kecepatan kompresi
Lakukan kompresi : ventilasi 100-120x/min
Kedalaman 5-6cm
(30:2)
Recoil sempurna
Hindari hiperVentilasi
Minimal Interupsi
Ketika MONITOR
telah terpasang
CEK IRAMA
Algoritma Algoritma
Catatan!
Dalam MEGACODE setingannya adalah emergensi jadi diharapkan untuk berpikir cepat dan tetap
tenang walaupun dibawah tekanan.
Komunikasi dalam TIM adalah komunikasi satu arah, anggota TIM hanya diperbolehkan melakukan
apa yang di intruksikan oleh Kapten TIM, komunikasi dua arah hanya antara kapten tim dan pencatat
saja.
Algoritma SHOCKABLE (VF/VT)
2
Lihat MONITOR pastikan irama, bila
masih SHOCKABLE
Shock!
Lanjutkan RJP
- Masukan obat!
- Pasang ETT (dipasang
oleh peserta diventilasi)
RJP RJP
(Selama 2 menit) 4 (Selama 2 menit)
7
5 Epinefrin ROSC
1mg
amiodarone 6
150mg
Epinefrin Obat
1mg kosong
Algoritma UNSHOCKABLE (PEA/Asystol)
Bila Asystol
- pada monitor gambaran asystol
- cek electroda dan kabel
Bila PEA
apakah ada yang terlepas
- pada MONITOR gambaran bukan
- “ TRUE ASYSTOL!”
VT, bukan VF, bukan asystol
- Lanjutkan RJP!
- cek nadi, bila tidak teraba
- Masukan epinefrin 1mg,
- Lanjutkan RJP!
diflush 20cc NS, kemudian tangan
- Masukan epinefrin 1mg, diflush
di tinggikan
RJP 20cc NS, kemudian tangan di
- Pasang ETT (dipasang
(Selama 2 menit) tinggikan
oleh peserta diventilasi)
- Pasang ETT (dipasang oleh
peserta diventilasi)
7
ROSC
6
Catatan!
Setiap irama bukan VT/VF/asystol harus dilakukan cek irama sebelum melanjutkan RJP
Epinefrin bekerja 3-5 menit karna itu diberikan (epinefrin – kosong – epinefrin – kosong – epinefrin)
dan seterusnya.
Perawatan Pasca ROSC
ROSC Tujuan
Mempertahankan sirkulasi BRAIN,
CARDIO dan PULMO
Mencegah henti jantung kembali
Mencari penyebab henti jantung
AIR WAY
Perhatikan SaO2, jika <94% lakukan koreksi Berikan Hyperventilasi terlebih
Lakukan pemeriksaan auskultasi paru dahulu sebagai cadangan O2
Bila terdengar gurggling → suction Kemudian lakukan suction
Bila suara nafas salah satu paru tidak terdengar kedalam ETT, tidak boleh lebih
→ reposisi ETT dari 10 detik.
Nilai kembali SaO2 Ulangi bila perlu
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
Konsultasi ahli
RUJUK
Algoritma TAKIKARDIA
IRAMA
QRS Sempit Reguler → cardioversi 50-100
joule(syncronized)
IRAMA
QRS Sempit Ireguler → cardioversi 120-200 joule
(syncronized)
IRAMA
QRS Lebar Reguler → cardioversi 100 joule (syncronized)
IRAMA
QRS Lebar Ireguler → dosis defibrilasi (TIDAK
syncronized)
tidak terdapat tanda diatas, cukup terapi medikamentosa sebagai Takikardia Stabil
Kontraindikasi vagal manuver
Riwayat infark
Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
Riwayat VF/VT
Adanya bruit
erdapat kontraindikasi
mberian, lakukan pemasangan three way kemudian bolus IV cepat diikuti dengan flush 20cc NS, pemberian adenosin atau ATP ulangan
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
SISTEMATIK
SaO2 <94%
I (irama)
Tatalaksana jalan nafas sesuai
SaO2 Adakah bradikardi signifikan HR<50x atau takikardi
signifikan HR >150x
HR <50x/min atau
>150x/min V (volume)
Tatalaksana sesuai algoritma Lakukan fluid challange, berikan NS 2-4cc/kgbb
bradikardi atau takikardia perhatikan respon
Respon +, bila TD meningkat
TD <90/60mmHg
Respon -, bila TD menurun atau HR meningkat
Tatalaksana sesuai algoritma
Dapat diulang bila perlu
Nilai tanda syok
P (pump)
Akral dingin
Berikan drip sesuai TD
CRT >2”
Epi/norepinefrin 0,1-0,5mcg/kgbb/min bila TD
Urin output
<70mmHg
<0,5cc/kgbb/jam
Dopamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
Pemantauan pasang kateter
dengan tanda syok
Dobutamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
tanpa tanda syok
Lakukan pemeriksaan
penunjang untuk
mencari penyebab
5H/5T Catatan!
- Algoritma syok harus dilakukan secara sistematik mulai dari
I – V – P berurutan.
- Apabila tidak ditemukan bradikardi signifikan
HR<50x/min atau takikardi signifikan HR >150x/min, syok
akibat irama dapat disingkirkan.
TERAPI SESUAI PENYEBAB - Setelah penyebab IRAMA disingkirkan baru
diperbolehkan melakukan fluid challange
- Bila respon - , syok kemungkinan besar disebabkan
masalah dari PUMP jantung sehingga diperlukan obat-
obatan bekerja sebagai vasopresor, inotropik dan
kronotropik
Algoritma EDEMA PARU AKUT
Case : seorang pasien mengeluhkan sesak hebat
Lakukan pemasangan O I M
Oksigen
IV line
Monitor
Posisikan pasien setengah
duduk/ semi fowler Pertimbangkan pemberian
SaO2 <90% (pasang oksimetri) ventilasi tekanan positif
Berikan ventilasi aliran tinggi bila terjadi hipoventilasi
(gunakan Non Rebreathing Mask)
Berikan terapi medikamentosa +
observasi keluhan dan Vital sign
pasien
LINI 1
Berikan Nitrogliserin/Nitrat SubLingual
Injek Furosemid IV 0,5-1mg/kgBB (drip furosemid 1mf/kgBB/24jam
jika perlu dan lakukan pemantauan urin output)
Injek Morphin IV 2-4mg
LINI 2
Drip Nitrogliserin/nitrat 10-20mcg/menit
Dopamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-100mmHg dengan tanda syok
Dobutamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-100mmHg tanpa tanda syok
Lakukan pemeriksaan
penunjang untuk TERAPI SESUAI PENYEBAB
mencari penyebab
5H/5T
Algoritma SINDROMA KORONER AKUT
Case : seorang pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
SaO2 <94%
Tatalaksana jalan nafas sesuai EKG 12 sadapan dan enzim jantung
SaO2
HR <50x/min atau >150x/min
Tatalaksana sesuai algoritma
bradikardi atau takikardia
Tatalaksana jika ada kelaianan
TD <90/60mmHg
Tatalaksana sesuai algoritma
Nilai tanda syok Jika keluhan tidak
berkurang dapat
diberikan nitrogliserin
Tatalaksana Umum drip dengan dosis 10
Aspirin 160-320mg (2 tab dikunyah) mcg/menit NTG
Nitrogliserin sublingual/spary dititrasi naik 5 mcg
Clopidogrel 300-600mg (4 tab setiap 5 menit dengan
ditelan) Morfin IV jika tidak respon dosis maximal
dengan Nitrogliserin ( 2-4 mg bolus 200mcg
IV)
Terapi fibrinolitik
Streptokinase 1,5 jt Uidalam 100cc NS Dikatakan berhasil apabila
syring pump habis dalam 60 menit. Nyeri dada menghilang atau berkurang
Evaluasi PAHA signifikan
Perdarahan Menurunnya ST segmen lebih dari 50%
Alergi Munculnya aritmia reperfusi (accelerated
Hemodinamik ideoventicular rhytm)
Aritmia Apabila gagal rujuk untuk dilakukan secondary
PCI
Pada pasien NSTEMI dan UAP Nilai stratifikasi risiko Terapi invasif menjadi pilihan pada NSTEMI
Risiko sangat tinggi → rujuk invasif segera dalam <2 jam atau UAP apabila
Risiko tinggi → invasif dini ndalam < 24 jam Angina refrakter
Risiko sedang → pertimbangkan dalam72 jam Adanya tanda gagal jantung
Risiko rendah → optional Hemodinamik tidak stabil
VT menetap atau VF
Deviasi segmen ST requren