Anda di halaman 1dari 13

ACLS algoritma 1

create by : AR, 31-05-2019

ACLS PERKI
Algoritma wajib (bahan Ujian MEGACODE) NB: mohon diperhatikan urutan dan arah tanda panah pada algotima ini.

 Henti jantung Semoga bermanfaat


 Perawatan lanjutan ROSC
 Bradikardi
 Takikardi
 Syok
 Edem Paru
 SKA

MEGACODE

Gambaran
MEGACODE merupakan ujian akhir untuk menentukan apakah peserta dapat lulus ACLS atau tidak.

MEGACODE terdiri dari 5 peserta yang tergabung dalam 1 tim. Memiliki peran masing-masing,
 Kapten Tim
 Ventilasi
 Compresi
 Obat-obatan
 Pencatat

Pada saat ujian setiap peran memiliki penilaian masing-masing oleh asesor walaupun bobot tertinggi
berada pada peran peserta saat menjadi kapten tim.

Peserta kemungkinan besar dinyatakan lulus apabila, ketika ujian MEGACODE peserta dengan peran
kapten tim berhasil mengantarkan pasien simulasinya hingga ROSC.
Algoritma HENTI JANTUNG
CASE : Seorang pasien tiba-tiba mengeluhkan nyeri dada hebat dan pingsan

Nilai kesadaran pasien Minta bantuan


Panggil Pak! Pak! Tepuk CODE BLUE! Bawakan troli
pundak pasien emergensi dan defibrilator

Periksa Nadi CAROTIS

Lakukan max 10 detik

Minta anggota TIM high quality CPR

 Kecepatan kompresi
Lakukan kompresi : ventilasi 100-120x/min
 Kedalaman 5-6cm
(30:2)
 Recoil sempurna
 Hindari hiperVentilasi
 Minimal Interupsi
 Ketika MONITOR
telah terpasang
 CEK IRAMA

IRAMA SHOCKABLE IRAMA UNSHOCKABLE

VF/VT tanpa nadi PEA/Asystol

Algoritma Algoritma

VF/VT tanpa nadi PEA/Asystol

Catatan!

Dalam MEGACODE setingannya adalah emergensi jadi diharapkan untuk berpikir cepat dan tetap
tenang walaupun dibawah tekanan.

Komunikasi dalam TIM adalah komunikasi satu arah, anggota TIM hanya diperbolehkan melakukan
apa yang di intruksikan oleh Kapten TIM, komunikasi dua arah hanya antara kapten tim dan pencatat
saja.
Algoritma SHOCKABLE (VF/VT)

Pada monitor tampak irama VF/VT tanpa nadi Pasang akses IV


Bila belum terpasang
Lanjutkan RJP! Saya siapkan defibrilator
Atur joule maximal
Beri gel 1
Perintahkan STOP RJP
Tempel pedal di badan pasien (pedal sternum/pedal apex) Ganti POSISI
Perintahkan STOP RJP cek IRAMA (bila masih VT/VF)
lanjutkan RJP, siapkan defibrilator
I’M CLEAR!
YOU CLEAR! Joule maximal
EVERYBODY CLEAR! Beri gel
Lihat MONITOR pastikan irama, bila masih SHOCKABLE Tempel pedal di badan pasien (pedal sternum/pedal apex
Shock! I’M CLEAR!
RJP
Lanjutkan RJP
(Selama 5 siklus)YOU CLEAR!
EVERYBODY CLEAR!

2
Lihat MONITOR pastikan irama, bila
masih SHOCKABLE
Shock!
Lanjutkan RJP
- Masukan obat!
- Pasang ETT (dipasang
oleh peserta diventilasi)

- Masukan epinefrin RJP


1mg, diflush 20cc NS, kemudian tangan di tinggikan (Selama 2 menit)
- Masukan Amiodarone
300mg Bolus IV cepat, diflush 20cc NS, kemudian tangan di

RJP RJP
(Selama 2 menit) 4 (Selama 2 menit)

7
5 Epinefrin ROSC
1mg
amiodarone 6
150mg

RJP RJP RJP


(Selama 2 menit) 6 (Selama 2 menit) 7 (Selama 2 menit)

Epinefrin Obat
1mg kosong
Algoritma UNSHOCKABLE (PEA/Asystol)

Pada monitor tampak irama PEA/Asystol Pasang akses IV


Bila belum terpasang

Bila Asystol
- pada monitor gambaran asystol
- cek electroda dan kabel
Bila PEA
apakah ada yang terlepas
- pada MONITOR gambaran bukan
- “ TRUE ASYSTOL!”
VT, bukan VF, bukan asystol
- Lanjutkan RJP!
- cek nadi, bila tidak teraba
- Masukan epinefrin 1mg,
- Lanjutkan RJP!
diflush 20cc NS, kemudian tangan
- Masukan epinefrin 1mg, diflush
di tinggikan
RJP 20cc NS, kemudian tangan di
- Pasang ETT (dipasang
(Selama 2 menit) tinggikan
oleh peserta diventilasi)
- Pasang ETT (dipasang oleh
peserta diventilasi)

- Perintahkan STOP RJP!


6
- Ganti POSISI
- cek IRAMA (bila masih
PEA/Asystol) RJP
- lanjutkan RJP (Selama 2 menit)
- Perintahkan STOP RJP!
- Ganti POSISI 7
OBAT KOSONG
- cek IRAMA (bila masih
PEA/Asystol)
- lanjutkan RJP

OBAT MASUK epinefrin 1mg


RJP
(Selama 2 menit)

7
ROSC
6
Catatan!

Setiap irama bukan VT/VF/asystol harus dilakukan cek irama sebelum melanjutkan RJP

Epinefrin bekerja 3-5 menit karna itu diberikan (epinefrin – kosong – epinefrin – kosong – epinefrin)
dan seterusnya.
Perawatan Pasca ROSC

ROSC Tujuan
 Mempertahankan sirkulasi BRAIN,
CARDIO dan PULMO
 Mencegah henti jantung kembali
 Mencari penyebab henti jantung

AIR WAY
 Perhatikan SaO2, jika <94% lakukan koreksi  Berikan Hyperventilasi terlebih
 Lakukan pemeriksaan auskultasi paru dahulu sebagai cadangan O2
 Bila terdengar gurggling → suction  Kemudian lakukan suction
 Bila suara nafas salah satu paru tidak terdengar kedalam ETT, tidak boleh lebih
→ reposisi ETT dari 10 detik.
 Nilai kembali SaO2  Ulangi bila perlu

BREATHING  Kempeskan balon ETT


 Lakukan Look, Listen and Feel  Kemudian tarik ETT ±1cm
 Nilai apakah pergerakan dinding  Dengarkan kembali suara
dada sama nafas kiri-kanan
 Nilai apakah terdapat usaha nafas
spontan/tidak
 Bila ada → lakukan ventilasi bantuan
 Bila tidak ada → lakukan
ventilasi manual atau pasang
ventilator
SISTEMATIK
I (irama)
CIRCULATION  Adakah bradikardi signifikan HR<50x atau takikardi
 Pantau tanda vital pasien signifikan HR >150x
 TD : terapi sesuai algoritma SYOK V (volume)
 Perfusi ginjal apakah cukup, nilai  Lakukan fluid challange, berikan NS 2-4cc/kgbb
dengan kecukupan urin output perhatikan respon
0,5-1cc/kgbb/jam  Respon +, bila TD meningkat
 Respon -, bila TD menurun atau HR meningkat
 Dapat diulang bila perlu
P (pump)
 Berikan drip sesuai TD
 Epi/norepinefrin 0,1-0,5mcg/kgbb/min bila TD
DIFFEREN <70mmHg
DIAGNOSIS/  Dopamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
DISABILITY dengan tanda syok
 Dobutamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
tanpa tanda syok
Lakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab henti
jantung 5H/5T
 Hipothermi
 Hipo/hiper kalemi
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
 Hipovolemi
 Hipoksia
 Hidrogen ion
Penunjang : suhu, AGD, Darah Rutin (Hb, Ht), Sa02
 Temponade jantung
 Tension pneumotoraks
 Toxin
 Trombosis pulmoner
 Trombosis coroner
Penunjang : Ro thorax, Toxicologi, D-dimer, EKG 12 sadapan

DISABILITY Nilai apakah dapat


mengikuti perintah atau
tidak?

Beri pasien perintah


sederhana seperti mengangkat
tangan atau mengedipkan

Pasien mengikuti Bila tidak dapat → curiga adanya


perintah kerusakan otak/ edem otak

 Lakukan TTM (targeted temperatur


management)
 Lakukan penurunan suhu tubuh pasien
RAWATAN ICU dengan target suhu 32˚-34˚C
 Bisa menggunakan coolingblangket atau
infus NS (NaCl 0,9%) suhu 4˚C sebanyak
1-2 liter diberikan dalam 24jam.
Algoritma BRADIKARDIA
CASE : Seorang pasien mengeluhkan pusing

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK

Identifikasi dan atasi penyebab


Lakukan pemeriksaan Vital Sign
Lakukan pemasangan O I M
 Oksigen
 IV line
 Monitor
Apakah menyebabkan :
 Penurunan Bradikardia
keseadara signifikan HR
n <50x/min
 Nyeri dada iskemik
 Gagal jantung akut
 Hipotensi
MONITOR IRAMA TAKIKARDIA
 Tanda-tanda syok
Perhatikan IRAMA Pindah algoritma

IRAMA selain IRAMA


AV block II tipe 2 or TAVB AV block II tipe 2 or TAVB

 Sulfas atropin 0,5mg


PACU JANTUNG TRANCUTAN
bolus IV
or
 Dapat diulangi
Raspon - Drip DOPAMIN 2-20 mcg/kgbb/min
setiap 3-5menit
or
 dosis max 3mg/ 6x
Drip EPINEFRIN 0,1-0,5 mcg/kgbb/min
pengulangan

Konsultasi ahli
RUJUK
Algoritma TAKIKARDIA

Pada penilaian IRAMA perhatikan Apakah menyebabkan :


 Ada/tidak QRS komplek  Penurunan
 Takikardi/Bradikardi keseadaran
 QRS komplek sempit/lebar  Nyeri dada iskemik
 Irama reguler/ireguler  Gagal jantung akut
 Gelombang P ada/tidak  Hipotensi
 Gelombang P saling berhubungan atau  Tanda-tanda syok
tidak dengan QRS komplek

Takikardia Symtomatik/tidak stabil


Jika tidak terdapat
(synchronized cadrioversion)
tanda diatas, cukup
terapi medikamentosa
sebagai Takikardia
Stabil Persiapan sebelum melakukan CARDIOVERSI
 Lakukan informed consent
 Bentuk TIM dan Emergency Tools stanby,
karena Henti Jantung adalah salah satu
komplikasi cardioversi
 Lakukan sedasi terlebih dahulu, bisa
menggunakan midazolam 0,1-0,3 mg/kgBB max
dosis per kali pemberian 10mg.

IRAMA
 QRS Sempit Reguler → cardioversi 50-100
joule(syncronized)

IRAMA
 QRS Sempit Ireguler → cardioversi 120-200 joule
(syncronized)

IRAMA
 QRS Lebar Reguler → cardioversi 100 joule (syncronized)

IRAMA
 QRS Lebar Ireguler → dosis defibrilasi (TIDAK
syncronized)
tidak terdapat tanda diatas, cukup terapi medikamentosa sebagai Takikardia Stabil
Kontraindikasi vagal manuver
Riwayat infark
Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
Riwayat VF/VT
Adanya bruit

erdapat kontraindikasi
mberian, lakukan pemasangan three way kemudian bolus IV cepat diikuti dengan flush 20cc NS, pemberian adenosin atau ATP ulangan

IRAMA (Atrial fibrilasi, atrial flutter)


 QRS Sempit Ireguler
1. Diltiazem 15mg, cara pemberian bolus IV habis dalam 2 menit diikuti flush
NS 20cc, dapat diulang 15 menit kemudian dengan dosis 20mg. Jika respon
(+) lanjutkan dengan dosis maintenance 5mg/jam
2. Verapamil 5mg, cara pemberian bolus IV habis dalam 2 menit dan
dapat diulang setiap 15 menit dengan dosis maximal 30mg.
3. Amiodaron 150mg, cara pemberian bolus pelan IV habis dalam 10 menit
dan dapat diulang setiap 15 menit hingga dosis maximal 2gr/24jam. Jika
respon (+) lajutkan dengan dosis maintenance 1mg/menit untuk 6 jam
pertama dan 0,5mg/menit untuk 18jam selanjutnya.

IRAMA (VT monomorfik)


 QRS Lebar Reguler
1. Adenosin 6mg atau ATP 10mg, cara pemberian, lakukan pemasangan
three way kemudian bolus IV cepat diikuti dengan flush 20cc NS,
pemberian adenosin atau ATP ulangan dapat dipertimbangkan jika
diperlukan dengan dosis 2x dosis awal.
2. Amiodaron 150mg, cara pemberian bolus pelan IV habis dalam 10
menitdan dapat diulang setiap 15 menit hingga dosis maximal 2gr/24jam.
Jika respon (+) lajutkan dengan dosis maintenance 1mg/menit untuk 6 jam
pertama dan 0,5mg/menit untuk 18jam selanjutnya.
Algoritma SYOK
CASE : Seorang pasien mengeluhkan pusing dan lemas

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK

Lakukan pemeriksaan Vital Sign


Lakukan pemasangan O I M
 Oksigen
 IV line
 Monitor

SISTEMATIK
SaO2 <94%
I (irama)
 Tatalaksana jalan nafas sesuai
SaO2  Adakah bradikardi signifikan HR<50x atau takikardi
signifikan HR >150x
HR <50x/min atau
>150x/min V (volume)
 Tatalaksana sesuai algoritma  Lakukan fluid challange, berikan NS 2-4cc/kgbb
bradikardi atau takikardia perhatikan respon
 Respon +, bila TD meningkat
TD <90/60mmHg
 Respon -, bila TD menurun atau HR meningkat
 Tatalaksana sesuai algoritma
 Dapat diulang bila perlu
Nilai tanda syok
P (pump)
 Akral dingin
 Berikan drip sesuai TD
 CRT >2”
 Epi/norepinefrin 0,1-0,5mcg/kgbb/min bila TD
 Urin output
<70mmHg
<0,5cc/kgbb/jam
 Dopamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
Pemantauan pasang kateter
dengan tanda syok
 Dobutamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-90mmHg
tanpa tanda syok

 Lakukan pemeriksaan
penunjang untuk
mencari penyebab
 5H/5T Catatan!
- Algoritma syok harus dilakukan secara sistematik mulai dari
I – V – P berurutan.
- Apabila tidak ditemukan bradikardi signifikan
HR<50x/min atau takikardi signifikan HR >150x/min, syok
akibat irama dapat disingkirkan.
TERAPI SESUAI PENYEBAB - Setelah penyebab IRAMA disingkirkan baru
diperbolehkan melakukan fluid challange
- Bila respon - , syok kemungkinan besar disebabkan
masalah dari PUMP jantung sehingga diperlukan obat-
obatan bekerja sebagai vasopresor, inotropik dan
kronotropik
Algoritma EDEMA PARU AKUT
Case : seorang pasien mengeluhkan sesak hebat

Pasien sesak hebat tidak


diperbolehkan dilakukan
ANAMNESIS.
Lakukan PEMERIKSAAN
FISIK.
Lakukan pemeriksaan Vital Sign

Lakukan pemasangan O I M
 Oksigen
 IV line
 Monitor
 Posisikan pasien setengah
duduk/ semi fowler Pertimbangkan pemberian
SaO2 <90% (pasang oksimetri) ventilasi tekanan positif
 Berikan ventilasi aliran tinggi bila terjadi hipoventilasi
(gunakan Non Rebreathing Mask)
 Berikan terapi medikamentosa +
observasi keluhan dan Vital sign
pasien

LINI 1
 Berikan Nitrogliserin/Nitrat SubLingual
 Injek Furosemid IV 0,5-1mg/kgBB (drip furosemid 1mf/kgBB/24jam
jika perlu dan lakukan pemantauan urin output)
 Injek Morphin IV 2-4mg

LINI 2
 Drip Nitrogliserin/nitrat 10-20mcg/menit
 Dopamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-100mmHg dengan tanda syok
 Dobutamin 2-20mcg/kgbb/min bila TD 70-100mmHg tanpa tanda syok

 Lakukan pemeriksaan
penunjang untuk TERAPI SESUAI PENYEBAB
mencari penyebab
 5H/5T
Algoritma SINDROMA KORONER AKUT
Case : seorang pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK

Lakukan pemeriksaan Vital Sign


Lakukan pemasangan O I M
 Oksigen
 IV line
 Monitor

SaO2 <94%
 Tatalaksana jalan nafas sesuai EKG 12 sadapan dan enzim jantung
SaO2
HR <50x/min atau >150x/min
 Tatalaksana sesuai algoritma
bradikardi atau takikardia
Tatalaksana jika ada kelaianan
TD <90/60mmHg
 Tatalaksana sesuai algoritma
Nilai tanda syok Jika keluhan tidak
berkurang dapat
diberikan nitrogliserin
Tatalaksana Umum drip dengan dosis 10
Aspirin 160-320mg (2 tab dikunyah) mcg/menit NTG
Nitrogliserin sublingual/spary dititrasi naik 5 mcg
Clopidogrel 300-600mg (4 tab setiap 5 menit dengan
ditelan) Morfin IV jika tidak respon dosis maximal
dengan Nitrogliserin ( 2-4 mg bolus 200mcg
IV)

STEMI Onset >12 jam Nilai stratifikasi risiko Nstemi/UAP


 Risiko sangat tinggi
 Risiko tinggi
Onset <12 jam  Risiko sedang
 Risiko rendah
- Pertimbangkan rujuk
untuk terapi invasif jika
Strategi reperfusi diperlukan.
Fibrinolitik atau PCI - Mulai terapi tambahan
sesuai indikasi
(antikoagulan)
Pada pasien dengan rencana terapi fibrinolitik lakukan penilaian ceklist fibrinolitik terlebih dahulu,
Nilai apakah terdapat kontraindikasi absolut dan relatif.

Terapi fibrinolitik
Streptokinase 1,5 jt Uidalam 100cc NS Dikatakan berhasil apabila
syring pump habis dalam 60 menit.  Nyeri dada menghilang atau berkurang
Evaluasi PAHA signifikan
 Perdarahan  Menurunnya ST segmen lebih dari 50%
 Alergi  Munculnya aritmia reperfusi (accelerated
 Hemodinamik ideoventicular rhytm)
 Aritmia Apabila gagal rujuk untuk dilakukan secondary
PCI

Pada pasien NSTEMI dan UAP Nilai stratifikasi risiko Terapi invasif menjadi pilihan pada NSTEMI
Risiko sangat tinggi → rujuk invasif segera dalam <2 jam atau UAP apabila
Risiko tinggi → invasif dini ndalam < 24 jam  Angina refrakter
Risiko sedang → pertimbangkan dalam72 jam  Adanya tanda gagal jantung
Risiko rendah → optional  Hemodinamik tidak stabil
 VT menetap atau VF
 Deviasi segmen ST requren

NB : pada pasien dengan usia > 75 tahun clopidogrel


hanya diberikan 1 tab/ 75mg, sedangkan pasien
dengan usia <75 tahun clopidogrel diberikan 4 tab/
300mg.

Anda mungkin juga menyukai