Agung Fabian, MD
Jantung
menimbulkan impuls listrik sendiri
menghasilkan kontraksi ritmis
menghantarkan impuls ke seluruh
jantung
OTORITMISITA
S
Nodus Sinoatrial
Nodus Atrioventrikular
Berkas HIS
Serabut Purkinje
Elektrokardiogram (EKG)
Rekaman listrik jantung yang
diperoleh dengan bantuan elektroda
yang ditempel pada permukaan
tubuh seseorang.
Kompleks EKG
Berbagai komponen pada rekaman
EKG dapat dikorelasikan dengan
berbagai proses spesifik di jantung
EKG normal memperlihatkan tiga
bentuk gelombang tersendiri:
gelombang P, kompleks QRS, dan
gelombang T.
Kertas EKG
Kertas grafik EKG terdiri atas kotak-kotak
kecil dan besar yang diukur dengan
milimeter
Arah horizontal: durasi atau waktu
Garis vertikal: voltase/amplitudo
Sadapan EKG
Untuk keperluan diagnosis,
umumnya digunakan 12 titik
sadapan (lead) EKG:
Sadapan Einthoven: sadapan I, II, dan III
Sadapan Goldberger augmented: aVR,
aVL, dan aVF
Sadapan precordial (sadapan dada):V1,
V2, V3, V4, V5, dan V6
Anatomic Groups
Inferior Leads
Inferior Leads
Anterior Leads
Lateral Leads
Komponen EKG
Kalibrasi dan
kecepatan
Irama jantung
Frekuensi jantung
(QRS rate)
Aksis jantung
Gelombang P
Interval PR
Komples QRS
(amplitudo, durasi,
dan morfologi)
Segmen ST
Gelombang T
Interval QT
Gelombang U
Kecepatan
Kecepatan yang lebih tinggi dapat
digunakan dalam kasus-kasus
takiaritmia untuk menganalisa
gelombang EKG dengan lebih jelas.
Bradikardia
Irama jantung
Irama jantung normal dimulai dengan depolarisasi
nodus sinus di atrium irama sinus
Karakteristik irama sinus :
Gelombang P selalu diikuti oleh gelombang QRS
Gelombang P selalu positif di lead II, dan negatif di
aVR
Frekuensi 60-100 x/menit (disebut irama sinus
normal)
Bila < 60 x/menit disebut sinus bradikardia
Bila > 100 x/menit disebut sinus takikardia
FREKUENSI JANTUNG
20 mm
=
=
=
=
=
300 x/menit
150 x/menit
100 x/menit
75 x/menit
60 x/menit
QRS 1
QRS
2
Berapakah frekuensi
jantungnya?
www.uptodate.com
(300 / 6) = 50 bpm
Berapakah frekuensi
jantungnya?
www.uptodate.com
(300 / ~ 4) = ~ 75 bpm
Berapakah frekuensi
jantungnya?
Aksis Jantung
Cara menghitung sumbu jantung
(aksis) yang termudah:
Pilih sadapan yang saling tegak lurus
(misalnya I dan aVF)
lakukan penjumlahan defleksi dari
masing-masing sadapan yang dibuat
vektor pada masing-masing sumbu dan
tentukan resultannya.
Frontal :
20
aVF +
I:
R : +9 X 1 = + 9
S:0
= 0
+9
aVF : R = +3 X 1 = + 3
S= 0
= 0
+3
I+
Avf
Normoaksis
Gelombang P
Gelombang P berhubungan dengan
sistol atrium (depolarisasi atrium)
Adanya gelombang P menandakan
impuls berasa dari nodus SA
Setengah gelombang P pertama
terjadi karena depolarisasi di atrium
kanan, setengah gelombang terakhir
karena depolarisasi atrium kiri
Morfologi Gelombang P
P Pulmonale
P Mitral
Interval PR
menggambarkan waktu yang
diperlukan dari permulaan depolarisasi
atrium hingga permulaan depolarisasi
ventrikel
Interval PR dimulai dari awal
terbentuknya gelombang P hingga
awal kompleks QRS.
Normalnya interval PR 3-5 kotak kecil
(0,12-0.20 detik).
Segmen PR
Menggambarkan perlambatan impuls
di nodus AV
Interval waktu antara akhir gelombang
P dengan permulaan gelombang QRS
Arus mengalir melalui nodus AV
namun kekuatannya terlalu kecil untuk
dapat terdeteksi oleh elektroda EKG.
Kompleks QRS
Menggambarkan depolarisasi ventrikel (sistol
ventrikel)
Kompleks QRS terdiri dari :
Gelombang Q
Amplitudo QRS
Amplitudo QRS yang tinggi dapat ditemukan
pada keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Morfologi QRS
Morfologi QRS rSR dapat ditemukan pada
blok berkas cabang(Bundle Branch Block).
Progresi Gelombang R
Progresi gelombang R yang kecil
dapat disebabkan oleh sejumlah
abnormalitas konduksi, infark otot
jantung, kardiomiopati, dan keadaan
patologis lainnya.
Segmen ST
Segmen ST menunjukkan awal
repolarisasi ventrikel.
Titik pertemuan akhir kompleks QRS
dan awal segmen ST disebut J point.
J point di bawah garis isoelektris: depresi
segmen ST
J point di atas garis isoelektris : elevasi
segmen ST
Segmen ST
ST Segment
Gelombang T
Gambaran repolarisasi ventrikel
Tinggi gelombang T normal < 5 mm
pada sadapan ekstremitas dan < 10
mm pada sadapan prekordial.
Bentuk gelombang T yang meninggi
atau terbalik (khususnya secara
simetris) dapat menunjukkan suatu
keadaan patologi dari jantung
Gelombang U
Diduga merupakan repolarisasi
serabut purkinje.
Bentuk normal bulat, kecil, amplitudo
< 1,5 mm.
Gelombang U yang prominen dapat
menunjukkan suatu keadaan
hipokalemia.
T Wave
Masa
repolarisasi
Gelombang T, Gelombang U
57
Interval QT
Garis horizontal yang diawali dari gelombang Q
sampai akhir gelombang T.
Interval ini merupakan waktu yang diperlukan
ventirkel dari awal terjadinya depolarisasi sampai
akhir polarisasi.
Panjang interval QT bervariasi tergantung pada
umur, jenis kelamin, dan frekuensi jantung (heart
rate).
Interval QT dihitung mulai dari permulaan kompleks
QRS hingga akhir gelombang T. Durasinya rata-rata
< 0.38 detik.
Sedangkan interval QT terkoreksi dihitung
menggunakan rumus : QT
R-R
Normal EKG
Normal EKG
Early Repolarization
Sering ditemukan pada pria dewasa
muda
Dapat ditemukan elevasi segmen ST
berbentuk konkav
J point biasanya juga mengalami
elevasi
Dextrocardia
Deviasi aksis ke kanan
Kompleks QRS dan gelombang P
positif di aVR
Kompleks EKG negatif di sadapan I
Tidak terdapat progresi gelombang R
(gelombang S persisten)
Dextrocardia
I terbalik
II dan III tertukar
AVL dan AVR tertukar
AVF dan V1-6 tak terpengaruh
III terbalik
I dan II tertukar
AVF dan AVL tertukar
AVR dan V1-6 tak terpengaruh