UKMPPD
4 PENYAKIT KARDIOLOGI dan VASKULAR
Keterangan :
- aVR : Melihat Atrium Kanan
- aVF, II dan III : Melihat bagian inferior atau permukaan Diafragma dari Jantung
- I dan aVL : Menilai bagian jantung kiri lateral
- V1 dan V2 : Melihat Ventrikel kanan
- V2 dan V3 : Melihat Bagian septal dan Anterior dari Ventrikel Kiri
- V4 dan V5 : Melihat Bagian Anterior dan Lateral dari Ventrikel Kiri
Gelombang EKG :
Gel. P : Depolarisasi Atrium
QRS Kompleks : Depolarisasi Venntrikel
Gel. T : Repolarisasi Ventrikel
Gelombang :
PR Interval : < 0.20 Sec (5 Kotak Kecil)
QRS Complexs : < 0.12 Sec (3 Kotak Kecil)
R – R Interval : Menentukan Heart Rate
dan Ritme Jantung
QT Interval : 0,38 – 0,42 Sec ( 4 – 5 Kotak Kecil )
Axis Jantung :
Lihat gelombang di I dan AVF
Jika lead I (+), AVF (+) Normoaxis
Jika lead I (+), AVF (-) axis deviasi kiri
Jika lead I (-), AVF (+) axis deviasi kanan
EKG Normal :
Sinus Ritmik
Sinus Bradikarida :
- Gel P di Ikuti Oleh Kompleks QRS
- Heart Rate < 60 x/min
AV Block Derajat II (Morbitz Tipe I): Gel. P Norma, Tetapi ada 1 Gel. P yang tidak di ikuti
kompleks QRS dalam 1 siklus, Interval PR makin lama makin panjang sampai ada gel. P yang tidak
di ikuti kompleks QRS, kemudian siklus berulang
AV Block Derajat II (Morbitz Tipe II) : Ada 1 atau lebih Gel. P yang tidak di ikuti Kompleks
QRS, Interval QRS : Normal / memanjang secara Konstan kemudian ada block
AV Block Derajat III (Kompleks AV Block) : Gel. P dan Gel. QRS berdiri sendiri
Nyeri Dada
Pemeriksaan : Pemeriksaan :
EKG EKG
Treadmill test/stress test Enzim jantung
Gejala Klinis :
Angina Tipikal :
Rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri, leher, area interskapuler, bahu
atau epigastrium
Berlangsung Intermitten atau persisten ( > 20 menit)
Sering disertai dengan diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak nafas dan sinkop
Angina Atipikal :
Nyeri di daerah perjalanan Tipikal
Rasa gangguan pencernaan (indigesion)
Sesak nafas yang tidak dapat diterangkan atau rasa lemah mendadak yang sulit di uraikan
Lebih sering pada usia muda (25 – 40 tahun), atau lanjut usia (>70 tahun), wanita, penderita
diabetes, gagal ginjal menahun atau dimensia.
3 Kriteria UAP/STEMI :
1. Angina tipikal yang persisten lebih dari 20 menit saat istirahat
2. Angina baru minimal kelas III pada canadian cardiovascular society (CCS)
3. Angina yang stabil yang mengalami destablilisasi (angina progresif atau kresendo) : menjadi
makin sering, makin lama dan makin berat ; minimal kelas III CCS
Pada EKG :
STEMI
ST Elevasi :
≥ 1 mV pada 2 Lead atau lebih Inferior dan Lateral
≥ 2 mV pada 2 Lead di Anterior
NSTEMI
ST Depresi ≥ 1 mV
T Inverted Simetris ≥ 2 mV
Biomarker Jantung :
Mioglobin : Muncul pada 1-2 jam pertam dan menghilang setelah 24 jam
CK – MB : Muncul pada 3-4 jam pertama dan bertahan dalam 3-4 Hari
Troponin I/T : Sebagai marka nekrosis jantung mempunyai sensitivitas dan spesifisitas lebih
tinggi dibanding CK – MB (Muncul dalam 4-6 jam pertama, bertahan 5 – 14 hari
Kriteria Killip :
Killip I : Tidak terdapat gagal Jantung (Tidak terdapat Rhonki maupun S3)
Killip II : Terdapat gagal jantung ditandai dengan S3 dan Rhonki Basah pada setengah Lap.
Paru
Killip III : Terdapat Edema Paru ditandai oleh Rhonki Basah di seluruh lapangan paru
Killip IV : Terdapat Syok Kardiogenik ditandai dengan Tekanan Darah Sistolik < 90 mmHg dan
Tanda Hipoperfusi Jaringan
Tatalaksana :
Tirah Baring
Oksigenasi 4 – 6 liter / i usahakan saturasi oksigen perifer diatas 95%
Nitrat : Isosorbid dinitrat 2,5 – 15 mg (onset 5 menit) sublingual. 3 kali tiap 3 – 5 menit
Aspirin 150 – 300 mg, Maintenece 75 – 100 mg
Clopidogrel : 300 mg, dosis pemeliharaan : 75 mg/hari
Morfin : Bila 3 kali nitrat tidak berhasil. Dosis : 1 – 5 mg iv
Pemberian ACE Inhibitor dan ARB setelah setabil berguna dalam menngurangi remodeling dan
menurunkan kematian penderita pasca infark miokard yang disertai gangguan sistolik jantung,
dan tanpa gagal jantung klinis
Terapi Fibrinolitik direkomendasikan dalam 12 jam sejak awitan gejala. Agen : Streptokinase (1,5
jt U dalam 100 mL Dex 5% atau NaCl 0,9% dalam waktu 30 – 60 menit)
Terapi Referfusi dilakukan Pasien < 12 jam (PCI)
Komplikasi :
Gagal Jantung
Hipotensi
Kongestif Paru
Syok Kardiogenik
Aritmia
ARITMIA
Takiaritmia :
Takiaritmia biasa ditandai dengan keluhan berdebar-debar HR > 150 x/menit. Terdiri dari : SVT,
Atrial Flutter, Atrial Fibrilasi, Ventrikular takikardi dan Ventrikular fibrilasi
Supraventrikular Takikardia
Denyut Jantung Cepat 150 – 250 x/min
Komples QRS sempit
R – R reguler
Gel. P dan T Sulit di bedakan atau
Tumpang Tindih
Tatalaksana Stabil :
- Pijat Karotis (maneuver vagal) selama 5 – 10 detik kiri kanan
- Bila tidak merespon, berikan adenosine iv 6 mg
- Bila tidak merepon dalam 1-2 menit berikan adenosine 12 mg
Tatalaksana tidak Stabil :
- Kardioversi 50-100 J
Atrial Flutter
Gel. P Dijumpai lebih dari 2 seperti gambaran gergaji
QRS Complexs Sempit
Rintme : Reguler (R-R Jarak Sama)
Tatalaksana Stabil :
- Antiaritmia Beta Blocker atau CCB
Tatalaksana Tidak Stabil :
- Kardioversi 50-100 J
Atrial Fibrilasi
Gel. P Dijumpai
QRS Complexs Sempit
Rintme : Irreguler (R-R Jarak Tidak Sama)
Tatalaksana Stabil
- Antiaritmia Beta Blocker atau CCB
Tatalaksana Tidak Stabil :
- Kardioversi : Bifasik 120 – 200 J
Monofasik 200 J
VT Monomorfik
Ventrikuler Takikardia
Gel. P Tidak Dijumpai
QRS Complexs Lebar
Rintme : Reguler (R-R Jarak Tidak Sama)
VT Polimorfik
Tatalaksana Stabil :
- Antiaritmia Amiodarone 150 mg
Tatalaksana Tidak Stabil :
- VT Monomorfik : kardioversi 100 J
- VT Polimorfik : Defibrilasi/DC Shock
Ventrikuler Fibrilasi
Gel. P Tidak Dijumpai
QRS Complexs Lebar
Rintme : Irreguler (R-R Jarak Tidak Sama)
DOA dan USAHA adalah KUNCI KEBERHASILAN | 50
Tatalaksana Stabil :
- amiodaron 150 mg
Tatalaksana Tidak Stabil :
- Defibrilasi / DC Shock
Ventrikuler Takikardia
Gel. P Tidak Dijumpai
QRS Complexs Lebar
Rintme : Reguler (R-R Jarak Tidak Sama)
Ventrikuler Fibrilasi
Gel. P Tidak Dijumpai
QRS Complexs Lebar
Rintme : Irreguler (R-R Jarak Tidak Sama)
Asistole
Tidak di jumpai Gel. EKG pada seluruh Lead (Flat)
Klasifikasi :
Gagal Jantung Sistolik : Ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung
menurun dan menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktifitas fisik menurun dan gejala
hipoperfusi lainnya.
Gagal Jantung Diastolik : Gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel, Gagal jantung
diastolik di definisikan secara klinis dan ekokardiografis sebagai gagal jantung dengan fraksi
ejeksi > 50%.
Manifestasi Klinis :
Gejala Tipikal :
Sesak Nafas
Orthopnea
Paroksismal Nocturnal Dyspnea
Toleransi aktifitas yang kurang
Cepat Lelah
Bengkak di Pergelangan kaki
Tanda Spesifik :
Peningkatan TVJ
Refluks Hepatojugular
DOA dan USAHA adalah KUNCI KEBERHASILAN | 52
Suara S3 (Gallop)
Apex Jantung Bergeser ke lateral
Bising Jantung
Kriteria Framingham
Mayor Minor
Paroksismal Nocturnal Dyspnea Edema Pretibial
Orthopnea Efusi Pleura
Distensi Vena Leher Batuk malam
Crackles / rales (> 10 cm dari basis paru) Sesak saat beraktifitas
Edema Paru Akut Hepatomegali
S3 Gallop Takikardia > 120 x/min
BB Turun > 4,5 Kg Saat Respon Pengobatan BB Berkurang > 4,5 Kg (Disebabkan oleh gagal
CHF jantung dimana faktor lain sudah di obati)
Tekanan Vena Central > 16 cm H2O
EKG : Disfungsi LV
Kriteria Diagnosis :
- 2 Gejala Mayor
- 1 Gejala Mayor ditambah 2 Gejala Minor
Tatalaksana :
Tatalaksana Non-Medikamentosa : Restriksi garam dan Air, Olahraga, Menghindari Alkohol.
Medikamentosa :
Furosemide + ACE inhibitor. ACE inhibitor sebagai anti hypokalemi jantung yang mencegah pembesaran
jantung lebih lanjut. Jika muncul gejala hypokalemia, ganti furosemide dengan Spironolaktone (hemat
kalium)
ATRIUM KANAN
VENTRIKEL KANAN
Apex Jantung Terangkat
Gambaran Jantung Sepatu “Boots Shape”
Gambaran EKG : Gel. R di V1 ( > 7mm atau Rasio Gel. R/S > 1) atau Gel. S di V5 atau V6 ( > 7mm
atau Rasio Gel. R/S < 1)
ATRIUM KIRI
Gambaran Double Density (Double Countour)
EKG : Dijumpai Gel. P Mitral
VENTRIKEL KIRI
Jantung Tenggelam Pada CXR
Perubahan Batas Jantung Ke Lateral, Anterior atau Posterior
Kriteria EKG : Gel. R di V5 atau V6 + Gel. S di V1 > 35 mm
Mengukur Pembesaran Jantung :
CTR (Cardio Thoracic Ratio
Hampir selalu Gagal jantung kiri akut (Edema Paru Akut Kardiogenik), ditandai ronchi melebihi hampir 2/3
lapangan paru sering diakibatkan Acute Miokard infark yang sangat luas (KILLIP 3-4)
Terapi :
LMNOP (Lasix/furosemide, Morfin, Nitrat, Oksigen, Posisi semi fowler) Pemberian Morfin dan Nitrat
adalah untuk venodilator
Gambaran Foto Thoraks:
Tampak tanda tanda bendungan paru (kranialisasi, bat wings, butterfly appearence)
Kerley B Lines Kardiomegali
Gambaran pembesaran ruang jantung (kecuali pada gagal jantung akut)
SMART WAY :
Langkah pertama: perhatikan jenis murmur (sistole atau diastole)
Langkah kedua: perhatikan lokasi murmur
Cara Cepat :
SMART WAY :
CARA MUDAH DIAGNOSIS : PERHATIKAN di SOAL
ENDOKARDITIS INFECTIVE
Infeksi pada permukaan endokardium, dimana bisa menginfeksi katub jantung, dinding permukaan endokardium
atau defek septal.
Faktor Resiko : Inj. Intravena, operasi gigi, operasi katup prostetik
Etiologi : Streptococcus sp, Stafilococcus aureus (pada riw IV atau katup prostetik)
Gejala dan Tanda :
1. Demam
2. Murmur
3. Ditemukan 1 atau lebih tanda klasik IE ( Petechie, Subungual Hemoraghe, Osler Nodes, Janeway Lesion,
Roth Spot).
Pemeriksaan Penunjang :
Kultur Darah
Echocardiograph : Dijumpai Vegetasi Kuman
Tatalaksana : Pemberian Antibiotik (Penisilin)
PERICARDITIS
Inflamasi Pada Pericardium
Gejala dan Tanda :
Frution Rub Pericardium
Nyeri dada tajam , Menjalar
DOA dan USAHA adalah KUNCI KEBERHASILAN | 55
Sesak Nafas/Pernafasan Cepat
Batuk
Disfagia
Etiologi :
Idiopatic
Infeksi : Virus, Bakteri, TB
Inflamasi : RA, SLE, Demam Reumatik
Gangguan Metabolik : Gagal Ginjal, Hipotiroid
Pemeriksaan Penunjang : EKG : ditemukan ST Elevasi di semua Lead
Tatalaksana :
Pemberian NSAID 7 – 14 Hari
Pemberian Kortikosteroid
Pembedahan
DISEKSI AORTA
Robekan yang terjadi pada tunica intima dinding aorta menyebabkan darah mengalir menuju media, memisahkan
lapisan – lapisan aorta dan menciptakan Lumen Palsu
Gejala :
Nyeri Dada hebat , Mendadak
Rasa Seperti : Dirobek, disayat atau di tusuk
Pemeriksaan Penunjang :
Foto Thorax : Gambaran Mediastinum Melebar
Echocardiography
CT – Scan
Tatalaksana :
Betablocker
Nitrat
PERIPHERAL ATERIAL DISEASES
Penyakit yang disebabkan oleh Hipoperfusi jaringan karena aterosklerosis akut embolik atau trombotik
Gejala :
Nyeri, Mati Rasa, Keram, Kesemutan, di otot kaki terutama saat mendaki dan berjalan.
Kebiruan dan Pucat warna kulit
Lemah atau tidak ada pulsasi di kaki
Luka sulit sembuh pada kaki dan jari
TOMBOANGITIS OBLITERANS (BURGER’S DISEASES)
Penyakit Okulsi kronis pembuluh darah arteri atau vena yang berukuran sangat kecil atau sedang
Faktor Resiko :
Berhubungan dengan perokok berat
Gejala Klinis :
Tangan dan Kaki Pucat, Kebiruan, Hitam dan Ganggren
Tangan dan Kaki terasa dingin
Nyeri Hebat pada kaki yang terkena
Rasa Terbakar dan kesemutan pada tangan dan Tungkai
a. STEMI Anterior
b. STEMI lateral
c. STEMI inferior
d. NSTEMI
e. Angina pectoris unstable
4. Laki-laki, 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu. Mempunyai riwayat HT dan PJK. Dari
EKG didapatkan ST Elevasi di II, III dan AVF. Pemeriksaan selanjutnya yang tepat untuk mendiagnosa kasus tersebut
adalah ?
a. LDL
b. CK MB
c. Troponin I
d. Myoglobin
e. CK BB
5. Laki-laki, 49 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri yang terasa hingga ke punggung serta pundak kiri dan sesak
yang berlangsung 30 menit. Membaik dengan istirahat. Dari pemeriksaan fisik TD 139/80 mmHg, N 100x/menit, RR
24x/menit EKG T inverted di V1, V2, V3. Diagnosa kasus tersebut adalah ?
a. Atipikal Angina
b. Infark miokard akut
c. Stable angina pectoris
d. Unstable angina pectoris
e. Sindroma koroner akut
6. Seorang wanita usia 65 tahun diantar ke IGD oleh anaknya karena keluhan nyeri dada kiri tembus ke punggung. Dari
hasil pemeriksaan fisik dan hasil EKG, dokter mendiagnosis OMI. Bagaimana gambaran pada EKG yang mendukung
diagnosis dokter tersebut?
a. ST elevasi
b. ST depresi
c. T inversi
d. Q patologis
e. LBBB
7. Laki-laki 46 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri dada kiri. Pemeriksaan fisik TTV normal. Hasil lab: CKMB 50,
ST elevasi di V1, V2, V3, V4. Bagaimana gambaran hasil EKG nya?
a. STEMI anterior
b. STEMI lateral
c. STEMI posterior
d. STEMI inferior
e. STEMI anteroseptal
8. Seorang pria 30 tahun datang ke klinik karena mengeluh nyeri dada setelah mendorong mobil, nyeri terasa selama 30
menit, membaik dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil EKG didapatkan ST depresi pada
lead II, III, aVF V4 dan V5. CKMB (-). Apakah diagnosis pasien ini?
a. NSTEMI
Diagnosis
a. STEMI
b. Stable angina pectoris
c. Left ventricular Hipertrophy
d. Atrial fibrilasi
e. AV blok derajat II
20. Pasien usis 56 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga
mengeluhkan kakinya sering tampak bengkak dan nyeri perut kanan atas. Pasien adalah perokok berat dan sering batuk
berdahak. Pada PF ditemukan HR 100, RR 28, TD 140/90. Sianosis (+). Bunyi jantung S1 normal, S2 mengeras, gallop
(+). JVP meningkat dan terdapat pitting edema di kedua tungkai. Foto rontgen toraks menunjukkan hiperinflasi paru.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran P pulmonal. Diagnosis?
a. Gagal jantung kongestif
b. Gagal jantung sistolik
c. Edema paru akut
d. Cor pulmonale
e. Penyakit jantung koroner
21. Pasien 56 tahun, sesak napas memberat sejak 3 jam yang lalu. Riwayat nyeri dada terutama saat beraktifitas. Tidur
dengan 4 bantal dan sering terbangun karena sesak. Pada PF TD 150/100, HR 102, RR 25, T afebris. Terdapat
peningkatan JVP, murmur sistolik pada auskultasi di apeks, ronki basah halus di kedua basal oaru, pitting edema di
kedua tungkai. Keluhan pasien muncul karena 1 minggu terakhir tidak minum obat yang diresepkan oleh dokter
jantungnya. Diagnosis?
a. Congestive heart failure
b. Acute decompensated heart failure
c. Kardioiopati dilatasi
d. Bronkiektasis
e. Efusi pleura
22. Pria 72 tahun datang ke poli RS dengan keluhan sesak bertambah berat dan kaki bengkak sejak 4 minggu yang lalu.
Pasien mengeluhkan sesak napas yang muncul jika berjalan sedikit ke kamar mandi. Jika tidur pasien menggunakan 3
bantal dan keluhan membaik. Keluhan nyeri dada, berdebar2 atau batuk disangkal. Riwayat DM (+) dan hipertensi
sejak 10 tahun yg lalu. Pada PF TD 150/60 mmHG, HR 94 x/i, RR 24 x/i, batas jantung kiri 2 cm lateral
midclavicularis sinisra. Murmur holosistolik (+) di apeks. Klasifikasi pasien ini menurut NYHA?
a. NYHA functional class I
b. NYHA functional class II
c. NYHA functional class III
d. NYHA functional class IV
e. NYHA functional class V
23. Pasien laki-laki 58 tahun datang dengan keluhan sesak sejak sehari yang lalu. Riwayat hipertensi (+) sejak 10 tahun.
Pada PF TD 170/120. Dari PF jantung didapatkan kesan pembesaran jantung. Dari hasil foto toraks terlihat apeks
tertanam di diafragma, segmen pulmonal tidak menonjol. Apa yang paling mungkin terjadi pada pasien ini?
a. Pembesaran atrium kanan
b. Pembesaran atrium kiri
c. Pembesaran ventrikel kanan
d. Pembesaran ventrikel kiri
e. Penyakit jantung kongestif
24. Tn. Rezki, usia 56 tahun mengeluh sesak sejak 2 minggu terakhir. Sesak timbul pada saat melakukan aktivitas dan
berkurang saat istirahat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/90mmHg, RR 36x/menit, ronkhi basah basal dan
terdapat pitting oedem pada ekstremitas bawah. Diagnosis pada kasus ini?
a. Gagal jantung kiri
b. Gagal jantung kanan
c. Gagal jantung kongestif
d. Hipertensi pulmonal
e. Kardiomiopati
a. Digoxin inj
b. Amiodaron inj
c. Vagal manuver
d. Diltiazem inj
e. Kardioversi
28. Pasien datang dengan keluhan berdebar-debar. Pulsus deficit. Dilakukan EKG dengan hasil berikut. Diagnosis yang
tepat adalah ?
a. Atrial fibrilasi
b. Atrial flutter
c. Ventricular takikardi
d. Ventricular fibrilasi
e. Ventrikel ekstrasisto
29. Pasien dibawa ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran. Sebelumnya diketahui mengalami nyeri dada kiri,
menjalar ke lengan, keringat dingin. TD 80/Palpasi. Terapi yang tepat adalah?
a. Dopamin
b. Adrenalin
c. Dobutamin
d. Amiodarone
e. Nitrat
30. Tn. Legolas 41 tahun dibawa ke IGD setelah sebelumnya ditemukan tidak sadar 1 jam yang lalu. Sesaat sebelum tidak
sadar pasien dikatakan memegang dada kirinya. Pada pemeriksaan ditemukan nadi tidak teraba dan langsung dilakukan
resusitasi jantung paru. Setelah 5 siklus, pemeriksaan EKG menunjukkan hasil berikut :