ROSYID
DEFINISI
IMA juga bisa terjadi pada px yang sebelumnya terdapat aterosklerosis dan spasme A.
Coroner (kejadiannya 5%), walaupun tidak terjadi trombus
Faktor risiko yang bisa dimodifikasi
•Merokok,alkoholisme, infeksi,hipertensi,
obesitas, kurang olah raga, DM
Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi
•Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras,
kepribadian
PEMBENTUKAN TROMBUS
Kerusakan endotel
Menghasilkan cell adhesion molecule seperti
sitokin (interleukin -1/IL-1),tumor nekrosis
faktor alfa (TNF-alpha)
Kemokin (monocyte chemoattractant factor
1/MCP-1; IL-8)
Dan growth factor (platelet derived growth
factor/PDGF, basic fibroblast growth factor, /
bFGF
PEMBENTUKAN TROMBUS
• Perkembangan
perlahan dari
NSTEMI stenosis koroner
• Terbentuk pembuluh
darah kolateral
IMA
• Disebabkan oleh
STEMI obstruksi koroner
karena ruptur plak
NSTEMI/NON ST ELEVASI MIOKARD
INFARK
Merupakan miokard infark yang terjadi tanpa kenaikan
segmen ST pada EKG
Terjadi karena arterosklerosis yang terjadi bersifat lambat
Sehingga sudah terbentuk kolateral sebelumnya
Ditandai dengan angina tipikal, perubahan EKG, peningkatan
marka jantung
DIAGNOSIS
Presentasi klinik
Pemeriksaan fisik
Elektrokardiogram
Marka jantung
Pemeriksaan Noninvasif
Pemeriksaan Invasif (Angiografi Koroner)
PRESENTASI KLINIK
Angina tipikal
• rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area
interskapular, bahu, atau epigastrium
• Keluhan ini dapat berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten (>20 menit).
• Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan penyerta seperti diaphoresis,
• mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop.
Angina atipikal
• Nyeri pleuritik (nyeri tajam yang berhubungan dengan respirasi atau batuk)
• Nyeri abdomen tengah atau bawah
• Nyeri dada yang dapat ditunjuk dengan satu jari, terutama di daerah apeks ventrikel kiri
atau pertemuan kostokondral.
• Nyeri dada yang diakibatkan oleh gerakan tubuh atau palpasi
• Nyeri dada dengan durasi beberapa detik
• Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah
PEMERIKSAAN FISIK
Merokok
Dislipidemia
Hipertensi
DM
Usia lanjut
FAKTOR PREDISPOSISI
Non-Ischemic ST Elevations
Pemeriksaan fisik:
Sebagian besar cemas dan gelisah, ekstremitas pucat disertai
keringat dingin. Seperempat pasien infark anterior manifestasi
hiperaktivitas saraf simpatis (takikardia dan/atau hipertensi) dan
hampir setengah pasien infark inferior hiperaktivitas
parasimpatis (bradikardia dan/atau hipotensi)
Pada disfungsi ventrikular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan
intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi
jantung kedua
Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal
yang bersifat sementara karena disfungsi aparatus katup mitral
dan pericardial friction rub
Peningkatan suhu sampai 38 0C dapat dijumpai pada minggu
pertama pasca STEMI
Pada syok kardiogenik
Ronki basah halus
JVP meningkat
Edema
DIAGNOSIS
Enzim jantung
Creatinine -MB fraction (CK-MB)
densitas tinggi pada sel miokardial
meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak
dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-4 hari. Operasi jantung,
miokarditis dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan CKMB
Pemeriksaan serial diperlukan
DIAGNOSIS
Enzim jatung
Troponin T dan I
spesifik protein miokardial
dikeluarkan dari miokardium yg rusak
meningkat setelah 2 jam bila infark miokard dan mencapai
puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah
5-14 hari, sedangkan cTn I setelah 5-10 hari
sangat spesifik pada kerusakan jantung
diperlukan pemeriksaan serial
Pemeriksaan enzim jantung ini dilakukan segera setelah
pasien tiba di RS dan diulang 12 -24 jam kmd. Pd pasien dg
EKG dan enzim jantung normal namun klinis IMA,
pemeriksaan enzim kedua 4 -9 jam kmd
Reaksi nonspesifik terhadap lesi miokard adalah leukositosis
PMN yang dapat terjadi dalam beberapa jam setelah onset
nyeri dan menetap selama 3 -7 hari. Leukosit dapat mencapai
12.000-15.000/uL.
TATALAKSANA
Mempertimbangkan:
Waktu onset gejala
Waktu onset untuk terapi fibrinolitik merupakan prediktor
penting luas infark dan outcome pasien. Terapi fibrinolisis
yang diberikan dalam 3 jam pertama terkadang
menghentikan infark miokard dan secara dramatis
menurunkan angka kematian.
Sebaliknya, kemampuan memperbaiki arteri yang
mengalami infark menjadi paten, kurang lebih tergantung
pada lama gejala pasien yang menjalani PCI. Beberapa
laporan menunjukkan tidak ada pengaruh keterlambatan
waktu terhadap laju mortalitas jika PCI dikerjakan
setelah 2-3 jam setelah gejala.
RISIKO STEMI