Hendra leofirsta
DEFINISI
Sindrom koroner akut (SKA) adalah gabungan gejala
klinik yang menandakan iskemia miokard akut,
Terdiri dari infark miokard akut dengan elevasi
segmen ST (ST segment elevation myocardial
infarction = STEMI), infark miokard akut tanpa elevasi
segmen ST (non ST segment elevation myocardial
infarction = NSTEMI), dan angina pectoris tidak stabil
(unstable angina pectoris = UAP).
Ketiga kondisi tersebut berkaitan erat, hanya berbeda
dalam derajat beratnya iskemia dan luasnya jaringan
miokardiaum yang mengalami nekrosis
Epidemiologi
Berdasarkan data epidemiologis WHO tahun 2013. 17,
3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
( 7,3 juta akibat PJK dan 6,2 juta akibat stroke).
Secara global kematian krn penyakit jantung lebih
sering terjadi di daerah berpenghasilan rendah-
menengah dan terjadi hampir sama baik pria maupun
wanita. Diperkiranakan kmatian akibat PJK akan
meningkat sebanyak 23,3 juta pada tahun 2030 dan
menjadi penyebab utama kematian tunggal.
FAKTOR RISIKO
I. Tak dapat dimodifikasi:
1) Umur > 40 th
2) Jenis kelamin : laki-laki > perempuan
3) Genetika : 3-6 x >
II. Dapat dimodifikasi:
1. Merokok:
Merusak profil lipid:
- TG meningkat
- Kol. LDL meningkat
- Kol. HDL menurun
CO mengakibatkan Hipoksia
Glikoprotein tembakau mengakibatkan hipersensitivitas endotel Pembuluh
darah
2. Hipertensi
- resistensi jaringan meningkat
- Langsung merusak endotel
3. Lipid
- Kolesterol
- Trigliserida
FAKTOR RISIKO
4. Kurang bergerak (Lack of Exercise)
Penting : olah raga teratur
5. Diabetes Mellitus : - Dislipoproteinemia
6. Stress mental & Kepribadian Tipe A (Anankastik)
- Kompetitif
- Ambisius
- Perfeksionis
7. Obesitas
PATOGENESIS
Mekanisme umum terjadinya SKA adalah ruptur atau erosi lapisan
fibrotik dari plak arteri koronaria. Hal ini mengawali terjadinya
agregasi dan adhesi platelet, trombosis terlokalisir, vasokonstriksi, dan
embolisasi trombus distal.
Ateriosklerosis pembuluh darah koroner merupakan penyebab penyakit
arteri koronaria yang paling sering ditemukan. Pada aterosklerosis
koroner lerdapat penimbunan lipid dan jaringan fibrosa pada arteri
koronaria sehingga mempersempit lumen pembuluh darah koroner.
Mekanisme aterosklerosis:
pada tunika intima timbul endapan lipid yang mengandung banyak
kolesterol
Timbul kompleks plak aterosklerosis yang terdiri dari lemak,jaringan
fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler
Penyempitan lumen arteri koronaria
Proses pembentukan ateroma aterosklerosis
Stadium pembentukan aterosklerosis
Patofisiologi
Apabila terjadi obstruksi koroner tiba-tiba karena
pembentukan thrombus akibat plak aterosklerotik yang
rupture atau mengalami ulserasi, maka terjadi sindrom
koroner akut.
- Unstable angina : adalah akibat dari iskemi miokard
reversibel dan dapat mencetuskan terjadinya infark.
- Infark miokard : terjadi apabila iskemia yang
berkepanjangan menyebabkan kerusakan ireversibel dari
otot jantung.
Bila thrombus menutup pembuluh darah 100 % akan terjadi infark
dengan elevasi segmen ST, sedangkan bila trombus tidak menyumbat
100%, dan hanya menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi
angina tak stabil.
UNSTABLE ANGINA
Muncul akibat berkurangnya suplai oksigen dan/atau
peningkatan kebutuhan oksigen jantung (cth karena
takikardi atau hipertensi).Berkurangnya suplai oksigen
terjadi karena adanya pengurangan diameter lumen
pembuluh darah yang dipengaruhi oleh vasokonstriktor
dan/atau thrombus. Akibat keadaan iskemi ini dapat
menyebabkan Injury miosit
Ruptur dari plak aterosklerotik dianggap penyebab
terpenting dari angina pektoris tak stabil, sehingga tiba-tiba
terjadi oklusi subtotal adari pembuluh koroner yang
sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal.
Dua pertiga dari pembuluh yang mengalami ruptur
sebelumnya mempunyai penyempitan 50 % atau kurang, dan
pada 97 % pasien dengan angina tak stabil mempunyai
penyempitan kurang dari 70 %.
Agregasi platelet dan pembentukan trombus merupakan
salah satu dasar terjadinya angina tak stabil. Terjadinya
trombosis setelah plak terganggu disebabkan karena integrasi
yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makrofag dan
kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalam
pembentukan trombus yang kaya trombosit. Faktor jaringan
berinteraksi dengan faktor VIIa untuk memulai kaskade reaksi
enzimatik yang menghasilkan pembentukan trombin dan fibrin.
Vasospasme disfungsi endotel dan bahan vasoaktif
yang diproduksi oleh platelet berperan dalam
perubahan dalam tonus pembuluh darah dan
menyebabkan spasm.
Erosi dan proliferasi otot polos. Terjadinya
penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya
proliferasi dan migrasi dari otot polos sebagai reaksi
terhadap kerusakan endotel; adanya perubahan bentuk
dan lesi karena bertambahnya sel otot polos dapat
menimbulkan penyempitan pembuluh dengan cepat
dan keluhan iskemi.
INFARK MIOKARD
Pada MI trombusnya lebih labil dan dapat menyumbat
pembuluh darah dalam waktu yang lebih lama,
sehingga iskemia miokardial dapat berkembang
menjadi nekrosis dan kematian miosit.
Jika thrombus lisis sebelum terjadinya nekrosis
jaringan distal yang komplet, infark yang terjadi hanya
melibatkan miokardium yang berada langsung di
bawah endokardium (subendocardial MI).
Jika thrombus menyumbat pembuluh darah secara
permanent, maka infarknya dapat memanjang hingga
epikardium sehingga menyebabkan disfungsi jantung
yang parah (transmural MI).Secara klinis, MI
transmural harus diidentifikasi, karena dapat
menyebabkan komplikasi yang serius dan harus
mendapat terapi yang segera
Sel jantung dapat bertahan terhadap iskemi hanya dalam
waktu 20 menit sebelum mengalami kematian.
Jaringan jantung yang dikelilingi daerah infark juga
mengalami perubahan yang dapat dikategorikan ke
dalam:
Myocardial stunning, yaitu kehilangan sementara fungsi
kontraktilitas yang berlangsung selama beberapa jam –
beberapa hari setelah perfusi kembali normal.
Hibernating myocardium, yaitu jaringan yang mengalami
iskemi persisten dan telah mengalami adaptasi metabolik.
Myocardial remodeling, adalah suatu proses yang
diperantarai Angiotensin II, aldosteron, katekolamin,
adenosine dan sitokin inflamasi yang menyebabkan
hipertrofi miositdan penurunan fungsi kontraktilitas pada
daerah jantung yang jauh dari lokasi infark.
DIAGNOSIS
ANAMNESA Nyeri pada SKA bersifat seperti
dihimpit benda berat, tercekik, ditekan, diremas,
ditikam, ditinju, dan rasa terbakar. Nyeri biasanya
berlokasi di blakang sternum, dibagian tengah atau
dada kiri dan dapat menyebar keseluruh dada, tidak
dapat ditunjuk dengan satu jari. Nyeri dapat menjalar
ke tengkuk, rahang, bahu, punggung, lengan kiri atau
kedua lengan. Lama nyeri > 20menit, tidak hilang
setelah 5 menit istirahat atau pemberian nitrat.
Resting angina : terjadi saat istirahat berlangsung > 20
menit
New onset angina : baru pertama kali timbul, saat
aktivitas fisik sehari-hari, aktifitas ringan/ istirahat
Increasing angina : sebelumnya usah terjadi, menjadi
lebih lama, sering, nyeri atau dicetuskan aktivitas lebih
ringan.