STATUS PASIEN
STATUS KHUSUS COASS NEUROLOGI
DEPARTEMEN NEUROLOGI RST Dr. SOEDJONO MAGELANG
A. LAPORAN KASUS
Identitas pasien :
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Subjektif :
Keluhan Utama :
Kesemutan pada seluruh kaki kiri, sejak 2 hari yang lalu, keluhan muncul saat
istirahat, dan tidak berkurang. Kaki juga mengeluhkan sering terasa baal sejak 2 hari.
Sebelumnya kakinya normal tidak ada kelemahan atau kesemutan. Nyeri pinggang
(-). Kepala pusing di seluruh bagian, seperti ditekan-tekan, tidak mual, tidak muntah,
nafsu makan baik, minum banyak, buang air kecil lancar, buang air besar rutin.
1
Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (+)
Asma (-)
Stroke (+) 1 tahun lalu. Saat itu keluhan yg dirasakan sedikit lemah pada bagian
kanan dan sejak stroke 1 tahun lalu, pasien menjadi sering lupa dan sulit merangkai
kata-kata.
Riwayat Kebiasaan :
Merokok sejak usia 10 tahun sampai dengan serangan stroke pertama. Sehari
menghabiskan 1 bungkus
Objektif :
Vital sign :
o Nadi : 88 x/menit
o Suhu : 36.5˚C
o Pernafasan : 20 x/menit
o Tekanan darah : 170/80 mmHg
Status Interna
2
o Pembesaran KGB : (-)
Thorax :
o Paru :
- I : simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
- P : gerakan nafas hemithorax kanan dan kiri simetris
- P : perkusi paru sonor kanan dan kiri
- A : suara nafas dasar vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-
o Jantung :
- I : iktus kordis tidak terlihat
- P : iktus kordis teraba dan kuat angkat
- P : batas jantung dalam batas normal
- A : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
o I : soefl
o A : bising usus (+) normal
o P : nyeri tekan (+) pada umbilikus, hepar dan lien tidak teraba
o P : timpani
Ekstremitas :
- Edema ekst superior -/-
- Edema ekst inferior -/-
- Motorik ekst superior +5/+5
- Motorik ekst inferior +5/+5
Status Neurologis
3
o Kernig (-)
o Brudzinsky I, II, III, IV (-)
Nervus Kranialis
N. Olfaktorius (N I) : tidak dilakukan
N. Optikus (N II) :
Tajam pengelihatan : DBN
Lapang pandang : DBN
Warna : tidak dilakukan
Funduskopi : tidak dilakukan
N. Trigeminus (N V) :
Sensorik : +/-
+/-
+/-
Motorik :
N. Fasialis (N VII) :
4
Motorik :
N. Statoakustikus :
Suara bisik : +/+
Arloji : +/+
Garpu tala : tidak dilakukan
Nistagmus : tidak dilakukan
Tes kalori : tidak dilakukan
5
M. trapezius, Sternokleidomastoideus : DBN
Motorik
Observasi : DBN
Palpasi : DBN
Tonus : DBN
Kekuatan otot :
m. deltoid +5 +5
m. bisep brakhii +5 +5
m. trisep +5 +5
m. pronator teres +5 +5
m. genggaman tangan + +
m. illiopsoas +5 +5
m. kwadrisep femoris +5 +5
m. hamstring +5 +5
m. soleus +5 +5
Sensorik
Eksteroseptik : (raba kasar dan raba halus)
Dahi + -
Pipi + -
Ekst atas + -
Perut + -
Ekst bawah + -
6
Propioseptik : DBN
Kombinasi :
Stereognosis : +
Barognosis : -
Graphestesia : +
Two point taktil : -
Sensory eextinction : +
Loss of body image : -
Refleks Fisiologis
Refleks superfisial :
Dinding perut : ++++/++++
Refleks tendon :
BPR : +2/+2
TPR : +2/+2
APR : +2/+2
KPR : +2/+3
Klonus patela ankle : -/-
Refleks Patologis
Babinski - +
Chaddok - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaffer - -
Gonda - -
7
Starsky - -
Rossolimo - -
Mendel B - -
Hoffman - -
Trofmer - -
Refleks Primitif
Graps Reflex : -/-
Palmo Mental refleks : -/-
Pemeriksaan Cerebelum
Koordinasi
Asinergia/disinergia : DBN
Diadokinesia : DBN
Metria : DBN
Tes memelihara sikap:
Rebound phenomenon: DBN
Tes lengan lurus : DBN
Keseimbangan
Sikap berdiri :
8
Lari ditempat : tidak dilakukan
Tonus pendular: DBN
Tremor : -/-
= 0 + 0 + 2 + 8 – 3 – 12
9
Assessment :
Planning :
Planning diagnostik :
CT-Scan
Planning Terapi :
RL + tarontal
Drip Gotopril 12gr dalam 20 menit
Inj. Citicolin 4x2amp
Inj. Etigobal 1x1
Inj. Extrace 500mg 2x1
Naefer 3x1
Tonicard 3x1
Planning Monitoring :
Observasi vital sign
Planning edukasi :
Apabila sulit menelan pasang NGT
Jangan jalan-jalan dulu
10
Follow-Up
30 April 2013
S O A P
Kesemutan di kaki Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
kiri - TD :160/100 hemihipestesi CT-Scan
Lupa dengan teman - Suhu : 36C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 90 Topis : Hemisfer
Sakit kepala (-) RL + tarontal
Kontralateral
Mual (-) muntah (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Nyeri pinggang (-) - Kesadaran : CM infark dd CVA dalam 20 menit
- GCS : E4V5M6 bleeding hari ke 2 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 - Planning Monitoring :
TPR +2 +2 Observasi vital sign
KPR +2 +3 - Planning edukasi :
APR +2 +2 Apabila sulit menelan
- Klonus -/- pasang NGT
- Refleks Patologi : Jangan jalan-jalan
Babinsky - + dulu
Chadok - -
Openheim - -
Rossolim - -
o
Mendel B - -
11
Follow-Up
1 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :150/90 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36,5C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 80 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark dd CVA dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 bleeding hari ke 3 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 - Planning Monitoring :
TPR +2 +2 Observasi vital sign
KPR +2 +3 - Planning edukasi :
APR +2 +2 Apabila sulit menelan
- Klonus -/- pasang NGT
- Refleks Patologi : Jangan jalan-jalan
Babinsky - + dulu
Chadok - -
Openheim - -
Rossolim - -
o
Mendel B - -
12
Follow-Up
2 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :140/100 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36,2C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 88 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark hari ke 4 dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 Alzim 1 0 0
TPR +2 +2 - Planning Monitoring :
KPR +2 +3 Observasi vital sign
APR +2 +2 - Planning edukasi :
- Klonus -/- Apabila sulit menelan
- Refleks Patologi : pasang NGT
Babinsky - + Jangan jalan-jalan
Chadok - -
dulu
Openheim - -
Rossolim - -
o
Mendel B - -
13
Hasil CT-Scan
Hasil CT-Scan:
14
Infark di lobus parieto occipitalis bilateral
Tak tampak perdarahan EDH, SDH, ICH pada ct-scan saat ini
Follow-Up
3 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :130/90 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36,5C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 84 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark hari ke 5 dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 Alzim 1 0 0
TPR +2 +2 - Planning Monitoring :
KPR +2 +3 Observasi vital sign
APR +2 +2 - Planning edukasi :
- Klonus -/- Apabila sulit menelan
- Refleks Patologi : pasang NGT
Babinsky - - Jangan jalan-jalan
Chadok - -
dulu
Openheim - -
Rossolimo - -
Mendel B - -
15
Follow-Up
4 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :130/80 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36,7C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 84 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark hari ke 6 dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 Alzim 1 0 0
TPR +2 +2 - Planning Monitoring :
KPR +2 +3 Observasi vital sign
APR +2 +2 - Planning edukasi :
- Klonus -/- Apabila sulit menelan
- Refleks Patologi : pasang NGT
Babinsky - - Jangan jalan-jalan
Chadok - -
dulu
Openheim - -
Rossolimo - -
Mendel B - -
16
Follow-Up
5 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :120/80 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36,7C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 80 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark hari ke 7 dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 Alzim 1 0 0
TPR +2 +2 - Planning Monitoring :
KPR +2 +3 Observasi vital sign
APR +2 +2 - Planning edukasi :
- Klonus -/- Apabila sulit menelan
- Refleks Patologi : pasang NGT
Babinsky - - Jangan jalan-jalan
Chadok - -
dulu
Openheim - -
Rossolimo - -
Mendel B - -
17
Follow-Up
6 Mei 2013
S O A P
Lupa dengan teman Vital Sign : Klinis : - Planning diagnostik :
(+), sulit - TD :140/80 hemihipestesi CT-Scan
merangkain kata- - Suhu : 36C sinistra - Planning Terapi :
- Nadi : 80 Topis : Hemisfer
kata panjang RL + tarontal
Kontralateral
Kesemutan (-) Status Neurologis Etiologi : CVA Drip Gotopril 12gr
Mual (-) muntah (-) - Kesadaran : CM infark hari ke 8 dalam 20 menit
Pusing (-) - GCS : E4V5M6 Inj. Citicolin 4x2amp
- N. II : Isokor +/+ Inj. Etigobal 1x1
Diameter 3mm/3mm Inj. Extrace 500mg
- N lain : DBN 2x1
- Motorik +5/+5, +5/+5
Fluxum 0,4 2x1
- Sensorik +/-, +/-, +/-,
+/-, +/- Naefer 3x1
- Refleks fisiologis : Tonicard 3x1
BPR +2 +2 Alzim 1 0 0
TPR +2 +2 - Planning Monitoring :
KPR +2 +3 Observasi vital sign
APR +2 +2 - Planning edukasi :
- Klonus -/- Apabila sulit menelan
- Refleks Patologi : pasang NGT
Babinsky - - Jangan jalan-jalan
Chadok - -
dulu
Openheim - -
Rossolimo - -
Mendel B - -
18
Resume Kasus
Bapak sholikhin usia 47 tahun datang dengan keluhan kesemutan pada kaki
sebelah kiri. Sudah dirasakan sejak 2hari. Muncul saat istirahat dan tidak berkurang.
Juga mengeluhkan muncul rasa baal. Pusing seperti di tekan. Tidak ada mual dan
muntah, buang air kecil dan besar lancar. Riwayat penyakit dahulunya adalah
hipertensi dan 1 tahun lalu sudah terkena stroke dengan bagian kanan lemah.
Memiliki kebiasaan merokok sejak usia 10th – 46th
Pemeriksaan sensorik di dapatkan bagian kanan lebih terasa saat diberi raba
kasar dibandingkan dengan tubuh bagian kiri. Pemeriksaan sensorik seperti
streoagnosia dan graphestesia pasien tidak dapat menjawab dengan benar.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Stroke
I. 1. Definisi
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh karena gangguan di peredaran darah otak, dimana munculnya secara
mendadak (dalam beberapa detik), atau secara cepat (dalam beberapa jam), lebih dari
24 jam timbul defisit neurologis sesuai dari daerah yang terkena, dan tanpa di dahului
trauma
I. 2. Klasifikasi
20
2. Berdasarkan waktu terjadinya
1) Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat perubahan aliran darah diotak dan
menghilang kurang dari 24 jam
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan muncul lebih dari 24jam namun
tidak lebih dari seminggu
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
Gejala neurologik yang makin lama makin berat
4) Completed stroke
Kelainan neurologik yang sudah menetap tidak berkembang lagi
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fuga
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2) Sistem vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
I. 3. Faktor resiko
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
1. Usia
2. Ras
3. Jenis kelamin
4. Riwayat keluarga
21
1. Hipertensi
2. Jantung
3. Obesitas
4. Diabetes melitus
5. Merokok
6. Dislipidemia
7. Riwayat TIA dan stroke sebelumnya
8. Stenosis karotis
II. 1. Definisi
Adalah stroke yang disebabkan oleh karena adanya oklusi pembuluh darah
yang disebabkan oleh trombus1
II. 2. Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi akibat turunnya aliran darah fokal yang terjadi akan
mengganggu metabolisme dan fungsi metabolisme neuron. Jika keadaan ini tidak
teratasi akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat irreversibel
22
Kalsium ini menyebabkan aktifasi enzim (protease, lipase, dan nuklease).
Enzym ini dan produk metabolitnya seperti eicosanoids dan sitoskleton menyebabkan
kematian sel
Bila iskemik inkomplit maka sel akan hidup lebih lama seperti yang ada pada
daerah sekitar infark disebut area penumbra.1
Gambaran klinis stroke iskemik tergantung pada daerah otak yang mengalami
iskemik.
Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, dinilai pemeriksaan secara kwalitatif
dan kwantitatif yaitu dengan skala koma Glasgow
Umumnya pada pemeriksaan terdapat tanda lesi UMN, adanya refleks fisiologis
yang meningkat (hiperefleks), tonus yang meningkat (hipertonus, spastik katau
rigiditas), didapatkan refleks patologis, adanya klonus patella dan ankle, dan tidak
didapatkan atrofi otot2
23
II. 4. Pemeriksaan penunjang
Angiografi dilakukan bila ada kecurigaan stenosis ekstra kranial maupun intra
kranial
II. 5. Terapi
Perawatan pasien stroke iskemia harus melewati terapi umum (tekanan darah,
kebutuhan cairan dan nutrisi, kebersihan fungsi ekskresi, rehabilitasi medis untuk
mencegah decubitus dan kontraktur)
24
Terapi komplikasi langsung berupa herniasi akibat edema dan komplikasi tidak
langsung seperti sepsis dan imobilisasi lama
Edema yang terjadi karena proses sitotoksik pada stroke iskemik merukapakan
kondisi yang dapat menyebabkan herniasi dan kematian. Untuk mencegahnya obat
anti edema, manitol dan kortikosteroid, namun belum terbukti mengurangi tekanan
intrakranial
25
II. 6. Pencegahan
III. Serebrum
III. 1. Anatomi
Pada permukaan otak terdapat beberapa fisura dan sulkus yang memisahkan
lobu-lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan oksipitalis 3
III. 2. Fisiologis
1. Lobus frontalis
Area 4 : girus parasentralis : korteks motorik primer
Area 6 : area premotorik (lintasan motorik ekstrapiramidal)
Area 8 : berkaitan dengan gerakan mata konjugat dan pupil
Area 44, 45 : area bahasa motorik (broca)
2. Lobus Parietalis
Area 3, 1 dan 2 (girus postsentralis) atau area somatosensorik : korteks
sensorik primer (utama)
3. Lobus temporalis
26
Area 41 : korteks auditorik (pendengaran) primer
Area 42 : korteks auditorik sekunder (asosiasi)
Area 22 : Area bahasa perseptif (wernick)
Area 28 : Area olfaktorius (penciuman)
4. Lobus oksipitalis
Area 17 (korteks striatum/fisura kalkanina : korteks pengelihatan primer
Area 18, 19 : korteks asosiasi visual
Lesi pada korteks serebri dapat menimbulkan sindroma kortika. Lesi destruktif
(paralitik) mengakibatkan defisit neurologik. Sedangkan lesi iritatif mengakibatkan
fenomena positif
27
optokinetik
Temporalis Homonim Bangkitan Mudah marah
kwardananopsia atas psikomotor Disinhibisi
(kontralateral) Uncinate fits Defisit memori
Afasia sensorik /
wernicke
(dominan)
Oksipitalis Homonim hemianopsia Sensasi dan Agnosia warna
(kontralateral) halusinasi visual Disorientasi
Gangguan nistagmus visuospasial
optokinetik Agnosia visual
Aleksia
28
BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat pasien sedang beristirahat tiba – tiba pasien merasa kesemutan di
kaki kiri dan pusing. Saat dilakukan pemeriksaan motorik didapatkan keadaan
normal. Namun, saat di lakukan pemeriksaan sensoris pasien kurang peka terhadap
raba kasar pada sisi sebelah kiri. Refleks fisiologi, di dapatkan adanya perluasan pada
refleks patella pasien, dan refleks patologis, didapatkan babinski -/+. Hal tersebut
mengarahkan adanya suatu perdarahan pada otak dan menunjukan adanya lesi UMN.
Maka dilakukan pemeriksaaan CT scan tanpa kontras dan didapatkan adanya infark
pada parietoksipital bilateral
Pengobatan 4
1. Tarontal
Komposisi : pentoxifylline
Indikasi : gangguan sirkulasi serebral, iskemik, dan pasca apopleksi
Efek samping : gangguan GI, pusing, sakit kepala, angina, palpasi
Dosis : drag 100mg 1-2 drag 3x/hari
2. Galtropil
29
Komposisi : Piracetam
Indikasi : gejalan involusi yang berhubungan dengan penuaan, penurunan
fungsi mental, astenia, gangguan adaptasi, psikomotor, sindrom
pasca trauma, gangguan fungsi serebral (sakit kepala, vertigo,
agitasi, gangguan daya ingat)
Efek samping : gelisah, iritabilitas, insomnia, cemas, tremor, agitas
Dosis : 2,4g/hr dalam 3dosis terbagi selama 6 minggu
3. Citicholine
Komposisi : citicoline
Indikasi : stadium akut, kehilangan kesadaran sesudah trauma otak.
Stadium kronik, gangguan saraf dan jiwa (hemiplegi,
diskinensia, motor palsi, amnesia afasia, disorientasi dan sakit
kepala)
Efek samping : hipersensitivitas, insomnia
Dosis :stadium akut 250-500mg 1-2x/hari secara drip inj IV
Stadium kronik 100-300mg 1-2x/hari secara IM/IV
4. Etigobal
Komposisi : mecobalamin
Indikasi : Neuropati perifer
30
6. Fluxum
Komposisi : Parnaparin
Indikasi : profilaksis trombosis vema
Efek samping : perdarahan, trombositopenia
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Moh. Hasan Mchfoed dkk. Pusat Penerbitan
dan Percetaka UNAIR. Surabaya : 2011
2. Stroke Aspek Anatomi Fisiologi dan Pemeriksaan fisik. Al Rasyid.
3. Neuroanatomi Fungsional. dr. Mogammad Saiful Islam DSS. Lab/UPF ilmu
penyakit saraf Universitas Airlangga/ RSUD dr. Soetomo. Surabaya : 1996
4. Heriyanto.2004.Focus On Physic Diagnostic & Brief Note. FK Universitas
Airlangga. Surabaya
31