STROKE ISKEMIK
Disusun oleh:
Firda Diah Utami
1261050045
Pembimbing :
Dr. Izati Rahmi Sp. S
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Pekerjaan : Furnishing bangunan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Masuk Tanggal : 13 Desember 2017
Keluar Tanggal : 15 Desember 2017
DPJP : dr. Izati Rahmi, Sp.S
ANAMNESIS
Pasien Tn. S datang ke RSUD Pasar Minggu dengan keluhan kaki dan
tangan kiri pasien tidak dapat digerakkan sejak 10 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh kaki dan tangan kirinya kebas dan badan terasa
lemas. Keluhan sakit kepala, mual, muntah, mulut mencong, cadel,
tersedak, pingsan (penurunan kesadaran), kejang dan demam
disangkal. Pasien mengatakan nafsu makannya baik.
Sebelumnya pasien mengeluh sakit lambung sekitar 3 minggu yang
lalu. Perut terasa begah dan mual. Lalu pasien periksa ke klinik dan
dokter mengatakan jika tekanan darah pasien tinggi yaitu 190/90, lalu
pasien diberi obat lambung (ranitidine) dan obat darah tinggi
(amlodipine 1x5mg). Pasien mengaku jika baru saat itu mengetahui
bahwa tekanan darahnya tinggi karena sebelumnya pasien tidak pernah
memeriksakan kesehatannya.
Sekitar 10 hari yang lalu ketika pasien sedang bekerja, pasien tiba-
tiba tidak dapat mengontrol kakinya saat berjalan dan akhirnya
pasien terjatuh. Kaki dan tangan kiri pasien terasa lemas dan tidak
dapat digerakkan, lalu pasien dibawa pulang oleh rekan kerjanya.
Pasien tidak langsung dibawa ke RS ataupun klinik. Pasien hanya
beristirahat dirumah dan sering melatih sendiri kaki dan tangannya
untuk bergerak dirumah. Setelah 5 hari pasien dapat berjalan sedikit
demi sedikit tetapi 2 hari kemudian kaki dan tangan pasien tidak
dapat digerakkan kembali. Lalu keluarga pasien membawa pasien ke
RS Perikasih dan dirawat sekitar 2 hari, kemudian dirujuk ke RSUD
Pasar minggu pada tanggal 13 Desember 2017.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Stroke (-) Riwayat Diabetes melitus (-)
TB paru(-) Riwayat Trauma(-).
Tanggal Na K Cl
Pasien Tn. S datang ke RSUD Pasar Minggu dengan keluhan kaki dan
tangan kiri pasien tidak dapat digerakkan sejak 10 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh kaki dan tangan kirinya kebas dan badan terasa
lemas. Keluhan sakit kepala, mual, muntah, mulut mencong, cadel,
tersedak, pingsan (penurunan kesadaran), kejang dan demam
disangkal. Pasien mengatakan nafsu makannya baik.
Sebelumnya pasien mengeluh sakit lambung sekitar 3 minggu yang
lalu. Perut terasa begah dan mual. Lalu pasien periksa ke klinik dan
dokter mengatakan jika tekanan darah pasien tinggi yaitu 190/90, lalu
pasien diberi obat lambung (ranitidine) dan obat darah tinggi
(amlodipine 1x5mg). Pasien mengaku jika baru saat itu mengetahui
bahwa tekanan darahnya tinggi karena sebelumnya pasien tidak pernah
memeriksakan kesehatannya.
Sekitar 10 hari yang lalu ketika pasien sedang bekerja, pasien tiba-
tiba tidak dapat mengontrol kakinya saat berjalan dan akhirnya
pasien terjatuh. Kaki dan tangan kiri pasien terasa lemas dan tidak
dapat digerakkan, lalu pasien dibawa pulang oleh rekan kerjanya.
Pasien tidak langsung dibawa ke RS ataupun klinik. Pasien hanya
beristirahat dirumah dan sering melatih sendiri kaki dan tangannya
untuk bergerak dirumah. Setelah 5 hari pasien dapat berjalan sedikit
demi sedikit tetapi 2 hari kemudian kaki dan tangan pasien tidak
dapat digerakkan kembali. Lalu keluarga pasien membawa pasien ke
RS Perikasih dan dirawat sekitar 2 hari, kemudian dirujuk ke RSUD
Pasar minggu pada tanggal 13 Desember 2017.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Stroke (-) Riwayat Diabetes melitus (-)
TB paru(-) Riwayat Trauma(-).
S O A P
Pasien GCS : E4M6V5 TD : 140/100 Hemiparese sinistra Umum : IVFD NaCl 0.9%
T : 36 HR : 88x/menit
mengeluh kaki RR : 20x/menit
e.c CVD SI 500 cc/12 jam
dan tangan Pupil : bulat Isokor d 3mm/3mm, Mm/:
sebelah kiri RCL +/+, RCTL +/+ Citicoline 2 x 500 mg ( IV)
sulit untuk Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk Clopidogrel 1 x 75 mg ( PO)
(-)
digerakkan Laseq >70 / >70
Kerniq >135 / >135 Vitamin B comp 2 x 1 tab
Nervus Kranialis : paresis N. VII ( PO)
sentral (sulcus nasolabialis kiri
tampak datar)
Asam Folat 1x1
Motorik : Kanan Kiri Amlodipine 1x 5mg
5555 1111
5555 2222
Reflex fisiologis :
Biceps +2/+2
Triceps +2/+2
Patella +2/+2
Achilles +2/+2
Reflex Patologis :Babinsky Group (-)
Koordinasi : tidak dilakukan
Sensibilitas : hemihipestesi (+) kaki
& tangan kiri
Vegetatif : Miksi baik, defekasi
baik
FOLLOW UP
Tanggal : 15 Desember 2017 (06.30)
S O A P
Pasien GCS : E4M6V5 TD : 140/110 Hemiparese sinistra Umum : IVFD NaCl 0.9%
T : 36 HR : 80x/menit
mengeluh kaki RR : 21x/menit
e.c CVD SI 500 cc/12 jam
dan tangan Pupil : bulat Isokor d 3mm/3mm, Mm/:
sebelah kiri RCL +/+, RCTL +/+ Citicoline 2 x 500 mg ( IV)
masih sulit Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk Clopidogrel 1 x 75 mg ( PO)
(-)
untuk Laseq >70 / >70
digerakkan Kerniq >135 / >135 Vitamin B comp 2 x 1 tab
Nervus Kranialis : paresis N. VII ( PO)
sentral (sulcus nasolabialis kiri
tampak datar)
Asam Folat 1x1
Motorik : Kanan Kiri Amlodipine 1x 5mg
5555 1111
5555 2222
Reflex fisiologis :
Biceps +2/+2
Triceps +2/+2
Patella +2/+2
Achilles +2/+2
Reflex Patologis :Babinsky Group (-)
Koordinasi : tidak dilakukan
Sensibilitas : hemihipestesi (+) kaki
& tangan kiri
Vegetatif : Miksi baik, defekasi
baik
FOLLOW UP
Tanggal : 15 Desember 2017 (12.00)
S O A P
Pasien GCS : E4M6V5 TD : 140/110 Hemiparese sinistra Umum : IVFD NaCl 0.9%
T : 36 HR : 80x/menit
mengeluh kaki RR : 21x/menit
e.c CVD SI 500 cc/12 jam
dan tangan Pupil : bulat Isokor d 3mm/3mm, Mm/:
sebelah kiri RCL +/+, RCTL +/+ Citicoline 2 x 500 mg ( IV)
masih sulit Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk Clopidogrel 1 x 75 mg ( PO)
(-)
untuk Laseq >70 / >70
digerakkan Kerniq >135 / >135 Vitamin B comp 2 x 1 tab
Nervus Kranialis : paresis N. VII ( PO)
sentral (sulcus nasolabialis kiri
tampak datar)
Asam Folat 1x1
Motorik : Kanan Kiri Amlodipine 1x 5mg
5555 1111
5555 4444
Reflex fisiologis :
Biceps +2/+2
Triceps +2/+2
Patella +2/+2
Achilles +2/+2
Reflex Patologis :Babinsky Group (-)
Koordinasi : tidak dilakukan
Sensibilitas : hemihipestesi (+) kaki
& tangan kiri
Vegetatif : Miksi baik, defekasi
baik
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan fisik
teknik pencitraan
•CT-Scan : mendapatkan etiologi dari stroke yang terjadi. Pada stroke non-
hemoragik, ditemukan gambaran lesi hipodens dalam parenkim otak.
• MRI : Lebih sensitif dibandingkan dg CT scan dalam mendeteksi stroke non
hemoragik rigan, bahkan pada stadium dini,
•MRA : untuk mencari kemungkinan penyempitan arteri atau bekuan di arteri
utama
• Angiografi : Merupakan penyuntikan suatu bahan yang tampak dalam citra
sinar-X ke dalam arteri-arteri otak. Pemotretan dengan sinar-X kemudian
dapat memperlihatkan pembuluh-pembuluh darah di leher dan kepala
Menurut perjalanan penyakitnya, diagnosis dapat dibedakan menjadi :
Stroke Hemoragik
Ensefalopati toksik/metabolik
Ensefalitis
Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural,
hematoma epidural, tumor otak)
Trauma kepala
Ensefalopati hipertensif
Abses otak
GEJALA HEMORRHAGIC INFARK
Permulaan Sangat akut Sub akut
Waktu serangan Aktif Tidak aktif
Peringatan sebelumnya ++ ++
Muntah ++ -
Kejang ++ -
Penurunan kesadaran ++ -
Bradikardi +++ (Hari I) + (Hari IV)
Perdarahan retina ++ -
Papil edema + -
Rangsangan meningeal ++ -
Ptosis ++ -
Lokasi (Topis) Sub Kortikal Sub / Kortikal
PENATALAKSANAAN
5B, yaitu :3
1. Breathing
2. Brain
3. Blood
4. Bowel
5. Bladder
Hipertensi
Penurunan tekanan darah pada stroke fase akut :
•Tekanan sitolik >220 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
•Tekanan diastolik >120 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
•Tekanan darah arterial rata-rata >130-140 mmHg pada dua kali pengukuran
selang 30 menit
•Disertai infark miokard akut/gagal jantung
Penurunan tekanan darah maksimal 20% kecuali pada kondisi keempat,
diturunkan sampai batas hipertensi ringan.
Obat yang direkomendasikan: golongan beta bloker, ACE inhibitor, dan
antagonis kalsium
Hipotensi
Hipotensi harus dikontrol sampai normal dengan dopamin drips dan diobati
penyebabnya.
Hiperglikemi
Hiperglikemi harus diturunkan hingga GDS: 100-150 mg% dengan insulin
subkutan selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemi
Hipoglikemi diatasi segera dengan dekstrose 40% iv sampai normal dan
penyebabnya diobati,
Hiponatremi
Hiponatremia dikoreksi dengan larutan NaCl 3%.
Fase Akut
Pada fase akut dapat diberikan :
•Pentoksifilin infus dalam cairan ringer laktat dosis 8mg/kgbb/hari
•Aspirin 80 mg per hari secara oral 48 jam pertama setelah onset
•Neuroprotektor: piracetam, cithicolin, nimodipin.
Terapi Preventif :
Tujuan : untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru dengan
mengobati dan menghindari faktor-faktor risiko stroke :
1. Pengobatan hipertensi
2. Mengobati diabetes mellitus
3. Menghindari rokok, obesitas, stress, dll
4. Berolahraga teratur
PROGNOSIS
Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical neurologi. 8 th edition. New York: McGraw-Hill; 2012. P.
2276.
Corwin EJ. Patofisiologi : buku saku ; alih bahasa, Subekti NB; editor Yudha EK. 3 rd edition. Jakarta: EGC;
2009. P. 251
Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak
dalam Kapita selekta neurology. 2nd edition. Editor: Harsono. Yogyakarta: Gadjah Mada university press;
2005. P. 81-3.
Gilroy J. Cerebrovascular Disease. In: Gilroy J Basic Neurology, 3rd edition. New York: McGraw Hill; 2000.
P. 225-8.
Misbach J. Stroke in Indonesia: a first Large Prospective Hospital-Based Study of Acute Stroke in 28
Hospitals in Indonesia. Journal of Clinical Neurosciences 8; 2000. P. 245-9.
Snell RS. Kepala dan leher. Dalam: Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006. h.761-2
Madiyono B & Suherman SK. Pencegahan Stroke & Serangan Jantung Pada Usia Muda. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2003.hal:3-11.
Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.
2006.
Price SA & Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit jilid 2. EGC. Jakarta. 2006:
1110-19
Feigin V. Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan stroke. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
2011: 29-30.
Price SA & Wilson LM. Patofisiologi , Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit jilid 1. EGC. Jakarta. 2006:
580-81.
Hartwig M. Penyakit serebrovaskular. Dalam: Price SA,eds. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.h.1105-30.