Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT

“NEURALGIA TRIGEMINAL”
Pembimbing :
Dr. Hadi S, Sp. S, M.kes

Disusun oleh :
Milhan Elyamani Karim
1765050410

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RSU MARDI WALUYO – METRO, LAMPUNG
PERIODE 17 JUNI 2019 – 20 JULI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. M
 Usia : 68 tahun

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Alamat : jln. Sumbersari Mandah, Natar, Lampung Selatan
 Pekerjaan: IRT

 Pendidikan terakhir : Tidak bersekolah

 Status pernikahan : Menikah

 Masuk tanggal : 18/06/2019


ANAMNESIS

Keluhan utama Nyeri pada pipi sebelah kiri

Pusing dan juga lemas, serta


Keluhan tambahan
nyeri pada gigi
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


 Pasien datang ke poli Saraf RSU Mardi Waluyo dengan keluhan nyeri pada pipi kiri sejak kurang lebih 10
bulan. Sensari nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terasa terus menerus tidak hilang timbul. Pasien
juga mengeluhkan nyeri kadang – kadang pada daerah sekitar mata, dahi dan kepala sebelah kiri. Nyeri
dirasakan kadang dirasakan menjalar dan terasa seperti ditusuk dengan jarum. Pasien menyangkal
adanya bintik-bintik kemerahan pada sekitar wajah atau anggota tubuh lainnya. Pasien mengatakan
awalnya sakit gigi setelah dicabut, kemudian pasien merasakan nyeri pada bagian pipi. Pasien sudah
mencoba minum onat paracetamol yang didapat dari puskesmas namun tidak ada perubahan.
 BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien BAB terakhir pada pagi hari dengan konsistensi padat tidak
diserti darah ataupun lendir. Dalam 24 jam terakhir pasien BAK sehari 3x , tidak disertai rasa nyeri saat
berkemih, urin berwarna kuning terang tidak disertai darah ataupun berpasir.
 Keluhan seperti demam, mual dan muntah disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu


 Pasien belum pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya.

 Pasien memiliki riwayat hipertensi terkontrol dengan amlodipine 10mg.

Riwayat penyakit Keluarga


 Dikeluarga pasien tidak ada yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.

 Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat Hipertensi, Diabetes melitus, penyakit
jantung, penyakit ginjal ataupun asma.

Riwayat Kebiasaan Sosial


 Pasien menggunakan BPJS sebagai jaminan kesehatannya.

 Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun konsumsi alkohol.

 Pasien mengaku memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup, sehari ± 8 jam.

 Pasien mengaku tidak pernah berolahraga dan sering telat makan.


 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran:
 Kualitatif :Composmentis
 Kuantitatif : E4 V5 M6

 Tanda Vital
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 89 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36.5 oC
 Kepala : Normocephali
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-),pupil isokor 3mm/3mm ,RCL +/+,
RCTL +/+
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), distensi vena jugularis (-)
 Thorax
 I :, pergerakkan dinding thoraks simetris kiri dan kanan, diameter laterolateral >
anteroposterior, tidak ada deformitas dinding thoraks.
 P : Pergerakkan dinding thoraks simetris. Vocal fremitus simetris kiri dan kanan.
 P : sonor / sonor
 A : BND vesikuler (inspirasi > ekspirasi). Bising nafas tambahan: Ronki kasar -/-,
Wheezing -/-
 Jantung
 Inpeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba pada linea midklavikula sinistra, ICS V
 Perkusi: Batas kanan jantung: linea mid sternalis ICS 4, Batas kiri jantung linea mid klavikula
sinistra ICS 5
 Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen
 Inpeksi : Perut tampak datar
 Auskultasi : BU (+), 5x/mnt
 Perkusi: Timpani (+), pekak sisi (-), nyeri ketok (-)
 Palpasi : supel, Massa (-), Nyeri Tekan (-)
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik, edema(-)
N. III, IV, VI
RANGSANG MENINGEAL
• Kaku kuduk : (-) (OKULOMOTORIUS, TROKHLEARIS,
ABDUSEN)
• Kernig : (-/-)
• Sikap bola mata : ditengah, simetris
• Laseque : (-/-) kanan-kiri
• Brudzinski I : (-/-)
• Ptosis : -/-
• Brudzinski II : (-/-)
• Strabismus : -/-
• Brudzinski III dan IV: Tidak dilakukan
• Nistagmus : -/-
• Eksoftalmus : -/-
N. I (OLFAKTORIUS)
• Enoftalmus : -/-
Penciuman : Normosmia • Diplopia : -/-
• Deviasi Konjuge :-
N. II (OPTIKUS)
• Pergerakan bola mata : kesegala arah +
Visus kasar : 1/60/1/60 • Pupil : Isokor, 3mm/3mm
Buta warna : tidak ada kelainan • Refleks cahaya langsung : +/+
Kampus : sama dengan pemeriksa • Refleks cahaya tidak langsung : +/+

Funduskopi : Tidak dilakukan (tidak


ada alat)
N. V (TRIGEMINUS)
Motorik
• Gerakan membuka dan menutup N. VII (FASIALIS)
mulut :+ • Sikap wajah saat istirahat :
• Gerakan rahang ke lateral : + simetris
• Menggigit (palpasi) : • Mimik : normal
• M. maseter +/+
• Angkat alis : +/+
• M. temporalis +/+
• Kerut dahi : +/+
Sensorik
• Lagoftalmus : -/-
• Rasa raba : menurun
• Rasa nyeri :+ • Menyeringai : SNL simetris
• Rasa suhu :+ • Rasa kecap 2/3 depan lidah
: normal
Refleks • Fenomena chovstek : -
• Refleks kornea : normal
• Refleks maseter : +/+
N. IX, X (GLOSSOFARINGEUS, VAGUS)
N. VIII (VESTIBULO-KOKHLEARIS)
• Vestibularis
• Vertigo : - • Arkus faring : simetris
• Nistagmus : - • Palatum molle : intak
• Disfoni :-
• Kokhlearis • Ronalali : -
• Suara berbisik : tidak dilakukan
• Disfagi :-
• Gesekan jari : kiri=kanan
• Batuk :+
• Tes rinne : +
• Tes weber : tidak ada lateralisasi • Refleks okulokardiak : tidak
• Tes swabach : sama dengan dilakukan
pemeriksa • Refleks sinus karotikus : tidak
dilakukan
N. XI (ACCESSORIUS) PEMERIKSAAN MOTORIK
• Angkat bahu : +/+
• Gerakan Spontan abnormal : tidak
• Menoleh (kanan, kiri, bawah) :
+/+ ada
• Trofi otot : normotrofi
 
N. XII (HYPOGLOSSAL) • Derajat kekuatan otot
• Sikap lidah dalam mulut :
5555 5555
ditengah
5555 5555
• Julur lidah : tidak deviasi • Tonus otot normotonus
• Atrofi : - • Berdiri : tidak dilakukan
• Tremor : -
KOORDINASI
• Fasikulasi : - • Statis : normal
• Tenaga otot lidah : normal, • Dinamis : normal
simetris
PEM. REFLEKS FISIOLOGIS
• Biseps : (++/++)
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
• Triseps : (++/++)
• Brachioradialis : (++/++)
• Ulna : (++/++) • Eksteroseptif : normostesia,
• KPR : (++/++) simetris
• APR : (++/++) • Propioseptif : normal, simetris

PEM. REFLEKS PATOLOGIS Fungsi vegetatif : normal


• Babinski : (-/-) Fungsi luhur : normal
• Chaddock : (-/-) Tanda – tanda regresi :
• Oppenheim : (-/-) Refleks menghisap : -
• Gordon : (-/-) Refleks menggigit :-
• Schaeffer : (-/-) Refleks memegang : -
• Rossolimo : (-/-) Snout reflex :-
• Mendel Bechtrew : (-/-)
• Hoffman Tromer : (-/-)
• Gonda : (-/-) Palpasi saraf tepi : tidak teraba
• Klonus (lutut dan kaki) : (-/-) pembesaran nervus
RESUME

 RPS: Pasien datang ke poli Saraf RSU Mardi Waluyo dengan keluhan nyeri pada pipi kiri sejak kurang lebih
10 bulan. Sensari nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terasa terus menerus tidak hilang timbul.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kadang – kadang pada daerah sekitar mata, dahi dan kepala sebelah kiri.
Nyeri dirasakan kadang dirasakan menjalar dan terasa seperti ditusuk dengan jarum. Pasien menyangkal
adanya bintik-bintik kemerahan pada sekitar wajah atau anggota tubuh lainnya. Pasien mengatakan
awalnya sakit gigi setelah dicabut, kemudian pasien merasakan nyeri pada bagian pipi. Pasien sudah
mencoba minum onat paracetamol yang didapat dari puskesmas namun tidak ada perubahan.

 RPD : Penyakit cacar air ± 1 tahun yang lalu, telah mendapat pengobatan ± 2 bulan, keluhan membaik, riwayat
penyakit TB Paru ± 1 tahun yang lalu, pengobatan telah selesai.
 Pemeriksaan fisik : GCS E4V5M6, TD 140/90 mmHg, Nadi 89 kali/menit, RR 20 kali/menit, Suhu 36.5 O celcius
 status neurologis  N. V (Trigeminalis/Sensorik)
 Rasa raba : menurun/+
 Diagnosis Klinis : Neuralgia trigeminal
 Diagnosis Banding : TIC facialis
MEDIKAMENTOSA NON-MEDIKAMENTOSA
Karbamazepin 200mg 2 x 1 tab (po) Nonbedah:
Blok saraf trigeminal perifer
Codein 10 mg 1 x 1 tab (po)
Radio frequensi
Clobazam 10 mg 1 x 1 tab (po) Kompresi balon
Radiosurgery

Bedah :
dekompresi mikrovaskuler
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 Dalam Konsensus Nasional II kelompok studi nyeri kepala Perdossi, neuralgia


trigeminal dideskripsikan sebagai suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas
berupa nyeri unilateral, tiba – tiba, seperti tersengat aliran listrik atau terbakar
berlangsung singkat, jelas terbatas pada satu atau lebih distribusi cabang
nervus trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan dan timbul
respon neuralgia trigeminal. Pada umumnya terjadi remisi dalam jangka waktu
yang bervariasi2.
EPIDEMIOLOGI

 Prevelensi 155 per 100.000 penduduk


 Insiden 40 per 1.000.000
 Usia > 40 tahun
 Idiopatik/ primer > sekunder
 Wanita : laki = 1,6;1
ANATOMI NERVUS TRIGEMINAL
ETIOLOGI

 Neuralgia trigeminal dapat disebabkan oleh tertekannya pembuluh darah pada


saraf trigeminal saat keluar batang otak, contoh pada demineralisasi os petrosum
pada orang tua. Cedera pada saraf trigeminal (mungkin hasil dari operasi sinus,
bedah mulut, stroke, atau trauma wajah) juga dapat menghasilkan nyeri wajah
neuropatik. Akan tetapi bukti lain menunjukkan banyak juga penderita dengan
infeksi disekitar mulut, cabut gigi yang tidak menderita neuralgia trigeminal.
KLASIFIKASI

 Neuralgia klasifikasi :
 Neuralgia trigeminal primer
 Neuralgia trigeminal sekunder
PATOFISIOLOGI

 Hingga saat ini patogenesis trigeminal neuralgia


masih kompleks, tidak jelas dan masih menjadi
topik perdebatan di dunia medis.
 Banyak teori dan hipotesis yang saat ini
menjelaskan mekanisme patofisiologis sentral
maupun perifer.
 Pada awalnya trigeminal neuralgia
dideskripsikan sebagai penyakit fungsional
karena tidak ada bukti kelainan organik
(morfologi) pada nervus trigeminus.

https://www.semanticscholar.org/paper/Surgical-treatment-of-trigeminal-neuralgia.
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala klinis yang dirasakan bervariasi bergantung dengan tipe yang dirasakan.
 Setelah rasa nyeri biasa disertai dengan periode bebas nyeri.
 Gejala yang dirasakan pada Neuralgia trigeminal tipe I (klasik) biasanya
mempunyai periode remisi yang cukup lama, sedangkan pada neuralgia
trigeminal tipe II (atipikal) periode remisi biasanya jarang dan lebih susah untuk
diterapi.
DIAGNOSIS

 Nyeri setidaknya bercirikan 4 sifat berikut:


1.Menyebar sepanjang satu atau lebih cabang N trigeminus, tersering pada cabang mandibularis
atau maksilaris.
2. Onset dan terminasinya terjadi tiba-tiba , kuat, tajam , superficial, serasa menikam atau
membakar.
3. Intensitas nyeri hebat , biasanya unilateral.
4. Nyeri dapat timbul spontan atau dipicu oleh aktifitas sehari
5. Diantara serangan , tidak ada gejala sama sekali.
PEMERIKSAAN FISIK

 Pada pemeriksaan fisik neurologi dapat ditemukan sewaktu terjadi serangan,


penderita tampak menderita sedangkan diluar serangan tampak normal.
 Reflek kornea dan test sensibilitas untuk menilai sensasi pada ketiga cabang
nervus trigeminus bilateral.
 Membuka mulut dan deviasi dagu untuk menilai fungsi otot masseter (otot
pengunyah) dan fungsi otot pterygoideus.
 Pada neuralgia trigeminal biasa didapatkan sensibilitas yang terganggu pada
daerah wajah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Dilakukan atas indikasi, misalnya intractable.


 MRI/MRA
 CT Scan

 Pemeriksaan lab
 Pemeriksaan darah lengkap
TERAPI

MEDIKAMENTOSA NON MEDIKAMENTOSA


 Lini pertama  carbamazepin ( 200- Nonbedah:
1200mg sehari ) Lini kedua  Blok saraf trigeminal perifer
oxcarbazepin ( 600-1800mg sehari ) Radio frequensi
Kompresi balon
Radiosurgery

Bedah :
dekompresi mikrovaskuler
 Guidelines AAN - EFNS
PROGNOSIS

 Nyeri bisa kambuh secara spontan dengan terapi medikamentosa.


 Sebanyak 90% pasien tidak mengalami nyeri setelah melakukan pembedahan.
 kemungkinan 73,38% pasien dengan neuralgia idiopatik atau primer tidak
merasa nyeri selama 15 tahun setelah dilakukan dekompresi mikrovaskular

Anda mungkin juga menyukai