Anda di halaman 1dari 52

CASE REPORT

DEMAM BERDARAH DENGUE


Disusun oleh:
Ni Kadek Sasmita Prayasti
1765050307

Pembimbing:
dr. Ida Bagus Eka, Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 25 FEBRUARI 2019 – 04 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Pendahuluan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne
Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti
atau Aedes albopictus.

Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 milyar


merupakan daerah endemis, Indonesia bersama dengan
Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan
Timor Leste termasuk ke dalam katagori endemik A (endemik tinggi)
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi

Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit


demam akut yang disebabkan oleh virus genus
Flavivirus, famili Flaviviridea, mempunyai 4 jenis
serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4,
melalui perabtara nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes
albopictus. Keempat serotipe dengue terdapat di
Indonesia, DEN-3 merupakan serotipe dominan dan
banyak berhubungan dengan kasus berat, diikut
serotipe DEN-2
Kriteria Diagnosis Infeksi Dengue
• Setelah melalui masa inkubasi dengan rata-rata 4-6 hari (rentang 3-14 hari),
timbul gejala berupa demam, myalgia, sakit punggung dan gejala
konstitusional lain yang tidak spesifik seperti rasa lemah (malaise), anoreksia
dan gangguan rasa kecap.
• Demam umumnya timbul mendadak, tinggi 39C-40C), terus menerus (pola
demam kurva kontinua), bifasik, biasanya berlangsung antar 2-7 hari.
• Demam disertai dengan myalgia, sakit punggung (breakbone fever), atralgia,
muntah, fotofobia (mata seperti silau walau terkena cahaya dengan intensitas
rendah) dan nyeri retroorbital pada saat mata digerakkan atau ditekan.
• Gelaja lain dapat ditemukan berupa gangguan pencernaan (diare atau
konstipasi), nyeri perut, mual, muntah, sakit tenggorokan
FASE DEMAM
• Penurunan demam terjadi secara lisis, artinya suhu tubuh menurun segera,
tidak secara bertahap. Menghilangnya demam dapat disertai berkeringat dan
perubahan pada laju nadi dan tekanan darah, hal ini merupakan gangguan
ringan sistem sirkulasi akibat kebocoran plasma yang tidak berat.
• Pada fase ini pemeriksaan laboratorium darah, penurunan jumlah leukosit
(leukopenia) merupakan kelainan yang ditemukan paling awal. Jumlah
trombosit dan nilai hematocrit sering kali masih dalam batas normal.
Fase kritis
• Hepatomegali dan nyeri perut sering ditemukan. Penurunan jumlah trombosit
yang cepat dan progresif menjadi di bawah 100.00sel/mm3 serta kenaikan
hematocrit diatas data dasar merupakan tada awal perembesan plasma dan
pada umumnya didahului oleh leukopenia (<5.000sel/mm3).
FASE KONVALESEN
• Setelah melalui fase kritis 24-48 jam, terjadi reabsopsi cairan dari ruang
ekstravaskular kedalam ruang intravascular yang barlangsung secara
bertahap pada 48-72 jam berikutnya. Keadaan umum dan nafsu makan
membaik, gejala gastrointestinal mereda, status hemodinamik stabil dan
diuresis menyusul kemudian.
• Pada beberapa pasien dapat ditemukan ruam konvalesens.
• Gangguan pernapasan akibat efusi pleura massif dan ascites, edema paru
atau gagal jantung kongestif akan terjadi selama fase kritis dan/atau fase
pemulihan jika cairan intravena diberikan berlebihan.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
• Nama Lengkap : An. I
• Tanggal Lahir : 19 Januari 2018
• Umur : 1 tahun 1 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pendidikan : Belum sekolah
• Alamat : Jl. Pancawarga 6, Cipinang Besar Selatan,
Jakarta
Identitas orangtua
Identitas Ayah Ibu
Nama Tn. L Ny. N
Umur 27 juli 1979 11 November 1980
Pekerjaan Pedagang Ibu Rumah Tangga
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Pendidikan SD SD
Perkawinan 1 1
Anamnesa
Keluhan Utama : Demam
Keluhan Tambahan : Nafsu makan menurun, muntah, BAB cair
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RS UKI dengan
keluhan demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus,
diseluruh tubuh, kejang (-), menggigil (-), mimisan (-), gusi berdarah (-).
Orang tua pasien belum pernah mengukur suhu tubuh pasien saat dirumah.
Orang tua pasien menceritakan sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit 2
hari SMRS. Pasien dirawat dengan diagnosa viral infection dan orang tua
pasien mengatakan pasien dipulangkan dengan keadaan masih demam.
Orang tua pasien sudah memberikan obat penurun panas, namun demam
tidak turun. Orang tua pasien mengatakan sejak 2 hari SMRS timbul bercak-
bercak merah di tubuh pasien, bercak-bercak muncul tiba-tiba, sesak (-),
alergi obat/makanan/susu (-), gatal (-)
• Keluhan lain berupa muntah (+) sejak 1 hari SMRS, muntah 1 kali berisi air
dan sisa makanan, darah (-), lender (-). BAB cair (+) sejak 1 hari SMRS, BAB
cair 1 kali dengan air lebih banyak dari ampas berwarna kuning kecoklatan,
lender (-), darah (-). Batuk (-), pilek (-), lemas (+) dan BAK baik tidak ada
keluhan. Semenjak sakit nafsu makan pasien berkurang. Orang tua pasien
menyangkal sebelum demam pernah berpergian keluar kota. Orang tua
pasien mengatakan di lingkungan rumahnya banyak yang mengalami sakit
demam berdarah.
Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan pasien sebelumnya memiliki keluhan seperti ini dan
pernah di rawat 2 hari SMRS dengan diagnose viral infection. Riwayat alergi
obat/makanan (-), asma (-).
Riwayat penyakit keluarga
Dikeluarga pasien tidak memiliki keluhan serupa dengan pasien.
Riwayat alergi (-), asma (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-).
Riwayat kehamilan
• Perawatan Antenatal :
Trimester I : 2 kali/bulan di puksesmas kec. senen
Trimester II : 3 kali/bulan di
Trimester III : 3 kali/bulan di RS Hermina
• Penyakit kehamilan: Disangkal
Riwayat kelahiran

• Tempat lahir : Ruang bersalin


• Penolong persalinan : Bidan
• Cara persalinan : Spontan
• Penyulit :-
• Masa gestasi : Cukup bulan.
• Keadaan Bayi :
• Bayi laki-laki lahir dengan BBL 3.400 kg, PBL 47 cm, LK (ibu pasien tidak
ingat) saat lahir bayi langsung menangis, tidak pucat/biru/ikretik/kejang.
Ibu pasien tidak mengingat nilai APGAR. Tidak ada kelainan bawaan.
Riwayat tumbuh kembang
• Gigi pertama : 6 bulan
• Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 13 bulan
Berbicara :-
Menulis :-
Membaca :-
Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai tahapan millestone
Riwayat imunisasi
VAKSIN DASAR (UMUR) ULANGAN
BCG 1 bulan - - -
DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan -

POLIO 0 – 2 bulan 3 bulan 6 bulan -


CAMPAK 9 bulan - - -
HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 3 bulan -
MMR - - - -
TIPA - - - -
Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia menurut IDAI 2017
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Kompos mentis
• Tekanan Darah : 110/60 mmHg
• Frekuensi Nadi : 121 x/menit (reguler,kuat angkat,isi cukup)
• Frekuensi Pernafasan : 38x/menit (reguler)
• Suhu : 38,2 °C (suhu aksila)
• Data Antropoemetri
Berat Badan : 9,8 kg
Tinggi Badan : 77,4 cm

• BB/U : -2 SD sampai dengan +2 SD , Interpretasi : Gizi baik


• TB/U : -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Normal
• BB/PB: -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Normal
• BMI/U: -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Normal
Pemeriksaan sistem
Kepala
Bentuk : Normocephali, LK 46cm
Rambut : Warna hitam, tumbuh merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), air mata (+/+), RCL
(+/+),RCTL (+/+)
Telinga : Liang telinga lapang kanan dan kiri, sekret (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), cavum nasi lapang, sekret (-/-),
serumen (-/-), tanda perdarahan (mimisan) (-/-)
Mulut
• Bibir : Sianosis sirkum oral (-), mukosa bibir lembab
• Gigi: sudah tumbuh, gusi berdarah (-)
• Lidah : Terletak di tengah, coated tounge (-), fasikulasi (-)
• Tonsil : Sulit dinilai
• Faring : Sulit dinilai
• Thoraks
• Dinding thoraks : Diameter laterolateral > anteroposterior
• Paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding thorax simetris, retraksi (-)
• Palpasi : Stem fremitus simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor / sonor
• Auskultasi :Bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

• Jantung
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicularis sinistra
• Perkusi : batas jantung kanan di linea parasternalis dextra ICS IV, batas jantung kiri di
• linea midclavicula sinistra ICS V
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising Usus (+), 4 kali/menit
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak
teraba membesar (-), turgor kembali cepat
• Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
• Genitalia : Tidak ada kelainan
• Anggota gerak
Atas : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-,
Bawah : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-,
• Tulang belakang : Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)
• Kulit : Turgor baik, warna sawo matang, ikterik (-)
• Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
Pemeriksaan neurologis
• Nervus Cranialis : Tidak ada kelainan
• Refleks Fisiologis : Tidak ada kelainan
• Refleks Patologis : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Laju Endap Darah Tidak dilakukan -

Hemoglobin 14.5 g/dL 11.5 – 14.5 g/dl

Leukosit 4.6 ribu/µL 5.0 –14,5 ribu/ µL

Eritrosit Tidak dilakukan -


Hematokrit 34.3% 35 - 42%
Trombosit 44 x103/µL 150.000-350.000/
µL
Diagnosa kerja
Demam berdarah dengue
Diagnosis banding

• Demam Tifoid
• Campak
Tatalaksana pasien
Penatalaksanaan di Penatalaksanaan berdasarkan teori
bangsal
Rawat inap Rawat inap
Diet : lunak Diet : lunak

IVFD : RL 16 tpm (makro) IVFD : RL 14 tpm (makro)

Medikamentosa Medikamentosa
 Paracetamol syrup Asimtomatik
4x1cth  Paracetamol
 Donperidon syrup 3x1
cth
Tanggal 02/03/2019
PH: 1
PP: 6
S O A P
Ibu pasien  Keadaan umum: Tampak Sakit  Demam Diet: lunak
mengatakan Sedang berdarah
 Kesadaran: Composmentis dengue IVFD: RL 16 tpm
bahwa pasien
 Vital sign: (makro)
masih demam,
mimisan (+) 1 kali Tekanan darah: 100/60 mmhg Mm:
berhenti sendiri, Frekuensi nadi: 132x /menit (isi
gusi berdarah (-). cukup, kuat angkat, reguler)  Paracetamol
BAB cair 1 kali, Frekuensi nafas: 28x /menit syrup 4x1cth
dengan air lebih Suhu: 37,5oC (aksilla)  Donperidon
banyak dari  Kepala: Normocephali syrup 3x1 cth
ampas, lender (-),  Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata
darah (-). Nafsu cekung (-/-)
makan menurun  Hidung: Pernapasan cuping
hidung (-), Cavum nasi lapang,
Sekret (-/-)
 Tenggorokan: Hiperemis (-)
 Mulut: gusi berdarah (-), mukosa
bibir lembab
 Leher: KGB tidak teraba
membesar
 Thorax:
I : Pergerakan dinding dada
simetris, retraksi (-)
P : Stem fremitus simetris
P : Sonor/sonor
A:BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
 Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: Supel, NT (-), turgor kulit
kembali lambat, hepat tidak
terapa membesar
 Ekstremitas: akral hangat, CRT <
2 detik, edema (-)
 Kulit : Turgor kembali cepat,
petekie (+)
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Laju Endap Darah Tidak dilakukan -

Hemoglobin 12.5 g/dL 11.5 – 14.5 g/dl

Leukosit 4.8 ribu/µL 5.0 –14,5 ribu/ µL

Eritrosit Tidak dilakukan -


Hematokrit 44.3% 35 - 42%
Trombosit 26 x103/µL 150.000-350.000/
µL
Tanggal 03/03/2019
PH: 2
PP: 7
S O A P
Ibu pasien  Keadaan umum: Tampak Sakit  Demam Diet: lunak
mengatakan Sedang berdarah
 Kesadaran: Composmentis dengue IVFD: RL 16 tpm
bahwa pasien
 Vital sign: (makro)
masih demam,
mimisan (-), gusi Tekanan darah: 100/70 mmhg Mm:
berdarah (-). Frekuensi nadi: 139x /menit (isi
Nafsu makan cukup, kuat angkat, reguler)  Paracetamol
mulai membaik. Frekuensi nafas: 28x /menit syrup 4x1cth
Batuk (-), sesak (- Suhu:37,2oC (aksilla)  Donperidon
)  Kepala: Normocephali syrup 3x1 cth
 Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata Instruksi  CIV stop
cekung (-/-)
 Hidung: Pernapasan cuping
hidung (-), Cavum nasi lapang,
Sekret (-/-)
 Faring: Hiperemis (-)
 Leher:KGB tidak teraba
membesar
 Thorax:
I : Pergerakan dinding dada
simetris, retraksi (-)
P : Stem fremitus simetris
P : Sonor/sonor
A:BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
 Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: Supel, NT (-), turgor kulit
kembali lambat
 Ekstremitas: akral hangat, CRT <
2 detik, edema (-)
 Kulit : Turgor kembali cepat,
petekie (+), edeme (+/+)
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Laju Endap Darah Tidak dilakukan -

Hemoglobin 11.8 g/dL 11.5 – 14.5 g/dl

Leukosit 5.2 ribu/µL 5.0 –14,5 ribu/ µL

Eritrosit Tidak dilakukan -


Hematokrit 35.3% 35 - 42%
Trombosit 28 x103/µL 150.000-350.000/
µL
Tanggal 04/03/2019
PH: 3
PP: 8
S O A P
Ibu pasien  Keadaan umum: Tampak Sakit  Demam Diet: lunak
mengatakan Sedang berdarah
 Kesadaran: Composmentis dengue Mm:
bahwa pasien
masih demam,  Vital sign:  Paracetamol
mimisan (-), gusi Tekanan darah: 90/60 mmhg syrup 4x1cth
berdarah (-). Frekuensi nadi: 118x /menit (isi  Donperidon
Nafsu makan cukup, kuat angkat, reguler) syrup 3x1 cth
mulai membaik, Frekuensi nafas: 27x /menit  Furosemide extra
minum sudah Suhu:37,1oC (aksilla) 10mg
mulai banyak.  Kepala: Normocephali
BAK banyak.  Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata
Pada tangan dan cekung (-/-)
kaki bengkak.  Hidung: Pernapasan cuping
Batuk (-), sesak (- hidung (-), Cavum nasi lapang,
) Sekret (-/-)
 Faring: Hiperemis (-)
 Leher:KGB tidak teraba
membesar
 Thorax:
I : Pergerakan dinding dada
simetris, retraksi (-)
P : Stem fremitus simetris
P : Sonor/sonor
A:BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
 Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: Supel, NT (-), turgor kulit
kembali lambat
 Ekstremitas: akral hangat, CRT <
2 detik, edema (-)
 Kulit : Turgor kembali cepat,
petekie (+), edeme (+/+)
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Laju Endap Darah Tidak dilakukan -

Hemoglobin 11.0 g/dL 11.5 – 14.5 g/dl

Leukosit 5.5 ribu/µL 5.0 –14,5 ribu/ µL

Eritrosit Tidak dilakukan -


Hematokrit 32.6% 35 - 42%
Trombosit 25 x103/µL 150.000-350.000/
µL
Tanggal 05/03/2019
PH: 4
PP: 9
S O A P
Ibu pasien  Keadaan umum: Tampak Sakit  Demam Diet: lunak
mengatakan Sedang berdarah
 Kesadaran: Composmentis dengue Mm:
bahwa pasien
masih demam,  Vital sign:  Paracetamol
mimisan (-), gusi Tekanan darah: 90/60 mmhg syrup 4x1cth
berdarah (-). Frekuensi nadi: 114x /menit (isi (PO)
Nafsu makan cukup, kuat angkat, reguler)  Donperidon
mulai membaik, Frekuensi nafas: 26x /menit syrup 3x1 cth
minum sudah Suhu:36,9oC (aksilla) (PO)
mulai banyak.  Kepala: Normocephali  Furosemide
BAK banyak.  Mata: CA (-/-), SI (-/-), mata 2x10mg (PO)
Pada tangan dan cekung (-/-)
kaki bengkak.  Hidung: Pernapasan cuping
Batuk (-), sesak (- hidung (-), Cavum nasi lapang,
) Sekret (-/-)
 Faring: Hiperemis (-)
 Leher:KGB tidak teraba
membesar
 Thorax:
I : Pergerakan dinding dada
simetris, retraksi (-)
P : Stem fremitus simetris
P : Sonor/sonor
A:BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
 Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: Supel, NT (-), turgor kulit
kembali lambat
 Ekstremitas: akral hangat, CRT <
2 detik, edema (-)
 Kulit : Turgor kembali cepat,
edeme (+/+)
Prognosis
• Ad Vitam : Bonam
• Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
• Ad Sanationam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
• Berdasarkan identitas dan anamnesis pasien An. I laki-laki berusia 1 tahun 1
bulan. Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RS UKI dengan
keluhan demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus,
diseluruh tubuh, kejang (-), menggigil (-), mimisan (-), gusi berdarah (-). Orang
tua pasien sudah memberikan obat penurun panas, namun demam tidak
turun. Orang tua pasien mengatakan sejak 2 hari SMRS timbul bercak-bercak
merah di tubuh pasien, bercak-bercak muncul tiba-tiba. Keluhan lain berupa
muntah (+) sejak 1 hari SMRS, muntah 1 kali berisi air dan sisa makanan,
darah (-), lender (-). BAB cair (+) sejak 1 hari SMRS, BAB cair 1 kali dengan
air lebih banyak dari ampas berwarna kuning kecoklatan, lender (-), darah (-).
Orang tua pasien mengatakan di lingkungan rumahnya banyak yang
mengalami sakit demam berdarah.
• Berdasarkan buku sri rejeki mengatakan bahwa demam umumnya timbul
mendadak, tinggi 39C-40C), terus menerus (pola demam kurva kontinua),
bifasik, biasanya berlangsung antar 2-7 hari. Pada hari ke-3 sakit pada
umumnya suhu tubuh turun, namun masih diatas normal, kemudian suhu naik
tinggi kembali, pola ini disebut sebagai pola demam bifasik. Demam disertai
dengan myalgia, sakit punggung (karena gejala ini, demam dengue pada
masa lalu disebut sebagai (breakbone fever), atralgia, muntah, fotofobia (mata
seperti silau walau terkena cahaya dengan intensitas rendah) dan nyeri
retroorbital pada saat mata digerakkan atau ditekan.
• Gelaja lain dapat ditemukan berupa gangguan pencernaan (diare atau
konstipasi), nyeri perut, mual, muntah, sakit tenggorokan dan depresi. Pada
hari ke-3 atau 4 ditemukan makulopapular atau rubeliformis, ruam ini segera
berkurang sehingga sering luput dari perhatian.
• Pada masa penyembuhan timbul ruam di kaki dan tangan berupa ruam
makulopapular dan petekie diselingi bercak-bercak putih (white island in the
sea of red), dapat disertai rasa gatal yang disebut sebagai ruam konvalesens.
• Berdasarkan pemeriksaan penunjang hasil laboratorium pada pasien ini
ditemukan hasil yang menurun pada Hb: 14.5 g/dL; Ht: 44.3%; Leukosit 4.6
ribu/µL; Trombosit 44 ribu/µL.
• Dengan nilai normal menurut “America academy of Pediatrics” Hb :11.5-14.5
g/dL; Ht: 35-42%; Leukosit 5.0-14.5ribu/µL; Trombosit 150.000-350.000/µL.
• Hasil laboratorium menunjukkan penurunan jumlah trombosit bawah
100.000sel/mm3 serta kenaikan hematokrit diatas data dasar merupakan tada
awal perembesan plasma dan pada umumnya didahului oleh leukopenia
(<5.000sel/mm3).
EDUKASI
• Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa penyakitnya adalah demam
berdarah dengue, yang penyebabnya adalah virus melalui perantara nyamuk
Aedes agepty.
• Menjelaskan keluarga pasien agar menjaga kebersihan lingkungan seperti
melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan menghindari genangan air.
• Menjelaskan bahwa apabila ada keluarga yang sakit, segera untuk di obati.
Daftar pustaka
• Hadinegoro SR, Moedjito I. Pedoman dan Tatalaksana Infeksi Virus
Dengue pada Anak. IDAI. 2014.
• Kemerntrian Kesehatan Republik Indonesia. Profile Kesehatan Indonesia
tahun 2017. 2018
• Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. Infeksi & Pediatri
Tropis. Edisi kedua. Jakarta:2008. Hal.155-81.
• Pudjiadi AH, Hegar B. Infeksi Virus Dengue. Pedoman Pelayanan Medis.
IDAI. 2009. Hal. 141-145
• Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Repbulik Indonesia Tahun
2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;2016.[disitasi 2019 Mar 4].
hal.187-9.
• Garnna H, Nataprawira HM. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Ilmu
Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. 2012. Hal. 410-418

Anda mungkin juga menyukai