RS St. Carolus
Christian Christopher S (2015-061-070)
Dennely Yulisa (2016-061-098)
I. Anamnesis
Data Pribadi
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 37 tahun
Pekerjaan : Montir kapal
Pendidikan : SMP
Alamat : Tanjung Priok RT 06/RW 09
Masuk RS tanggal : 9 Februari 2017
Keluhan Utama :
Lumpuh pada kedua tangan dan kedua tungkai sejak 12 jam SMRS.
Keluhan Tambahan :
-Baal pada semua ujung jari tangan kiri dan kanan sejak 2 hari SMRS.
-Nyeri pada kedua tungkai sejak 2 hari SMRS.
-Lemas pada kedua lengan dan tungkai sejak 1 hari SMRS.
Riwayat kebiasaan :
-Merokok sejak 20 tahun SMRS sebanyak 1 bungkus per hari
-konsumsi alkohol disangkal
Riwayat Keluarga :
-kencing manis (-)
-Hipertensi (+)
-Penyakit jantung (-)
Antropometri :
BB : 60 kg
TB : 168 cm
BMI : 21,26 kg/m2
PF kepala wajah : Konjungtiva anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, mukosa oral basah, deformitas
kepala -
PF toraks :
Paru-paru : I : Gerak nafas tampak simetris, barrel chest -
P: Gerak nafas teraba simetris
P : Sonor +/+
A : Vesikuler +/+, rhonkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Batas jantung atas : ICS 2 parasternal sinistra
Batas jantung kanan : ICS 4 para sternal dextra
Batas jantung kiri : ICS V midclavicula sinistra
PF abdomen
Hepar : hepar teraba teraba 1 jari dibawah arcus costae
Lien : schoeffner 0
Vesika urinaria : nyeri tekan -
Pemeriksaan Neurologik
I. Tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : -
Kernig : -
Brudzinski I : -
Brudzinski II : -
NII (kanan/kiri) :
Asies visus : penglihatan kasar : normal
Lihat warna : tidak diperiksa
Kampus visus : normal
Funduskopi :tidak diperiksa
NIII-IV-VI (kanan/kiri)
Kedudukan bola mata : di tengah
Ptosis : -/-
Eks/Enoftalums : -/-
Diplopia : -/-
Gerak bola mata
Lateral : +/+
Medial : +/+
Atas : +/+
Bawah : +/+
Medial bawah : +/+
Pupil
Bentuk/besar : bulat/ 3mm/3mm
Isokor : isokor
Refleks cahaya
Langsung : +/+
Tidak langsung : +/+
Refleks akomodasi : +/+
NV (kanan/kiri)
Motorik
Membuka mulut : simetris
Menggerakan rahang : normal
Menggigit/mengunyah : normal
NIX-X (kanan/kiri)
Suara(afoni/disfoni/normal) : normal
Menelan : + (tidak ada keluhan menelan)
Batuk :+
Arkus faring
Istirahat : simetris
Fonasi : simetris
Refleks faring : tidak diperiksa
NXI (kanan/kiri)
Menoleh (m.sternokleidomastoideus)
Ke kanan :+
Ke kiri :+
Angkat bahu (m.trapesius) : +/+
NXII (kanan/kiri)
Disartria :-
Posisi lidah
Di dalam mulut : simetris
Saat menjulur : simetris
Gerak lidah
Ke kanan : normal
Ke kiri : normal
Fasikulasi : -/-
Atrofi :-
IV. Motorik
A. Kekuatan (kanan/kiri)
Lengan atas
Antefleksi :0
Retrofleksi :0
Abduksi :0
Aduksi :0
Lengan bawah
Fleksi :0
Ekstensi :0
Tangan
Fleksi :0
Ekstensi :0
Jari-jari
Fleksi :0
Ekstensi :0
Abduksi :0
Aduksi :0
Tungkai atas
Antefleksi :0
Retrofleksi :0
Abduksi :0
Aduksi :0
Tungkai bawah
Fleksi :0
Ekstensi :0
Kaki
Plantarfleksi :0
Dorsofleksi :0
Jari-jari
Fleksi :0
Ekstensi :0
Berjalan
Langkah : sulit diperiksa
Lenggang lengan :sulit diperiksa
Di atas tumit : sulit diperiksa
Jinjit : sulit diperiksa
B. Refleks-refleks
Fisiologis
Biseps : -/-
Triseps: -/-
Lutut : -/-
Tumit : -/-
Kulit dinding perut
Atas : +/+
Tengah: +/+
Bawah : +/+
Patolgis
Hoffman Tromner :-
Babinski :-
Chaddock :-
Oppeheim :-
Gordon :-
Schaeffer :-
C. Klonus
Lutut : -
Tumit : -
D. Tonus
Lengan
Istirahat : -/-
Gerakan pasif : -/-
Tungkai
Istirahat : -/-
Gerakan pasif : -/-
E. Trofik
Besar : simetris
Ukuran : LLA LLB paha betis tidak diperiksa
Gerakan abnormal :-
Dinamis
Telunjuk-telunjuk :sulit diperiksa
Telunjuk-hidung :sulit diperiksa
Tumit-tumit :sulit diperiksa
V. Sensibilitas (kanan/kiri)
Permukaan (raba, suhu, nyeri)
Lengan : raba : normal, nyeri : normal, suhu : tidak
diperiksa
Tungkai : raba : normal, nyeri : normal, suhu : tidak diperiksa
Tubuh : raba : normal, nyeri : normal, suhu : tidak diperiksa
Dalam
Rasa gerak :normal
Rasa getar :tidak diperiksa
Diskriminasi 2 titik :normal
Sikap dan arah :normal
VI. Sistem Otonom
Miksi : terganggu, hesistensi +, retensi urine -
Defekasi : terganggu
Sekresi keringat :+
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu (Kapiler) 100 mg/dL Menurut ADA 2010 & PERKENI
*GDS DIPERIKSA DI
UGD <= 200
Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium (Na) 139 mmol/L 135-147
Kalium (K) 4.6 mmol/L 3.5-5.5
Klorida (Cl) 107 mmol/L 94-111
Patient Information
ID 61 59 07 In/Out Patient In
Name Maryono Refer. Dept Neurology
Date of Birth 5/10/1979 Physician Dr. Parlin, Sp.S
Age 37y4m
Sex Male Examination Date 13/02/2017
Height 165cm Examination No.
Weight 67kg Examined by Dr. Hadi Lukmantiyo, Sp.S
Tetraplegia tipe LMN
F-wave
Study
Stim.Sit F-Lat M F-M F- Distanc
Nerve e F-Lat N.D. Lat. Lat. Occurr. e FWCV N.D.
Median
R Wrist 0 0/16,0% 0
Ulnar
R Wrist 0 0/16,0% 0
Tibial
R Ankle 0 0/16,0% 0
Peroneal 50.7m 2/16,13 37.0m/
R Ankle s % 920mm s
Impression
Gangguan neurogen perifer motorik proksimal dan distal di lengan dan tungkai,
sesuai dengan :
Poliradikuloneuropati berat
IV. Diagnosis
Klinis : Tetraplegia
Topis : Radiks neuron
Etiologis : Post infeksi C. jejuni
Patologis : Autoimun
V. Diagnosis Banding
-Tetraplegia ec Myelitis Akut
-
Tata Laksana :
-Rawat dalam bangsal : pantau tanda gagal nafas (sesak, respiratory rate> 20,
Saturasi O2<95%), siapkan ICU dan ventilator
-pantau tekanan darah tiap 4 jam (bisa terjadi fluktuasi tekanan darah dan hipotensi)
-pantau saat pasien sedang makan (gejala aspirasi)
-Pasang Vasofix
-Diet lunak 1800 kkal/24 jam
-Meloxicam 1x25 mg PO
-Omeprazole 1x20 mg PO
-Paracetamol 1000 mg k/p jika nyeri tak tertahankan
-Neurobion 1x1 tab
-Opilax 2x15 cc
-Aspirin 1x81 mg PO
Jawaban :
1. Secepatnya setelah diagnosis ditegakkan. Namun bila sudah 2 minggu dari
onset gejala motorik, IVIG tidak diketahui apakah masih efektif atau tidak
karena pasien sudah menjalani fase plateau dimana sudah tidak ada reaksi
auto imun pada syaraf pasien. Kecuali bila setelah 2 minggu dari onset,
gejala motorik masih makin memberat dan masih progresif.
Dosis IVIG : 2 g/kg per hari dibagi dalam 5 dosis per hari, dilakukan
selama 3-5 hari.
Alternatif :
-Plasmaferesis
40-50 ml/kg dilakukan 4-5 kali per minggu.
2. Tidak. Hanya saja GBS dapat mengakibatkan kerusakan syaraf kranial
(disebut juga Miller Fisher Syndrome) dimana dapat terjadi
Opthalmoparesis, dimana terjadi kelumpuhan otot penggerak bola mata.
3. Bisa. Apabila fase akut dari GBS berlanjut selama 9 minggu, atau terjadi
rekurensi lebih dari 3 kali, maka sudah bisa disebut Chronic Inflamatory
Demyelinating Polyneuropathy.
4. Iya. Karena patofisiologi dari GBS adalah adanya bakteri Campylobacter
Jejuni yang mengakibatkan gejala pernafasan maupun pencernaan, yang
kemudian terjadi molekular mimikri dimana antigen C. Jejuni memiliki
kemiripan dengan antigen permukaan sel mielin, sehingga terjadi proses
auto imun. Tidak harus C. Jejuni, namun beberapa penelitian menyatakan
bahwa Citomegalovirus, Eppstein Barr Virus, Mycoplasma Pneumonia,
Haemophillus Influenza, Varicella Zoster Virus juga dapat menjadi
pencetus GBS.
5. Karena tergantung dari jenis GBS, dimana Miller Fisher Syndrome
mengakibatkan keterlibatan antibody GQ1b dimana antibody tersebut
banyak ditemukan pada syaraf motorik extraocullar. Sehingga bila jenis
GBS ini yang terjadi maka dapat muncul gejala pada wajah berupa
kelumpuhan otot pergerakan bola mata, kelumpuhan nervus VII,
kelumpuhan otot leher dan bahu.